Anda di halaman 1dari 11

Format Penilaian Psikomotor IKD 3B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa
NIM
Tanggal
Dosen Penguji

Jalan Moch. Serudji No.182 Jember


: Dian Nurani Octavia
Nama Pasien : Ny. X
: 102310101019
Jenis Kelamin : perempuan
: 16 Januari 2012
Umur
: 42 tahun
:
Ruangan
: ruang mawar
Diagnosa
: Cirrosis
Hepatis

Judul SOP: Pemberian Obat Melalui Intradermal (ID)


No

Aspek yang dinilai


0

1.

2.

Persiapan Alat :
1. Spuit berukuran 1 ml spuit
tuberkulin
2. Jarum sesuai ukuran (26
sampai 27 G
3. Swab antiseptik (alkohol)
dalam tempatnya
4. Sarung tangan sekali pakai
5. Obat ampul atau vial sesuai
instruksi
dan
cairan
pelarutnya (jika diperlukan)
6. Bak injeksi (bak spuit)
7. Bengkok,
perlak,
dan
alasnya
8. Kartu obat atau cacatan
pemberian obat
1. Beritahu pasien bahwa
tindakan segera dimulai.
2. Siapkan peralatan dan
cacatan/kartu obat di dalam
ruang pengobatan atau di
kereta obat. Hitung dosis
obat yang benar. Lakukan
dengan teliti dn periksa
kembali perhitungan.
3. Cuci tangan dan kenakan
sarung tangan.
4. Siapkan
obat
yang
diperlukan
untuk
satu
pasien dalam satu waktu.
Pilih obat yang tepat dari

Nilai )*
1
2
3

Bobot
4
15

Nilai

Nilai X
Bobot

tempat
persediaan
(laci,kotak obat, di nurse
station atau di laci pasien).
Cek label obat dengan
catatan
pengobatan.
Lakukan 3 kali pengecekan.
Pada tes alergi, obat yang
akan dilakukan tes alergi
perlu diencerkan terlebih
dahulu dengan pelarut
(aquades) sesuai petunjuk
pada label obat. Ambil 0,5
cc dari obat yang telah di
encerkan tersebut kemudian
encerkan kembali dengan
aquades sampai 1 cc. Obat
yang
telah
disiapkan
diletakkan
dalam
bak
injeksi.
5. Tentukan area yang akan
dilakukan injeksi. Inspeksi
area yang akan diinjeksi
terhadap
adanya
lesi,
memar (perubahan warna),
peradangan ataupun edema.
6. Pertahankan selimut atau
baju yang menutupi bagian
tubuh yang tidak dilakukan
injeksi.
7. Pasang perlak atau pengalas
di bawah area yang akan
dilakukan injeksi.
8. Minta
pasien
mengekstensikan
siku
lengan.
9. Pilih
tempat
injeksi
intradermal dengan lebar 3
atau 4 jari dibawah daerah
antekubital dengan lebar
tangan diatas pergelangan
tangan.
10. Bersihkan tempat injeksi
dengan swab antiseptik
(alkohol). Usap bagian
tengah
tempat
injeksi
dengan
arah
gerakan
berputar ke luar sepanjang
sekitar 5 cm.
11. Lepas tutup spuit dari jarum

12.

13.

14.

15.

16.

17.
18.

dengan menariknya arah


lurus. Pertahankan bevel
jarum mneghadap keatas.
Tegangkan
(regangkan)
area yang akan di injeksi
dengan
menggunakan
tangan kiri (non dominan)
tangan dominan memegang
spuit.
Lakukan penusukan dengan
perlahan. Sudut penusukan
5 sampai 15 derajat
terhadap permukaan kulit.
Masukkan terus jarum
melalui epidermis sampai
kira-kira 3 mm dibawah
permukaan kulit. Ujung
jarum dapat dilihat melalui
kulit.
Dorong
obat
secara
perlahan. Obat ini akan
menimbulkan
jonjolan
dibawah permukaan kulit
seperti gigitan nyamuk
dengan diameter 6 mm.
Pada saat memasukan obat,
kulit akan terasa adanya
tahanan. Jika tidak berarti
jarum masuk terlalu dalam
dan harus di tarik.
Tarik
spuit
sambil
mengusapkan swab alkohol
dengan perlahan diatas
tempat
injeksi
tanpa
memberikan
masase
(pijatan)
Buang spuit pada tempat
khusus antitusuk tanpa
harus
menutup
jarum
dengan
kapnya
atau
sebelum dibuang tutup
jarum dengan satu tangan
dan letakkan pada bengkok
sebelum dibuang di tempat
sampah khusus.
Ambil pengalas dibawah
lengan
Bantu pasien kembali pada
posisi semula.

3.

19. Bereskan peralatan dan


lepas sarung tangan.
20. Gambar
lingkaran
di
sekeliling tepian tempat
injeksi dengan bulpoin
21. Tanya pada pasien apakah
merasa nyeri akut, sensasi
terbakar,
baal
atau
kesemutan pada tempat
injeksi. Observasi adanya
reaksi alergi setelah injeksi
intradermal.
22. Instruksikan pasien dan
keluarga
untuk
tidak
menyentuh daerah injeksi.
23. Catat setiap pemberian
obat, tulis inisial dan tanda
tangan perawat.
24. Beri reinforcement positif.
25. Buat kontak pertemuan
selanjutnya dan akhiri
kegiatan dengan baik.
26. Kembalikan
semua
peralatan ke nurse station
27. cuci tangan.
Dokumentasikan:
1. Jenis/nama obat, rute, dosis
(jumlah),
tanggal,
dan
waktu pemberian obat.
2. Respon
pasien
selama
tindakan (respon subyektif
dan obyektif).
3. Hasil tes (tes alergi atau tes
tuberkulin)
4. Nama dan paraf perawat

