Anda di halaman 1dari 29

PENDAHULUAN

Pengantar
Bissmillahirrohmanirrohim anda akan mempelajari pelajaran fisika
dengan modul 1. Pada modul 1 ini anda akan belajar besaran, satuan
dan vektor yang merupakan dasar dari pelajaran fisika yang harus anda
menguasainya juga memahaminya.
Dalam kehidupan sehari-hari contohnya kita berbelanja membeli minyak
, beli minyak 1, apakah cukup dengan menyebutkan angka 1 saja tanpa
embel-embel dibelakang? Tentu membingungkan penjual, bisa saja
penjual memberikannya 1 liter, 1 kg atau 1 bungkus, jangan
menyalahkan penjual, tapi yang salah pembeli tidak lengkap
memberikan satuannya, jadi kaitan besaran dan satuan itu sangatlah
penting. Pada modul ini anda akan belajar berbagai besaran fisika baik
besaran pokok maupun besaran turunan beserta satuannya.
Pada mulanya anda mungkin akan bingung tentang vektor, apa vektor
itu? Coba anda bayangkan kalau anda ingin menyebrang sungai yang
deras dengan arah tepat tegak lurus sungai, tentu anda sampai ditepi
yang lain tidak akan tegak lurus mengapa ? itulah salah satu contoh
tentang vektor dalam kehidupan sehari-hari. Masalah vektor dalam
modul anda dapat mempelajarinya.
Pada modul inipun ada kegiatan laboratorium untuk menunjang
pemahaman anda dan merupakan bekal dalam dunia kerja kelak.

Prasyarat
Dalam mempelajari modul ini terlebih dahulu anda harus mengetahui
besaran-besaran dalam fisika yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari,
kemudian matematika sub bab bentuk baku dan trigonometri sangatlah
penting dalam konsep besaran satuan dan Vektor.
Petunjuk Penggunaan Modul :
1. Pelajarilah peta konsep yang ada pada setiap modul dengan teliti.
2. Pahamilah tujuan pembelajaran yang ada pada setiap modul.
3. Bacalah materi pada modul dengan cermat dan berikan tanda
pada setiap
kata kunci pada setiap konsep yang dijelaskan.
4. Perhatikalah langkah langkah atau alur dalam setiap contoh
penyelesaian soal.
5. Kerjakanlah latihan soal yang ada, jika mengalami kesulitan
bertanyalah kepada teman atau guru anda
6. Pada modul ini tersedia kegiatan laboratorium untuk menunjang
pemahaman anda dalam pengukuran.
1

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

7.

Kerjakan tes Uji kemampuan pada setiap kegaiatan belajar sesuai


kemampuan anda. Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban
belajar anda.

Standar Kompetensi :
1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
Kompetensi Dasar
1.1
1.2

Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)


Melakukan penjumlahan vektor

Indikator
Mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan dan lambang
dimensinya.
Merubah satuan konversi satuan ) kedalam SI
Mengukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur
Melaporkan hasil pengukuran dengan ketelitiannya juga aturan angka penting

Menjumlahkan dua vector atau lebih dengan metoda


grafis (polygon )
Menjumlahkan dua vector secara jajaran genjang dan menggunakan rumus
cosinus.
Menjumlahkan dua vector atau lebih dengan cara terlebih dahulu
menguraikannya menjadi komponen-komponen yang saling tegak lurus.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan siswa dapat:

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

DAFTAR ISI
halaman
1. Pendahuluan
1
2. D aftar Isi .
2
3. Peta Konsep
.
3
4. Pembelajaran I : Besaran , Satuan dan Pengukuran
..4
Besaran Pokok dan Besaran Turunan
4-5
Konversi
Satuan
..7
Angka Penting
8
Pengukuran
..
9-11
Ketidakpastian dalam Pengukuran
.11
Eksperimen Pengukuran
12
5. Pembelajaran II : Besaran Vektor dan Besaran
Skalar..13
Menjumlahkan Vektor: Cara Poligon
14
Menjumlahkan Vektor Metode Jajaran
Genjang..15
Uraian
Vektor
..16
Menjumlahkan vektor dengan cara menguraikan dahulu pada
sb-x dan sb-y

