Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Seiring dengan perkembangan zaman, maka dari itu kami membuat makalah ini
dengan tujuan mengingatkan manusia betapa pentingnya udara bagi kehidupan manusia.
Makalah ini kami buat dengan mempertimbangkan siklus lingkungan yang ada di sekitar kita.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................
C. TUJUAN..............................................................................................
BAB II ISI
-
Kesimpulan...........................................................................................
Saran.....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semua makhluk hidup memerlukan udara. Udara merupakan salah satu kebutuhan dasar
dalam kehidupan, maka udara perlu dijaga agar tidak tercemar oleh bahan-bahan yang bersifat
racun.
Pencemaran udara berwujud gas dalam pertikel-partikel. Pencemaran udara yang berwujud
gas antara gas metana, gas belerang oksida, gas hidrogen sulfida, dan karbon monoksida dari
kendaraan bermotor, adapun pencemaran udara berwujud partikel antara lain debu, abu, dan asap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan mendeskripsikan tentang Pencemaran udara.
BAB II
PEMAPARAN RUMUSAN MASALAH
Pengertian Pencemaran Udara
Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1
ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas
manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah,
sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan
debu, gas, dan awan panas. Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,
energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang
Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi
kesehatan manusia. Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-bahan atau
zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan
atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah
dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan,
maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).
Penyebab Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1
.
2
.
2
.
3
.
4
.
a. Aerosol
b. Fog (kabut)
c. Smoke (asap)
d. Dust (debu)
5
.
Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
6
.
Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan
dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida,
alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
7
.
Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau
partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
8
.
Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas
tentang kegiatan industri dan teknologi yang akna dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain
meliputi :
- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
- Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
- Menanamkan Perilaku Disiplin
2) Penanggulangan Secara Teknis
Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL ternyata bisa diduga
bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan
penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam
penanggulangan secara teknis. Adapu criteria yang digunakan dalam penanggulangan secara
teknis tergantung pada faktor berikut :
- Mengutamakan keselamatan lingkungan
- Teknologinya telah dikuasai dengan baik
- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan
Berdasarkan criteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara
teknis, antara lain adalah sebagai berikut :
- Mengubah proses
- Menggantikan sumber energi
- Mengelola limbah
- Menambah alat bantu
Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri sendiri-sendiri, atau
bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-sama, tergantung kepada kajian dan
kenyataan yang sebenarnya. Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat ditanggulangi
denagn cara sebagai berikut :
- Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan industri merancang katalis
yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi
mengubah CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun.
- Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2, maka diperlukan
pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system tebang tanam, memperluas hutan konservasi,
penghijauan pegunungan gundul, gerakan menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak
taman kota.
- Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga lstrik dari surya atau
bahan bakar dari jenis alkohol.
Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan
angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah
satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi
untuk memberi kontribusi polutan udara.
Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran
berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan
dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju.
Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara
uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi
polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan
kendaraan yang lain.
Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya
padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
Beberapa program pemerintah yang ditujukan untuk menangani masalah pencemaran udara sektor
transportasi dalam rangka pengendalian polusi udara di wilayah Indonesia antara lain:
Seperti kita tahu, untuk menambah gaung kampanye mengurangi emisi atau pencemaran udara,
beberapa kota besar seperti DKI Jakarta telah menerapkan program Car Free Day. Memang,
setidaknya ada dua hal yang bisa ditarik manfaatnya dari program ini.
Pertama, sosialisasi perlunya lingkungan sehat. Dengan Car Free Day masyarakat dapat
berolahraga dan berjalan kaki di kawasan bebas kendaraan bermotor itu sekaligus mengurangi
tingkat polusi yang semakin parah sejalan dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor
semakin signifikan setiap bulan. Meskipun tidak mudah menyukseskan program ini, namun Car
Free Day sangat positif untuk ditindaklanjuti agar permasalahan polusi udara tidak semakin
mengerikan sekaligus mengancam kesehatan masyarakat di Ibukota khususnya. Semakin banyak
yang mendukung Car Free Day berarti jumlah kendaraan akan berkurang dan otomatis polusi
udara juga ikut berkurang.
Kedua, lewat program Car Free Day bisa menyadarkan masyarakat untuk menggunakan alternatif
baru dalam bidang transportasi, seperti menggunakan kendaraan bus umum atau dengan jarak
dekat dengan berjalan kaki saja, begitu pula anak-anak sekolah. Dengan demikian jumlah
kendaraan bermotor di jalan raya berkurang.
Fun Bike
Fun Bike merupakan kegiatan lanjutan dari upaya Car Free Day. Penggunaan sepeda sebagai alat
transportasi yang aman tanpa bahan bakar serta merupakan salah satu sarana penunjang
kesehatan khususnya sebagai sarana sehat untuk berolahraga. Kegiatan Funbike telah
terselenggara dibeberapa daerah Indonesia.
Langit Biru
Langit Biru merupakan penghargaan untuk kota dengan udara terbersih di Indonesia. Dengan
program langit biru yang dibuat Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini, kota-kota dinilai
berdasarkan kualitas udara perkotaan. Tujuan program langit biru adalah mendorong peningkatan
kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara, terutama yang bersumber dari kendaraan
bermotor melalui penerapan transportasi berkelanjutan.
Pemilihan kota berkualitas terbaik, sebagai penerima penghargaan Langit Biru, didasarkan 4
parameter utama dan tambahan. Parameter utama penilaian udara terbersih antara lain manajemen
lalu lintas, kualitas bahan bakar, hasil uji emisi kendaraan, dan kualitas udara di jalan raya masingmasing kota.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini kami menyimpulkan bahwa udara adalah komponen yang
sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Namun, seiring laju globalisasi
semakin sulit mendapatkan udara sehat dari alam bebas, terutama kota-kota besar.
B.
Saran
Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap agar kita semua menyadari dampak dari
adanya pencemaran udara dan kita harus bisa menanggulangi pencemaran udara.
DAFTAR PUSTAKA
Ekasatya N, 1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan,Departemen
Perindustrian R.I, Jakarta.
elearning.usu.ac.id pencemaran udara
id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon.
Joseph M, Patula (1989). The Object of Environmental Ethics, dalam Environmental
Mahida, U.N, 1981, Pencemaran Udara dan Pemanfaatan Limbah Industri,diterjemahkan oleh Prof.
DR.Ir. Otto Soemarsoto, Penerbit C.V. Rajawali, Jakarta.
Management, An International Journal for Decision Makers and Scientists, Vol 13, Number 3, p. 273.
Saeni (1989), Kimia Lingkungan, PAU-IPB Bogor.
Wisaksono, W dkk (1981), Peranan Analisa Kimia Dalam Menunjang Masalah lingkungan
Hidup, Seminar Nasional Metode Analisa Kimia, Bandung.
www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/dampak-dan-upaya-penanggulangan-pencemaran-udara.