Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullah
wabarakatuh
Alhamdulillah
wa syukru
lillah,
redaksi panjatkan kepada kepada Allah
swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami diberikan
kemudahan dan kelancaran menerbitkan
Majalah Tri Wulan Ar-Rusyd edisi kedua,
volume 1, nomor 2, April Juni 2013 ini.
Majalah Ar-Rusyd merupakan
majalah tri wulan yang diterbitkan
oleh Prodi Bimbingan dan Konseling
Islam Jurusan Dakwah STAIN Kudus
berisikan isu-isu yang berkaitan dengan
dakwah, bimbingan, penyuluhan, dan
konseling Islam yang ditulis oleh para
akademisi melalui kajian pustaka (library
research) yang bersumberkan teks-teks
al-Quran, sunah Rasul, dan pendapat
para ulama yang disesuaikan dengan
konteks kekinian. Dalam setiap edisinya
redaksi akan selalu menampilkan tematema yang berbeda sehingga akan
memperkaya khasanah keilmuan Islam
tentunya masih dalam bingkai keilmuan
dakwah, bimbingan, penyuluhan, dan
konseling Islam. Ilmu yang dimiliki oleh
setiap orang tidak bisa disimpan dalam
pikiran saja, namun harus digoreskan
dan dituangkan dalam bentuk tulisan
dan kemudian dipublikasikan kepada
para pembaca sehingga dapat dijadikan
sebagai informasi dan batu pijakan untuk
meneladaninya.
Pada edisi perdana ini, dalam
rubrik Ar-Rusyd
Utama redaksi
mencoba menyuguhkan berbagai tulisan
yang bertemakan Broken Home. Saekan
Muchith misalnya menulis tentang
Broken Home dari Perspektif Ilmu
Sosial yang didalamnya menguraikan
Daftar Isi
SUSUNAN REDAKSI
MAJALAH AR-RUSYD
Vol. I, No. 2, April-Juni 2013
Penanggung Jawab
Fathul Mufid
Redaktur
Farida
Ahmad Zaini
Penyunting
Nur Ahmad
Irzum Farihah
Desain Grafis & Fotografer
Suherman
Rohmad
Sekretariat
Siti Marhamah
Dwi Sulistiono
Majalah Tri Wulan Ar-Rusyd
diterbitkan oleh Prodi Bimbingan
dan Konseling Islam (BKI) Jurusan
Dakwah STAIN Kudus.
Alamat Redaksi: Kantor Jurusan
Dakwah STAIN Kudus, Jln. Conge
Ngembalrejo PO BOX 51 Telp. (0291)
432677, Fax. 441613 Kudus 59322
Jawa Tengah.
Salam Ar-Rusyd 1
Daftar Isi 2
Ar-Rusyd Utama 3 - 7
Ar-Rusyd Utama 8 - 12
Ar-Rusyd Utama 13 - 17
Ar-Rusyd Utama 18 - 22
Pandangan Islam Tentang Keluarga dan Maraknya
Broken Home
Adri Efferi
Ar-Rusyd Utama 23 - 28
Ar-Rusyd Utama 29 - 33
Ar-Rusyd Utama 34 - 38
Ar-Rusyd Utama 39 - 45
Broken Home dalam Perspektif Al-Quran dan Cara
Mengatasinya
Ma`mun Mu`min
Ar-Rusyd Utama 46 - 52
Menciptakan Keluarga Sakinah, Mawwadah, Wa ArRahmah dengan Menerapkan Syariah Islam pada
Keluarga
Agus Retnanto
Ar-Rusyd Utama 53 - 57
Mengatasi Broken Home?
Kisbiyanto
Album BKI 58 - 62
Ragam Puisi-Puisi Lepas 63
Gambar Cover diunduh dari www.
manabeli.com
Resensi 64
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
Ar-Rusyd Utama
sosial dan agama. Sebaliknya jika
pendidikan rendah secara umum
tidak mampu memunculkan sikap
dan cara fikir yang dewasa sehingga
mudah melakukan alternatif yang
kontraproduktif
dengan etika, dan
norma sosial maupun agama.
Keenam,
perselingkuhan.
Perselingkuhan
adalah
bentuk
ketidakpercayaan
diantara
kedua
orang tua. Sebuah keluarga jika
diawali dengan ketidakpercayaan
diantara
keduanya
akan mudah
menimbulkan persoalan yang negatif
bagi kelangsungan keluarga.
Ketujuh,
jauh dari nilai-nilai
agama. Nilai agama yang dimaksud
adalah kesediaan untuk memahamai
dan melaksanakan nilai-nilai agama.
Jika sebuah keluarga sudah jauh
atau tidak peduli dengan nilai-nilai
agama akan berpotensi besar untuk
melakukan pelanggaran nilai nilai
agama.
Apapun
realitasnya,
yang
namanya
broken home atau lebih
mudah dikatakan tidak harmonis
atau konflik pasti akan menimbulkan
persoalan persoalan yang buruk,
baik bagi pribadi kepala keluarga
(ayah) maupun bagi seorang ibu
maupun bagi anak anaknya. Keluarga
yang mengalami broken home yang
menderita tidak hanya ayah dan
ibu, justeru bagi anak-anaknya akan
mengalami penderitaan yang lebih
berat. Sikap dan kepribadian anaknya
akan cenderung mengalami
split
personality (kepribadian yang terbelah),
motivasi atau prestasi belajarnya
akan cendrung menurun, dan juga
4
ketaatan atau
kepatuhan anakanaknya kepada kedua orang tuanya
juga akan mengalami penurunan,
artinya ketaatan dan kepatuhan anak
kepada orang tuanya akan berkurang.
Implik asinya orang tua sudah tidak
lagi dapat dijadikan sebagai contoh
(uswah) bagi anak anaknya.
Bagaimana melihat fenomena
broken home dan bagaimana pula cara
untuk menyelesaikan agar suasana
keluarga tetap harmonis sesuai
dengan pesan Allah yaitu terbentuk
keluarga yang sakinah, mawaddah wa
ar-rahmah.
Perspektif Ilmu Sosial
Dari perspektif ilmu sosial, pada
dasarnya teori itu bermula dari dua
kelompok yaitu teori konflik dan teori
struktural fungsional. Teori konflik
berpendapat bahwa setiap manusia
memiliki perbedaan dan di antara
masing-masing manusia memiliki
naluri untuk melakukan persaingan/
kompetisi,
bahkan
melakukan
kompetisi atau rebutan yang tidak
sehat atau cenderung melakukan
pelanggaran.
