lebih analitis, teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO
meter. Hal yang perlu diperhatikan dala titrasi iodometri ialah penentuan
titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tio dan penambahan indikator
amilumnya. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio
secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih
akurat. Sedangkan cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas
sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital
terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter.
Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi
alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan
pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi
lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO
meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran.
Kelemahan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut
(DO) adalah dimana dengan cara WINKLER penambahan indikator
amylum harus dilakukan pada saat mendekati titik akhir titrasi agar
amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar
bereaksi untuk kembali ke senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan
sesegera mungkin, hal ini disebabkan karena I2 mudah menguap. Dan ada
yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri yang biasa dapat menjadi
kesalahan pada titrasi iodometri yaitu penguapan I 2, oksidasi udara dan
adsorpsi I2 oleh endapan.
2.3. Larutan Standar Thiosulfat
Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) termasuk dalam larutan baku
sekunder, oleh karena itu, larutan yang akan digunakan dalam titrasi perlu
distandardisasi terlebih dahulu. Hal ini disebabkan kestabilan larutan ini
mudah dipengaruhi oleh pH rendah (<5), sinar matahari, dan adanya daya
bakteri yang memanfaatkan sulfur (S). Pada pH yang rendah (<5),
kestabilan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) akan terganggu sebab S2O32akan mengalami penguraian menurut reaksi berikut :
S2O32- + H+ D HS2O3- D HSO3- + S
Reaksi penguraian yang terjadi pada S2O32- ini berjalan lambat,
maka kesalahan pada waktu titrasi tidak perlu dikuatirkan walaupun
larutan yang dititrasi bersifat cukup asam, asal titrasi dilakukan dengan
penambahan titran yang tidak terlalu cepat. Selain disebabkan adanya
Keunggulan kanji yang utama adalah harganya murah, namun kelemahankelemahannya sebgai berikut :
1. Tidak dapat larut dalam air dingin
2. Ketidakstabilan suspense dalam air
3. Dengan iod memberi suatu kompleks yang tak larut dlam air, sehingga
kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.
4. Kadang-kadang terdapat titik akhir yang hanyut yang mencolok bila
larutan encer.
Kanji tidak boleh ditambahkan pada medium yang sangat asam
karena akan terjadi hidrolisis dari kanji itu, juga penambahan etanol 50%
atau lebih karena warna tidak akan muncul.
2.5 Kadar Oksigen Terlarut di Suatu Perairan Laut dan Tawar
Disolved Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen terlarut
dalam suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan faktor yang sangat
penting di dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk
proses respirasi bagi sebagian besar organisme-organisme air. Kelarutan
oksigen di dalam air sangat dipengaruhi terutama oleh faktor suhu.
Kelarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat di dalam air terdapat
pada suhu 0 oC, yaitu sebesar 14,16 mg/l O 2. Dengan terjadinya
peningkatan suhu akan menyebabkan konsentrasi oksigen akan menurun
dan sebaliknya suhu yang semakin rendah akan meningkatkan konsentrasi
oksigen terlarut (Barus, 2004).
Menurut Effendi (2003), oksigen merupakan salah satu gas yang
terlarut dalam perairan. Kadar oksigen yang terlarut alami bervariasi,
tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer.
Semakin besar suhu dan ketinggian serta semakin kecil tekanan atmosfer,
kadar oksigen terlarut semakin kecil. Semakin tinggi suatu tempat dari
permukaan air laut, tekanan atmosfer semakin rendah. Kadar oksigen
terlarut juga berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada
percampuran dan pergerakan massa air, aktifitas fotosintesis, respirasi, dan
limbah yang masuk ke badan air. Sumber oksigen terlarut dapat berasal
dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktifitas
fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Difusi oksigen kedalam
air dapat terjadi secara langsung pada kondisi air diam/ stagnan (Yin,
2004).
suhu 200C tekanan udara satu atmosfer konsentrasi DO dalam keadaan jenuh
9,2 ppm dan pada suhu 500 C (tekanan udara sama) konsentrasi DO adalah
5,6 ppm (Manik, 2000)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air menurut
(WILLOUGHBY, 1978; REID, 1961; WELCH, 1980) :
1. Suhu
2. Salinitas
3. Pergerakan air di permukaan
4. Tekanan atmosfer
5. Persentase oksigen di sekitarnya
2.7 Penanggulangan Kelebihan & Kekurangan Oksigen Terlarut
Cara untuk menanggulangi jika kelebihan kadar oksigen terlarut
adalah dengan cara :
1. Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik maka
kadar oksigen terlarut akan menurun.
2. Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka
semakin kadar oksigen terlarut akan menurun karena proses fotosintesis
semakin berkurang dan kadar oksigen digunakan untuk pernapasan dan
oksidasi bahan bahan organik dan anorganik.
Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut
adalah dengan cara :
1. Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun maka
kadar oksigen terlarut akan naik.
2. Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka
semakin kadar oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis
semakin meningkat.
3. Mengurangi bahan bahan organik dalam air, karena jika banyak
terdapat bahan organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
4. Diusahakan agar air tersebut mengalir.