Anda di halaman 1dari 11

Hasna Hadaina Sabila

10/304956/KG/08770
Tugas Kepaniteraan IKGA

Karies Gigi
Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya
mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya
yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan bagi
bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya destruksi komponen-komponen organik yang
akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang) (Kennedy, 2002).
Macam-macam karies:
1. Karies Email.
Karies email adalah karies yang terjadi pada permukaan enamel gigi (lapisan
terluar dan terkeras pada gigi), dan belum terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau
coklat pada enamel. Setelah karies terbentuk proses demineralisasi berlanjut, email mulai
pecah. Sekali permukaan email rusak gigi tidak dapat memperbaiki dirinya sendiri.
Rencana perawatan karies:
- Remineralisasi dengan pengulasan fluor.
- Konsul diet dan factor risiko yang lain.
- Aplikasi penutupan fisur.
- Restorasi setelah ekskavasi lesi atau preparasi minimal.
2. Karies Dentin
Karies yang sudah mencapai bagian dentin atau bagian pertengahan antara
permukaan gigi dan pulpa. Gigi biasanya terasa sakit apabila terkena rangsang dingin,
makanan masam, dan manis. Karies sudah mencapai kedalaman dentin, dimana karies ini
dapat menyebar dan mengikis dentin. Karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang
gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit
apabila terkena rangsangan dingin, makanan masam, dan manis. Jika pembusukan telah
mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan
tambalan (restorasi). Biasanya penumpatan secara langsung masih bisa dilakukan dengan
memberikan bahan pelapis sebelum diberikan bahan penumpat.
Pulpitis Reversibel
Pengertian

Pulpitis reversibel adalah inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya
dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa kembali normal (Walton dan
Torabinejad, 2003).
Patofisiologi
Pulpitis awal dapat terjadi karena karies dalam, trauma, tumpatan resinkomposit/
amalgam/ ionomer gelas. Gambaran mikroskopis ditandai oleh lapisa n odontoblas rusak,
vasodilatasi, udem, sel radang kronis, kadang sel radang akut (Tarigan,2000)
Faktor Penyebab
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel adalah stimulus
ringan atau sebentar seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal,sebagian
besar prosedur operatif, kuretasi periodontium yang dalam, dan fraktur email yang
menyebabkan tubulus dentin terbuka (Walton dan Torabinejad, 2003).
Gejala
Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar.
Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin dari pada panas dan oleh
udara dingin. Tidak timbul spontan dan tidak berlanjut bilapenyebabnya ditiadakan.
Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel danireversibel adalah kuantitatif; rasa sakit
pulpitis ireversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis
reversibel, penyebab sakit umumnya peka terhadap stimulus, seperti air dingin atau aliran
udara, sedangkan pada pulpitisireversibel rasa sakit datang tanpa stimulus yang nyata.
Pulpitis reversibel asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan
menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik
(Grossmanet al, 1995.)

Pemeriksaan
Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan berdasarkantes
klinik. Rasa sakitnya tajam, berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila
stimulusnya dihilangkan. Dingin, manis, atau asam biasanyamenyebabkan rasa sakit.
Rasa sakit dapat menjadi kronis. Meskipun masing-masing paroksisme (serangan hebat)
mungkin berlangsung sebentar, paroksis medapat berlanjut berminggu-miggu bahkan
berbulan-bulan. Pulpa dapat sembuh sama sekali atau rasa sakit tiap kali dapat

berlangsung lebih lama dan intervalkeringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai
akhirnya pulpa mati.Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama
dingin,aplikasi dingin merupakan suatu cara untuk menemukan dan mendiagnosis gigi
yang terlibat. Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara normal bereaksiterhadap
perkusi, palpasi, dan mobilitas, dan pada pemeriksaan radiografik jaringan apikal adalah
normal (Grossman et al, 1995.)
Perawatan
Menghilangkan iritan dan menutup serta melindungi dentin yang terbukaatau
pulpa vital biasanya akan menghilangkan gejala (jika ada) dan memulihkanproses
inflamasi jaringan pulpa. Akan tetapi jika iritasi ini berlanjut atauintensitasnya
meningkat, inflamasi akan berkembang menjadi sedang bahkanparah yang akhirnya
menjadi pulpitis ireversibel dan bahkan nekrosis (Walton danTorabinejad, 2003)