Konsekuensinya
masih menurut teori konflik, untuk
mewujudkan
keteraturan
sistem
sosial maka diperlukan daya paksa
yang diwujudkan melalui aturan atau
perundang undangan.
Sedangkan
menurut
teori
struktural fungsional berpendapat
bahwa setiap manusia memiliki naluri
untuk saling hormat menghormati,
saling menghargai, saling membantu
untuk mencapai sebuah tujuan.
Tujuan yang akan dicapai diperoleh
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
dengan bekerjasama secara utuh dan
fungsional mengatakan bahwa setiap
ikhlas sehingga di antara mereka
manusia memiliki kekurangan
dan
saling menerima. Untuk mewujudkan
kelebihan yang jika diorganisir secara
keteraturan
tatanan
sistem sosial,
tepat justeru akan melahirkan sebuah
maka diperlukan kesepakatan secara
kekuatan yang sangat besar untuk
kultural di antara anggota sistem meraih kesuksesan.
sosial tersebut.
Secara umum konflik muncul
Fenomena broken home dalam dengan tiga jenis yaitu:
keluarga jika dilihat dari persepktif
Pertama,
konflik tujuan (goal
teori konflik merupakan
hal yang conflict). Konflik akan muncul jika
wajar, karena secara naluri manusia
di antara
masing-masing
orang
tidak
peduli
laki-laki
ataupun
merasa tujuan yang ingin dicapai
perempuan memiliki ego atau ambisi
tidak terwujud. Lahirlah sikap dan
untuk saling bersaing yang cenderung
perilaku yang tidak sesuai dengan
dilakukan
secara tidak
sehat. Walaupun sudah
Apapun realitasnya, yang namanya
diikat
melalui
tali
broken home atau lebih mudah
pernikahan/perkawinan,
dikatakan tidak harmonis atau konflik
ambisi atau naluri untuk
pasti akan menimbulkan persoalanbersaing masih tetap ada,
persoalan yang buruk, baik bagi pribadi
sehingga karakter inilah
kepala keluarga (ayah) maupun bagi
yang mudah menimbulkan
seorang ibu maupun bagi anak-anaknya.
suasana keluarga yang
tidak harmonis.
Jika fenomena broken home dilihat
norma agama dan sosial atau bisa
dari aspek teori struktural fungsional,
disebut melakukan jalan pintas. Tidak
lulus sekolah melakukan bunuh
sangat terasa aneh dan tidak rasional,
diri, tidak diberikan sepatu orang
bagaimana mungkin seorang ayah dan
ibu yang sudah berikrar membangun
tuanya, pergi meninggalkan rumah,
mahligai rumah tangga dan sanggup
tidak jadi kepala daerah atau kalah
menerima berbagai konsekuensi suka
dalam pemilukada akhirnya gila, dan
dan duka, akan melakukan sikap dan
seterusnya.
perilaku yang tidak sesuai dengan
Kedua, konflik kognitif (cognitive
norma agama dan sosial. Sangat tidak
conflict). Konflik akan muncul jika
patut seorang ayah dan ibu memiliki
ide atau gagasannya saling tidak
sikap saling curiga yang berimplikasi
bisa ditemukan satu dengan lainnya.
ketidakpercayaan di antara keduanya.
Awalnya
perbedaan
pemikiran
Karena
mereka
berdua
sudah atau ide, secara pelan pelan akan
memiliki ikatan lahir dan batin menimbulkan konflik baik konflik
untuk saling menerima kekurangan
secara ide ataupun konflik secara
dan kelebihannya. Teori struktural
fisik. Fenomena itu pernah kita lihat
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
sikap dan perilaku para anggota DPR
yang bersidang, bermula perbedaan
pendapat, akhirnya melakukan adu
jotos di antara para anggota dewan
tersebut.
Ketiga, konflik afektif (afektive
conflict). Konflik akan muncul jika di
antara satu dengan lainnya memiliki
perasaan saling curiga atau tidak
percaya, di antara mereka memiliki
kecurigaan yang negatif dan saling
tidak percaya akan kemampuannya.
Solusi Menghindari Broken Home
Fenomena broken home apapun
alasannya harus dihindari oleh semua
pihak, karena broken home merupakan
benih-benih yang dapat melahirkan
sikap perilaku yang tidak sesuai
dengan norma agama dan sosial.
Broken home juga akan menyebabkan
sikap dan perilaku anak nakal,
motivasi belajar rendah dan juga
cenderung melakukan
sikap dan
perilku yang menyimpang.
Setiap manusia atau keluarga
harus
mempunyai
cara
untuk
menghindari terjadinya broken home
seoptimal mungkin, agar eksistensi
keluarga tetap terjaga sehingga dapat
melaksanakan visi dan misi kehidupan
fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah
waqina adzab an-naar, bahagia di dunia,
bahagia di akhirat dan terhindar dari
siksa api neraka.
Untuk menghindari terjadinya
broken home perlu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut:
Pertama, kunci sukses untuk
menghindari terjadinya broken home
6
Ar-Rusyd Utama
menciptkan suami/isteri dan dari
itu Allah menciptakan anak laki-kali
dan perempuan yang banyak. Ayat
ini menunjukkan bahwa semua yang
ada di dunia dan di dalam keluarga
(suami, isteri, dan anak anak) adalah
berasal dari Allah swt. Oleh sebab itu
dapat dikatakan sebagai amanah dari
Allah swt. Amanah yang diberikan
wajib dijaga agar dapat dipergunakan
secara optimal untuk kemaslahatan
pribadi dan orang lain.
Keluarga
yang
memahami
bahwa semua yang ada di dalam
keluarga khususnya suami, isteri
dan seluruh anaknya adalah berasal
dari Allah dan merupakan salah satu
amanah dari Allah maka di antara
mereka akan saling menjaga, saling
menghormati dan saling menghargai,
sehingga
potensi terjadinya
broken
home akan dapat dieliminir
sedini
mungkin.
Ketiga, dari perspektif psikologi,
setiap manusia memiliki insting eros
dan insting tanatos. Insting eros adalah
naluri untuk melakukan persatuan,
kesatuan dan keakraban diantara
sesama manusia, sedangkan insting
tanatos adalah kesadaran atau naluri
menyadari
akan kematian.
Jika
kedua insting tersebut dikelola secara
optimal maka setiap manusia akan
memiliki kesadaran untuk melakukan
keakraban atau persatuan di antara
sesama manusia dan setiap manusia
juga
pasti
memiliki
kesadaran
untuk menyadari akan kematian.
