PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hipertensi
berdasarkanada
atau
tidaknya
bukti
kerusakan
organ, penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus dilaksanakan dalam
kurun 24-48 jam.
pada
target
organ
yaitu
jantung,
mata,
ginjal
dan
otak
yang
tekanan
darahnya
mendadak
naik
menjadi
160/100
dan perdarahan kapiler yang selanjutnya mengakibatkan kegagalan sawar darahotak sehingga dapat timbul edema otak.
2.
Kegagalan
otoregulasi
(The
breakthrough
theory
of
hypertensive
encephalopathy).
Tekanan darah tinggi yang melampaui batas regulasi dan mendadak
menyebabkan kegagalan otoregulasi sehingga tidak terjadi vasokonstriksi tetapi
justru vasodilatasi. Vasodilatasi awalnya terjadi secara segmental (sausage string
pattern), tetapi akhirnya menjadi difus. Permeabilitas segmen endotel yang
dilatasi terganggu sehingga menyebabkan ekstravasasi komponen plasma yang
6
akhirnya menimbulkan edema otak. Secara patologi anatomi di dalam otak akan
dijumpai adanya edema, perdarahan kecil-kecil sampai infark kecil dan nekrosis
fibrinoid arteriol.
Gejala klinik berupa nyeri kepala hebat, mual, muntah, rasa ngantuk dan
keadaan bingung.Bila berlanjut dapat terjadi kejang umum, mioklonus dan koma.
Jarang menyebabkan gangguan saraf fokal seperti hemiparesis, afasia, kejang6
Hipertensi berat baik primer atau sekunder dalam jangka lama akan
menyebabkan penebalan dan remodeling dinding pembuluh darah sebagai
adaptasi terhadap stres mekanik oleh tekanan darah yang tinggi. Bila tekanan
darah terus tinggi maka akhirnya menyebabkan vasodilatasi yang merusak
pembuluh darah.6
2.5 Manifestasi Klinis Hipertensi emergensi.
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena pasien dengan
hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala (asimptomatik). Penemuan fisik yang
utama adalah meningkatnya tekanan darah.10 Hipertensi tidak memberikan tandatanda pada tingkat awal. Hipertensi yang sudah mencapai tahap lanjut yang berarti
telah berlangsung beberapa tahun akan menyebabkan gejala hipertensi.10
Manifetasi klinik umum terkait hipertensi emergensi seperti gambar 2.2
berikut11
aktivitas.12Gejala PSA:
1) Serangan mendadak dengan nyeri kepala hebat didahului suatu perasaan ringan
atau ada sesuatu yang meletus di dalam kepala.
2) Kaku kuduk merupakan gejala spesifik yang timbul beberapa saat kemudian.
3) Kesadaran dan fungsi motorik jarang terganggu
4) CSS berwarna merah yang menunjukkan perdarahan dengan jumlah eritrosit
lebih dari 1000 /mm
Gejala dan tanda klinis berkaitan dengan lokasi, kecepatan perdarahan dan
besarnya hematom.Serangan selalu terjadi mendadak, saat aktif baik aktivitas
fisik maupun emosi, jarang saat istirahat. Gejala awal merupakan manifestasi
kenaikan tekanan darah seperti : nyeri kepala, mual dan muntah, epistaksis,
penurunan daya ingat. Penurunan kesadaran sampai koma akibat kegagalan
Hipertensi
(Awal
hipertensi,
jenis
obat
anti-hipertensi,
laboratorium
awal
dan
penunjang
yang
dilakukan
10
tetapi diturunkan
d. Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam
cairan infus dg dosis 2 mg menit.
e. Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV
Diberikan dalam cairan infus dg dosis 0,25-10.00 mcg/kg/menit.