Pulpitis Irreversibel
Definisi
Pulpitis irreversibel merupakan kondisi klinis yang berhubungan dengan adanya
temuan subjektif dan objektif yang mengindikasikan adanya inflamasi berat pada jaringan
pulpa. Pulpitis irreversibel sering merupakan kelanjutan dan perkembangan dari pulpitis
reversibel. Kerusakan pulpa yang parah dari penghilangan dentin yang luas selama
prosedur operatif atau penurunan aliran darah pada pulpa akibat dari trauma atau
pergerakan ortodontik pada gigi juga dapat menyebabkan pulpitis irreversibel. Pulpitis
irreversibel merupakan proses inflamasi berat yang tidak akan terselesaikan bahkan jika
penyebab dihilangkan. Pulpitis irreversibel dapat simptomatik dengan nyeri spontan dan
tidak hilang-hilang. Ini juga dapat bersifat asimptomatik dengan tidak adanya tanda dan
gejala klinis (Walton, 2009).
Menurut Walton (2008), yang termasuk pulpitis irreversibel adalah:
1. Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis
2. Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis
3. Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis
4. Pulpitis kronis radikularis dengan nekrosis

5. Pulpitis kronis eksaserbasi akut

Etiologi
Sebab paling umum pulpitis irreversibel adalah keterlibatan bakterial pulpa
melalui karies, meskipun faktor klinis, kimiawi, termal, atau mekanis, yang telah disebut
sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga menyebabkan pulpitis. Sebagai yang
dinyatakan sebelumnya, pulpitis reversibel dapat memburuk menjadi pulpitis irreversibel
(Grossman, 1995).
Tanda dan Gejala
Pulpitis irreversibel biasanya asimptomatik. Pasien mungkin mengeluhkan gejala
ringan. Pulpitis irreversibel juga mungkin berhubungan dengan nyeri spontan yang
intermiten atau berkelanjutan (tanpa stimulus eksternal). Nyeri yang merupakan hasil dari
inflamasi irreversibel pada pulpa dapat berupa nyeri tajam, dull, terlokalisir atau
menyebar dan dapat berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam (Walton,
2009).
Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa sakit dapat
disebabkan oleh hal-hal berikut : perubahan temperatur, terutama dingin; bahan makanan
manis atau masam; tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan yang
dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan kongesti
pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya
dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas.
(Grossman, 1995). Apliksasi dingin pada pasien pulpitis ireversibel yang disertai nyeri
akan menyebabkan vasokontriksi, menurunnya tekanan pulpa, dan kemudian diikuti
dengan nyeri (Walton, 2009). Pasien dengan pulpitis ireversibel biasanya menggunakan
obat analgesik, meskipun dalam kebanyakan kasus tidak benar-benar meringankan gejala
(Richard, 2002).

Gigi dengan pulpitis irreversibel sensitif terhadap mastikasi (perkusi). Sensitivitas


ini tergantung pada apakah peradangan telah berlangsung ke daerah periradikuer atau
belum. Jika peradangan hanya terbatas pada ruang pulpa, tidak sensitif terhadap mastikasi
(perkusi) (Richard, 2002).
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Subjektif:
- Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga
-Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit
b. Pemeriksaan Objektif:
-Ekstra oral : tidak ada kelainan
-Intra oral :
Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan
Pulpa terbuka bisa juga tidak
Sondase (+)
Khlor ethil (+)
Perkusi bisa (+) bisa (-)
(Andlaw, 1992)
Histopatologis
Gangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akutdi dalam pulpa.
Pulpitis irreversibel dapat disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung
lama seperti misalnya karies. Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon
inflamasi kronis. Bila karies tidak diambil, perubahan inflamasi di dalam pulpa akan
meningkat keparahannya jika kerusakan mendekati pulpa.