Kesadaran melakukan persatuan atau
keakraban dan kasadaran datangnya
kematian merupakan dua hal yang
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
Konseling Keluarga
Pada Budaya
Broken Home Remaja
Oleh: Farida
Dosen Jurusan Dakwah STAIN Kudus
Remaja dengan karakteristik
sosialnya adalah identifikasi yang
memungkinkan untuk mudah meniru
apa dan siapa yang diidolakan (public
figure), baik budaya positif maupun
negatif. Dalam proses identifikasi ini
seluruh norma, cita-cita, sikap dan
sebagainya akan dilakukan dalam
perilaku sehari-hari remaja. Sehingga
bagaimana cara orang dewasa untuk
mendampingi
dan
membimbing
agar remaja tidak salah arah.
Seperti yang dijumpai akhir-akhir ini,
budaya broken home pada remaja
(remaja yang meninggalkan rumah
karena kondisi keluarga berantakan
kurang harmonis). Padahal setiap
permasalahan perlu diselesaikan agar
tidak mengganggu mental remaja,
karena sebagai generasi penerus dan
pengisi
perjuangan
kemerdekaan
Indonesia.
Perilaku menyimpang remaja
akhir-akhir
ini
kambuh
(segi
kuantitas dan kualitas), bila dibiarkan
berkepanjangan dan tidak ditangani
sungguh-sungguh oleh para orang
tua dapat menimbulkan gangguan
keamanan dan ketertiban masyarakat.
Perilaku anti sosial remaja merupakan
gambaran dari kepribadian anti sosial
yang ditandai oleh: sering membolos,
terlibat kenakalan (bahkan ditangkap/
diadili), dikeluarkan atau di skors
8
Ar-Rusyd Utama
merupakan ketegangan psikososial
yang ditandai dengan kriminalitas,
tindak
kekerasan,
perkosaan,
perjudian,
narkotika/miras,
kenakalan
remaja,
promiskuitas,
prostitusi, bunuh diri, gangguan
jiwa dan lain-lain. Karena semakin
modern suatu masyarakat semakin
bertambah intensitas dan eksistensitas
dari berbagai disorganisasi
dan
disintegrasi
sosial di masyarakat
(Hawari, 1997:3).
Indikator masalah kesehatan
mental pada remaja, antara lain:
suka mengganggu hak orang lain
atau melanggar hukum, melakukan
perbuatan yang dapat mengancam
kehidupan
pribadi
remaja,
menghindari
persahabatan
atau
senang hidup menyendiri,
sering
menampilkan perilaku yang kurang
baik atau melakukan kenakalan dan
lain-lain. Penyebab masalah kesehatan
mental pada remaja karena faktor
psikologis, yaitu: merasa kecewa
atau sedih, konflik, terlalu pesimis
menghadapi masa depan, kurang
mendapat pengakuan suatu kelompok
dan tidak mendapatkan kasih sayang
dari orang tua. Sedangkan faktor
lingkungan,
yaitu:
merebaknya
tayangan yang bertema kejahatan dan
pornoaksi, kemiskinan yang kronis,
budaya premanisme, gaya hidup
materialis dan hedonis, berkurangnya
kontrol sosial, berteman dengan
orang yang berakhlak buruk, iklim
kehidupan
keluarga
yang tidak
kondusif atau kurang harmonis
(Mashudi, 2012: 182). Sedangkan .
Misalnya, hubungan antar anggota
keluarga tidak berjalan harmonis,
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
pasal 45 ayat 1 bahwa kedua orang
diri (Mashudi, 2012: 178). Ditambah
tua wajib memelihara dan mendidik
dengan
pertukaran
budaya
yang
anak-anak
mereka
sebaik-baiknya.
semakin
membuat
remaja
sulit
Bahkan ketika permasalah
remaja menghadapai masa transisi dari anakyang masuk ke ranah hokum menjadi
anak menuju dewasa, di mana kondisi
tanggungan orang tua. Sesuai dengan
sosial memposisikan
remaja pada
pasal 47 ayat (1) Anak yang belum
suatu waktu dianggap masih kecil
mencapai umur 18 tahun atau belum
dan pada kesempatan lain dianggap
pernah melangsungkan perkawinan
sudah besar. Ketidakjelian remaja
ada di bawah kekuasaan orang tuanya
dalam mensikapi pertukaran budaya
selama mereka tidak dicabut dari dengan bijaksana akan mengkaburkan
kekuasaannya. Dan ayat (2) Orang
kebiasaan baik yang telah diajarkan
tua mewakili anak tersebut mengenai
oleh
keluarga.
Kebiasaan
saling
s e g a l a
menyayangi,
perbuatan
s a l i n g
Keluarga yang tidak berfungsi
h u k u m
menghormati
sebagaimana mestinya menjadi
di
dalam
dan
penuh
faktor terjadinya perilaku
dan di luar
perdamaian
menyimpang pada remaja yang
pengadilan.
antar anggota
mengganggu
kondisi
mental.
N a m u n
keluarga yang
dibutuhkan
ditanamkan
kerja sama antara remaja dan orang
sejak kecil akan menjadi wacana
tua dalam
menyelesaikan
setiap ekslusif.
Padahal
setiap anggota
permasalahan yang ada pada remaja.
keluarga terikat oleh garis keturunan
Sehingga
remajapun
memiliki
dan menjadi sebuah keluarga. Namun
kewajiban,
yang telah ditegaskan
karena
konflik,
kadang-kadang
dalam
UU RI Nomor
1 1974 minggat
yang
akan
semakin
tentang perkawinan pasal 46 ayat 1
memperburuk
masalah.
Sehingga
(Walgito, 2004. 116) yaitu anak wajib
menjadi tanggung jawab orang tua
menghormati dan mentaati kehendak
untuk mencegah
munculnya
atau
mereka yang baik. Jika anak dan orang
merebaknya budaya broken home pada
tua bisa melaksanakan peran masingremaja. Usaha-usaha yang dilakukan
masing maka dapat menghadapi
orang tua merupakan praktek dari
masalah-masalah.
bimbingan
konseling
keluarga,
sebagai upaya penanganan
secara
Remaja
yang
mengalami
masalah-masalah kesehatan mental komprehensif-terpadu-konsisten
(oleh semua pihak yang terkait).
dapat mempengaruhi cara berpikir,
merasa
dan bertindak.
MasalahPeran orang tua menciptakan
masalah
kesehatan
mental
dapat lingkungan yang dibangun atas dasar
menyebabkan
kegagalan
studi, harmonitas
kebaikan antara orang
konflik keluarga, penggunaan
obat tua dan remaja akan menghasilkan
terlarang,
kriminalitas
dan bunuh ledakan
kekuatan
yang
penuh
10
Ar-Rusyd Utama
kemilau keindahan, yang memberikan
pengaruh di dalam menciptakan
lingkungan
kondusif
untuk
pertumbuhan
dan perkembangan
remaja.