16
6. Uji Kompetensi
21
7. Daftar Pustaka
.26

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

PETA KONSEP

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

PEMBELAJARAN I
5

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

BESARAN , SATUAN DAN PENGUKURAN


I. Besaran pokok dan Besaran turunan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka
dengan acuan yang digunakan satuan.
Besaran dalam fisika dibagi dua golongan yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
dahulu.
Besaran turunan jumlahnya sangat banyak yang merupakan kombinasi dari
beberapa besaran pokok.
Untuk penyeragaman penggunaan satuan diseluruh dunia dikenal satuan SI
(Sistem Internasional) dikenal dengan sistim m,k,s.
Dimensi menyatakan tipe suatu besaran tanpa memperhatikan satuan
maupun nilainya.
Kegunaan dimensi :
Untuk checking persamaan-persamaan fisika, dimana dalam setiap persamaan
dimensi ruas kiri harus sama dengan dimensi ruas kanan.
Secara lengkap besaran pokok dalam SI dan lambang dimensi dapat dilihat
pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1
No

Besaran
Pokok

Satuan (SI)

Simbol
Satuan

Lambang
Dimensi

Massa

kilogram

kg

Panjang

meter

Waktu

sekon

Kuat Arus

ampere

Intensitas
Cahaya

candela

Cd

Jumlah Zat

Mol

mol

Suhu

kelvin

No

Besaran
PokokTambah
an

1
2

Satuan (SI)

Simbol
Satuan

Lambang
Dimensi

Sudut datar

radian

rad

Sudut Ruang

steradian

sr

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

Pada Tabel 2 di bawah ini memuat beberapa besaran turunan , satuan turunan,
satuan dalam SI, contoh dimensi suatu besaran silahkan perhatikan dengan
seksama.
Latihan 1
Selesaikanlah analisis dimensi nya!
Tabel 2
Satuan
Turunan

Nama
Satuan
dalam SI

Lambang
Dimensi

Luas (A)

mxm

m2

L2

Volume (V)

mxmxm

Massa Jenis (
)

Kecepatan
(v)

N
o

Besaran
Turunan

Rumus

m3

L3

Kg/m3

ML-3

m/s

Percepatan
(a)

m/s2

Gaya (F)

Energi (W)

Tekanan (P)

Daya (P)

Newton
Joule
N/m2=Pa

Watt

10. Diketahui persamaan gravitasi


F =G

Ket :
F = Gaya
m1=m2 = massa
R = jarak

Tentukan dimensi dari G ?


11. Kecepatan sebuah partikel dinyatakan dengan : V = A + Bt + Ct 2
Dimana V adalah kecepatan dalam m/s , t adalah waktu dalam sekon
sedangkan A,B dan C masing masing merupakan konstanta. Tentukan
dimensi konstanta A, B dan C.

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

II. Konversi Satuan dalam SI


1. Konversi satuan kelipatan 101
km
hmm
dam

X 101
SI
m

X 10-1
dm
m

Contoh :
1 km = 10x10x10 = 103 m
2 dm2 = 2 dm x 1dm = 2.10-1 m x 10-1 = 2.10-2 m
1 cm3 = 1m x 1cm x 1cm = 10-2 m x 10-2 mx 10-2 m = 10-6 m3
72 km/jam =72x

m/s = 72x

m/s =

m/s = 20 m/s

2. Konversi satuan kelipatan 103


Faktor
1012
109
106
103
100
SI(kecuali massa)
10-3
10-6
10-9
10-12
10-15
10-18

Awalan
tera
giga
mega
kilo

Simbol
T
G
M
K

milli
micro
nano
piko
femto
atto

n
p
f
a

Latihan 2:
1. 27,5 m3
= .................................... cm 3
2. 0,5.10-4 kg
= ..................................... mg

3. 10 m/det = ..............................
km/jam
4.
90
km/jam
= ................................. m/det

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

5.
Kg/m3

0,8
gr/cm3
=.

8500
MWatt
= Watt

10. 3000 pF = ..
Farad

6. 500A
=
.mA
7. 60 nm
Mm

9.

