Modul 1
I. PENDAHULUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu:
Menggunakan MATLAB Simulink untuk Virtual Network
Laboratory
Melihat hubungan pelebaran pulsa pada generator pulsa,
transmitter, dan receiver pada simulasi serat optik
Mempelajari
metode
Rise
Time
Budget
dan
membandingkannya dengan simulasi
D2 2 L2 + (
III. METODOLOGI
3.1. KONFIGURASI AWAL
1) Gunakan program Matlab R2008a
2) Pasang komponen seperti pada gambar berikut :
) ]
Keterangan:
tsys = total link rise time
ttx = transmitter rise time
tmod = modal dispersion rise time
tGVD = GVD rise time
trx = receiver rise time
L = panjang fiber
B0 = bandwidth untuk 1 km fiber
D = dispersi
Brx = bandwidth-3dB receiver
= Half power spectral width of the source
k = 1.1 (jika yang ingin diketahui adalah tsys untuk worst case)
Dispersi pada penjalaran cahaya pada serat optik dibagi
menjadi dua yaitu intramodal dispersion dan intermodal
dispersion.
2
ii. Length : 1km
iii. Dispersion : 0.01ns/nm.km
iv. Numerical Aperture : 0.2425
v. Indeks Bias Inti : 1.48
vi. Indeks Bias Cladding : 1.46
d. PIN Diode
i. Responsivity : 1mA/W
ii. Peak Responsivity Wavelength :
1550nm
iii. Upper Wavelength Cut-Off :
1700nm
iv. Lower Wavelength Cut-Off :
850nm
v. Dark Current : 0A
vi. Rise Time : 0.1ns
4) Jalankan simulasi
5) Amati hasil pada scope
6) Amati hasil pada Workspace
FIBER
DAN
1) Ubah nilai rise time dan fall time LED menjadi 0.1,
dispersi serat menjadi 0.01. Wavelength pada LED
menjadi 850nm, 1350nm, 1550nm, dan 1700nm.
Lakukan pengamatan untuk length fiber 1-50km
dengan selisih 10km.
2) Pada length fiber 5km, lakukan pengamatan rise time
pada wavelength : 850nm, 1350nm, 1400nm,
1550nm, dan 1700nm. Lakukan pengamatan.
3) Ganti SMF menjadi MMF-SI dan lakukan
pengamatan terhadap perubahan nilai rise time nya.
t10% (ps)
t90% (ps)
Rise Time
hasil
pengamatan
(ps)
0.01
235
457
222
0.015
1180
1547
367
0.02
274
680
406
Rise time
hasil
perhitungan
(ps)
0.025
289
813
524
2000
0.03
304
-
943
-
639
-
1500
0.035
0.04
1000
700
500
600
500
400
300
200
100
0
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.5
1.5
2.5
Length
(km)
t10% (ps)
t90% (ps)
Rise Time
(ps)
141
10
215
20
468
30
613
40
Rise Time
(LED)
t10% (ps)
t90% (ps)
Rise Time
(ps)
0.5
357
1003
646
170
434
264
4349
5024
678
10
2161
2415
254
1.5
397
1036
639
20
2195
2680
485
519
2256
1737
30
303
943
643
40
4108
4198
90
10
4161
4413
252
850
1300
1550
50
50
20
2195
2680
486
300
30
4227
4944
717
250
40
200
1107
1197
90
150
198
389
191
100
4195
4680
485
50
4226
4944
718
50
1
10
20
30
40
1700
50
800
700
600
500
400
300
200
100
0
850
1300
1550
1700
10
20
30
40
t10% (ps)
t90% (ps)
Rise Time
(ps)
850
2139
2290
151
1350
203
436
233
1550
205
439
234
500
1000
1500
2000
t10% (ps)
t90% (ps)
Rise Time
(ps)
850
2166
2449
283
1350
239
470
231
1550
300
250
200
150
100
50
0
0
500
1000
1500
2000
5
V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah praktikkan lakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1) Mathlab
Simulink dapat
digunakan untuk
menganalisa terjadinya dispersi pada serat optik.
Mathlab Simulink dapat menunjukkan respons V
terhadap t yang terjadi pada setiap node pada
rangkaian, sehingga user dapat dengan mudah
melihat pelebaran pulsa yang terjadi.
2) Pelebaran pulsa terjadi antara node transmitter
dengan reciever disebabkan karena dispersi terjadi
pada serat optik tempat menjalarnya cahaya
pembawa sinyal.
3) Faktor-faktor yang menyebabkan semakin besarnya
nilai rise time yang berakibat pada semakin besarnya
pelebaran pulsa adalah sebagai berikut :
a. Semakin besarnya nilai dispersi pada serat
optik
b. Semakin besarnya nilai rise time pada
transmitter
c. Semakin panjangnya fiber yang digunakan
d. Nilai wavelength yang digunakan, dimana
nilai ini bervariasi. Panjang gelombang yang
paling efektif digunakan agar pelebaran
pulsa yang terjadi minimum adalah 1550nm
yang merupakan wavelength window ke-3,
sedangkan penggunaan panjang gelombang
850nm (wavelength window pertama) dan
1700nm menghasilkan pelebaran pulsa yang
besar.
4) Singlemode-Fiber lebih efektif digunakan untuk
transmisi optik jarak jauh dibandingkan dengan
multimode-Fiber, karena dispersi yang terjadi pada
singlemode-Fiber jauh lebih kecil dibandingkan
dengan pada multimode-Fiber. Hal ini disebabkan
karena pada singlemode-Fiber tidak terjadi
intermodal dispersion dikarenakan pada singlemode
Fiber hanya digunakan satu modal saja untuk
penjalaran cahaya dalam fiber optic. Sehingga,
penggunaan singlemode-Fiber dapat meminimalisir
terjadinya bit error pada reciever.
Biografi Praktikkan
Risant Rizqi Dzulauzan, dengan panggilan
Ichan merupakan seorang putra dari
pasangan Anto Hermawan dan Reris
Rusdiana merupakan mahasiswa pada
Institut Teknologi Bandung yang saat ini
sedang
menekuni
jurusan
Teknik
Telekomunikasi. Ichan lahir pada tanggal
13 Juni 1992 di Jakarta. Ichan memulai