Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL 4 BLOK 7
TUTOR
: drg. Aida Fitriana, M.Biomed
Ketua
: Nia Nurhaeni
(1311419014)
Sekretaris : Maghfira Ghina Suri (1311419020)
Rizki Dwi Lestari
( 1311411033)
Anggota
:
Febrina Rahmadani
(1311411015)
Nofrita Laila Turahmi
(1311411018)
Reno Warni Lidrawati (1311411021)
Irma Oktavina Zulmi
(1311411026)
Fitri Lidya
(1311411031)
Puti Nilam Saputri
(1311412004)
Annisa Dwi Cantika
(1311419009)
Siska Rahmi Ningsih
(1311419016)
MODUL 4
Infeksi genom
Fusi membrane
Endositosis
JAMUR
Pada keadaan normal kulit memiliki daya tangkis yang baik terhadap kuman dan
jamur karena adanya lapisan lemak pelindung dan terdapatnya flora bakteri yang memelihara
suatu keseimbangan biologis. Akan tetapi bila lapisan pelindung tersebut rusak atau
keseimbangan mikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat dengan mudah
mengakibatkan infeksi. Terutama pada kulit yang lembap. Setelah terjadi infeksi spora
tumbuh menjadi mycelium dengan menggunakan serpihan kulit sebagai makanan, benangbenangnya menyebar ke seluruh arah sehingga lokasi infeksi meluas. Fungi yang menembus
ke bagian dalam kulit mengakibatkan peradangan.
4. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus,jamur dan parasit? Serta manifestasinya
didalam rongga mulut ?
VIRUS
Herpes
Oral herpes : radang gingival.
Gejala : perih, ada gelembung berisi cairan. Bisa terjadi di faring,mukosa pipi
dan palatum
Herpes genital : terjadi di alat kelamin
Penyakit tetelo : yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama
ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).
Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan
kerbau.
Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan
monyet, disebabkan oleh virus rabies
Penyakit ebola
Penyakit polio
Kanker serviks
JAMUR
Angular seilitis
Gejala : terdapat lesi merah, nyeri dan kehilangan dimensi oklusal vertical.
PARASIT
JAMUR
Iritasi
HIV/AIDS
Diabetes
Menstruasi
6. Apa saja manifestasi dari penyakit yang disebabkan oleh virus , jamur dan parasit di
rongga mulut ?
Herpes : biasanya keluarga virus herpes akan membentuk lesi di rongga mulut
Manifestasinya klinis : bercak putih, rasa sakit, kumpulan lapisan kental pada
mukosa, radang, nyeri, rasa seperti terbakar.
Oral hyperpigmentation : terjadi di area mukosa pipi, palatum, gingival dan lidah
Menjaga kebersihan
LANGKAH 4 : SKEMA
DIO (3 TH)
respon imun
bentuk penyakit
manifestasi
Jamur, virus
infeksi virus,
tubuh terhadap
di rongga
Dan parasit
jamur dan
Infeksi virus,
pencegahan
mulut
parasit
Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk
menginfeksi inang.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein
nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap
protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar
1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.
Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel
inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.
Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal
infeksi.
REPRODUKSI SEL
Secara litik (siklus litik)
Yaitu virus yang akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan
reproduksi
Fase-fase:
1. Fase absorbsi yaitu fase perlekatan sel virus pada sel yang diinfeksi. Terjadi pada
reseptor sel inang
2. Fase penetrasi yaitu tahap virus/sel materi genetik virus masuk ke sitoplasma sel
inang
3. Fase replikasi dan sintesis yaitu tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di
dalam sel inang/sel yang akan dikendalikan oleh materi genetik virus sehingga sel
dapat membuat virus yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid
4. Fase perakitan (pematangan) yaitu tahap penyusunan asam nukleat dan protein
virus menjadi partikel virus yang utuh
5. Fase pelepasan (pembebasan) yaitu tahap partikel virus keluar dari sel inang dan
memecah sel inang sehingga sel inang mati
Secara lisogenik
Yaitu virus tidak menghancurkan sel tapi berintegrasi dengan DNA sel induk
Fase-fase:
1. Fase absorbsi/infeksi yaitu virus menempel di tempat spesifik pada sel bakteri
2. Fase penetrasi yaitu DNA virus masuk ke dalam sel bakteri
3. Fase penggabungan yaitu DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk
profag