8. 4500 A0 =
m

III. Angka Penting


Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut angka penting,
terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir ( Angka
taksiran ).
Aturan penulisan angka penting
1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 21,876 ( 5 angka penting ).
2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah
angka
penting. Contoh :4000,1005 ( 8 angka penting ).
3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang
terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting.
Contoh : 20000, ( 5 angka penting).
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan
di belakang tanda desimal
adalah angka penting.
Contoh : 243,5000 ( 7 angka penting ).
5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan
tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting.
Contoh : 6500000 ( 2 angka penting ).
6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah
angkatidak penting.
Contoh : 0,000375 ( 3 angka penting ).
Operasi Angka Penting
1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan memiliki angka-angka
penting hanya
boleh terdapat satu angka taksiran saja.
Contoh : 5,46
angka 6 taksiran
0,278 +
angka 8 taksiran
5,738 angka 3 dan 8 ( dua angka terakhir ) taksiran.
maka ditulis : 5,74
( Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka dibelakang
koma yang
paling sedikit).
Contoh: 24,63
angka 3 taksiran
5,3587 angka 7 taksiran
18,2813 angka 8, 1 dan 3 ( tiga angka terakhir ) taksiran
maka dituli : 18,28
9

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya


dengan
angka penting yang paling sedikit dari faktor pengali/pembagi.
Contoh : 8,141
( empat angka penting )
0,22 x ( dua angka penting )
1,79102
Penulisannya : 1,79102 ditulis 1,8 ( dua angka penting )
Contoh: 1,432 ( empat angka penting )
2,68 : ( tiga angka penting )
0,53432
Penulisannya : 0,53432 di tulis 0,534 ( tiga angka penting )

Notasi Ilmiah
Untuk mempermudah penulisan bilangan-bilangan yang besar dan kecil
digunakan
Notasi Ilmiah atau Cara Baku.
Dalam bentuk p 10n dimana p merupakan angka penting dalam bentuk satuan
dan 10n adalah 0rde bukan angka penting dan n bilangan bulat positif atau
negatif.
Contoh :
0,0000 45 ditulis = 4,5 x 10-5 ( 2 angka penting )
2650000 ditulis = 2,65 x 106 ( 3 angka penting )
Latihan 3 :
1. Sebutkan berapa banyak angka-angka penting pada angka-angka di bawah ini.
a. 7,30004
f. 2500,0
b. 0,0231
g. 0,00004
c. 9,100
h. 2,3.10-7
d. 8,5
i. 100000,5
e. 360,27

2. Hitunglah dengan penulisan angka penting.


a. 1,256 + 4,65 = .................................
b. 867,4 - 326,76 = ................................
c. 32,6 + 43,76 - 32,456 = ................................
d. 73,53 : 2,6 = ................................
e. 2,731 x 0,72 =................................
f. 21,2 x 2,537 =................................
g. 27800 : 1133 = ................................
h. 4,876 + 435,5467 + 43,5 = ................................
i. 3,4 + 435,5467 + 43,5 =................................
j. 1,32 x 1,235 + 6,77 =................................

IV. Pengukuran
Macam-macam Alat Ukur dan Kegunaanya
1. Mistar : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas
10

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

ketelitian 0,5 mm.


2. Jangka sorong:untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai
batas
ketelitian 0,1 mm.
3. Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai
batas
ketelitian 0,01mm.
4. Neraca : untuk mengukur massa suatu benda.
5. Stop Watch : untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian
0,01 detik.
6. Dinamometer:untuk mengukur besarnya gaya.
7. Termometer : untuk mengukur suhu.
8. Higrometer : untuk mengukur kelembaban udara.
9. Ampermeter : untuk mengukur kuat arus listrik.
10.Ohm meter : untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik
11.Volt meter : untuk mengukur tegangan listrik.
12.Barometer : untuk mengukur tekanan udara luar.
13.Hidrometer : untuk mengukur berat jenis larutan.
14.Manometer : untuk mengukur tekanan udara tertutup.
15.Kalorimeter : untuk mengukur besarnya kalor jenis zat.
Alat Ukur Panjang
Untuk mengukur panjang suatu benda dapat digunakan jenis alat antara
lain mistar, jangka sorong, dan mikrometerskrup.
a. Mistar
Kebanyakan mistar berskala cm atau skala terkecil mm, ketelitian
alat sampai dengan setengah skala terkecil.
Untuk menghindari kesalahan pembacaan skala pada mistar, posisi
mata pengamat harus tegak lurus terhadap skala yang dibaca.
Hasil pengukuran : 1,3 cm

b. Jangka sorong
Jangka sorong memilikiketelitian sampai dengan 0,1 mmatau 0,01
cm.
Jangka sorong bisa untuk mengukur diameter luar dan diameter
dalam suatu pipa dan dalam suatu lubang.

