FRANCIS
I. LATAR BELAKANG
Air yang mengalir mempunyai energi yang dapat digunakan untuk memutar
roda turbin, karena itu pusat-pusat tenaga air dibangun di sungai dan di pegununganpegunungan. Pusat tenaga air tersebut dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu pusat
tenaga air tekanan tinggi dan pusat tenaga air tekanan rendah.
Pusat tenaga air bertekanan tinggi biasanya didirikan di daerah yang
mempunyai bendungan yang besar dengan ketinggian tertentu. Dengan menggunakan
pipa, air tersebut dialirkan ke rumah pusat tenaga, yang dibangun di bagian bawah
bendungan.
Sama halnya dengan turbin uap dan turbin gas, banyak faktor telah
mempengaruhi perkembangan turbin air. Di samping pengembangan teori dan
kemampuan menggunakan model dan alat dalam melakukan studi dan penelitian,
ternyata adanya intensif juga mendorong perkembangannya. Begitulah keadaan
tersebut terjadi di Perancis yang memiliki banyak sungai tapi tidak memiliki banyak
batu bara seperti di Inggris. Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis menyediakan
hadiah yang cukup besar (6000 franc, pada waktu itu) bagi mereka yang dapat
menciptakan turbin air yang efisien. Benoit Feurneyron, murid dari Claude Burdin,
memenangkan hadiah tersebut dengan menciptakan turbin air (radial-aliran keluar)
yang sangat efisien (85 %), dalam tahun 1824 1827. Usaha peningkatan efisiensi
diteruskan disamping usaha penemuan jenis turbin yang lain. Pada tahun 1875 James
B. Francis bersama dengan Boyden dan A. H. Swaim di Amerika Serikat berhasil
menciptakan turbin air radial-aliran ke dalam yang yang sangat efisien pula. Turbin
tersebut sampai kini banyak digunakan dan terkenal dengan nama turbin Francis.
TURBIN
FRANCIS
II.TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik Turbin Francis
denganberbagai variasi, yakni variable kecepatan perputaran, pembukaan sudu
pengarah dan debit air. Karakteristik turbin yang akan diteliti adalah :
1. Karakteristik tenaga mekanis Turbin Air.
2. Karakteristik efisiensi Turbin Air Francis
III.TEORI DASAR
3.1. Definisi dan klasifikasi Turbin
Turbin adalah penggerak di mana energi fluida kerja diperlukan langsung
untuk memutar roda turbin dan menjadi tenaga mekanis, yang selanjutnya dapat
diubah menjadi tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan industri maupun rumah
tangga. Pada turbin tidak mengenal terdapat mesin yang bergerak translasi. Bagian
turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin sedangkan bagian yang tidak
berputar disebut stator.
Tenaga air Eh yang masuk ke turbin tergantung pada head air dan debit yang
masuk ke turbin. Tenaga potensial (Head) dan tenaga kinetik (dari debit) air diserap
oleh sudu sudu turbin, menyebabkan roda jalan berputar dan menimbulkan tenaga
mekanis pada poros turbin. Berdasarkan perubahan momentum fluida kerjanya,
turbin air diklasifikasikan menjadi :
Turbin Impuls
Turbin di mana perubahan momentumnya hanya terjadi di dalam sudu
tetapnya saja. Yang termasuk didalamnya adalah turbin pelton.
Turbin Reaksi
Turbin di mana proses ekspansi fluida kerjanya terjadi di dalam sudu
tetapnya, maupun sudu geraknya. Air masuk terjadi di dalam rumah turbin
TURBIN
FRANCIS
dimana
proses
ekspansi
fluida
kerjanya
terjadi
di
dalam
sudu
Turbin Pelton, bekerja pada ketinggian air jatuh yang sangat tinggi yaitu
antara 2000 6000 ft.
Turbin Francis, bekerja pada head yang sedang yaitu antara 10 100 ft.
Turbin Kaplan, bekerja pada head yang kecil dengan bentuk sudu yang mirip
baling baling yaitu membawa aliran dengan belokan hanya sedikit.