Sehingga
terjaga
fitrah
remaja agar tidak ternoda dengan
melakukan perbuatan-perbuatan yang
menyimpang dan dilarang agama.
Karena pada dasarnya setiap orang
tua menginginkan remajanya tumbuh
dan berkembang secara sempurna,
sehat jasmani ruhani, terampil, cerdas,
beriman dan berbudi luhur. Untuk itu
orang tua dituntut untuk mengetahui
secara pasti apa yang sedang menjadi
kebutuhan remaja, yang terpenting
adalah kasih sayang agar remaja betah
tinggal bersama di rumah (dengan
keluarga), sanggup mendengar pesan
dan nasehatnya, serta tunduk pada
perintah dan meninggalkan laranganlarangan orang tua yang tidak sesuai
dengan norma (Juwariyah, 2010: 82).
Jika hal itu dilakukan oleh keluarga
maka remaja akan betah di rumah
meskipun dengan orang tua tunggal.
Selain lingkungan
keluarga
ada
lingkungan sosial.
Di
Barat,
anak
dididik
untuk
memiliki
keterampilan
dan kompetensi
dalam berbagai
aktivitasnya agar siap menyapa
semua fenomena
dan berbagai
kondisi perubahan sosial (Juwariyah,
2010: 89). Jika hal itu dilakukan pada
remaja Indonesia maka akan memiliki
kesiapan menghadapi masa depan
dan dapat mem-filter budaya sesuai
dengan norma sosial dan norma
agama yang berlaku.
Tindakan
preventif dan kuratif terhadap budaya
broken home dapat dilakukan berbagai
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
komunikasi yang baik antar anggota
keluarga, saling menghargai antar
anggota, mampu menjaga kesatuan
dan keutuhan keluarga, mampu
menyelesaikan
krisis
keluarga
secara
positif
dan
konstruktif
(Hawari, 1997: 200). Oleh karena itu,
kedudukan orang tua dalam keluarga
adalah sangat penting, segala sesuatu
yang diperbuat oleh orang tua akan
dijadikan
teladan.
Masa remaja
banyak mencari tempat identifikasi
pada orang-orang dalam masyarakat
yang dianggapnya ideal. Hal itu perlu
disadari oleh orang tua untuk menjadi
idola bagi remajanya (Walgito, 1994:
73). Sehingga perilaku baik yang
dicontohkan oleh orang tua akan
diidentifikasi remaja.
Konseling keluarga melibatkan
seluruh
anggota keluarga,
dari
upaya yang telah dilakukan orang
tua dibutuhkan
ketaatan
remaja
bermasalah
agar segera keluar
dari permasalahan (internal ataupun
eksternal). Selain upaya yang sudah
disebutkan
di atas, pemenuhan
kebutuhan
jiwa
remaja
akan
menghindarkan
atau
mengatasi
perilaku menyimpang pada remaja.
Para ahli jiwa mengemukakan
3
kebutuhan jiwa asasi:
Pertama, al-hajah li al-nuwuwwi
(growing
up)
yaitu
kebutuhan
pertumbuhan
dan perkembangan
pada segala
aspek
manusiawi,
misalnya
pertumbuhan
jasmani,
perkembangan
kognitif,
afektif,
psikomotor dan sebagainya, termasuk
naluri makan, ingin tahu, bongkar
pasang dan lainnya.
Kedua, al-hajah li an yakuna li al12
Ar-Rusyd Utama
Ar-Rusyd Utama
besar sekali, papar Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Depag,
Nasaruddin Umar, seperti dilansir
kantor Berita Antara, 15 Agustus
2009. Itu berarti, terdapat 1 perceraian
setiap 10 pernikahan.
Melihatdatatersebut,sepertinya
perceraian dan budaya broken home
pada masyarakat Indonesia sudah
menjadi hal yang biasa.
Yang
dimaksud broken home dapat dilihat
dari dua aspek: (1) keluarga itu
terpecah karena strukturnya tidak
utuh sebab salah satu dari kepala
keluarga itu meninggal atau telah
bercerai, (2) orang tua tidak bercerai
akan tetapi struktur keluarga itu
tidak utuh lagi karena ayah atau ibu
sering tidak dirumah, dan atau tidak
memperlihatkan
hubungan kasih
sayang lagi. Misalnya orang tua
sering bertengkar sehingga keluarga
itu tidak sehat secara psikologis. Dari
keluarga yang digambarkan di atas,
akan lahir anak-anak yang mengalami
krisis
kepribadian,
sehingga
perilakunya
sering salah. Mereka
mengalami gangguan emosional dan
bahkan neurotic (Willis, 2008: 66).
Fenomena ini, menurut Kiai
Sahal (2010) menunjukkan kegagalan
masyarakat
dalam
membina
keluarga. Kalau dari unit terkecil
saja mereka sudah gagal, sulit rasanya
dapat
menyelesaikan
problem
bangsa ini yang begitu kompleks,
tandasnya (Cholil Nafis, 2010: 272).
Permasalahan ini menjadi tanggung
jawab bersama. Ketentraman tentu
14
Ar-Rusyd Utama
untuk melakukan
pembangkangan
terhadap nilai dan tata aturan yang
sebelumnya
telah dijalankan
dan
disepakati.
Proses
seperti
ini
juga
dapat berlangsung
karena ikatanikatan
tradisional
mulai
runtuh.
Kepemimpinan
tradisional
dan
jaring-jaring otoritas yang melemah
kemudian
menyebabkan
prinsipprinsip kekuasaan dan kontrol diatur
oleh
pertimbangan-pertimbangan
rasional
dalam
mengambil
keputusan.
Nilai-nilai
mulai
dinegosiasikan
dalam
keluarga,
anaknya.
bukan lagi ditentukan oleh orang tua.
Hubungan antar generasi kemudian
terjadi dalam bentuk yang lebih
terbuka dan lepas yang menjadi
dasar bagi pembentukan
karakter
keluarga. Kekuasaan mulai terpecah
dan otoritas keluarga dalam proses
pengambilan
keputusan
mulai
terbatas.
Lemahnya otoritas orang tua
dan hilangnya
fungsi
tradisional
keluarga
mendapatkan
dukungan
pada saat posisi mesin dan teknologi
menjadi semakin penting dari waktu
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
yang penuh dengan konflik di mana
perbedaan-perbedaan menjadi unsur
yang paling menonjol. Disintegrasi
berawal dari selalu absennya kepala
keluarga di rumah yang disebabkan
proses mobilitas yang cukup tinggi.