4. Fase replika yaitu DNA virus (dalam profag) akan terus bertambah banyak jika sel
bakteri terus menerus membelah
B. JAMUR
Ciri-ciri jamur :
Bersel banyak (multiseluler)
Bersifat eukariotik (memiliki membran inti)
Tidak berklorofil
Bersifat heterotrof (mampu membuat makanan sendiri)
Tubuh terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa
Reproduksi : vegetatif : dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi
Generatif : dengan konjugasi
Berumur pendek
KLASIFIKASI JAMUR
a. Zygomycota : jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal)
Ciri-ciri :
- hifa tidak bersekat
- dinding sel tersusun dari kitin
- reproduksi aseksual dan seksual
- hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid
- contoh : rhizopus stolonifer : jamur pada roti
Rhizopus oryzae : jamur tempe
Rhizopus nigricans : menghasilkan asam fumarat
Mucon mucedo : saprofit pada kotoran ternak dan makanan
b. Ascomycota
Ciri-ciri :
- hifa bersekat
- bersel satu/ banyak
- ada yang bersifat parasit dan saprofit
- punya askus : alat pembentuk spora
- dinding sel dari zat kitin
- reproduksi : seksual dan aseksual
- contoh : Sacharomyces cereviceae : ragi atau khamir
Penicilium chrycogenum : untuk antibiotik penisilin
Penicilium notatum : pembuatan keju
c. Basidiomycota
Ciri-ciri :
- hifanya bersekat
- ada yang bersifat parasit, ada yang saprofit
- reproduksi : seksual (dengan askospora) dan aseksual ( dengan konidia)
d. Deuteromycota
Ciri-ciri :
- hifa bersekat
- berukuran mikroskopik
- banyak yang bersifat merusak
- contoh : Epidermophyton : penyebab kurap
Melazasia fur-fur : penyebab panu
Trychophyton tonsurans : ketombe
C. PARASIT
Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup didalam atau dari organisme lain,
yang menggantungkan sebagian atau seluruh hidupnya pada inang.
Menurut Fernando et al. (1972), setiap jenis parasit mempunyai habitat yang
berbeda pada organ inang sebagai tempat hidupnya, parasit yang menginfeksi pada bagian
luar tubuh adalah Protozoa, Monogenea, Copepoda. Sedangkan parasit yang menyerang
bagian dalam tubuh ikan adalah Protozoa, Digenea, Acanthocephala, nematode dan
Crustacea.
Akibat dari infeksi parasit ini akan memberikan perubahan-perubahan baik pada jaringan
organ tubuh maupun perubahan sifat-sifat inang secara umum (Dogiel, 1970 dalam Nourina,
2002). Sachlan (1981) dalam Martiadi (2002) menyebutkan bahwa parasit dapat merugikan
inangnya dengan banyak cara, yaitu dengan menimbulkan luka-luka, dengan memakan dan
menyerap jaringan tubuh inang.
Dikatakan juga oleh Axelrod et al. (1974) dalam Nourina (2002) bahwa penyakit
ikan timbul dari interaksi antara jasad penyebab penyakit ikan dengan lingkungannya.
Hubungan antara inang dengan parasit merupakan hal yang kompleks karena banyaknya
faktor yang berpengaruh. Penyebaran setiap parasit pathogen terhadap inangnya antara lain
ditentukan oleh umur dan ukuran inang, daya tahan inang, musim dan lokasi geografisnya
(Noble and Noble, 1989).
Suatu organisme untuk menjalankan parasitisme secara baik harus sanggup hidup di
dalam atau pada inang tanpa menimbulkan reaksi pada inang untuk mempertahankan diri,
reaksi ini tidak dapat diatasi oleh parasit itu. Jika dalam hubungan ini tidak tampak kerusakan
yang berarti pada inang, maka hubungan ini dapat dipandang sebagai komensalisme dan
bentuk hubungan semacam ini yang paling biasa ditemukan pada hubungan anatara manusia
dan mikroorganisme.Jika inang memberikan reaksi yang keras karena masuknya parasit
tersebut, maka dapat terjadi tiga kemungkinan sebagai jalan ke luar dari hubungan itu, yaitu:
a. parasit dapat terbunuh atau dikeluarkan
b. inangnya terbunuh
c. sifat invasi dan patogenitas dari parasit dengan mekanisme pertahanan inang mencapai
keseimbangan.
Dalam hal yang disebut terakhir, parasit dan inang hidup dalam koeksistensi damai
atau dalam keadaan gencatan senjata. Jika keseimbangan ini terganggu masing-masing
merupakan aggressor yang potensial bagi yang lain. Infeksi terjadi bila parasit sanggup
menyusup atau melalui batas pertahanan inang dan hidup di dalamnya. Infeksi tidak selalu
harus menghasilkan penyakit. Jika pada inang itu jelas tampak dan dirasakan adanya
kerusakan oleh parasit itu, terjadilah penyakit dan parasit ini disebut pathogen primer.