Jangka sorong terdiri dari rang tetap dan rahang sorong yang dapat
digeser-geser. Rahang sorng dilengkapi skala terdiri dari 10 bagian
11

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

yang disebut nonius. Skala nonius panjangnya 9 mm, satu bagian


skala panjangnya 0,9 mm. Jadi skala selisih skla nonius 1mm 0,9
mm = 0,1 mm yang disebut ketelitian alat.
Contoh cara pembacaan hasil pengukuran pada jangka sorong
Perhatikan gambar jangka sorong berikut ini.
Sakla utama berimpit skala nonius

Skala tetap menunjukkan :


4

4.7 cm

Skala nonius menunjukkan: 1 X 0,1


mm =0,1 mm = 0,01 cm

1
0

Hasil pengukuran adalah : 4,70 cm +


0,01 cm = 4,71 cm

c. Mikrometer Skrup
Mikrometer Skrup memiliki ketelitian sampai dengan 0,01 mm atau
0,001 cm.
Mikrometer Skrup dapat untuk mengukur ketebalan kertas ,
diameter kawat halus.

Pada skala putar ( nonius putar) terdiri dari 50 bagian. Jika skla putar
satu putaran maka skala tetap akan maju/mundur 0,5 mm. Jadi tiap
bagian skala putar menyatakan

x 0,5 mm = 0,01mm.

Contoh cara pembacaan pada mikrometerskrup


Perhatikan gambar micrometer berikut ini.
Skala utama=skala tetap menunjukkan :
1,5 mm
20

Skala nonius=skala putar menunjukkan :

0,22 mm +
1,77 mm

V.

Ketidakpastian/kesalahan ( x ) dalam pengukuran


x = kali skala terkecil alat ukur
Hasil pengukuran besaran X dapat dituliskan sbb :
X = X0 x
X0 = hasil pengkuran
12

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

x = ketidakpastian
Ketidakpastian relatif =

x 100 %

Contoh :
Hasil pengukuran mikrometerskrup diatas X 0 = 1,77 mm
Ketelitian alat 0,01 mm
x = x 0,01 mm = 0,005 mm
Hasil pengukuran ditulis X =( 1,770 0,005 ) mm

Latihan 4 :
Eksperimen
Judul : Pengukuran
Tujuan
:
- Siswa mampu mengukur dengan menggunakan mistar, jangka
sorong dan mikrometer skrup
- Siswa mampu menuliskan hasil pengukuran dengan
ketidakpastiannya
-

Alat dan Bahan


Mistar 30 cm
Jangka sorong
Mikrometerskrup
Pipa paralon inch, kira-kira 5 cm
kelereng

Langkah Kerja
-

Ukurlah diameter dalam, diameter luar dantinggi paralon juga


diameter kelereng dengan menggunakan mistar, jangka sorong
dan mikrometerskrup
Catatlah hasilpengamatan anda pada tabel pengamatan

Pengamatan
N
0

pengukuran

Mistar(
cm)

Jangka sorong(
cm)

Mikrometerskru
p(mm)

13

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

1.

Diameter
dalam pipa
Diameter luar
pipa
Tinggi pipa
Diameter
kelereng

2.
3.
4.

Pertanyaan dan Kesimpulan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ketelitian mistar
= mm
Ketelitian jangka sorong
= mm
Ketelitian micrometer skrup
= mm
Ketidakpastian ( x ) mistar
= . mm
Ketidakpastian ( x) jangka sorong = mm
Ketidakpastian ( x) mikrometrskrup
= . mm
Tuliskan hasil pengukuran diatas dengan ketidakpastianya.
Tuliskan kesimpulan anda pada pengukuran panjang di atas
dengan menggunakan 3 alat ukur yang berbeda?

PEMBELAJARAN II
BESARAN VEKTOR DAN BESARAN SKALAR
Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh
besarnya atau nilainya,
juga ditentukan oleh arahnya.
Contoh : perpindahan kecepatan, percepatan, gaya, momentum dan
sebagainya
Besaran Skalar : adalah besaran yang hanya ditentukan oleh
besarnya atau nilainya saja.
Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, energi dan sebagainya.
Latihan 1
Sebutkan sepuluh besaran fisika selain contoh di atas, kemudian
kelompokan besaran besaran tersebut dalam kategori besaran skalar
atau besaran vektor dengan memberi tanda ( v)!
No
1.
2.
3.
4.
5.

Besaran

14

Vektor

skalar

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

6.
7.
8.
9.
10
.
Sebuah vektor dapat dilukiskan dengan anak panah
0
0 = Pangkal vektor= titik tangkap vektor
Contoh :
1.
F
-F
2.