Diagnosis
Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa atau
karies di bawah tumpatan. Pulpa mungkin sudah terbuka. Waktu mencapai jalan masuk
ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan yang menyerupai buih
meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya. Probing ke dalam daerah ini tidak
menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang lebih dalam. Pada
tingkat ini dapt terjadi sakit dan perdarahan. Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies,
dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masuk ke kamar pulpa (Grossman, 1995).
Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang
belum diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang
secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa.
Suatu radiografi dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu
tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritas pulpa. Pada
tingkat awal pulpitis irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan
setelah penghilangan stimulus termal. Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat
bereaksi secara normal. Hasil pemeriksaan untuk tes mobilitas, perkusi dan palpasi
adalah negatif (Grossman, 1995).
Perawatan
Indikasi perawatannya adalah perawatan saluran akar atau pencabutan (Walon, 2009).

Nekrose Pulpa
Definisi
Nekrosis adalah matinya pulpa. Dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada
apakah sebagian atau seluruh pulpa terlibat. Nekrosis meskipun akibat inflamasi dapat
juga terjadi setelah injuri traumatik yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi
(Grossman et al., 1995).

Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuifaksi (pengentalan dan pencairan).
Pada jenis koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi
bahan solid. Pengejuan adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya
berubah menjadi masa seperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan
air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa
yang melunak, suatu cairan atau debris amorfus. Pulpa terkurung oleh dinding yang kaku,
tidak mempunyai sirkulasi daerah kolateral, dan venul serta limfatiknya kolaps akibat
meningkatnya tekanan jaringan sehingga pulpitis irreversible akan menjadi nekrosis
likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan selama pulpitis irreversible diserap atau
didrainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa yang tebuka ke dalam rongga mulut,
proses nekrosis akan tertunda; pulpa di daerah akar akan tetap vital dalam jangka waktu
yang cukup lama. Sebaliknya, tertutup atau ditutupnya pulpa yang terinflamasi
mengakibatkan proses nekrosis pulpa yang cepat dan total serta timbulnya patosis
periapikal.

Etiologi
Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri yang membahayakan pulpa seperti
bakteri, trauma dan iritasi kimiawi (Grossman et al., 1995).

Tanda dan Gejala


Gejala umum nekrosis pulpa :
1. Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irreversible
2. Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri spontan.
3. Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografik
4. Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif seperti pelebaran
jaringan periodontal yang sangat nyata adalah kehilangan lamina dura
5. Perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas terlihat
6. Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari salah satu atau
beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.

Pemeriksaan
Nekrosis pulpa jarang menyebabkan prosedur kegawatdaruratan. Gigi yang
kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit. Sering,
diskolorasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati (Grossman et al., 1995).
Meskipun kondisi kegawatdaruratan tidak terjadi, pasien dengan nekrosis pulpa harus
segera dirawat karena kasus ini dapat menjadi akut dan lebih parah. Biasanya kondisi ini
pertama kali ditemukan dalam rontgen periapikal selama pemeriksaan radiograf atau
ketika ditemukan pembengkakan atau distention pada jaringan periapikal selama
pemeriksaaan dengan jari (palpasi). Radiograf biasanya menampakkan area radiolusen
berkisar dari kepadatan dari ligament periodontal ke periapikal lesi yang luas. Jika apeks
akar tertutup bucal plate tidak ada perubahan secara jelas pada periapikal. Gigi sudah
tidak sensitif saat dilakukan perkusi, atau hanya sedikit sensitif, dan tidak memberikan
respon pada tes vitalitas (Weine,2004).

2.1.PERIODONTITIS
Definisi
Periodontitis adalah peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar
gigi. Secara umum periodontitis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Marginal Periodontitis
Periodontitis marginali berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi)
yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah bawah gigi sehingga
menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal.
2. Apikal Periodontitis
Sedangkan periodontitis apikalis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan sekitar
apeks gigi yang biasanya merupakan lanjutan dari infeksi atau peradangan pada pulpa.

Etiologi
Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm
yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini melekat pada
permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan

gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan
produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan
terjadilah periodontitis.