Suatu parasit dapat langsung menyusup atau menembus mekanisme pertahanan
normal suatu badan yang sensitive dan sehat serta menimbulkan suatu infeksi, tanpa bantuan
apa-apa. Ada pula yang hanya dapat melalui mekanisme pertahanan normal itu karena alat
pertahanan itu telah lebih dahulu dirusak oleh sebab lain, sehingga parasit menggunakan
kesempatan ini (oportunis) menginfeksi inang 9tua usia, luka, lama menderita sakit
keracunan).
Dalam hal ini parasit itu disebut pathogen sekunder, misalnya stafilokokus yang
normoal ditemukan dalam hidung dan kulit orang sehat. Jika organisme ini dapat kesempatan
masuk ke dalam aliran darah atau jaringan dalam, dapat menghasilkan infeksi yang serius.
Dalam hubungan inang-parasit, tidak berarti bahwa ini harus selalu merusak inang.
Sebaliknya banyak interaksi antara inang-parasit tidak menghasilkan penyakit, jadi infeksi itu
tetap laten atau biasa disebut infeksi subklinis.
Hubungan antara parasit dan inang ditentukan oleh kedua pihak, dari parasit
menginginkan tempat hidup dan merusak inang sedangkan inangnya sendiri berusaha dengan
segala mekanisme pertahanannya untuk melawan proses tersebut.
Di antara sifat-sifat yang dibawa parasit itu ialah infektivitas, daya invasi, patogenitas, dan
toksigenitas. Jika kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit itu sudah cukup besar maka
menimbulkan gangguan pada inang sehingga timbul apa yang dinamakan penyakit.
JAMUR
Iritasi
HIV/AIDS
Diabetes
Menstruasi
FAKTOR LAIN :
Keringat berlebihan
Virus
a. Respon imun non spesifik
respon imun : timbulnya interferon dan sel natural killer (NK) dan antibodi yang
spesifik terhadap virus tersebut. Permukaan sel yang terinfeksi virus mengalami modifikasi
terutama dalam struktur karbohidrat. Mekanisme :
- infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi IFN oleh sel-sel terinfeksi ;
IFN berfungsi menghambat replikasi virus.
- sel NK mampu membunuh virus yang berada didalam sel, walaupun virus menghambat
presentasi antigen dan ekspresi MHC Klas I. IFN tipe 1 akan meningkatkan kemampuan sel
NK untuk memusnahkan virus yang berada didalam sel. Selain itu, aktivasi komplemen dan
fagositosis akan menghilangkan virus yang datang dari ekstraseluler dan sirkulasi.
JAMUR
a) Imunitas spesifik
Infeksi jamur disebut mikosis. Jamur yang masuk ke dalam tubuh akam mendapat
tanggapan melalui respon imun. IgM dan IgG di dalam sirkulasi di produksi sebagai respon
terhadapt infeksi jamur.
PARASIT
Reaksi imun tubuh terhadap infeksi parasit malaria
Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan
menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan imunitas pertahanan yang
berbeda.
1. Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup dalam host vertebrata.
Dua bentuk variasi antigenik: 1. Stage-specific change dalam ekspresi antigen, misalnya
antigen stadium sporosit pada malaria berbeda dengan antigen merozoit. 2. Adanya variasi
lanjutan antigen permukaan mayor pada parasit, misalnya yang terlihat pada Trypanosoma
Afrika: Trypanosoma brucei dan Trypanosoma rhodensiensi. Adanya variasi lanjutan
kemungkinan karena variasi terprogram dalam ekspresi gen yang mengkode antigen
permukaan mayor.
2. Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam host.
Misalnya larva Schistosomae yang berpindah ke paru-paru host dan selama migrasi
membentuk tegumen yang resisten terhadap kerusakan oleh komplemen dan CTLs.
3. Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam sel host atau
membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Parasit dapat menyembunyikan mantel
antigeniknya secara spontan ataupun setelah terikat pada antibodi spesifik.
Herpes
Oral herpes : radang gingival.
Gejala : perih, ada gelembung berisi cairan. Bisa terjadi di faring,mukosa pipi
dan palatum
Herpes genital : terjadi di alat kelamin
Penyakit tetelo : yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama
ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).
Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan
kerbau.
Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan
monyet, disebabkan oleh virus rabies
Penyakit ebola
Penyakit polio
Kanker serviks
JAMUR
Angular seilitis
Gejala : terdapat lesi merah, nyeri dan kehilangan dimensi oklusal vertical.
PARASIT
Herpes
Oral herpes : radang gingival.
Gejala : perih, ada gelembung berisi cairan. Bisa terjadi di faring,mukosa pipi
dan palatum
Herpes genital : terjadi di alat kelamin
Angular seilitis
Gejala : terdapat lesi merah, nyeri dan kehilangan dimensi oklusal vertical.