Hal ini menyebabkan peran sosial
orang tua tidak dapat dimainkan
dengan baik. Begitupula dengan
peran ibu dalam rumah tangga
saat ini sangatlah minim, hal ini
disebabkan emansipasi dan tuntutan
dalam kehidupan, sedangkan orang
tua sendiri kurang memperhatikan
pendidikan anak-anaknya. Akhirnya
yang dijadikan model bagi anaknya
adalah orang lain.
Pada
saat
perubahan
masyarakat
berlangsung
dengan
ritme
yang begitu cepat dan
dengan
tekanan-tekanan
sosial
yang kompleks
maka keluarga
cenderung kehilangan
fungsi di
dalam pendefinisasian sosial karena
keluarga tidak memiliki otoritas
yang cukup untuk melakukan tugastugas konvensionalnya. Dalam hal
ini keluarga mengalami kematian
karena keluarga secara fisik tidak
terdefinisikan,
di
mana para
anggotanya tercabik satu persatu ke
luar lingkungannya dan mengalami
berbagai
persoalan
hidupnya
sendiri dengan cara memecahkan
permasalahannya
secara pribadi,
tanpa meminta pertimbangan orang
tua.
Meminjam
apa yang telah
disampaikan ahli sosiologi keluarga,
16
Ar-Rusyd Utama
dapat dijalankan sebaik-baiknya.
Hubungan suami isteri dalam
sebuah
keluarga
mempunyai
pengaruh
besar
pada anggota
keluarga yang lainnya. Keduanya
adalah
sebagai
kepala
yang
mempunyaitugasdantanggungjawab
yang berbeda. Keduanya adalah
pengemudi
kesatuan
keluarga.
Hubungan yang harmonis akan
menumbuhkan
keharmonisan
hubungan anggota keluarga yang
lain. Suami dan isteri dituntut berlaku
adil dan ber-muasyarah atau bergaul
dengan baik kepada siapapun.
Allah
berfirman,
Dan
pergaulilah mereka (para isteri) secara
patut,
kemudian
bila kamu
tidak
menyukai
mereka, (maka bersabarlah)
karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu,
padahal
Allah
menjadikan
padanya kebaikan yang banyak (Qs. anNisa [4]: 19).
Menjunjung
tinggi
nilainilai
luhur
kemanusiaan
dan
menanamkan benih kesabaran dan
saling pengertian
adalah pesan
utama dalam ayat diatas. Seorang
suami tidak selayaknya bersifat
semena-mena dalam keluarga, lebihlebih kepada isteri dan bersabar jika
ada perselisihan. Begitu pula dengan
isteri, ia harus menjadi isteri salehah
meskipun harus bekerja di luar,
mampu melaksanakan tugas dan
amanah dengan baik.
Membicarakan
perubahan
dalam
suatu
keluarga
dalam
konteks perubahan di masyarakat
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Daftar Bacaan:
Nafis, Cholis, Keluarga Maslahah,
Jakarta: Mitra Abadi Press,
2010.
Basis, No. 05 06, Tahun ke-52, Mei
Juni, 2003.
Veeger, K.J, Realitas Sosial, Jakarta:
PT. Gramedia, 1985.
17
Ar-Rusyd Utama
Pandangan Islam
Tentang Keluarga dan
Maraknya Broken Home
Oleh: Adri Efferi
Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
Pendahuluan
Istilah broken home biasanya
digunakan untuk menggambarkan
keluarga yang berantakan atau tidak
harmonis, akibat orang tua tidak lagi
peduli dengan keadaan keluarga di
rumah. Orang tua tidak memiliki
perhatian
terhadap
anak-anaknya,
baik menyangkut masalah yang ada
di rumah maupun sekolah, bahkan
sampai pada perkembangan pergaulan
anak-anaknya
di
masyarakat.
Terjadinya kondisi ini, karena sering
terjadi keributan serta perselisihan
yang menyebabkan pertengkaran dan
berakhir pada perceraian.
Kondisi
ini
menimbulkan
dampak yang sangat besar terutama
bagi anak-anak, karena kurangnya
perhatian
dari
keluarga
atau
kurangnya kasih sayang dari orang
tua, sehingga membuat mental
seorang anak menjadi frustasi, brutal
dan susah diatur. Hal yang sama
juga terjadi di sekolah, anak-anak
yang berasal dari keluarga yang
broken home, tidak mempunyai minat
untuk berprestasi. Mereka cenderung
bersikap seenaknya saja, tidak disiplin
dalam kelas, selalu berbuat keonaran
dan kerusuhan.
Pada umumnya penyebab
18
Ar-Rusyd Utama
Perlu disadari,
keberadaan
seorang anak dalam sebuah keluarga,
tidak hanya akan menjadi aset
berharga bagi keluarga tersebut,
tetapi dalam lingkup yang lebih luas
merupakan penentu juga bagi corak
masyarakat dan negara, dimana
si anak berdomisili.
Oleh karena
itu, mereka harus tumbuh dan
berkembang dalam keluarga yang
harmonis, agar menjadi figur-figur
yang berkualitas. Dan bagi keluarga
yang mengalami broken home, harus
segera dicarikan solusinya, agar tidak
merugikan semua pihak. Tentunya
beragam solusi telah ditawarkan,
salah satunya dalam perspektif Islam.
Munculnya Broken Home
Penyebab timbulnya keluarga
yang broken home, tentunya sangat
beragam tergantung situasi dan
kondisi yang dihadapi oleh keluarga
itu sendiri. Namun secara umum
faktor penyebab itu antara lain:
Pertama,
orang tua yang
bercerai. Perceraian merupakan suatu
kenyataan, dari kehidupan suami isteri
yang tidak lagi dijiwai oleh rasa kasih
sayang. Dasar-dasar perkawinan yang
telah terbina bersama, mengalami
kegoyahan dan tidak mampu lagi
menompang keutuhan kehidupan
keluarga yang harmonis. Dengan
demikian hubungan suami isteri
makin lama makin renggang, masingmasing atau salah satu membuat
jarak sedemikian
rupa sehingga
komunikasi terputus sama sekali.
Bentuk hubungan seperti ini, lama
kelamaan akan menciptakan situasi
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
isteri
hanya
mempertahankan
keinginan dan kehendaknya sendiri
pula. Sedangkan dari pihak anakanak, juga melalukan hal yang sama,
terkadang tidak mau tahu dengan
situasi dan kondisi yang sedang
dihadapi oleh kedua orang tuanya.
