Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

PENGAUDITAN I
Dosen Pengampu : Dhyah Setyorini M.Si, Ak

disusun oleh:
Irham Rifan Sulhi
12812144014
Akuntansi B 2012

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

Pengauditan 1
Soal 13-37
Soal Bagian 1
a. Menurut Analisa saya yang paling memungkinkan untuk
dilakukan

menurut

pendekatan

mengurangi

risiko

pengendalian dan pendekatan substantif adalah melalui


memahami
beberapa

Pengendalian
tujuan

umum

Internal
untuk

(No.3),

karena

merancang

ada

sistem

pengendalian Internal yang efektif yaitu:


1. Reliabilitas pelaporan keuangan, untuk memastikan bahwa informasi
telah disajikan secara wajar sesuai GAAP.
2. Efisiensi dan efektivitas operasi, untuk memperoleh informasi
keuangan dan non keuangan yang akurat guna keperluan pengambilan
keputusan.
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan, section 404 mengharuskan
semua perusahaan public megeluarkan laporan tentang keefektifan
pelaksanaan pengendalian internal atas laporan keungan dll.
Berikutnya Dengan melihat metodologi untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transakti, maka dapat kita
ketahui bahwa langkah oertama yang dapat dillakukan adalah dengan
memahami Pengendalian Internal. Dengan seperti ini dapat dipastikan
bahwa hal tersebut dapat menjadi dasar hal yang paling mungkin
dilakukan

menurut

pendekatan

mengurangi

risiko

pengendalian dan pendekatan substantif.


b. Pendekatan mengurangi risiko pengendalian dapat dilihat dari prosedur
penilaian risiko untuk menilai risiko salah saji yang material, yang

merupakan gabungan dari risiko inheren dan risiko pengendalian.


Mengukur penilian auditor atas kemungkimnan adanya salah saji yang
material

dalam

segmen

sebelum

memperhitungkaan

keefektifan

pengedalian internal. Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor


mengenai apakah salah saji yang melebihi jumlah yang dapat ditoleransi
dalam suatu segmen akan dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian internal klien.
Secara kolektif, procedure yang dilaksanakan entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internal. merupakan prosedur penilaian risiko
auditor. Prosedur penilaian risiko dilaksanakan untuk menilai risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan.
Pada pendekatan substantif yang digunakan sebelumnya dalam mengaudit
McClain Plastic dapat dilihat bahwa pendekatan tersebut hanya tepat untuk
audit atas perusahaan nonpublic yang kecil, sedangkan McClain Plastic
telah mencapai ukuran di mana tidak ekonomis, dan kemungkin tidak
bijaksana, untuk mengonsentrasikan semua pengujian pada neraca
menggunakan pendekatan substantif. Sementara itu persyaratan terbaru
dalam Section 404 dari Sarbanes-Oxley Act dan PCAOB Standard 2
mengharuskan suatu audit yang terintegrasi terhadap laporan keuangan
dan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Dengan demikian auditor akan lebih mudahmengetahui seberapa banyak
salah saji yang ditimbulkan atas transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
McClain Plastic dan auditor lebih mengetahui bagaimana pengendaian
internal dari McClain.
c. Pengujian Substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah
saji dolar (sering disebut salah saji moneter) yang secara langsung
mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Auditor dapat
mengandalkan penggunakan tiga pengujian substantif yaitu:
1. Pengujian substantif atas transaksi, digunakan untuk menentukan
apakah semua tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah
dipenuhi bagi setiap kelas transaksi.
2. Prosedur analitis, melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat
dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.