2A

Penjumlahan Vektor
I.
Metode grafis ( poligon )
Lukislah Vektor Resultan dari dua buah vector di bawah ini
dimana :
a. R = A + B
B
A

R=A+B
A

b. R = A B , dapat diubah menjadi R = A + (-B )


A
R=A-B
-B
Latihan 2
Diketahui 3 buah vektor A, B dan C di bawah ini!
B

A
15

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

Lukiskan Resultan penjumlahan dan pengurangan vektor

1. R =A + B

2. R = A + B + C

3. R = A + B C
4. R = A B C

II. Metode Jajaran Genjang


Dua buah vektor gaya F1 dan F2 yang satu titik tangkap yaitu di O
saling membentuk sudut , besarnya Resultan gaya F1 + F2
adalah
R

1
2

Besar /panjang R dapat dihitung


dengan menggunakan :

R=
Arah R :

Keadaan Istimewa:
1. Dua vektor membentuk sudut 0o (searah)
R = F 1 + F2
0

2. Dua vektor membentuk sudut 180o ( berlawanan arah )


R = IF1 - F2I
0
16

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

3. Dua vektor membentuk sudut 90o


I R I=
R

Arah R :

tan =

Latihan 3
1. Dua buah vektor gaya masing-masing besarnya 3 N dan 4
N satu titik tangkap yaitu 0, tentukan resultan dari jumlah
kedua vektor tersebut apabila sudut apitnya:
a. 00
b.600 c. 900 d.1800
2. Dua buah vektor dan resultan sama besar F1 = F2 = R,
Tentukan sudut apit kedua vektor tersebut?
3. Dua buah vektor sama , sudut apit 900, tentukan resultan
ke dua vektor tersebut?
4. Dua buah vektor sama , sudut apit 600, tentukan resultan
ke dua vektor tersebut?
Uraian Vektor
Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi komponen-komponennya
pada sumbu-x dan sumbu-y kordinat kartesius.
Fx = F cos

y
F

Fy
a

Fx

Fy = F sin
Contoh :
Jika gaya F pada gambar di atas 20 N dan
= 600, maka besarnya komponen gaya pada
x sb-x dan sb-y masing-masing adalah
Fx = F cos = 20 N . cos 600 = 20 N . =

10 N
Fy = F sin = 20 N . sin 600 = 20 N.

= 10

Menjumlahkan beberapa vektor dengan cara terlebih dahulu


menguraikan vector-vektor tersebut menjadi komponenkomponennya pada sumbu-x dan sumbu-y.

Perhatikan dua buah vektor gaya F1 dan F2 dibawah ini , 1


kotak = 1 Newton :

17

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

Tentukan besar dan arah dari jumlah


kedua vektor F1 dan F2 ?

Terlebih dahulu anda uraikan kedua vektor F1 dan F2 menjadi dua


komponen yang saling tegak lurus.
F
F1
F2
Jumlah(
)

Fx (N)
5
3
8

Besar Resultan

Fy (N)
2
4
6

R =

Arah Resultan

tan =

= 370

Tiga buah vektor gaya F1, F2 dan F3 seperti pada gambar


dibawah, besar dan arah vektor resultan
y

F2

F2y
F1

F1y

Vektor

F2y
sudut

Terlebih dahulu anda


uraikan kedua vektor F1 , F2
dan F3 menjadi dua
komponen yang saling
tegak lurus.

F1x x
Komponen pd sb-x
( F cos )
F3

F1

F1x
F1 cos

F2

(1800- )

F2x = F2cos (180-) =


-F2 cos

18

Komponen pd sby
( F sin )
F 1y = F1 sin
F

2y

= F2 sin

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

2700

F3

F3x = F3 cos 2700


Fx
.

Besar Resultan

Arah Resultan

=0
=

F 3y = F3 sin 2700
= -F3
Fy = .

R =

tan =

Contoh :
Lima buah vektor gaya sebidang bekerja pada sebuah benda. Besar
dan arah masing-masing vektor gaya
Tentukan besar dan arah resultan kelima vektor gaya?

