Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR POKOK BAHASAN BENDA

KONDUKTOR DAN ISOLATOR DENGAN METODE DEMONSTRASI


PELAJARAN IPA SISWA KELAS VI SDN PACUL II KECAMATAN
BOJONEGORO KABUPATEN BOJONEGORO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SUNARYANI
SD Negeri Pacul II, Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro

Abstrak, Tujuan penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar melalui metode
demonstrasi bagi siswa SDN Pacul II kecamatan Bojonegoro kabupaten Bojonegoro.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pacul II kecamatan Bojonegoro kabupaten
Bojonegoro di kelas VI. Jumlah siswa kelas VI adalah 32 siswa. Hasil belajar siswa
yang dinyatakan dengan rata rata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 62,6. hasil ini
cukup tinggi bila di bandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 53,9 Karena siswa lebih
siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rata rata skor formatif sebesar 80,0 lebih
baik dari pada siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan mempersiapkan diri untuk
mengikuti pelajaran , terdorong untuk belajar yang lebih baik serta merasa lebih terbuka
dan berani untuk mencoba konsep pembelajaran IPA dengan materi pokok benda
konduktor dan isolator yang belum dimengerti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang
materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya, siswa kelas VI semester I SDN Pacul II
kecamatan Bojonegoro kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci

: Peningkatan, Prestasi Belajar, Metode Demonstrasi

Abstrak, The purpose of this study is to increase learning achievement through


demonstration method for students of SDN Hoes II sub-district of Bojonegoro
Bojonegoro. The research was conducted in SDN Hoes II sub-district of Bojonegoro
Bojonegoro in class VI. The number of sixth grade students is 32 students. Student
learning outcomes expressed by an average score of formative tests for the first cycle of
62.6. This result is quite high when compared to the previous value of 53.9 Because
students are better prepared to follow the lessons. In the second cycle the average score
of 80.0 formative better than in the first cycle, because the students are used to prepare
for the lesson, motivated to learn better and feel more open and daring to try out the

concept of learning science with subject matter objects conductors and insulators are not
yet understood. Based on the research that has been conducted for two cycles can be
concluded that learning by using demonstration method can improve student
achievement light on the subject matter and its properties, the first half of the sixth grade
students of SDN Hoes II subdistrict Bojonegoro Bojonegoro 2014/2015 school year.

Keywords: Improvement, Learning Achievement, Methods Demonstration

Pendidikan
adalah
upaya
pemerintah untuk mewujudkan cita-cita
pembangunan suatu bangsa, pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Pendidikan
dapat mempengaruhi perkembangan
manusia dalam seluruh aspek kepribadian
dan kehidupannya. Pendidikan di pandang
bukan semata-mata sebagai sarana untuk
menyiapkan individu bagi kehidupannya
di masa depan, tetapi juga untuk
kehidupan anak sekarang yang sedang
mengalami perkembangan menuju ke
tingkat kedewasaan. Seperti halnya
perkembangan anak usia SD. Hal ini
sangat penting mengingat pada anak usia
SD yaitu antara usia 6-12 tahun anak
banyak mengalami perubahan baik fisik
maupun
mental.
Dilihat
dari
perkembangan fisik dan intelektual anak
usia 6-12 tahun nampaknya cenderung
lamban sedangkan kecepatan motorik
terus
membaik.
Akan
tetapi
perkembangan pada usia ini masih sangat
signifikan. Perkembangan intelektual
sangat substansial, karena sifat egosentrik,
anak menjadi lebih bersifat logis.
Walaupun demikian kadar dan cara anak
untuk berfikir logis terhadap sesuatu akan
ada perbedaan.
Perbedaan yang ada tersebut di
sebabkan oleh berbagai faktor, seperti
seorang guru yang mengajar kelas VI SD
dengan
hanya
ceramah
dalam
menerangkan pokok bahasan cahaya dan