Sikap Islam Dalam Mengatasi Broken
Home.
Dalam
pandangan
Islam,
sosok orang tua diposisikan sebagai
figur sentral pendidikan
dengan
menjadikannya
sebagai sekolah/
madrasah pertama (madrasat al-ula)
bagi anak. Meskipun jujur harus
kita akui bersama, seiring dengan
berkembangnya peradaban manusia
dan pesatnya kemajuan yang dialami
oleh ilmu pengetahuan
saat ini,
peran sebagai figur sentral ini mulai
terabaikan. Dengan dalih mengejar
karir dan memenuhi
kebutuhan
hidup, peran mereka sebagai pendidik
digantikan oleh para guru di sekolah
maupun institusi pendidikan lainnya.
Meskipun sangat sederhana
kita membahas tentang broken home,
ada benang merah yang dapat
ditarik bahwa sesungguhnya broken
home dapat terjadi, karena buruknya
hubungan atau pola komunikasi
yang tidak lagi harmonis dalam
keluarga. Oleh karena itu, apabila
kita ingin mendapatkan solusi dari
sudut pandangan Islam, tentunya
harus diketahui bagaimana Islam
memformulasikan
ikatan
yang
bernama keluarga tersebut.
Hal pertama yang harus
diketahui atau sama-sama kita sadari,
20
Ar-Rusyd Utama
suama dan anak-anaknya. Ia bertanggung
jawab atas mereka. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Tidak
diragukan
lagi,
konsep pendidikan (tarbiyah) yang
diperintahkan oleh Allah untuk kita
terapkan dalam membina keluarga,
menyimpan banyak keberkahan dan
manfaat nyata yang kebaikannya
kembali kepada anak-anak, keluarga
dan semua masyarakat baik di
dunia maupun di akhirat kelak.
Pengaruhnya meliputi di dunia
untuk kesalehan dan kemaslahatan
hamba serta kemakmuran negeri.
Sementara kebaikan yang akan
didapat di akhirat, terletak pada
akan
terabadikannya kebaikan yang
mengalir pada catatan amal orang tua
Wahai
orang-orang
yang beriman!
sebagai pendidik. Kebaikan mereka
Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
sebagaimana
diriwayatkan
dari
Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah
saw. bersabda, Semua kamu adalah
pemimpin dan semua kamu bertanggung
jawab atas bawahannya. Seorang lakilaki menjadi pemimpin di ruamahnya
dan bertanggung
jawab atas anggota
keluarganya.
Seorang
wanita (isteri)
harus menjaga rumah suaminya dan
bertanggung jawab atas segala yang ada
di dalamnya.
Dalam riwayat Imam Muslim
dikatakan, Wanita pemelihara rumah
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Pada umumnya
penyebab utama
broken home, adalah
kesibukkan kedua orang
tua dalam mencari nafkah
keluarga, ayah bekerja
dan ibu menjadi wanita
karier.
21
Ar-Rusyd Utama
bapak, Ibu dan nenek moyang dengan
anak-cucu-keturunan.
Maksudnya,
orang tua (bapak dan ibu) mendapat
manfaat dari perbuatan baik anakanak mereka. Demikian pula anak,
cucu dan keturunan akan mendapat
manfaat dari kesalehan orang tua.
Hal kedua yang juga harus
diketahui
dan sama-sama
kita
sadari, bahwa tidak selamanya
bahtera rumah tangga yang dibina
pasangan suami isteri, berlayar di
lautan yang tenang. Akan datang
suatu masa, dimana ombak pasang
dan gelombang menguncang bahtera
tersebut. Pada saat inilah komitmen
kedua belah pihak akan diuji, apakah
mereka
sanggup
melewatinya
dan keluar
sebagai
pemenang
atau sebaliknya kandas dan porak
porandalah bahtera rumah tangga
tersebut, sederhananya perceraianlah
yang akan terjadi.
Memang
perceraian
bukanlah perbuatan yang terlarang,
sebagaimana hadis dari Ibnu Umar
r.a., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda,
Perbuatan
halal
yang
dimurkai
oleh Allah adalah
talak/
perceraian. (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah). Hadis ini tentunya
harus disikapi secara bijaksana, agar
tidak memandang sepele tindakan
perceraian. Sebagai seorang muslim,
sebaiknya prinsip yang ditanamkan
adalah: Apa gunanya melakukan
sebuah perbuatan halal kalau Allah
swt. tidak rida atau murka, karena
sesungguhnya sebagai hamba yang
22
Pada umumnya
penyebab utama
broken home, adalah
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
sebagai
agama
yang
memberikan
kesejahteraan
bagi
semua manusia selalu mendapatkan
tantangan
oleh
ulah
tingkah
laku manusia. Manusia memang
diciptakan untuk beraksi dan beraksi
dan berekspresi
sesuai
dengan
kemampuannya. Salah satu tantangan
adalah broken home yang banyak
berjangkit di kalangan remaja. Para
remaja sekarang banyak berbuat yang
aneh-aneh, terutama tawuran, minum
obat-obatan
terlarang,
perzinaan,
pornografi, bahkan sekarang banyak
remaja putri
(ABG) yang menjual
diri kepada orang-orang dewasa.
Peristiwa tersebut sepertinya tidak
aneh didengar
oleh masyarakat
umum. Semua itu banyak diakibatkan
karena para remaja yang sedang
broken home.
Peristiwa
itu
memang
tidak
seseorang
yang
digambarkan
keluarganya mengalami keretakan.
Pada umumnya keluarga yang orang
tuanya masih utuh dalam ikatan
rumah tangga dikatakan keluarga
yang harmonis. Tetapi keluarga yang
23
Ar-Rusyd Utama
dikatakan broken home. Maka broken
Quran,
arti
Islam
merupakan
Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu (Qs. al-Baqarah [2]:
208).
Ayat ini memberikan petunjuk
bagi orang-orang yang beriman agar
melaksanakan sistem Islam secara
menyeluruh
atau
komprehensif.
Implementasinya tidak hanya pada
akidah saja atau akhlak saja tetapi
ketiga-tiganya yaitu akidah, syariah
dan akhlak. Komprehensif berarti
syariah Islam merangkum seluruh
aspek kehidupan, baik ibadah maupun
muamalah atau hidup bersosial.
Ibadah diperlukan untuk menjaga
ketaatan dan keharmonisan hubungan
manusia dengan penciptanya (Allah).
Ibadah
juga merupakan
meminta petunjuk kepada
sarana
Allah
prinsip-
Ar-Rusyd Utama
Islam sebagai umat yang satu artinya
manusia
asalnya
adalah
satu yang
Hai manusia, Sesungguhnya kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal (Qs. al-Hujurat
[49]: 13).