Penyelesaian:

Vektor
gaya
38 N

19

sudut
00

Komponen pd sb-x
( F cos )
F1x

Komponen pd sby
( F sin )
= 38 N F1y
=
0

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

600

30 N

F2x
N
0

32 N

135

22 N

2100

44 N

= 15

N=26

F3x = -16

N= -

22,6 N

270

F2y = 15

F4x = - 11

N = - 19

N
F5x

= 0
Fx

11,4 N

F3y = 16

=22, 6 N
F4y
- 11 N
F5y
-44 N

=
=

Fy

-6,4N

R =
R =

Arah R

= 13 N

tan =

= 0,56

= 29019 atau = (3600 - 29019)= 330041

Pengayaan :
Uraian Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z )
Suatu vektor yang diuraikan atas komponen-komponen pada sumbu
x dan sumbu y ( 2 dimensi ). Untuk vektor yang terletak dalam ruang
(3 dimensi), maka vektor dapat diuraikan atas komponen-komponen
pada sumbu x, y dan z.
, , = masing-masing sudut antara
vektor
A = Ax + Ay + Az
atau
A = Ax i + Ay j + Az k
i j, k merupakan vektor satuan pada
sumbu x, y dan z
20

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

lil=IjI=IkI=1

Besar vektor A :

A =

Perkalian Vektor
1. Perkalian Silang ( cross product)
Yaitu perkalian antara dua buah besaran vektor dengan
besaran vector dengan hasil besaran vektor
A x B=C

besar C = A . B sin

Contoh : Gaya Lorentz


2. Perkalian Titik ( dot product )
Yaitu perkalian antara dua buah besaran vektor dengan
besaran vektor dengan hasil besaran skalar.
A . B=C

besar C = A . B cos

Contoh :
W = Usaha dimana Usaha = gaya x perpindahan
Usaha besaran skalar, gaya besaran vektor, perpindahan
besaran vektor
Operasi Vektor Pada Vektor Satuan
1. Penjumlahan vektor satuan
Jika A = 3i+2j-5k dan B=i-4j+6k, maka
A+B = (3+1)i + (2-4)j +(-5+6)k =4i - 2j + j
2. Perkalian Silang
Sejenis
i x i =i . i sin , = 00
i x i =0
j x j =0
21

Tidak sejenis
i x j=k
j x k =i
k x i =j

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

k x k =0
z
k
j
i

1. Perkalian Titik
Sejenis
i . i = i . i cos , = 00
i . i =1
j . j =1

k . k =1

Tidak sejenis
i .j =0
j . k =0

k . i =0

Latihan 4
1. Besar suatu vektor kecepatan V adalah 30 m/s, membentuk
sudut 300 terhadap sumbu-x positip, Tentukan besar
komponennya pada sumbu-x dan sumbu-y?
2. Perhatikan gambar
Tentukan besar dan arah dari ketiga vektor di bawah ini

3. Perhatikan gambar
Tentukan besar dan arah dari ketiga vektor di bawah ini

4. Dua buah gaya F1 dan F2 saling membentuk sudut 600.


Resultan kedua gaya tersebut 28 N. Jika F1 : F2 = 5 : 3 maka
berapa besar masing-masing F1 dan F2 tersebut?
5. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 bertitik tangkap sama
masing-masing sebesar 8N dan 3 N saling mengapit sudut
600. Tentukan selisih kedua vektor gaya tersebut?
22

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

6. Perhatikan gambar di bawah , dua buah vector F1 dan F2,


maka besarnya jumlah vektor pada sb x dan jumlah vector
pada sb y adalah ( 1 kotak = 1 N ).
Fx

Fy = .............

7. Vektor A = 5 satuan dan vektor B = 8 satuan

saling mengapit

sudut 30 . Tentukan harga


a. A . B
b. A x B

8. Dua vektor gaya F1 dan F2 menghasilkan resultan R. Jika


besar R = F2 = 5 N dan sudut apit antara R dan F1 adalah
300 . Tentukan :
a. sudut apit antara F1 dan F2.
b. Besarnya F1
9. Dua buah vektor A dan B masing-masing A = 8 i + 3 j dan B = -2
i + 5 j . Tentukan penjumlahan dan pengurangan berikut!
a. A + B
b. A - B
c. Besar A + B
d. Besar A - B

10. Dua vektor sebidang


A =-i - 2j
B = 4i-3j
Tentukan :
a. A . B
b. Besar A . B
c. Sudut antara A dan B
d. A x B
e. Besar A x B
f. Sudut antara A dan B
Uji kompetensi:
1. Urutan alat ukur yang memiliki ketelitian dari rendah ke tinggi adalah
.
a. Mistar, micrometer skrup, jangka sorong
b. Jangka sorong, mistar,penggaris
c. Mikrometer skrup, jangaka sorong, penggaris
d. Penggaris, jangka sorong, micrometer skrup
e. Penggaris,mistar, jangka sorong
2. Skala terkecil yang dimiliki oleh mikrometerskrup adalah .
a. 1,0 mm
c. 0,01 cm
e. 0,001 mm
b. 0,1 mm
d. 0,01 mm
3. Nilai ketidakpastian apabila kita menggunakan jangka sorong adalah.
23

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

a. 0,005 mm
c. 0,050 mm
e. 0,500 mm
b. 0,010 mm
d. 0,100 mm
4. Perhatikan gambar micrometer skrup berikut ini.