sifat-sifatnya pada pelajaran IPA, tidak


akan membuat siswa berkembang denga
maksimal. Seperti yang terjadi di SDN
Pacul
II,
kecamatan
Bojonegoro,
kabupaten Bojonegoro. Dari 32 siswa
kelas VI yang ada, hanya 12 anak yang
mampu menyelesaikan soal yang di
berikan oleh guru, sedangkan yang
lainnya
masih
belum
mampu
menyelesaikan .
Permasalahan seperti di atas
tentunya tidak terus dibiarkan, tetapi
harus segera di cari solusi pemecahan
masalahnya. Ini sangat menarik bagi
peneliti untuk menyelesaikan masalah
tersebut di atas dengan penggunaan
metode Demonstrasi pada pokok bahasan
benda konduktor dan isolator pelajaran
IPA kelas VI SDN Pacul II, Kecamatan
Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro,
dengan
harapan
perkembangan
intelektual, dan prestasi belajarnya dapat
tercapai sesuai harapan.
Prestasi belajar siswa kelas VI
SDN Pacul II, dalam mata pelajaran IPA
masih rendah. Ini terbukti dari hasil
analisis yang didapat setiap ulangan
harian.
Banyak
faktor
yang
menyebabkannya antara lain adalah
kurangnya
variasi
guru
dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
termasuk
kurangnya
frekuensi
penggunaan alat peraga. Pada saat KBM
berlangsung kita jumpai siswa mengantuk
atau
berbincang-bincang
dengan

temannya, namun pembicaraanya itu


mengenai hal-hal di luar pelajaran. Realita
ini tidak boleh kita biarkan pula, kita
harus berusaha untuk mengatasinya.
Dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan dasar dan menyongsong
desentralisasi
pendidikan
kita
diperkenalkan
dengan
Menejemen
Berbasis sekolah (MBS). MBS ini
ditandai dengan otonomi luas ditingkat
sekolah dan partisipasi masyarakat yang
makin
meningkat.
Dengan
MBS
diharapkan
dapat
meningkatkan
kreativitas
pada
pengelola
dan
pelaksanaan pendidikan. Seiring dengan
semangat pelaksanaan MBS, maka sajiansajian dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) perlu dilakukan Pembelajaran
yang Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) yang dilandasi
dengan
pembelajaran
Metode
Demonstrasi untuk Meningkatkan Materi
Benda Konduktor dan Isolator yang
berkaitan dengan Pendidikan beroriantasi
kecakapan hidup (Life Skill). Secara teori
dengan Metode Demonstrasi untuk
meningkatkan materi benda konduktor
dan isolator pada siswa dapat melalui
mengalami bukan menghafal, serta
mampu mengkonstruksi pengetahuan di
benak sendiri. Dengan begitu daya pikir
siswa akan menjadi kuat.
Beberapa masalah yang kami
hadapi dalam pembelajaran sehari-hari
adalah:
1.
2.

3.

Nilai siswa yang sebagian


masih dibawah KKM.
Guru hanya berceramah,
menggunakan alat peraga
menjelaskan pokok bahasan
konduktor dan isolator.
Siswa kurang tertarik dengan
pelajaran.

besar
tidak
ketika
Benda
materi

4.

Siswa
kurang
memperhatikan
pelajaran, bahkan berbicara sendiri
dengan temanya.

Dari masalah yang ada di atas,


dapat dirumuskan apakah penggunaan
Metode Demonstrasi dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa ?
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk peningkatan
prestasi belajar dan aktivitas siswa pada
Pelajaran IPA Pokok Bahasan Benda
konduktor dan isolator melalui Metode
Demonstrasi di kelas VI SDN Pacul II
Kecamatan
Bojonegoro
Kabupaten
Bojonegoro Tahun pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini dimaksudkan agar
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
bagi semua pihak pada umumnya. Bagi
peneliti agar penelitian ini menambah
wawasan tentang penggunaan Metode
Demonstrasi Pokok Bahasan Cahaya dan
Sifat- sifatnya Pelajaran IPA siswa kelas
VI SDN Pacul II Kecamatan Bojoengro
Kabupaten
Bojonegoro.
Selain
bermanfaat bagi peneliti, hasil penelitian
ini kami harapkan bermanfaat pula bagi
beberapa pihak yaitu:
1. Bagi Siswa : Siswa mudah
memahami, menerima pelajaran IPA
untuk meningkatkan prestasinya,
mampu memecahkan masalah dengan
landasan pemikiran yang rasional,
serta mampu menerapkan yang terkait
dengan kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Guru
: Untuk menambah
wawasan tentang Metode Demonstrasi
untuk meningkatkan Pokok Bahasan
Benda Konduktor dan Isolator
Pelajaran IPA kelas VI SD.
3. Bagi Sekolah : Pihak sekolah dapat
meningkatkan potensi sekolah dengan
memilih siswa yang berprestasi
tinggi.Serta memiliki Pemikiran yang
Logis.