25
Ar-Rusyd Utama
Mengenal (Qs. al-Hujurat [49]: 13).
keadilan.
Prinsip
Islam
sangat
mengedepankan
keadilan
di
masyarakat. Keadilan berarti adanya
persamaan
dalam
melaksanakan
hukum-hukum Allah dan tidak
membeda-bedakan
dalam
implementasi hukum. Dan keadilan
ini mendekati pada ketakwaan.
sebagai
solusi
bagi
keluarga broken
home dengan
pendekatan
pendidikan.
Dalam
Islam ibu merupakan guru yang
pertama dan utama dalam keluarga.
Seorang ibu mempunyai peranan
penting dalam mendekati anakanaknya untuk bisa dididik dengan
ajaran-ajaran
Islam.
Sejatinya
semua yang dilakukan oleh anakanak yang broken home merupakan
perbuatan-perbuatan yang dilarang
oleh Islam. Misalnya minum-minum
yang memabukkan, sek bebas, judi,
mencuri, semua
itu merupakan
perbuatan
yang
dilarang keras
oleh Islam. Bila anak mendapatkan
Ar-Rusyd Utama
atau nasihat-nasihat Islam yang telah
diperolehnya dari keluarga. Karena itu
Islam menekankan rumahku adalah
surgaku. Setiap anggota keluarga
termasuk orang tua punya kewajiban
bersama dalam menciptakan kondisi
rumah menjadi surga. Hal itu sulit
tercapai
bila
setiap
komponen
keluarga tidak ada upaya untuk
menuju ke surga. Keluarga yang telah
menjadi surga, tidak mungkin aka
nada anak-anak yang broken home
karena Islam sudah memberikan
rambu-rambu secara preventif kepada
setiap manusia.
Keluarga seperti ini hanya bisa
dibangun dengan pondasi Islam. Saat
keluarga mendapat cobaan dan ujian,
apakah masalah ekonomi, kenakalan
anak, kejenuhan dalam pernikahan,
dan lain lain, selalu disandarkan
kepada Allah swt. Ia yakin dengan
firman Allah swt.,
Allah
tidak
membebani
seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya.
Karena
itu,
agar
tidak
tujuan pe
rnikahan
itu sendir
i, mereview kem
bali apa f
ungsi per
nikahan,
visi dan
misinya d
alam men
garahkan
keluarga
dan men
didik ana
k. Hanya
dengan
menge
mbalikan
fung
si
keluarga
pada
posisiny
a, ana
kanak ter
hindar
dari bro
ken hom
e.
Selanjutn
ya, tida
k akan
ada la
gi
kisah-kisa
h pilu
korban traficking
atau seks bebas seperti dialami Sarah
dan teman-temannya seperti di atas
(www.baitijannati.wordpress.com)
Selain perbaikan pada unsur
rumah
tangga,
juga
perbaikan
pada sisi pendidikan anak. Karena
sesorang masyoritas dipengaruhi
oleh pendidikan yang ia terima dan
juga bacaan yang ia baca. Islam
memberikan pendidikan pada akhlak
yang mulia. Pada intinya pendidikan
Islam menurut Mahmud Yunus dan
Qosim Bakri (1992: 7) memiliki dua
arti:
Pertama,
pendidikan
Islam
pendidikan
Islam
27
Ar-Rusyd Utama
sarana
yang dipilih
mengembangkan
khusus
potensi
untuk
Daftar Pustaka:
badan
pendidikan
Islam
Al-Munawar,
Said
Agil
Husin,
Kesimpulan
Broken home merupakan masalah
individu tetapi mempunyai dampak
yang sangat luas bagi masyarakat,
karena itu Islam memberikan solusi
penyelesaian
dengan memperbaiki
tujuan pernikahan dan melaksanakan
tugas
dan
tanggung
jawab
sebagaimana diatur di dalam alQuran dan juga diselesaikan dengan
memberikan pendidikan formal dan
non-formal secara baik.
28
Ar-Rusyd Utama
Ar-Rusyd Utama
Anak
merupakan
korban
yang paling utama bagi retaknya
keluarga
(broken
home).
Tidak
dipungkiri bahwa perkembangan
mental anak akan lebih baik jika
anak berlatar belakang dari keluarga
yang berhubungan akrab, penuh
kasih
sayang dan menerapkan
disiplin
berdasarkan
kecintaan.
Michael Lifshitz mengatakan bahwa
anak atau remaja yang berasal dari
keluarga kacau (gagal) lebih banyak
memiliki konsep diri negatif, lebih
banyak mengalami kesulitan dalam
hubungan sosial, lebih ekstrim
mengekspresikan
perasaan, lebih
penakut dan lebih sulit mengontrol
dari pada anak dari keluarga utuh
(Shochib, 1998: 9).
Bila kita melihat fenomena yang
terdapat di masyarakat Indonesia
saat ini, tidak dapat di pungkiri
bahwa kontributor utama kenakalan
pada remaja adalah kegagalan orang
tua untuk menciptakan keluarga
yang harmonis dan kondusif bagi
perkembangan jiwa anak mereka.
Kenakalan remaja yang berbentuk
tawuran antar pelajar, seks bebas,
penggunaan NAPZA maupun geng
motor serta bentuk perilaku delinkuen
banyak di dominasi oleh remaja yang
berkembang dari keluarga yang tidak
harmonis. Tentunya hal ini menjadi
ancaman paling besar dalam proses
pembangunan masyarakat untuk
jangka panjang.
30
Ar-Rusyd Utama
hidup tersebut secara umum dapat
berbentuk sesuatu yang dipandang
penting, berharga serta diyakini
sebagai sesuatu yang benar serta
dapat dijadikan sebagai tujuan hidup
bagi setiap individu (Bastaman, 1995:
194).
Victor E. Frankl, seorang
neuro-psikiater
menyatakan
bahwa
terdapat
tiga
sumber
kebermaknaan hidup bagi setiap
individu yang meliputi, pertama:
creative values, dimana seseorang
dapat
mencapai
kebermaknaan
hidup melalui keterlibatan mereka
dalam menyelesaikan tugas yang
diembankan
dalam
hidupnya
dengan penuh tanggung jawab.
Pekerjaan apapun pada dasarnya
hanya berfungsi sebagai media untuk
mengembangkan
potensi dirinya
dalam rangka proses pencapaian
makna
hidupnya.