35

Hasil pengukuran yang benar adalah .


a. 2,36 cm
e. 2, 84 mm

b.2,36 mm

c. 2,86 mm

d. 2,86 cm

5. Gaya adalah hasil kali massa dan percepatan. Dimensi gaya adalah..
a. MLT-2

b. ML-1T-1

c. MLT-1

d. ML2T-2

e.ML-1T-2

6. Pasangan besaran besaran yang termasuk kedalam besaran turunan


fisika adalah .
a. Massa, Gaya, Waktu
b. Suhu, Waktu , Percepatan
c. Waktu , Gaya , Panjang
d. Gaya, Kecepatan, Percepatan
e. Massa, Waktu, Intensitas Cahaya
7. Sebuah benda diukur dengan menggunakan jangka sorong , dengan
hasil pengukuran seperti dalam gambar, hasil pengukuran terbaca .

a. 2, 05 cm
c. 2, 25 cm e. 2, 45 cm
b. 2, 15 cm
d. 2, 35 cm
8. Sebuah Kapasitor memiliki kapasitas kapasitor 250 nF, maka penulisan
dalam bentuk baku adalah
a. 250. 10-9F
b. . 2,50. 10-11F
c. 25. 10-7F d. . 2,5. 10-8F
-9
e. . 2,5. 10 F
9. Sebuah persegi panjang panjangnya 3, 25 cm and lebarnya 2,3 cm,
maka luas persegi panjang berdasarkan angka penting adalah .
a. 7,475 cm2
b. 7,48 cm2 c. 7,47 cm2 d. 7,4 cm2 e. 7,5 cm2
10.
Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 108 km/jam, maka
besarnya kecepatan mobil tersebut dalam satuan Internasional adalah
.
a. 20 m/s b. 25 m/s
c. 30 m/s
d. 35 m/s
e. 40 m/s

11.

Dua buah gaya masing masing 10 N bekerja pada suatu benda.

Sudut diantara kedua gaya itu adalah 120 0 . Besar resultannya adalah
.
a. 10 N
24

b. 14 N
Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

c. 17 N
d.

e.

25 N

20 N

12.

Empat buah vector A,B,C, dan D memiliki arah dan besar seperti

gambar dibawah. Pernyataan yang benar adalah

a. A + B +C = D

d. A + C + D = B

b. D + A +B = C

e. A + B + C + D = 0

c. B + C +D = A

13.

Di bawah ini yang merupakan besaran skalar adalah .

a. Kecepatan
b. Berat

14.

c. percepatan
d. momentum

e. energi

Perhatikan dua buah vector gaya di bawah .

Besarnya resultante kedua vector adalah .


a. 10 N b. 25 N
c. 50 N
d. 70 N
e. 140
N
15. Dua vector gaya 3 N dan 7 N , tidak mungkin kedua vector tersebut
menghasilkan resultan gaya yang besarnya .
a. 3 N
b. 4 N
c. 5 N
d. 6 N
e. 7 N
16. Dua buah vector setitik tangkap, masing-masing besarnya 8 satuan dan
4 satuan. Kedua vector saling mengapit sudut 60 0. Resultante kedua vector
tersebut adalah .
a. 3

satuan

b. 4

satuan

c. 28 satuan d. 5

satuan

e. 56

satuan
Sebuah vector gaya besarnya 14 N membentuk sudut 60 0 terhadap
sumbu x+, maka besarnya komponen gaya pada sumbu x dan sumbu y
adalah

17.

25

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

a. 7

N dan 7 N

b. 7 N dan 7

c. 8 N dan 6 N

e. 14 N dan 14

d. 6 N dan 8 N

18.

Vektor A = 5 satuan dan vector B = 8 satuan saling mengapit sudut 300,


maka harga A . B adalah.

a. 13 satuan

b. 15 satuan c. 20 satuan d. 20

satuan

e.