Menurut
Rusyan
(1993:106)
mengatakan bahwa metode demonstrasi
adalah merupakan pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah
laku yang dicontohkan.
Dalam buku Pembelajaran Pakem,
yang disampaikan pada Pembekalan InService Training Program Block Grant
KKG/MGMP di SLB Bedali, Lawang,
Malang. disusun oleh Tim Widyaiswara
LPMP Propinsi Jawa Timur tahun 2010
disebut bahwa Pembelajaran Pakem
adalah pendekatan pembelajaran, bukan
metode atau strategi pembelajaran.
Metode adalah bagian dari pendekatan,
termasuk Metode Demonstrasi.
Metode
ini
membantu
guru
mengaitkan antara materi
yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa. Sesuai dengan pembelajaran
Pakem, anak harus mengalami langsung
bukan hanya mendengar saja. Anak dapat
membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari hari.
Pengetahuan dan ketrampilan siswa
diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru
ketika ia belajar.
Pembelajaran adalah suatu proses
membelajarkan subyek didik/pembelajar
yang direncanakan, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subyek
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien (Depdiknas,
2003:9). Sedangkan menurut Dimyati
(2006:297) pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan
pada
penyediaan
sumber
belajar.
Berdasarkan kajian di atas dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
merupakan
proses
yang
harus

dipersiapkan sedemikian rupa sehingga


peserta didik/siswa dapat melaksanakan
dengan sebaik-baiknya yang berdampak
positif pada pencapaian tujuan yang sudah
ditentukan.
Hal ini seperti yang tertuang dalam
Standar Isi mata pelajaran IPA 2006,
dinyatakan bahwa ruang lingkup mata
pelajaran IPA meliputi dua aspek, yaitu:
1. Aspek kerja ilmiah yang mencangkup
:Penyelidikan/penelitian,berkomunika
si ilmiah, pengembangan kreatifitas
dan pemecahan masalah, sikap dan
nilai ilmiah.
2.

Aspek pemahaman konsep dan


penerapannya, yang mencangkup:
a. Makhluk Hidup
Kehidupannya

dan

Proses

Makhluk hidup mempunyai banyak


keberagaman dalam hal dan perilaku yang
berinteraksi satu sama lain dengan
lingkungan
hidupnya.
Siswa
mengumpulukan informasi tentang caracara makhluk hidup untuk bertahan hidup
dan
mengembangkan
pemahaman
mengenai strukturnya agar berfungsi
secara efektif di lingkungannya. Siswa
mengidentifikasi pola interaksi yang
terjadi di lingkungan sekitarnya.
b. Benda dan Sifatnya
Sifat-sifat benda ditentukan oleh
struktur
dasarnya.
Benda
dapat
dikelompokkan menurut sifat-sifatnya
yang berbeda. Siswa menyelidiki sifatsifat benda, bagaimana sifat ini dapat
diubah, dan pengaruh perubahan ini pada
kegunaan benda.
c. Energi dan Perubahannya
Bumi dibentuk oleh gaya-gaya yang
mempengaruhi bentuk, gerak, perilaku,
dan energidari objek. Siswa menjajaki
pengaruh gaya dalam kehidupan seharihari, memikirkan cara menggunakan

energi dan konsekwensinya terhadap


lingkungan dan masyarakat.
d. Bumi dan Alam Semesta
Bumi merupakan salah satu
bagian dari alam semesta yang memiliki
banyak komponen. Siswa menggali
gagasan tentang sifat bumi yang dinamis
dan sistem tata surya. Menyelidiki
berbagai
acara
makhluk
hidup
memanfaatkan bumi, tata surya dan
sumber daya alam.
e. Sains, Lingkungan, Teknologi dan
Masyarakat
Sains diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalahmasalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan sains perlu dilakukan secara
bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap
lingkungan.
Siswa
mengidentifikasi
kebutuhan
dan
merancang serta membuat produk
teknologi berdasarkan konsep yang telah
dipelajari tentang cirri-ciri makhluk
hidup, sifat dan struktur benda, konsep
energi
beserta
sifatnya
dan
perubahanyang terjadi pada bumi dan
sistem tata surya.

meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,


observasi dan refleksi. Jumlah pertemuan
tiap siklus tergantung situasi yang
dihadapi. Tiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang dicapai. Hal itu
dilaksanakan terus dari satu siklus ke
siklus berikutnya sampai masalah yang
dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas.
Seting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Pacul II Kec. Bojonegoro Kab.
Bojonegoro pada tahun pelajaran
2014/2015 dalam pembelajaran IPA
pokok bahasan Konduktor dan Isolator,
dilaksanakan pada semester I. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VI dengan
jumlah siswa sebanyak 32 anak.
Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode
demostrasi pada kegiatan pembelajaran di
kelas, digunakan instrumen (1) tes hasil
belajar, (2) lembar observasi aktivitas
guru dan siswa.

METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Siklus 1
Penelitian ini menggunakan rancangan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
adalah bentuk penelitian praktis yang
dilaksanakan oleh guru untuk menemukan
solusi dari permasalahan yang timbul di
kelasnya agar dapat meningkatkan proses
dan hasil pembelajaran (Dasna, 2007:2).
Pelaksanaan penelitian ini terdiri
atas dua siklus , yang masing-masing

Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus I, peneliti bersama
teman
sejawat
dan
pembimbing
merefleksi terhadap hasil belajar siswa,
mengidentifikasi masalah-masalah yang
ada, menganalisa , merumuskan, dan
mencari
alternatif
pemecahan

masalahnnya. Temuan yang didapat,


peneliti, teman sejawat, dan pembimbing
menyimpulkan bahwa metode ceramah
yang digunakan dalam pembelajaran IPA
kelas VI pada pokok bahasan benda
konduktor dan isolator kurang sesuai.
Sehingga banyak siswa yang tidak
memahami materi dengan baik. Dari
temuan yang didapat, peneliti, teman
sejawat, dan pembimbing mencoba untuk
menggunakan metode demonstrasi dalam
pembelajaran IPA kelas VI pada pokok
bahasan cahaya dan sifat-sifatnya.

1. Kegiatan awal
Perbaikan pembelajaran 5 menit
diawali dengan apersepsi dan motivasi
yang berupa tanya jawab, mengenai
materi yang sudah dibahas pertemuan
sebelumnya
dan
menyampaikan
indikator dan kompetensi yang
diharapkan.
2.Kegiatan Inti
Kegiatan inti 60 menit, peneliti
menjelaskan materi dan sekaligus
mendemonstrasikan alat-alat yang
dibawa. Selanjutnya siswa dapat
mencoba mendemonstrasikan sendiri
didepan kelas, yang didampingi guru.
Teman sejawat mengamati tindakan
siswa dalam menggunakan alat alat
yang dibawa peneliti, serta mengamati
peneliti dalam mendemonstrasikan
alat-alat yang telah dipersiapkan
peneliti.

Pada tahap ini langkah perencanaan


disusun sebagai berikut :
a) Membuat
rencana
perbaikan
pembelajaran (RPP)
b) Perumusan
indikator,dan
tujuan
perbaikan pembelajaran
c) Membagi pokok pembahasan
d) Menyiapkan media/ alat-alat yang
berhubungan dengan materi. Seperti;
besi, kayu, gelas kaca, air panas,
sendok logam, penggaris plastik,
pensil.

3. Kegiatan akhir
Sedangkan kegiatan akhir berisi
tentang pemberian kesimpulan dan
mengadakan
evaluasi
dengan
memberikan latihan soal / tes tulis
kepada siswa.

Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus I diaplikasikan setelah rencana
perbaikan selesai disusun. Perbaikan
pembelajaran siklus I dilaksanakan pada
tanggal 31 Oktober 2014.
Adapun
tujuan
perbaikan
diharapkan siswa dapat memahami materi
benda konduktor dan isolator.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
pada siklus I ini peneliti dibantu, diamati,
dan didampingi teman sejawat yang
sebelumnya
telah
bersedia
untuk
membantu
pelaksanaan
perbaikan
pembelajara ini.Adapun langkah-langkah
pelaksanannya sebagai berikut:

Observasi
Pada
langkah
ini
dilakukan
pengamatan terhadap peningkatan hasil
belajar. Hasil pengamatan termuat pada
tabel 1.
Tabel 1. Hasil pembelajaran Siklus 1
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

NAMA SISWA

NILAI

MOCH. CHOIRUL ANAM


ADITYA PERMANA PUTRA
BIMA BAGUS ERLANGGA
NORMALITA PUTRI
ACHMAD GULAM MIRZAKI
RATNA AYU WIRASTI
ANISA HANUM SARI
FERDI ERIYANTO
ROBI MAULANA
SEPTIO BAYU PAMUNGKAS

