SUNARYANI
SD Negeri Pacul II, Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro
Abstrak, Tujuan penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar melalui metode
demonstrasi bagi siswa SDN Pacul II kecamatan Bojonegoro kabupaten Bojonegoro.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pacul II kecamatan Bojonegoro kabupaten
Bojonegoro di kelas VI. Jumlah siswa kelas VI adalah 32 siswa. Hasil belajar siswa
yang dinyatakan dengan rata rata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 62,6. hasil ini
cukup tinggi bila di bandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 53,9 Karena siswa lebih
siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rata rata skor formatif sebesar 80,0 lebih
baik dari pada siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan mempersiapkan diri untuk
mengikuti pelajaran , terdorong untuk belajar yang lebih baik serta merasa lebih terbuka
dan berani untuk mencoba konsep pembelajaran IPA dengan materi pokok benda
konduktor dan isolator yang belum dimengerti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang
materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya, siswa kelas VI semester I SDN Pacul II
kecamatan Bojonegoro kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2014/2015.
Kata Kunci
concept of learning science with subject matter objects conductors and insulators are not
yet understood. Based on the research that has been conducted for two cycles can be
concluded that learning by using demonstration method can improve student
achievement light on the subject matter and its properties, the first half of the sixth grade
students of SDN Hoes II subdistrict Bojonegoro Bojonegoro 2014/2015 school year.
Pendidikan
adalah
upaya
pemerintah untuk mewujudkan cita-cita
pembangunan suatu bangsa, pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Pendidikan
dapat mempengaruhi perkembangan
manusia dalam seluruh aspek kepribadian
dan kehidupannya. Pendidikan di pandang
bukan semata-mata sebagai sarana untuk
menyiapkan individu bagi kehidupannya
di masa depan, tetapi juga untuk
kehidupan anak sekarang yang sedang
mengalami perkembangan menuju ke
tingkat kedewasaan. Seperti halnya
perkembangan anak usia SD. Hal ini
sangat penting mengingat pada anak usia
SD yaitu antara usia 6-12 tahun anak
banyak mengalami perubahan baik fisik
maupun
mental.
Dilihat
dari
perkembangan fisik dan intelektual anak
usia 6-12 tahun nampaknya cenderung
lamban sedangkan kecepatan motorik
terus
membaik.
Akan
tetapi
perkembangan pada usia ini masih sangat
signifikan. Perkembangan intelektual
sangat substansial, karena sifat egosentrik,
anak menjadi lebih bersifat logis.
Walaupun demikian kadar dan cara anak
untuk berfikir logis terhadap sesuatu akan
ada perbedaan.
Perbedaan yang ada tersebut di
sebabkan oleh berbagai faktor, seperti
seorang guru yang mengajar kelas VI SD
dengan
hanya
ceramah
dalam
menerangkan pokok bahasan cahaya dan
3.
besar
tidak
ketika
Benda
materi
4.
Siswa
kurang
memperhatikan
pelajaran, bahkan berbicara sendiri
dengan temanya.
Menurut
Rusyan
(1993:106)
mengatakan bahwa metode demonstrasi
adalah merupakan pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah
laku yang dicontohkan.
Dalam buku Pembelajaran Pakem,
yang disampaikan pada Pembekalan InService Training Program Block Grant
KKG/MGMP di SLB Bedali, Lawang,
Malang. disusun oleh Tim Widyaiswara
LPMP Propinsi Jawa Timur tahun 2010
disebut bahwa Pembelajaran Pakem
adalah pendekatan pembelajaran, bukan
metode atau strategi pembelajaran.
Metode adalah bagian dari pendekatan,
termasuk Metode Demonstrasi.
Metode
ini
membantu
guru
mengaitkan antara materi
yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa. Sesuai dengan pembelajaran
Pakem, anak harus mengalami langsung
bukan hanya mendengar saja. Anak dapat
membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari hari.
Pengetahuan dan ketrampilan siswa
diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru
ketika ia belajar.
Pembelajaran adalah suatu proses
membelajarkan subyek didik/pembelajar
yang direncanakan, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subyek
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien (Depdiknas,
2003:9). Sedangkan menurut Dimyati
(2006:297) pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan
pada
penyediaan
sumber
belajar.
Berdasarkan kajian di atas dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
merupakan
proses
yang
harus
dan
Proses
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Siklus 1
Penelitian ini menggunakan rancangan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
adalah bentuk penelitian praktis yang
dilaksanakan oleh guru untuk menemukan
solusi dari permasalahan yang timbul di
kelasnya agar dapat meningkatkan proses
dan hasil pembelajaran (Dasna, 2007:2).
