METODE PENELITIAN
: Eksperimental laboratorium
: Staphylococcus aureus
Sampel
2. Kelompok 2
3. Kelompok 3
4. Kelompok 4
5. Kelompok 5
6. Kelompok 6
7. Kelompok 7
Rumus frederer: ( t 1 ) . ( r 1) 15
Keterangan
: t = perlakuan
r = jumlah ulangan
Bahan Penelitian
Bawang putih, antibiotik amoksisilin 500 mg, aquades, NaCl fisiologis
0,9%, suspensi McFarland, media Nutrient Agar (NA), media Mueller Hinton
agar (MHA), kloroform, ammonia, H2SO4, pereaksi dragendorf, pereaksi meyer,
pereaksi wagner, etanol, pereaksi Lieberman-Buchard, methanol, NaOH, HCl, dan
FeCl3.
4.4.2 Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoklaf, cawan petri,
jarum ose, alat sebar, lidi kapas, lampu spiritus, oven, penggiling, pipet ukur,
mikro pipet, batang pengaduk, alumunium foil, timbangan, kulkas, gelas ukur,
labu Erlenmeyer, tabung reaksi beserta rak, pinset, spuit, jangka sorong,
inkubator, evaporator, sentrifuge, kertas cakram, serta alat tulis.
yang
digunakan
untuk
menumbuhkan
atau
pembiakan
No
Variabel
Staphylococ
cus aureus
Aquades
Skala Ukur
Hasil Ukur
Rasio
ml
Spuit
Rasio
ml
Spuit
Rasio
ml
Penggaris,
jangka
sorong
Rasio
mm
Larutan
ekstrak
bawang
putih
diambil
kemudian
masing-masing
ditambahkan
dengan
pereaksi
d. Uji Saponin
Ekstrak sebanyak 0,1 gr ditambah air secukupnya dan dipanaskan selama 5
menit. Larutan tersebut didinginkan kemudian dikocok. Timbulnya busa yang
stabil dan tidak hilang jika ditambah HCl encer selama kurang lebih 10 menit
menunjukan adanya saponin.
e. Uji Tanin
Ekstrak sebanyak 0,1 gr ditambahkan air dan dididihkan selama 5-10
menit. Selanjutnya campuran disaring dan filtratnya ditambah FeCl3 1%. Warna
biru tua atau hitam kehijauan menunjukan adanya tanin.
4.7.4 Pembuatan Media Mueller Hinton agar (MHA)
Media MHA dibuat dengan cara melarutkan 38% Mueller Hinton (Oxoid)
ke dalam aquades. Selanjutnya larutan tersebut dihomogenkan sampai semua
komponen larut. Kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer ditutup
alumunium foil. Media yang akan digunakan sebelumnya disterilisasi terlebih
dahulu dengan autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit. Setelah itu, dituangkan
ke dalam cawan petri aseptik dan dibiarkan sampai media membeku. Apabila
media sudah membeku, media disimpan dalam kulkas.
4.7.5 Pengenceran bakteri Staphylococcus aureus
Sediakan NaCl 0,9% steril dalam tabung reaksi. Bakteri S. aureus yang
telah dikembangbiakkan pada media Nutrient Agar (NA) diambil dengan ose lalu
disuspensikan ke dalam NaCl 0,9% steril sampai kekeruhannya sama dengan
suspensi standard 0,5 McFarland, hingga didapat konsentrasi bakteri 108 CFU/ ml.
Ekstrak bawang putih yang didapatkan dari hasil ekstraksi berupa cairan
kental merupakan konsentrasi 100%. Kemudian dilarutkan kembali dalam
aquades dengan berbagai konsentrasi.
a. 2,5 ml ekstrak bawang putih dicampur dengan 7,5 ml aquades merupakan
suspensi dengan konsentrasi 25%.
b. 5 ml ekstrak bawang putih dicampur dengan 5 ml aquades merupakan
suspensi dengan konsentrasi 50%.
c. 10 ml ekstrak bawang putih merupakan suspensi dengan konsentrasi 100%.
4.7.7 Pembuatan variasi konsentrasi larutan amoksisilin
Amoksisilin sediaan tablet dosis 500 mg dilarutkan dalam 4 ml aquades,
dan dikocok hingga terlarut jernih. Kemudian, larutan amoksisilin dilarutkan
kembali dengan aquades hingga didapatkan dalam berbagai konsentrasi dengan
menggunakan rumus yang sama.
a. 1 ml larutan amoksisilin dicampur dengan 3 ml aquades merupakan
suspensi dengan konsentrasi 25%.
b. 2 ml larutan amoksisilin dicampur dengan 2 ml aquades merupakan
suspensi dengan konsentrasi 50%.
c. 4 ml larutan amoksisilin merupakan suspensi dengan konsentrasi 100%.
Bakteri
Staphylococcus aureus
Antibiotik
amoksisilin
Diekstraksi
Pengenceran bakteri
Staphylococcus aureus
Dilarutkan dalam
aquades dengan
berbagai konsentrasi
Ekstrak
bawang putih
Diinokulasi pada
media MHA
Uji fitokimia
Larutan ekstrak
bawang putih
Larutan amoksisilin
4.9 Parameter
Parameter yang diamati adalah panjang diameter zona hambat yang
terbentuk pada masing-masing perlakuan.