3. Pengujian rincian saldo, berfokus pada saldo akhir buku besar baik
untuk akun neraca maupun laporan laba-rugi. Penekanan utamanya
dalam sebagian besar pengujian rincian saldo adalah pada neraca.
Dan untuk dapat mengetahui keunggulan Pendekatan
Substantif dapat dilihat dari masing-masing jenis Pengujian
Pendekatan Substantif. Apabila dilihat dari pengujian substantif atas
transaksi, maka dapat disimpulkan bahwa auditor dapat memutuskan
bahwa total/jumlah buku besar sudah benar sesuai dengan pertimbangan
mengenai semua tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, kemudian
jika dilihat dari Prosedur analitis dapat disimpulkan bahwa auditor merasa
yakin bahwa prosedur analitis menunjukkan kemungkinan salah saji yang
layak, auditor dapat melaksanakan prosedur analitis tambahan atau
memutuskan untuk memodifikasi pengujian rincian saldo. Kemudian jika
dilihat dari pengujian rincian saldo dapat disimpulkan bahwa pengujian
atas saldo akhir ini mempunyai bukti-bukti yang biasanya diperoleh dari
sumber independen dengan klien, dan dianggap sangat dapat dipercaya.
Dan pengujian ini dapat membantu dalam menetapkan kebenaran moneter
akun-akun yang berhubungan dan karenanya merupakan pengujian
substantif.
Bagian II
a. Dalam perhitungan soal tersebut diketahui hasil TDR
adalah 0,17. Hasil Ini menunjukan bahwa tigkat risiko yang
terperinci pada perusahaan untuk merencanakan bukti
audit adalah sebesar 17%. Hal ini menunjukan bahwa risiko
audit tidak bisa diterima. Karena sesuai yang telah
disebutkan oleh session bahwa risiko audit yang dapay
diterima hanyalah 5%. Dengan batas tersebut maka
seharusnya

risiko

audit

dalam

perhitungan

tersebut

hanyalah 5%. Atau mungkin bisa lebih rendah. Tergantung

pada situasi dan kondisi pada saat itu, sehingga auditor


berencana untuk mengumpulkan bukti sampai salah saji
tersebut turun menjadi 5%.
b. Perhitungan TDR
Diketahui : AAR = 0,05
CR = 100% = 1,0
IR = 1,0
APR = 0,6
Ditanyakan : TDR?
Penyelesaian :
TDR=

AAR
IR CR APR

TDR=

0,05
1,0 1,0 0,6

TDR=0,083

c. Perhitungan pada hasil Poin B menunjukan bahwa hasil


pengujian TDR adalah 0,083 ini menunjukan bahwa adanya
perbedaan hasil perhitungan dari yang sebelumnya. Dengan
adanya perbedaan antara kedua perhitungan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa dampak yang ditimbulkan dari perubahan risiko
pengendalian (CR) menjadikan hasil TDR juga ikut berubah (dalam hal ini
nilainya lebih kecil). Dengan seperti ini maka hasil TDR yang lebih kecil
dari perhitungan yang sebelumnya maka risiko yang terperinci lebih baik
dari sebelumnya. Artinya apabila risiko pengendalian (CR) diperbesar,
maka akan menghasilkan TDR dengan nilai yang semakin kecil (dengan
asumsi semua risiko lainnya bernilai sama). Begitu juga sebaliknya jika
niali CR diperkecil maka akan menghasilkan ilai TDR yang semakin besar.

Bagian III
a. Apabila nilai TDR sebesar 0,10 (perhitungan baru) dibandingkan dengan
nilai TDR sebesar 0,17 (perhitungan sebelumnya), Saya setuju dengan
pertimbangan staf tersebut terhadap dampak pengujian pengendalian
terhadap pengujian substantif yang direncanakan. Karena menurut saya
nilai TDR sebesar 0,10 masih lebih kecil dibandingkan dengan
perhitungan TDR sebelumnya (0,17). Dengan pertimbangan nilai TDR
tersebut, saya setuju dengan staf tersebut untuk tidak menaikkan ukuran
sampel yang direncanakan bagi pengujian substantif. Seperti yang sudah
diuraikan pada jawaban sebelumnya bahwa ukuran sampel akan ditambah
atau dikurangi tergantung dari seberapa besar kemungkinan salah saji yang
telah diaudit.
Apabila nilai TDR sebesar 0,10 (perhitungan baru) dibandingkan dengan
nilai TDR sebesar 0,083 (perhitungan b), saya tidak setuju dengan
pertimbangan staf itu tentang dampak pengujian pengendalian terhadap
pengujian substantif yang direncanakan. Karena menurut saya nilai TDR
sebesar 0,10 lebih besar dibandingkan dengan perhitungan TDR (hasil B)
0,083. Saya tidak setuju dengan staf tersebut yang tidak menaikan ukuran
sampel. Dengan dasar tersebut maka untuk TDR sebesar 0,10 perlu
manaikkan ukuran sampel yang direncanakan bagi pengujian substantif.

Anda mungkin juga menyukai