H = Hs h1
P1 V1
V
P
2 2
2g 2g
(31)
dimana sub skrip 1 dan 2 masing masing di pakai untuk menyatakan parameter
keadaan fluida kerja pada saat masik dan keluar sistem turbin.
Karena P1 P2 = Pu adalah tekanan pengukur maka persamaan head diubah
menjadi :
2
H = Hs h1
Pu V1 V2
2g
(32)
Seringkali skala manometer ditera dalam kolom aliran fluida kerja. Dalam hal
ini persamaan head dapat ditulis sebagai berikut :
2
H = Hs h1 Pm
V1 V2
2g
(33)
TURBIN
FRANCIS
Jika dalam sistem dapat dianggap tidak terjadi kebocoran fluida kerja, maka
berlaku hubungan kontinuitas aliran sebagi berikut :
Q = V1 . V2 = V2 . A2
(34)
Sehingga kecepatan fluida pada saat masuk dan keluar sistem adalah :
V1 =
Q
A1
dan
V2 =
Q
A2
Hs
Pm
H=
1
2 g
2
2
Q
A1
1
.
A1
A2
(35)
A2 d 2
Hs
Pm
H=
1
2 g
2
2
Q
d1
1
.
A1
d 2
(36)
( 3 7)
Dengan demikian harga yang terkandung dalam fluida yang mengalir dengan debit G
persatuan waktu adalah :
Eh = G . H
Persamaan ini dikenal sebagai tekanan hidrolik turbin.
TURBIN
FRANCIS
Karena notasi adalah berat spesifik dari fluida kerja, dan apabila berat
spesifik air () = 1000 kg/ m3 sedangkan debit air (Q) diukur dalam m3/s dan Head
(H) dalam mmH2O maka tenaga hidrolik turbin air dapat pula dihitung dengan
persamaan :
Eh = . Q . H
( 3 8)
1000.Q.H
102
Eh = 9,8 . Q . H
( 3 9)
Dimana :
1 kWatt = 102 kg.m / s
3.4. Tenaga Mekanik Turbin Air
Tenaga mekanik turbin dapat diukur dengan mekanik rem dan sebagainya.
Karena momen pengereman (Mp) adalah perkalian dari gaya fektif pengereman (f)
dan jarakgaris kerja gaya dari sumbu perputaran rem
Mp = f . r
Dalam keadaan seimbang f . r = L . W dan tenaga yang diserap dari rem adalah
sebagai berikut :
Em = 2. . n . L . W
Apabila pembacaan timbangan pegas (W) Newton, panjang lengan timbangan (l) m
dan kecepatan putaran turbin (n) rpm, maka tenaga pengereman yang merupakan
tenaga mekanis dapat dihitung dengan rumus :
Em =
2. .n W .L
60 1000
(kW)
( 3 10 )
TURBIN
FRANCIS
proses perubahannya. Dimana kehilangan itu dipengaruhi oleh kinerja suatu peralatan
yang dinamakan turbin.
Efisiensi turbin dapat dirumuskan dalam persamaan perbandingan antara
energi mekanis dengan energi hidrolik yaitu :
T =
Em
.100%
Eh
( 3 11 )
Ns ( Em. max)1 / 2
H5/4
(rpm)
( 3 12 )
Dimana :
Ns
TURBIN
FRANCIS
IV. SPESIFIKASI ALAT
Data Spesifik Turbin Francis
Tipe turbin
15,25 cm
Kecepatan spesifik
160
6, 0 m
2,16 kW
Debit max.