60
40
55
70
76
78
78
60
60
75

KETERANGA
N
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

LILIS ZULAIKHA
BAKDIATUL SEPTIANTI
OKTAVIA DWI A.
SIVA NUR AINI
ANISA FITRIANI
ENY NUR VAIQOH
RENDI SETIAWAN
MAULANA BAGUS AHMAD
MOCH. RIDWAN
AFRILA DWI NABELA
MOH. DAFA ALIEF P.
DEAN PUTRA SETIYAJI T.D
NURUL KHOIRIYAH
M. AFRIAN FALAHUDIN R.
SYARIFAH NURUL AZAM
FARISKA DWI K.
OCHTAFIA NADILA PUTRI
MOCH. SETYAWAN
RYAN IFANTANA S.
HERLIANA PANCAWATI
YULIA MELI ARDIANSYAH
RESA ISROJOTIA SANUR P.
JUMLAH

Rata-rata

78
78
80
76
55
50
50
78
60
70
65
60
78
70
78
78
78
65
60
50
80
80

TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
BLM TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS

2169
67,73
%

Keterangan :
T: Tuntas = 15 anak
BT: Belum Tuntas = 17 anak

Refleksi
Dari kegiatan yang dilaksanakan
dilakukan refleksi. Hasil yang diperoleh
dikumpulkan dan dianalisis kemudian
diadakan refleksi dan dijadikan acuan
untuk melakukan tindakan selanjutnya
atau siklus II.
Siklus II
Siklus ini dilaksanakan pada tanggal
07 Nopember 2014 setelah mengetahui
hasil refleksi siklus I yang telah
dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober
2014 sebelumya. Dari hasil refleksi pada
siklus I didapat bahwa hasil belajar siswa
masih jauh dari harapan yang diinginkan,
sehingga peneliti perlu melaksanakan
perbaikan pembelajaran yang kedua yaitu
siklus II. Pada siklus II ini peneliti masih
menggunakan langkah-langkah seperti
pada siklus I, yaitu:

Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian
perbaikan, peneliti menyusun rencana
bersama teman sejawat dan dibimbing
oleh kepala sekolah untuk melaksanakan
langkah perbaikan siklus II. Dalam siklus
ini peneliti masih menggunakan metode
demonstrasi.
Lanngkah-langkah
perencanan perbaikan pembelajaran pada
pokok bahasan benda konduktor dan
isolator terdiri dari :
1) Membuat
rencana
perbaikan
pembelajaran
berdasarkan
hasil
refleksi perencanaan siklus I.
2) Menetapkan
tujuan
perbaikan
pembelajaran IPA pokok bahasan
benda konduktor dan isolator.
3) Menyiapkan
instrumen
dalam
pengumpulan data yang berupa
lembar pengamatan, penggunaan alatalat peraga, lembar penilaian siswa
dan lembar soal latihan siswa.
4) Menyiapkan media/ alat-alat yang
berhubungan dengan materi. Seperti;
gelas, kaca, air panas, sendok logam,
penggaris plastik, pensil, kayu, besi.

Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah disiapkan. Dengan rincian sebagai
berikut :
Kegiatan awal
Kegiatan awal 5 menit diawali
dengan apersepsi yang berupa tanya
jawab, mengenai materi yang sudah
dibahas pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti
Kegiatan inti 60 menit, peneliti
menjelaskan materi dan sekaligus
mendemonstrasikan alat-alat yang dibawa
semaksimal mungkin. Selanjutnya siswa
dapat
mencoba
mendemonstrasikan

sendiri didepan kelas, yang didampingi


guru. Tanya jawab materi yang belum
dipahami siswa, merespon bila ada
pertanyaan, pemberian penguatan, dan
pemberian latihan soal untuk dikerjakan
siswa.
Kegiatan akhir
Sedangkan kegiatan akhir berisi
tentang
pemberian kesimpulan dan
evaluasi hasil kerja siswa.

22

DEAN PUTRA SETIYAJI T.D

80

23

NURUL KHOIRIYAH

80

24

M. AFRIAN FALAHUDIN R.

80

25

SYARIFAH NURUL AZAM

80

26

FARISKA DWI K.

80

27

OCHTAFIA NADILA PUTRI

100

28

MOCH. SETYAWAN

65

BT

29

RYAN IFANTANA S.

80

Observasi
Hasil Observasi pada siklus II tertuang
dalam tabel 2.