40 satuan
Sebuah perahu bergerak arah utara dengan kecepatan 12 km/jam
mendapat dorongan dari angin arahnya ke barat dengan kecepatan 5
km/jam. Makakecepatan perahu dan arahnya menjadi.
a. 12 km/jam arah barat
b. 17 km/jam arah barat
c. 13 km/jam arah barat daya
d. 13 km/jam arah barat laut
e. 17 km/jam arah barat laut
20. Panjang vector P = 3 I + 4 j adalah .
a. -1
b. 1
c. 5
d. 7
e. 12

19.

21.

a.
b.
c.
d.
e.

Resultante ketiga gaya pada gambar di bawah adalah .


4 N searah F3
4 N berlawanan arah dengan F3
10 N searah F3
16 N searah F3
16 N berlawanan arah dengan F3

22.

Dua buah vector masing-masing 8 satuan ke kanan dan 5 satuan ke kiri


bekerja pada sebuah benda. Supaya benda tidak bergerak , maka
diperlukan vector.
a. 8 satuan ke kanan
b. 13 satuan ke kiri
c. 3 satuan ke kanan
d. 3 satuan ke kiri
e. Nol
23. Di bawah ini yang merupakan besaran vektor adalah .
a. Suhu
c. massa jenis
e. massa benda
b. Waktu
d. berat jenis

24.

Perhatikan gambar di bawah , dua buah vector F 1 dan F2, maka besarnya
jumlah vektor pada sb- x dan jumlah vektor pada sb- y adalah .( 1 kotak =
1 N ).

a. Fx = 10 N dan Fy = 5 N
26

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

b.
c.
d.
e.

Fx
Fx
Fx
Fx

=
=
=
=

5
6
5
4

N
N
N
N

dan
dan
dan
dan

Fy
Fy
Fy
Fy

=
=
=
=

10 N
5N
6N
5N

25.

Dua buah vector A dan B menghasilkan A x B = 0, maka sudut apit


kedua vector tersebut adalah
a. 00 b. 300
c. 450
d. 600
e. 900

26. Dibawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan


menggunakan jangka sorong. Hasil pembacaan pengukuran adalah.

27.

a. 5,30 cm
b. 5,53 cm c. 5,80 cm d. 5,83 cm e. 6,53
cm
Dua vektor dari 4 satuan dan 3 satuan yang bertitik tangkap di

suatu titik, menghasilkan vektor resultan sebesar

satuan. Maka

sudut yang di
bentuk oleh kedua vektor tersebut
a. 300
b. 600
c. 900
d. 1200
e. 1800
28. Suatu bidang segi empat panjangnya 2,25 cm dan lebarnya 2,5
cm. Luas bidang itu dihitung bedasarkan prinsip angka penting
adalah .
a. 5,6 cm2
c. 5,63 cm2
e. 6,0 cm2
b. 5,62 cm2
d. 5,625 cm2
29. Penjumlahan yang benar dari gambar di samping adalah
a. A = B + C + D
b. B = A + C + D
c. C = A + B + D
d. B= A + C - D
e. A = B + C D
30. Pasangan besaran besaran yang termasuk kedalam besaran pokok
fisika adalah .
a.
b.
c.
d.
e.

27

Massa, Gaya, Waktu


Suhu, Waktu , Percepatan
Waktu , Gaya , Panjang
Gaya, Kecepatan, Percepatan
Massa, Waktu, Intensitas Cahaya

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

Kunci Jawaban:
1. d
2. d
3. a
4. c
5. a
6. d
7. c
8. a
9. e
10.

28

11. a
12. d
13. e
14. c
15. a
16. b
17. b
18. d
19. d
c 20. c

21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

a
d
d
a
a
b
b
a
b
e

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

DAFTAR PUSTAKA
1. Diktat Fisika X- 1 oleh Dra. Damriani SMAN 3 Bandar Lampung 2008.
2. Fisika 1 A , Dr. Eng. Mikrajudin Abdullah M.Si, esis, Penerbit Erlangga.
3. Buku Kerja Fisika 1A SMA kelas X semester 1, Drs. Sabir.esis, Penerbit
Erlangga.
4. Fisika 1A , Drs. Agus Taranggono, DRs. Hari Subagja, Drs. Rachmat,
Bumi Aksara.
5. Terpadu Fisika SMA untuk kelas X , Dr. Ir. Bob Foster, M.M, Penerbit
Erlangga.

29

Modul Fisika X/1, Yeyet Siti Kusmiati SMA Negeri 1 Bandung 08

Anda mungkin juga menyukai