11
Jantung
Kompensasi jantung pada beban kerja yang berlebihan dengan kenaikan
13
12
hipertrofi ventrikel komplikasi hipertensi yang lain pada jantung adalah Cardiac
Heart Disease (CHD) yaitu: angina pektoris dan infark miokard. Infark miokard
bisa terjadi apabila arteri koroner yang atherosklerotik tidak dapat menyuplai
cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat
aliran darah melalui pembuluh tersebut. Kebutuhan oksigen yang tidak terpenuhi
dapat mengakibatkan terjadi iskemik jantung yang menyebabkan infark.15
2. Ginjal
Terjadinya kerusakan dan gagal ginjal secara perlahan sering ditemukan
pada hipertensi menahun, khususnya dengan kontrol tekanan darah yang tidak
teratur.Pada hipertensi hebat gagal ginjal akut sering terjadi dan merupakan
penyebab utama kematian jika tidak di terapi dengan tepat16. Efek hipertensi pada
ginjal adalah mengakibatkan lesi vaskuler renal yang mengakibatkan menurunnya
tingkat filtrasi glomerulus dan disfungsi tubulus.13 Kerusakan pada membran
glomerulus mengakibatkan proteinuria sehingga tekanan osmotik koloid plasma
berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.15
3. Mata
Gambaran fundus pada retinopati hipertensif ditentukan oleh derajat
peningkatan tekanan darah dan keadaan arteriol-arteriol retina.Pada hipertensi
sitemik ringan sampai sedang mungkin tidak menunjukkan gejala klinis (Riordan,
2010). Indikasi komplikasi hipertensi dapat kita lakukan dengan pemeriksaan
fundus mata untuk menemukan perubahan akibat hipertensi.16
4. Kerusakan Pembuluh Darah
Hipertensi mempercepat terjadinya aterosklerosis yang mempengaruhi arteri
besar seperti aneurisme aorta dan stenosis dan obstruksi arteri karotis. Hipertensi
juga mengakibatkan penebalan lapisan media muskularis arteri.15
13
14
BAB III
KESIMPULAN
Pada umumnya hipertensi emergensi jarang pada pasien yang sebelumnya
normotensi, tapi lebih sering terjadi pada pasien penderita hipertensi yang sudah
lama yang tidak terkontrol.
Penanganan awal harus fokus pada identifikasi adanya kerusakan organ
target. Tekanan darah diturunkan sekitar 25% dari MAP dalam 2 jam pertama.
Penurunan tekanan darah dilakukan secara bertahap. Penurunan darah secara akut
ke tekanan darah normal dapat mengkibatkan berkurangnya perfusi ke otak,
jantung dan ginjal.
15
BAB IV
LAPORAN KASUS
4.1 IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. NA
Umur
: 41 tahun
No. CM
: 1-02-33-97
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: B.Aceh
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Status
: Kawin
Pekerjaan
Tanggal Masuk
: 18 oktober 2014
Tanggal Pemeriksaan
: 20 oktober 2014
4.2
ANAMNESIS
a.
Keluhan Utama
b.
: Nyeri Dada
16
Riwayat hipertensi baru diketahuinya sejak 2 tahun yang lalu, untuk riwayat
riwayat DM Pasien menyangkal karena tidak pernah melakukan pemeriksaan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal
e. Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak dan tidak pernah menjaga
pola makan.Pasien juga mengaku tidak teratur berolahraga.
f. Riwayat Penggunaan Obat
Amlodipin 1x10 mg, HCT 1x25 mg, bisoprolol 1x5 dan captopril 3x25
Jenis kelamin
Usia
Jarang berolahraga
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 200/110 mmHg
Nadi (HR)
: 100 x/menit
Frekuensi Nafas
: 22 x/menit
Temperatur
: 36,6 C
b. Status General
Kulit
Warna
: Sawo matang
Turgor
: Kembali cepat
Ikterus
: (-)
Pucat
: (-)
17
Sianosis
: (-)
Oedema
: (-)
Kepala
Bentuk
: Kesan Normocephali
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Bibir
Gigi geligi
: Karies (-)
Lidah
Mukosa
: Basah (+)
Tenggorokan
Faring
: Hiperemis (-)
Leher
Bentuk
: Kesan simetris