30

HERLIANA PANCAWATI

70

BT

31

YULIA MELI ARDIANSYAH

100

32

RESA ISROJOTIA SANUR P.

100

JUMLAH

Tabel 2. Hasil Pembelajaran Siklus II


NO

NAMA SISWA

NILAI

2665
83,28

KET.

Rata-rata

MOCH. CHOIRUL ANAM

60

BT

ADITYA PERMANA PUTRA

60

BT

BIMA BAGUS ERLANGGA

80

NORMALITA PUTRI

80

ACHMAD GULAM MIRZAKI

80

RATNA AYU WIRASTI

80

ANISA HANUM SARI

80

FERDI ERIYANTO

80

ROBI MAULANA

80

10

SEPTIO BAYU PAMUNGKAS

80

11

LILIS ZULAIKHA

100

12

BAKDIATUL SEPTIANTI

100

13

OKTAVIA DWI A.

80

14

SIVA NUR AINI

100

15

ANISA FITRIANI

80

16

ENY NUR VAIQOH

100

17

RENDI SETIAWAN

90

18

MAULANA BAGUS AHMAD

80

19

MOCH. RIDWAN

100

20

AFRILA DWI NABELA

80

21

MOH. DAFA ALIEF P.

80

Keterangan :
T : Tuntas = 28 anak

BT : Belum Tuntas = 4 anak

Refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus II dan pengumpulan
data, peneliti melakukan refleksi untuk
menentukan hasilnya.
Interprestasi Data
Dari hasil evaluasi tersebut,
ternyata terdapat kenaikan dari setiap
siswa. Pada siklus I, siswa yang tuntas
hanya 36 %, sedangkan yang 64 % belum
tuntas. Pada siklus II ini ketuntasan
meningkat dari 64 % menjadi 74 %, dan
yang belum tuntas hanya ada 26 %.
Setelah peneliti mendapatkan hasil
evaluasi tersebut, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa dari nilai rata-rata

disaat siklus I yaitu 69,17 % berubah


menjadi 80 %. Hal ini membuktikan
bahwa di tahap siklus II ini sudah
mengalami peningkatan dan sudah sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, dapat dicermati melalui grafik
berikut ini:

14 %

86 %

PENUTUP
Kesimpulan.
Setelah dilaksanakan penelitian
pada siklus I dan siklus II diatas dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode demonstrasi untuk
meningkatkan pokok bahasan benda
konduktor dan isolator pada mata
pelajaran IPA dapat meningkatkan
prestasi dan aktivitas belajar siswa.
2. Dengan
penerapan
metode
demonstrasi untuk meningkatkan
Materi benda konduktor dan isolator
pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan prestasi dan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran
apabila memenuhi syarat dan prosedur
sebagai berikut:
a. Syarat : menarik, aman, jelas,
mengalami bukan menghafal
b. Prosedur
: dengan bimbingan
guru, diberikan secara bertahap,
dan penggunaan alat atau media
secara maksimal.

Saran.
Berdasarkan pengalaman dilapangan
dengan pokok bahasan benda konduktor
dan isolator pada mata pelajaran IPA
cukup
menarik
perhatian
siswa,
disamping dapat menumbuhkan aktifitas
siswa, gurupun mendapatkan pengalaman
baru dan sangat tertantang untuk
mengulang kembali.
Berdasarkan hal-hal diatas peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut:
a. Kepada pemerintah, hendaknya dapat
menambah jumlah tenaga guru mata
pelajaran IPA yang handal dan berikut
media yang tepat dan bermanfaat
sekaligus cara penggunaanya.
b. Kepada guru, hendaknya menambah
frekuensi dalam penggunaan alat
sebagai media pembelajaran IPA yang
tepat dan lebih bermanfaat.
c. Kepada
siswa,
hendaknya
meningkatkan
keberanian
untuk
bertanya,
mencoba dan banyak
latihan-latihan soal. tentunya yang ada
hubungan dengan benda konduktor
dan isolator.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta
Ansari, Y. 2009. Taktik Mengembangkan
Kemampuan Individual Siswa.
Jakarta: Gaung Persada Press
Azwar, S. 2003. Pendidikan- Tes dan
Pengukuran.
Jakarta:
Raja
grafindo Persada
Az-Zahra. 2009. Master kompetensi IPA
IV.
Bandung:
Cendekia
Paramitra.

Anda mungkin juga menyukai