Pelaksanaan penelitian ini terdiri
atas dua siklus , yang masing-masing
Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus I, peneliti bersama
teman
sejawat
dan
pembimbing
merefleksi terhadap hasil belajar siswa,
mengidentifikasi masalah-masalah yang
ada, menganalisa , merumuskan, dan
mencari
alternatif
pemecahan
1. Kegiatan awal
Perbaikan pembelajaran 5 menit
diawali dengan apersepsi dan motivasi
yang berupa tanya jawab, mengenai
materi yang sudah dibahas pertemuan
sebelumnya
dan
menyampaikan
indikator dan kompetensi yang
diharapkan.
2.Kegiatan Inti
Kegiatan inti 60 menit, peneliti
menjelaskan materi dan sekaligus
mendemonstrasikan alat-alat yang
dibawa. Selanjutnya siswa dapat
mencoba mendemonstrasikan sendiri
didepan kelas, yang didampingi guru.
Teman sejawat mengamati tindakan
siswa dalam menggunakan alat alat
yang dibawa peneliti, serta mengamati
peneliti dalam mendemonstrasikan
alat-alat yang telah dipersiapkan
peneliti.
3. Kegiatan akhir
Sedangkan kegiatan akhir berisi
tentang pemberian kesimpulan dan
mengadakan
evaluasi
dengan
memberikan latihan soal / tes tulis
kepada siswa.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus I diaplikasikan setelah rencana
perbaikan selesai disusun. Perbaikan
pembelajaran siklus I dilaksanakan pada
tanggal 31 Oktober 2014.
Adapun
tujuan
perbaikan
diharapkan siswa dapat memahami materi
benda konduktor dan isolator.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
pada siklus I ini peneliti dibantu, diamati,
dan didampingi teman sejawat yang
sebelumnya
telah
bersedia
untuk
membantu
pelaksanaan
perbaikan
pembelajara ini.Adapun langkah-langkah
pelaksanannya sebagai berikut:
Observasi
Pada
langkah
ini
dilakukan
pengamatan terhadap peningkatan hasil
belajar. Hasil pengamatan termuat pada
tabel 1.
Tabel 1. Hasil pembelajaran Siklus 1
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
NAMA SISWA
NILAI
60
40
55
70
76
78
78
60
60
75
KETERANGA
N
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
LILIS ZULAIKHA
BAKDIATUL SEPTIANTI
OKTAVIA DWI A.
SIVA NUR AINI
ANISA FITRIANI
ENY NUR VAIQOH
RENDI SETIAWAN
MAULANA BAGUS AHMAD
MOCH. RIDWAN
AFRILA DWI NABELA
MOH. DAFA ALIEF P.
DEAN PUTRA SETIYAJI T.D
NURUL KHOIRIYAH
M. AFRIAN FALAHUDIN R.
SYARIFAH NURUL AZAM
FARISKA DWI K.
OCHTAFIA NADILA PUTRI
MOCH. SETYAWAN
RYAN IFANTANA S.
HERLIANA PANCAWATI
YULIA MELI ARDIANSYAH
RESA ISROJOTIA SANUR P.
JUMLAH
Rata-rata
78
78
80
76
55
50
50
78
60
70
65
60
78
70
78
78
78
65
60
50
80
80
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
2169
67,73
%
Keterangan :
T: Tuntas = 15 anak
BT: Belum Tuntas = 17 anak
Refleksi
Dari kegiatan yang dilaksanakan
dilakukan refleksi. Hasil yang diperoleh
dikumpulkan dan dianalisis kemudian
diadakan refleksi dan dijadikan acuan
untuk melakukan tindakan selanjutnya
atau siklus II.
Siklus II
Siklus ini dilaksanakan pada tanggal
07 Nopember 2014 setelah mengetahui
hasil refleksi siklus I yang telah
dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober
2014 sebelumya. Dari hasil refleksi pada
siklus I didapat bahwa hasil belajar siswa
masih jauh dari harapan yang diinginkan,
sehingga peneliti perlu melaksanakan
perbaikan pembelajaran yang kedua yaitu
siklus II. Pada siklus II ini peneliti masih
menggunakan langkah-langkah seperti
pada siklus I, yaitu:
Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian
perbaikan, peneliti menyusun rencana
bersama teman sejawat dan dibimbing
oleh kepala sekolah untuk melaksanakan
langkah perbaikan siklus II. Dalam siklus
ini peneliti masih menggunakan metode
demonstrasi.
Lanngkah-langkah
perencanan perbaikan pembelajaran pada
pokok bahasan benda konduktor dan
isolator terdiri dari :
1) Membuat
rencana
perbaikan
pembelajaran
berdasarkan
hasil
refleksi perencanaan siklus I.
2) Menetapkan
tujuan
perbaikan
pembelajaran IPA pokok bahasan
benda konduktor dan isolator.