* Keterangan :
0 : tidak dilakukan sama sekali
1 : dilakukan tapi tidak sempurna
2 : dilakukan dengan bantuan (penguji, teman)
3 : dilakukan mendekati sempurna
4 : dilakukan dengan sempurna
Nilai (P) = (Nilai X Bobot) X 100 =
400

Kasus 30
Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam RS Medika, dengan
migrain kronis, kondisi pasien masih sangat lemah, belum bisa turun dari tempat tidur,
pasien mengeluh pusing. Paa saat memberikan injeksi, pasien mengatakan tidak bisa tidur,
karena memikirkan biaya yang akan digunakan untuk membayar pengobatan. Tindakan apa
yang anda lakukan untuk membantu pasien?

Format Penilaian Psikomotor KDM 1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa
NIM
Tanggal
Dosen Penguji

Jalan Moch. Serudji No.182 Jember


: Mega Indah R.
Nama Pasien : Ny. S
: 102310101064
Jenis Kelamin : Perempuan
: 1 November 2011
Umur
: 55 tahun
:
Ruangan
: Teratai 3
Diagnosa
: Hepatitis B

Judul SOP: Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)


N
o
1.

2.

Aspek yang dinilai


0
Persiapan Alat :
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Gaun/gown
4. Pelindung mata
Cara Bekerja :
1. Siapkan alat-alat yang
akan digunakan.
2. Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang alat yang
akan digunakan dan alasan
alat itu digunakan.
3. Cuci tangan
4. Pakai gaun/gown
a. Ambil
gaun
yang
bersih,
kemudian
bentangkan ke seluruh
tubuh, pastikan seluruh
tubuh tertutupi.
b. Masukkan tangan dan
lengan ke lengan baju.
c. Ikatkan tali dengan
kuat pada leher dan
pinggang.
5. Pakai masker
a. Cari ujung atas masker
(biasanya
masker
mempunyai lempengan
logam tipis sepanjang
pinggirnya),
masker
terbaru
yang
direkomendasikan oleh

Nilai )*
1
2
3

Bobot Nilai
4
15

60

Nilai X
Bobot

CDC dilengkapi pita


dikepala.
b. Pegang masker pada
bagian atas kedua tali
atau kait.
c. Talikan kedua tali atas
secara tepat dibelakang
atas kepala, dengan tali
diatas telinga.
d. Dua
tali
bawah
diikatkan secara cepat
dibelakang
leher,
maskernya
tepat
dibawah dagu.
e. Dengan lembut, tekan
bagian
atas
logam
diatas tonjolan hidung.
f. Gunakan masker hanya
sekali pakai.
6. Pakai pelindung mata.
7. Pakai sarung tangan (jika
menggunakan gown, tarik
sarung tanagan sampai
menutupi ujung gown, jika
tidak menggunakan gown
tarik sarung tangan sampai
pergelangan tangan).
8. Apabila semua tindakan
telah selesai, lepaskan tali
gown
pada
bagian
pinggang, kemudian lepas
sarung tangan.
a. Dengan
tangan
dominan,
pegang
bagian luar sarung
tangan,
hindari
menyentuh pergelangan
tangan.
b. Lepaskan sarung tangan
dengan
membalik
bagian dalam ke luar,
buang sarung tangan ke
tempat pembuangan.
c. Dengan jari tangan
yang sudah lepas dari
sarung tangan, ambil
bagian dalam sarung
tangan yang masih
dikenakan.
Lepas

4.

sarung tangan dengan


membalik bagian dalam
ke
luar,
hindari
menyentuh bagian luar
sarung tangan.
d. Buang sarung tangan
pada
tempat
yang
disediakan.
9. Cuci tangan
10. Lepas masker
a. Apabila menggunakan
masker
dengan
lempengan loga, lepas
tali
bagian
bawah
terlebih dahulu.
b. Lepas ikatan masker
bagian atas
c. Ambil masker dari
wajah
d. Lipat masker di bagian
tengahnya
dengan
kedua
permukaan
dalam bertemu
e. Buang
masker
di
tempat khusus
11. Lepas gaun/gown
a. Lepaskan tali pada
leher
b. Lepas gown tanpa
menyentuh bagian luar
(pegang bagian dalam
gown dengan tangan
dominan, lepas gown
dengan cara membalik
bagian dalam ke luar)
c. Letakkan gown pada
tempat yang disediakan
12. Lepas pelindung mata
13. Cuci tangan
Hasil :
Pastikan alat yang telah
digunakan dibuang ke tempat
yang telah disediakan

* Keterangan :
0 : tidak dilakukan sama sekali
1 : dilakukan tapi tidak sempurna
2 : dilakukan dengan bantuan (penguji, teman)

10

3 : dilakukan mendekati sempurna


4 : dilakukan dengan sempurna
Nilai (P) = (Nilai X Bobot) X 100 =
400

Kasus 35
Seorang perempuan usia 55 tahun dirawat dengan diagnosa medis hepatitis. Kondisi pasien
masih lemah, terdapat luka pada punggung bawah. Keluarga melapor pada perawat kalau
perban luka basah. Anda diminta oleh perawat untuk melakukan perawatan luka. Apakah
yang dilakukan perawat sebelum masuk ruang tersebut?

Anda mungkin juga menyukai