Peningkatan TVJ
: R-2 cmH2O
Axilla
Thorax
1. Thoraks depan
a) Inspeksi
Bentuk dan Gerak
Retraksi
: (-)
b) Palpasi
Stem premitus
Paru kanan
Paru kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
c) Perkusi
18
Paru kanan
Paru kiri
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Lap.Paru bawah
Sonor
Sonor
Suara pokok
Paru kanan
Paru kiri
Vesikuler
Vesikuler
Lap.Paru tengah
Vesikuler
Vesikuler
Lap.Paru bawah
Vesikuler
Vesikuler
d) Auskultasi
Suara tambahan
Paru kanan
Paru kiri
Rh(-) , Wh(-)
Rh(-) , Wh(-)
Rh(-) , Wh(-)
Rh(-), Wh(-)
Rh(-) , Wh(-)
Rh(-), Wh(-)
2. Thoraks Belakang
a) Inspeksi
Bentuk dan Gerak
Retraksi
: interkostal (-)
b) Palpasi
Stem Fremitus
Paru kanan
Paru kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Paru kanan
Paru kiri
Sonor
Sonor
Lap. Parutengah
Sonor
Sonor
Lap.Paru bawah
Sonor
Sonor
c) Perkusi
d) Auskultasi
19
Suara pokok
Paru kanan
Paru kiri
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Suara tambahan
Paru kanan
Paru kiri
Rh(-) , Wh(-)
Rh(-),Wh(-)
Rh(-) , Wh(-)
Rh(-), Wh(-)
Rh(-) , Wh(-)
Rh(-), Wh(-)
20
Jantung
-
Inspeksi
Palpasi
: Ictus
cordis
teraba
ICS
linea
midclavicula sinistra
-
Perkusi
: Batas atas
: ICS II LMCS
midclavicula sinistra
-
Auskultasi
Abdomen
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Genetalia
Anus
Ekstremitas
:
Superior
Ekstremitas
Inferior
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Sianotik
Edema
Ikterik
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Sensibilitas
Atrofi otot
Tonus Otot
5555
5555
4444
Gerakan
4444
21
Hasil Pemeriksaan
Nilai Rujukan
Haemoglobin
14,6 gr/dl
12,0-15,0 gr/dl
Leukosit
10,1 3/ul
4,5-10,5.103/ul
Trombosit
150-450.103/ul
Eritrosit
5,1 103/ul
Hematokrit
42%
37-47 %
Eosinofil
1%
0-6%
Basofil
0%
0-2%
Netrofil Segmen
70%
50-70%
Limfosit
21%
20-40%
Monosit
7%
2-8%
<0.10
<1.5ng/ml
CK-MB
51
<25 U/L
Natrium
142 mmol/L
135-145 mmol/L
Kalium
5,2 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
Klorida
104 mmol/L
90-110 mmol/L
216 mg/dl
<200 mg/dl
Ureum
27 mg/dl
13-43 mg/dl
0,89 mg/dl
0,51-0,95 mg/dl
Troponin I
Kreatinin
3.4.2 Elektrokardiografi
22
Bacaan EKG
1. Irama
: Sinus ritme
2. Laju
: 68 x/i
3. Axis
: normoaxis
4. Interval PR
: 0.12 s
5. Morfologi
6. Gel P
: 0.12 s, 0,2 mV
7. Kompleks QRS : QRS durasi 0.08 s
8. Segmen ST
:
ST elevasi
:ST depresi: T inverted
: (+) di V2-V6
Q patologis
: (+) di Lead II, III dan AVF
Hipertrofi
: (+) LVH (RV5 + SV1) 35 kotak kecil
VES
: (-)
Kesimpulan
:Sinus ritme, HR: 68x/menit, normoaxis,
kesan old infarct inferior, left ventricular
hypertropy
3.5 RESUME
23
3.7 PENATALAKSANAAN
3.7.1 Non-Medikamentosa
3.7.2 Medikamentosa
- O2 2-4 L/menit
24
- IVFD RL 20gtt/i
-
Aspilet 1x80mg
Drip cedocard mulai 20 mcg titrasi sampai 250 mcg via syringump
Cardace 1x2,5mg
Echocardiografi
Foto Thorax AP
3.9 PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: Dubia ad malam
Olahraga teratur
TGL
VITAL SIGN
TERAPI
25
30/09/2014
H-0
Kes : Compos
mentis
TD : 220/120
mmHg
N : 72 x/i
RR : 20 x/i
T
: 36,6O C
Kepala : Normocephali
Mata
Th/
-
Bed rest
Plavix 350 mg
Thorak
Pulmo
: I = simetris +/+
Sc lovenox 2x0,6 cc
Amlodipin 1x5 mg
Simvastatin 1x40 mg
P = sf ka = sf ki
P = sonor +/+
A = Ves (+/+), Rh (-/-),
WH (-/-)
Cor
Abd
Extr
Ass:
1. Hipertensi Emergency
2. UAP
3. Iskemik anterior
01/10/2014
H-1
Kes : Compos
mentis
TD : 180/100
mmHg
N : 67x/i
RR : 20 x/i
T
: 36,5O C
Kepala : Normocephali
Mata
Th/
-
Bed rest
Plavix 350 mg
Sc lovenox 2x0,6 cc
Amlodipin 1x5 mg
26
Leher
Simvastatin 1x40 mg
Laxadine 1xC1
Thorak
Cardace 1x2,5 mg
Pulmo
: I = simetris +/+
P = sf ka = sf ki
P = sonor +/+
p/ echo
Abd
Extr
Ass:
1.
