Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Pengantar Usaha Tani
Dosen Pengampu Dwi Retno. SP, MP.
Disusun Oleh :
Kelompok 2
PAMBAYUN MUGI RAHAYU
(125040200111057)
INTAN ERIKA
(125040200111114)
FERNANDO
(125040200111218)
A H NAILUL
DESTA DIAN P
1. PENDAHULUAN
Usaha tani merupakan usaha besar yang kegiatannya megandalkan alam daya tumbuh
tanaman yang dipengaruhi segala sesuatu yang terjadi waktu pertumbuhan tanaman. Selain
itu input atau bahan awal yang digunakan untuk berusaha tani juga sangat menetukan hasil
pertanian. Bahan masukan awal dan perawatan serta panen yang semakin baik maka juga
akan memberikan hasil produksi pertanian yang bagus pula serta mampu memberikan
keuntungan setelah hasil panen dikurangi biaya yang diberikan untuk bahan masukan awal.
Bahan masukan awal yang semakin bagug dan baik juga diikuti dengan harga yang tinggi,
sehingga banyak petani tidak dapat maksimal hasil produksi usahataninya atau hasil
panennya tidak optimal karena keterbatasan bahan masukan.
Biaya bahan masukan pertanian yang tinggi sering tidak terjangkau oleh para petanai,
sehingga petani menggunakan bahan masukan semampunya yang menyebabkan tanaman
tidak mampu berproduksi optimal dan hasilnya pun tidak jarang lebih sedikit dibandingkan
biaya masukan awal sehingga petani justu mengalami kerugian.
Kesadaran akan pentingnya produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat, haruslah ada biaya pemasukan lebih untuk para petani untuk membantu biaya
produksi dari awal tanam tanaman udidaya. Biaya tambahan yang ada pada lingkungan petani
memiliki jenih yang beragan denganbanyak kontrak dan perjanjian di dalamnya, salah
satunya adalah kredit dan asuransi petani.
Modal awal yang tinggi ini juga membuat kerugian petani semakin tinggi ketika hasil
produksi pertanian yang diharapkan tidak dapat optilmak dan justru memburuk. Hal ini yang
membuat usaha pertanian tersendat dan tidak dapat mencapai level lebih tinggi, karena para
petani tidak dapat mengambil resiko kerugian yang lebih besar lagi yang justru
memungkinkan menghentikan usahatani yang dimiliki petani. Sehingga uang simpanan atau
bantuan yang dapat diambil dan dipergunakan ketika hasil usahatani menurun harus ada
untuk mennyambung dan menjamin keberlanjutan kehidupa para petani dan usaha
merek.Bantuan atau biaya ini merupakan tabungan atau merupakan asuransi untuk menjaga
keberlangsungan usahatani milik petani yang diharapkan mampu mempertahankan dan
mengembangkan usahataninya.
Kepercayaan :setiap pelepasan kredit dilandasi keyakinan oleh bankbahwa akan dapat
dibayar kembali oleh debiturnya sesua dengan jangka waktu dan ketentua-ketentuan lain
yang telah ditentukan.
Tenggang waktu :pembayaran kembali kredit yang telah dilepaskan oleh bank dilakukan
oleh debitur dalam waktu yang telah ditentukan kemudian hari setelah pelepasan kredit
tersebut.
Resiko: setiap pemberian kredit terkandung resiko didalamnya, resiko yang terjadi akibat dari
adanya waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang
akanditerima kemudian hari, semakin lama kredit diberikan maka semakin tinggi pula tingkat
resikonya.
Prestasi atau obyek :sejak penanda tanganan persetujuan pemberian kredit maka terjadi
prestasi dan kontra prestasi, yaitu telah terjadi penentuan hak dan kewajiban antara bank
dengan debiturnya.
2.2 Fungsi atau Kegunaan kredit
Fungsi utama kredit pada dasarnya ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan
masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, menorong dan
melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang semuanya itu pada akhirnya
ditujukan untuk menaikan taraf hidup manusia.
Tujuan pemberian kredit adalah untuk menciptakan keuntungan (profit) yang
diperoleh dari pembayaran bunga maupun biaya-biaya lainnya, tetapi bank juga harus
meyakini bahwa kontra prestasi dari debitur tersebut akan dapat dilaksanakan sesuai
perjanjian yang ada. Semua bank tidak mengharapkan adanya kredit bermasalah (non
performing loan), tetapikeberadaan kredit bermasalah merupakan suatu resiko yang mau
tidak mau harus ditanggung oleh bank sebagai resiko dari pemberian kredit. Sebagaimana
tersebut diatas,salah satu unsur kredit adalah Resiko, bahwa setiap pemberian kredit dalam
jenis apapun terkandung resiko didalamnya, resiko yang terjadi akibat dari adanya waktu
yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima
kemudian hari, semakin lama kredit diberikan maka semakin tinggi pula tingkat resikonya.
kredit sendiri saat ini masih sangat terbatas, diantaranya yang kita kenal antara lain PT.Perum
Sarana Pengembangan Usaha, PT.Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO), PT Asuransi
Ekspor Impor (PT.ASEI) dan Perum Pejaminan Kelangsungan Kredit (Perum PKK).
Sesuai dengan tujuan perbankan Indonesia sebagaimana tercantum dalam ketentuan
pasal 4 undang-undang nomor 7 tahun 1992 yang telah diperbaruhi dengan undang-undang
nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, maka disebutkan bahwa Perbankan Indonesia
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan kredit, yaitu khususnya berupa ketentuan
kredit kecil maupun kredit program (kredit masal) yang disalurkan akan mendapat
perlindungan asuransi yang merupakan asuransi wajib.
Asuransi kredit lebih merupakan upaya bank dalam mengalihkan atau membagi resiko
kredit bermasalahnya. Dengan kemampuan menganalisa kredit yang lebih cermat akan
mengurangi atau memperkecil adanya kredit bermasalah (Non Performing loan) sehingga
akan menetapkan premium risk yang lebih rendah pula, dengan demikian akan menekan fee
penjaminan kredit yang dibebankan pada debitur. Ada beberapa pendekatan dalam mengukur
resiko kredit, dari pendekatan tradisional sampai pada pendekatan model baru yang
dikembangkan sesuai dengan perkembangan industri perbankan itu sendiri.
REFERENSI
Darmawanto. 2008.