Anda di halaman 1dari 23

TB PADA ANAK

KeloAmpok : 4

Kartika D. ( 09E10281 )
Karuniasih ( 09E10282 )
Krismayani ( 09E10283 )
Kusumayanti ( 09E10284 )
Lilis D
( 09E10285 )
Linda P
( 09E10286 )

Megantari ( 09E10290 )
Mei Viyantari( 09E10291 )
Prasta Yoga ( 09E10295 )
Putra Torianta(09E10299 )
Ratih Kencani( 09E10302)
Ria Purnayanti(09E10305)

Penyakit menular langsung yang


disebabkan
oleh
kuman
Mycobacterium biasanya terjadi di
system
respirasi
manusia.
Penyakit infeksi kronis dengan
karakteristik terbentuknya tuberkel
granuloma pada paru.

Infeksi mycobacterium tbc dimulai


dari inhalasi kuman ini melalui
udara pernapasan dari orang yang
menderita TB paru

Gejala Klinis
1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C,
seperti demam influensa.
2. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang
hemoptoe (pecahnya pembuluh darah).
3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah
bagian paru.
4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.
5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit
kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam

Menular melalui udara yang


tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang sumber infeksi umumnya
berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri
ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam
paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya
tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.

Lanjutan.
Saat
Mikobakterium
tuberkulosa
berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan
segera akan tumbuh koloni bakteri yang
berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui
serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini
akan berusaha dihambat melalui pembentukan
dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat
jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan
bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya
terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto
rontgen.

TB anak lokasinya pada setiap bagian paru,


sedangkan pada dewasa di daerah apeks dan
infra klavikuler
Terjadi pembesaran kelenjar limfe regional
sedangkan pada dewasa tanpa pembesaran
kelenjar limfe regional
Penyembuhan dengan perkapuran sedangkan
pada dewasa dengan fibrosis
Lebih banyak terjadi penyebaran hematogen,
pada dewasa jarang

Pemeriksaan Laboratorium
Uji mantoux atau Tuberkulin
Reaksi cepat BCG
Laju Endap Darah
Pemeriksaan mikrobiologis
Sedangkan Pada Radiologis
Gambaran x-foto dada pada TB paru

Gambar Foto Thorax

Penatalaksanaan
Obat anti TB (OAT)
Jenis Obat :
Obat primer
- isoniazid = INH - Streptomisin = SM
- Rifampisin = RMP - Etambutol
- Pita zinamid
Obat sekunder
- Etionamid - P.A.S (Para Amine Saliycylic
Acid)
- Prorionamid - Tiasetazon
- Sikloseren - Viomysin
- Kanamisin - Kapremisy

Lanjutan
Pembedahan pada TB Paru
DOTS
Pencegahan
Kemaprofilaksis
Vaksinasi BCG
Program kontrol

ASKEP TB

1. Pengkajian
Pola aktivitas dan istirahat
Pola nutrisi
Respirasi
Rasa nyaman/nyeri
Integritas ego

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


2. Gangguan pertukaran gas
3. Infeksi
4. Perubahan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan

DX 1
Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas,
kecepatan, imma, kedalaman dan
penggunaan otot aksesori.
Catat kemampuan untuk mengeluarkan
secret atau batuk efektif, catat karakter,
jumlah sputum, adanya hemoptisis.
Berikan pasien posisi semi atau Fowler,
Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan
napas dalam.

DX 2
Intervensi
Kaji dispnea
takipnea, bunyi pernapasan abnormal.
Peningkatan upaya respirasi, keterbatasan
ekspansi dada dan kelemahan.
catat tanda-tanda sianosis dan perubahan
warna kulit, membran mukosa, dan warna
kuku.

Dx 3
Intervensi
Tekankan untuk tidak menghentikan terapi
yang dijalani.
Rasional: Periode menular dapat terjadi
hanya 2-3 hari setelah permulaan kemoterapi
jika sudah terjadi kavitas, resiko, penyebaran
infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.
Pemberian terapi INH, etambutol, Rifampisin.

Pemberian terapi Pyrazinamid


(PZA)/Aldinamide, para-amino salisik
(PAS),sikloserin, streptomisin.
Rasional:Obat-obat sekunder diberikan
jika obat-obat primer sudah resisten.
Monitor sputum BTA
Rasional:Untuk mengawasi keefektifan
obat dan efeknya serta respon pasien
terhadap terapi.

DX 4
Intervensi
Catat status nutrisi paasien: turgor kulit,
timbang berat badan, integritas mukosa
mulut, kemampuan menelan, adanya bising
usus, riwayat mual/rnuntah atau diare.
Kaji pola diet pasien yang disukai/tidak
disukai..c. Monitor intake dan output
secara periodik.
Awasi frekuensi, volume, konsistensi
Buang Air Besar (BAB).

1. Keefektifan bersihan jalan napas.


2. Fungsi pernapasan adekuat untuk
mernenuhi kebutuhan individu.
3. Perilaku/pola hidup berubah untuk
mencegah penyebaran infeksi.
4. Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan
meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.

Anda mungkin juga menyukai