2.
3.
4.
02/10/2014
H-2
Kes : Compos
mentis
TD : 130/80
mmHg
N : 64 x/i
RR : 20 x/i
T
: 36,6O C
Hipertensi Emergency
UAP
Iskemik anterior
Hiperurisemia
Kepala : Normocephali
Mata
Thorak
Th/
-
Bed rest
IVFD RL 20 gtt/i
Plavix 350 mg
Amlodipin 1x10 mg
Simvastatin 1x40 mg
Aspilet 1x80 mg
Plavix 1x75 mg
27
Pulmo
: I = simetris +/+
P = sf ka = sf ki
Diovan 1x80 mg
Lasix 2 amp/6jam
WH (-/-)
Allopurinol 1x300 mg
P = sonor +/+
Cor
Abd
Extr
Ass:
1.
2.
3.
4.
03/10/2014
H-3
Kes : Compos
mentis
TD : 165/90
mmHg
N : 64 x/i
RR : 20 x/i
T
: 36,8O C
UAP
Hipertensi emergency
Iskemik anterior
Hiperurisemia
Kepala : Normocephali
Mata
Th/
-
Bed rest
O2 2-4 L/i
Aspilet 1 x 80 mg
Amlodipin 1 x 5 mg 1 x 10 mg
Leher
Thorak
Pulmo
: I = simetris (+/+)
Simvastatin 1 x 40 mg
P = sf ka = sf ki
Plavix 1x 75 mg
Diovan 1 x 80 mg
P = sonor (+/+)
28
Allopurinol 1 x 300 mg
WH (-/-)
Laxadin syr 3 x CI
Sucralfat syr 3 x C1
Bed rest
O2 2-4 L/i
Amlodipin 1 x 10 mg
Simvastatin 1 x 40 mg
Cor
Abd
Extr
Ass:
1.
2.
3.
4.
04/10/2014
H-4
Kes : Compos
mentis
TD : 140/80
mmHg
N : 72 x/i
RR : 20 x/i
T
: 36,6O C
UAP
Hipertensi stage II
Iskemik anterior
Hiperurisemia
Kepala : Normocephali
Mata
Th/
Leher
Thorak
Pulmo
: I = simetris (+/+)
P = sf ka = sf ki
Plavix 1x 75 mg
P = sonor (+/+)
Cor
Atorvastatin 1 x 20 mg
6,25 mg
Diovan 1 x 80 mg
WH (-/-)
Allopurinol 1 x 300 mg
Pletaal 2 x 50 mg
Laxadin syr 3 x CI
29
Abd
Sucralfat syr 3 x C1
Bed rest
O2 2-4 L/i
IVFD RL 14 gtt/i
Amlodipin 1 x 10 mg
Atorvastatin 1 x 20 mg
Plavix 1x 75 mg
P = timpani (+)
A = Peristaltik (+) N
Extr
Ass:
1.
2.
3.
4.
05/10/2014
H-5
Kes : Compos
mentis
TD : 130/80
mmHg
N : 68 x/i
RR : 18 x/i
T
: 36,9O C
UAP
Hipertensi Stage II
Iskemik anterior
Hiperurisemia
Kepala : Normocephali
Mata
Th/
Leher
Thorak
Pulmo
: I = simetris (+/+)
V Bloc 1 x 6,25 mg
P = sf ka = sf ki
Diovan 1 x 80 mg
Allopurinol 1 x 300 mg
P = sonor (+/+)
Pletaal 2 x 50 mg
ISDN 3 x 5 mg
WH (-/-)
Laxadin syr 3 x CI
Sucralfat syr 3 x C1
Flumucyl 3 x 200 mg
Cor
Abd
p/ cek ur/cr
P = timpani (+)
A = Peristaltik (+) N
30
Extr
Ass:
1.
2.
3.
4.