3) Menyiapkan
instrumen
dalam
pengumpulan data yang berupa
lembar pengamatan, penggunaan alatalat peraga, lembar penilaian siswa
dan lembar soal latihan siswa.
4) Menyiapkan media/ alat-alat yang
berhubungan dengan materi. Seperti;
gelas, kaca, air panas, sendok logam,
penggaris plastik, pensil, kayu, besi.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah disiapkan. Dengan rincian sebagai
berikut :
Kegiatan awal
Kegiatan awal 5 menit diawali
dengan apersepsi yang berupa tanya
jawab, mengenai materi yang sudah
dibahas pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti
Kegiatan inti 60 menit, peneliti
menjelaskan materi dan sekaligus
mendemonstrasikan alat-alat yang dibawa
semaksimal mungkin. Selanjutnya siswa
dapat
mencoba
mendemonstrasikan
22
80
23
NURUL KHOIRIYAH
80
24
M. AFRIAN FALAHUDIN R.
80
25
80
26
FARISKA DWI K.
80
27
100
28
MOCH. SETYAWAN
65
BT
29
RYAN IFANTANA S.
80
Observasi
Hasil Observasi pada siklus II tertuang
dalam tabel 2.
30
HERLIANA PANCAWATI
70
BT
31
100
32
100
JUMLAH
NAMA SISWA
NILAI
2665
83,28
KET.
Rata-rata
60
BT
60
BT
80
NORMALITA PUTRI
80
80
80
80
FERDI ERIYANTO
80
ROBI MAULANA
80
10
80
11
LILIS ZULAIKHA
100
12
BAKDIATUL SEPTIANTI
100
13
OKTAVIA DWI A.
80
14
100
15
ANISA FITRIANI
80
16
100
17
RENDI SETIAWAN
90
18
80
19
MOCH. RIDWAN
100
20
80
21
80
Keterangan :
T : Tuntas = 28 anak
Refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus II dan pengumpulan
data, peneliti melakukan refleksi untuk
menentukan hasilnya.
Interprestasi Data
Dari hasil evaluasi tersebut,
ternyata terdapat kenaikan dari setiap
siswa. Pada siklus I, siswa yang tuntas
hanya 36 %, sedangkan yang 64 % belum
tuntas. Pada siklus II ini ketuntasan
meningkat dari 64 % menjadi 74 %, dan
yang belum tuntas hanya ada 26 %.
Setelah peneliti mendapatkan hasil
evaluasi tersebut, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa dari nilai rata-rata
14 %
86 %
PENUTUP
Kesimpulan.
Setelah dilaksanakan penelitian
pada siklus I dan siklus II diatas dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode demonstrasi untuk
meningkatkan pokok bahasan benda
konduktor dan isolator pada mata
pelajaran IPA dapat meningkatkan
prestasi dan aktivitas belajar siswa.
2. Dengan
penerapan
metode
demonstrasi untuk meningkatkan
Materi benda konduktor dan isolator
pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan prestasi dan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran
apabila memenuhi syarat dan prosedur
sebagai berikut:
a. Syarat : menarik, aman, jelas,
mengalami bukan menghafal
b. Prosedur
: dengan bimbingan
guru, diberikan secara bertahap,
dan penggunaan alat atau media
secara maksimal.
Saran.
Berdasarkan pengalaman dilapangan
dengan pokok bahasan benda konduktor
dan isolator pada mata pelajaran IPA
cukup
menarik
perhatian
siswa,
disamping dapat menumbuhkan aktifitas
siswa, gurupun mendapatkan pengalaman
baru dan sangat tertantang untuk
mengulang kembali.
Berdasarkan hal-hal diatas peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut:
a. Kepada pemerintah, hendaknya dapat
menambah jumlah tenaga guru mata
pelajaran IPA yang handal dan berikut
media yang tepat dan bermanfaat
sekaligus cara penggunaanya.
b. Kepada guru, hendaknya menambah
frekuensi dalam penggunaan alat
sebagai media pembelajaran IPA yang
tepat dan lebih bermanfaat.
c. Kepada
siswa,
hendaknya
meningkatkan
keberanian
untuk
bertanya,
mencoba dan banyak
latihan-latihan soal. tentunya yang ada
hubungan dengan benda konduktor
dan isolator.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta
Ansari, Y. 2009. Taktik Mengembangkan
Kemampuan Individual Siswa.
Jakarta: Gaung Persada Press
Azwar, S. 2003. Pendidikan- Tes dan
Pengukuran.
Jakarta:
Raja
grafindo Persada
Az-Zahra. 2009. Master kompetensi IPA
IV.
Bandung:
Cendekia
Paramitra.