Tanda dan Gejala


Tanda klinik dari periodontitis adalah:
1. Inflamasi gingiva dan pendarahan
2. Poket
3. Resesi gingiva
4. Mobilitas gigi
5. Nyeri
6. Halitosis dan rasa tidak enak

Pemeriksaan

1. Inflamasi gingiva dan pendarahan


Adanya dan keparahan inflamasi gingiva tergantung pada statu kebersihan mulut;
bila buruk, inflamasi gingiva akan timbul dan terjadi pendarahan waktu penyikatan atau
bahkan pendarahan spontan. Bila penyikatan gigi pasien cukup baik, plak cukup
terkontrol tetapi ada deposit subgingiva karena skaling yang kurang adekuat, adanya
penyakit periodontal mungkin tidak ditemukan pada pemeriksaan superfisial. Bila
dilakukan pemeriksaan riwayat dengan cermat pasien sering melaporkan riwayat
pendarahan dimasa lalu yang berhenti ketika ia makin rajin membersihkan giginya.

2. Poket
Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis
periodontal tetapi harus tetap diinterpretasikan bersama dengan inflamasi gingiva dan
pembengkakan. Teoritis, bila tidak ada pembengkakan gingiva, poket sedalam lebih dari
2 mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari epiteluim krevikular, tetapi

pembengkakan inflamasi sangat sering mengenai individu muda usia sehingga poket
sedalam 3-4mm dapat seluruhnya merupakan poket gingiva atau poket palsu.
3. Resesi gingiva
Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat meyertai periodontitis kronis tetapi
tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi, pengukuran kedalaman poket
hanya merupakan cerminan sebagian dari kerusakan periodontal seluruhnya.
4. Mobilitas gigi
Beberapa mobilitas gigi pada bidang labiolingual dapa terjadi pada gigi yang
sehat, berakar tunggal, khususnya pada gigi insisivus bawah yang lebih kecil mobil
daripada gigi berakar jamak. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan salah satu
sisi gigi yang bersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan ujung jari lainnya pada sisi
gigi yang berseberangna dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman
sehingga gerakan realtif dapat diperiksa. Cara lain untuk memeriksa mobilitas (walaupun
tidak megukurnya) adalah dengan pasien mengoklusikan gigi-geliginya.
5. Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan
Grade 1. Hanya dirasakan
Grade 2. Mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mm
Grade 3. Pergeseran labiolingual lebih dri 1 mm, mobilitas dari gigi ke atas dan kebawah
pada arah aksial.
6. Nyeri
Nyeri atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi aktif dari
jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abcess dimana gigi sangan
sensitif terhadap sentuhan. Sensitivitas terhadap dingin atau panas dan dingin kadang
ditemukan bila ada resesi gingiva dan terbukanya pulpa.
Diagnosis

Diagnosis periodontitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinik dan


pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa didapatkan gejala berupa gusimudah berdarah,
gigi goyang. Dari pemeriksaan penunjang untuk memastikan bakteri penyebab dapat
dilakukan kultur, dan untuk pemeriksaan radiologis, gambaran radiologik pada gigi yang
mengalami kelainan periondontium biasa memperlihatkan kehilangan tulang yang
menyeluruh baik vertikal maupun horizontal sepanjang permukaan pada ketinggian yang
berberda-beda atau tampak gambaran destruksi processus alveolaris berbentuk V m(cup
like resorption).

Daftar Pustaka
Andlaw, R J., Rock, W P. 1992. Perawatan gigi anak Edisi 2. Widya Medika. Jakarta.
Grossman, L.I, Oliet, S., and Del Rio, C.E. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta :
EGC
Kennedy, D.B., 2002, Konservasi Gigi Anak (Pediatric Operative Dentistry), Jakarta : EGC
Richard G, Tropazian, Morton H, Goldberg, James R, and Hupp. 2002. Oral and Maxillofacial
Infections 4th edition. Saunders Elsevier. Philadelphia.
Tarigan, R. 2006. Perawatan Pulpa Gigi ( Endodonti).Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Walton, R.E dan Torabinejad, M. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Weine, F. S. 2004. Endodontic Therapy. Elsevier Mosby Inc. St. Louis.

Anda mungkin juga menyukai