06/10/2014
H-6
Kes : Compos
mentis
TD : 130/80
mmHg
N : 64 x/i
RR : 20 x/i
T
: 36,6O C
UAP
Hipertensi stage II
Iskemik anterior
Hiperurisemia
Kepala : Normocephali
Mata
Th/
-
Bed rest
O2 2-4 L/i
IVFD RL 14 gtt/i
Amlodipin 1 x 10 mg
Atorvastatin 1 x 20 mg
Plavix 1x 75 mg
V Bloc 1 x 6,25 mg
Diovan 1 x 80 mg
Leher
Thorak
Pulmo
: I = simetris (+/+)
Allopurinol 1 x 300 mg
P = sf ka = sf ki
Pletaal 2 x 50 mg
ISDN 3 x 5 mg
P = sonor (+/+)
Laxadin syr 3 x CI
Sucralfat syr 3 x C1
WH (-/-)
Flumucyl 3 x 200 mg
Cor
Abd
P/ PBJ
Ass:
1. UAP
2. Hipertensi stage II
31
3. Iskemik anterior
4. Hiperurisemia
BAB V
ANALISIS KASUS
Pasien merupakan rujukan dari Rumah Sakit Simelu karena nyeri dada seperti
tertimpa benda berat yang dirasakan dalam 1 tahun ini dan memberat dalam 6
bulan terakhir.Nyeri dada dirasakan dibagian tengah dan menjalar ke kiri.Nyeri
hilang timbul saat pasien sedang beristirahat dengan durasi lebih dari 15
menit.Dalam 1 hari, nyeri yang timbul lebih kurang 5 kali serangan.Nyeri
berkurang bila pasien mengkonsumi obat.Pasien juga merasakan mudah lelah bila
berjalan ke kamar mandi.Pasien memiliki riwayat hipertensi dengan tekanan
darah paling tinggi 280/150 mmHg.Pada awalnya darah tinggi diketahui pasien
sejak 1 tahun yang lalu,Pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak dan
tidak pernah menjaga pola makan.Pasien juga mengaku tidak teratur
berolahraga.Pasien merokok lebih dari satu bungkus perhari selama 16
tahun.Pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan yang di dapatkannya saat pasien
dirawat di RS Simeulu, yaitu Isorbid 5 mg, dan obat antihipertensi namun pasien
mengaku tidak teratur minum obat.
Pada
pemeriksaan
vital
didapatkan
tekanan
darah
pasien
adalah
32
25
jantung dan hipertrofi ventrikel komplikasi hipertensi yang lain pada jantung
adalah Cardiac Heart Disease (CHD) yaitu: angina pektoris dan infark miokard.
Infark miokard bisa terjadi apabila arteri koroner yang atherosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Kebutuhan oksigen yang
tidak terpenuhi dapat mengakibatkan terjadi iskemik jantung yang menyebabkan
infark.27
Nyeri dada yang dialami pasien dapat terjadi akibat hipertensi emergensi
yang sudah mengenai organ target yaitu jantung.Dimana pasien mengeluh nyeri
dada disertai perubahan EKG.
Dari hasil pemeriksaan EKG, didapatkan gambaran T inverted di V2-V6,
tidak ditemukan adanya ST elevasi dan ST depresi. Adanya gambaran T inverted
tanpa ST elevasi, maka diagnosa pasien kemungkinan NSTEMI atau UAP.
Pemeriksaan
keduanya.Jika
petanda
biokima
jantung
diperlukan
untuk
membedakan
disingkirkan.
Hipertensi emergensi yang ditemukan pada pasien merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya angina pektoris tak stabil.Pasien mengaku mengalami
hipertensi sejak 1 tahun SMRS.Hipertensi yang terjadi dapat menyebabkan
terbentuknya plak di arteri koroner.Pembentukan plak ini mengakibatkan sirkulasi
darah di jantung mengalami gangguan dan jika dibiarkan dapat terjadi ruptur
plak.Ruptur plak merupakan salah satu penyebab angina pektoris tidak stabil.
Terjadinya ruptur menyebabkan aktivasi, adhesi dan agregasi platelet dan
menyebabkan aktivasi terbentuknya thrombus sehingga tiba-tiba dapat terjadi
oklusi subtotal atau total dari arteri koroner yang sebelumnya mempunyai
penyempitan yang minimal.
Dari anamnesis didapatkan pasien mempunyai riwayat merokok, minum
alkohol, jarang berolahraga, dan sering mengkonsumsi makanan berlemak.Hal ini
merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan terbentuknya plak di
arteri koroner.
33
34
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
and
Stroke
Statistics
Subcommitte.
Circulation.
http://circ.ahajournals.org/lookup/doi/10.1161/CIR.0b013e31823ac046.
(diakses pada 6 Mei 2014)
3.
Riskesdas.
2007.
Laporan
Nasional
2007.
Riskesdas.
Jakarta.
Kumpulan
6.
7.
8.
9.
Marthin,
J.
Hypertension
Guidelines:
Revisiting
The
JNC
11.
35
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
World Health Organization. Deaths from coronary heart disease. Cited 2014
Feb Available from URL : http://www.who.int/cardiovasculardiseases/
cvd_14_deathHD.pdf
20.
36