45 . 10-3 m3/s
1000 rpm
Putaran liar
1800 rpm
15,25 cm
10 buah
8 buah
Tipe pompa
Sentrifugal
Model
100 200 m
5,5 kW
Frame
D123 SH
Putaran
1440 rpm
Fasa
Voltage
220 Volt
Frekuensi
50 Hz
Arus
21 Ampere
TURBIN
FRANCIS
Data spesifik sistem pipa
525 cm
15,25 cm
Jumlah elbow
2 buah
Tipe elbow
90
14,75 d
11,15 d
6,45 d
Statik hole
7,2 . 10-2 d
2,75 d
Panjang
183 cm
Lebar
122 cm
Tinggi
101 cm
2,5 cm
TURBIN
FRANCIS
V. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Persiapan pengujian
1. Memeriksa keadaan semua peralatan yang akan digunakan pada pengujian
turbin francis
2. Mengisi reservoir dengan air sesuai kebutuhan.
3. Mencatat jarak tinggi permukaan air ke titik pusat turbin.
4. Memeriksa apakah cakra rem sudah bebas dari pengereman dan menyetel titik
awal meteran bebas.
5. Menyetel katup K pada pembukaan yang terkecil.
6. Menyetel sudu pengarah pada permukaan yang terkecil.
7. Menutup kran buang pada rumah turbin.
8. Memeriksa off Switch pada panel.
B. Prosedur Pelaksanaan Pengujian
1. Menjalankan pompa dengan menekan tombol ON
2. Setelah pompa berjalan normal, meteran harus diswitch ON
3. Menyetel bukaan katup sampai pada debit yang diinginkan dan mengatur sudu
pengarah.
4. Mengatur pembacaan manometer sesuai tekanan yang dinginkan sambil baca
meteran arus.
5. Pengereman perputaran turbin, mengerem dari perputaran poros sekaligus
kekuatan pengereman dicatat dari nol dan seterusnya setiap pengamatan.
Pengereman dinaikkan secara periodik sehingga mencapai kekuatan
pengereman yang dapat menghentikan putaran poros. (catat juga putaran)
6. Membebaskan rem
7. Melanjutkan pengamatan pada tekanan yang lain dengan prosedur seperti
pada (4 5 6 )
TURBIN
FRANCIS
8. Melanjutkan pengamatan dengan debit yang lain dengan prosedur seperti pada
(3456)
9. Setelah selesai memperkecil sampai minimum pembukaan katup k
10. Menswitch off meteran arus
11. Menghentikan pompa dengan menekan tombol off pompa
12. Membuka kran buang turbin.
TURBIN
FRANCIS
VII. CONTOH PERHITUNGAN
Sebagai contoh perhitungan diambil data sebagai berikut :
Q =
m3/s
Pm =
mmH2O
H = Hs h1 Pm
2 g
Q
d
1 1
.
A1
d 2
2
(m)
Dimana :
Hs = Beda tinggi permukaan air dari saluran bawah ke titik
pusat turbin (m)
=
H1 = Beda tinggi antara tempat pengukuran tekanan hidrolik
dan titik pusat turbin
=
d1 = 6 =
A1 = 0,01824 m2
d2 = 8 =
g = 9,806 m/s
=
=
TURBIN
FRANCIS
2. Tenaga Hidrolik Turbin Air (Eh) :
Eh = 9,8 * Q * H
( kW )
Dimana :
Q = Debit Air ( m3 )
H = Head Efektif Turbin (m )
=
=
3. Tenaga Mekanik Turbin Air (Em) :
Em =
2. .n W .L
60 1000
( kW )
Dimana :
N = Putaran (rpm)
=
W = Beban Pengereman (N)
=
L = Panjang Lengan ( m ) = 10
=
=
=
4. Efisiensi Turbin Air ( % )
T =
Em
.100%
Eh
TURBIN
FRANCIS
5. Kecepatan Spesifik Turbin Air ( ns ) :
ns =
Ns ( Em. max)1 / 2
H5/4
( rpm )
Dimana :
Ns
Pm vs ns
N vs Em
H vs Emmaks
N vs
H vs maks
W vs Em
H vs ns
W vs
Q vs Emmaks
Pm vs H
Q vs maks
Pm vs Eh
Q vs ns maks
Pm vs Emmaks
Pm vs maks
IX. PEMBAHASAN
Pembahasan Umum
Pembahasan Khusus
X. PENUTUP
B. Kesimpulan
C. Saran-saran