Melakukan
semua tugas dengan tanggung
jawab
sehingga
menghasilkan
kebermanfaatan untuk orang-orang
disekitanya dengan mengoptimalkan
kreativitas,
kesungguhan
dan
rasa tanggung jawab merupakan
salah satu realisasi individu untuk
mencapai hidup yang bermakna.
Sumber makna hidup yang
kedua adalah
experiental
values.
Ketika seseorang dapat menghayati
segala peran dan keadaan hidupnya
sebagai suatu kebenaran, kebaikan,
keadilan,
keindahan,
keimanan
dan sebagai sesuatu yang berharga
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
ketiga
adalah
attitudinal
values
atau nilai-nilai bersikap. Nilai-nilai
bersikap dapat diimplementasikan
melalui
kemampuan
seseorang
untuk menerima dengan tabah
dan bersikap
positif
terhadap
segala penderitaaan yang terjadi
dalam kehidupannya. Keberhasilan
individu untuk melewati keadaan
tersulit dalam kehidupannya dengan
sikap positif akan menjadi sumber
kebermaknaan hidup bagi individu
tersebut sehingga kebahagiaan hidup
mampu ia peroleh dalam keadaan
apapun.
Ketiga sumber kebermakanaan
hidup di atas apabila diposisikan
dalam eksistensi suatu kehidupan
keluarga akan sangat berkontribusi
positif dalam proses pengokohan
suatu bangunan keluarga itu sendiri.
Sebagaimana telah disebutkan di atas
bahwa makna hidup dapat berbentuk
apapun yang dianggap seseorang
mampu memiliki arti penting dan
berharga
dalam
kehidupannya.
Keluarga, sangat berpotensi untuk
menjadikan
eksistensinya sebagai
objek dalam aktualisasi
ketiga
sumber kebermaknaan hidup di atas.
Dengan merealisasikan
nilai-nilai
kreatif melalui kesungguhan dan
tanggung jawab untuk mengemban
tugas dan kewajiban
individu
dalam
keberlangsungan
suatu
keluarga, maka akan melahirkan
suatu kebahagiaan dalam hidup
mereka. Pada konteks ini, keluarga
dan segala
konsekwensi
yang
32
terdapat
dalam
dinamikanya
bukan dipandang sebagai beban
melainkan sebagai sarana dalam
pencapaian kebermaknaan hidup.
Melalui keluarga individu dapat
mengoptimalkan perannya sebagai
seorang anak, suami, isteri, maupun
orang tua secara optimal dalam
kondisi apapun.
Di sisi lain, keluarga akan
mampu menjadi media bagi individu
untuk
memenuhi
kebutuhan
afeksinya
melalui
aktualisasi
nilai-nilai
penghayatan
sebagai
sumber makna hidup yang kedua.
Keberadaan pasangan hidup dengan
segala kelebihan dan kekurangan
yang melekat pada dirinya sebagai
manusia
tentu
akan
menjadi
tugas
tersendiri
bagi
masingmasing pasanagan yang terlibat
didalamnya untuk saling menerima,
memahami, melengkapi dan berbagi.
Keberhasilan
masing-masing
pasangan untuk saling memenuhi
kebutuhan kasih sayang, menghayati
masing-masing
kelebihan
dan
kekurangan dengan sikap terbuka,
komunikatif, jujur, akan berdampak
pada kelanggengan keberlangsunagn
kehidupan keluarga tersebut yang
secara bersamaan akan memberikan
kepuasan hidup bagi masing -masing
pasangan maupun anak sebagai
individu yang terlibat di dalamnya.
Dalam dinamika kehidupan
keluarga pun tak akan pernah luput
dari permasalahan yang sekaligus
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
kerap
menjadi
stimulus
yang
dianggap
tidak
menyenangkan
bagi masing-masing individu yang
terlibat
didalamnya.
Kematian
pasangan, perbedaan persepsi dalam
mensikapi permasalahan, kesulitan
ekonomi, permasalahan kesehatan,
dan berbagai permasalahan lain yang
menyertai
perjalanan
kehidupan
suatu keluarga tentunya tidak dapat
dihindari
sebagai
konsekwensi
dari proses pematangan individu
yang terlibat didalamnya. Salah
satu inidikator pencapaian makna
hidup melalui realisasi nilai-nilai
bersikap (attitudinal values) adalah
kemampuan
individu
untuk
mengembangkan sikap-sikap yang
positif dalam merespon semua
stimulus yang dianggap negatif
(tidak
menyenangkan
tersebut.
Keberhasilan
individu
dalam
mengembangkan sikap yang positif
dalam merespon stimulus apapun
yang
dimungkinkan
muncul
dalam dinamika kehidupan suatu
keluarga akan membawa dampak
kokohnya
bangunan
keluarga
tersebut. Dampak positif ini akan
menghasilkan kebermaknaan hidup
semua individu yang terlibat di
dalam keluarga tersebut sehingga
peran keluarga semakin kuat sebagai
pijakan bagi individu didalamnya
untuk
mencapai
kebahagiaan
hidupnya.
33
Ar-Rusyd Utama
Ar-Rusyd Utama
perkembangan
dirinya.
Dampak
psikis yang dialami oleh remaja yang
mengalami broken home, diantaranya
adalah
remaja
menjadi
lebih
pendiam, pemalu, bahkan despresi
berkepanjangan.
Faktor lingkungan
tempat remaja bergaul adalah sarana
lain jika orang tua sudah sibuk dengan
urusannya sendiri. Jika remaja berada
di lingkungan pergaulan yang negatif
karena keadaannya labil, maka tidak
menutup kemungkinan remaja akan
terjerumus dalam lembah pergaulan
yang tidak baik.
Jika remaja
Faktor-Faktor
kondisi broken home dimana t e r h a d a p
Penyebab
Broken Home
orang tua mereka tidak lagi orang tua yang
Faktor- menjadi panutan bagi dirinya,
egosentrisme.
Seharusnya
faktor
yang
maka akan berdampak besar orang
tua
menyebabkan
pada perkembangan dirinya m e m b e r i
broken
home,
contoh
yang
sebagaimana
baik seperti suka bekerjasama, saling
disinyalir oleh Arifandi (2013: 15-17),
membantu,
bersahabat
dan ramah.
diantaranya adalah:
Sifat-sifat
ini adalah
lawan dari
Pertama,
terjadinya
perceraian.
egoisme dan egosentrisme.
Perceraian
menjadikan
penyebab
Ketiga, orang tua yang kurang
terjadinya
keluarga
broken home.
Faktor-faktor
yang menyebabkan memiliki rasa tanggung jawab. Tidak
perceraian, diantaranya adalah: (1) bertanggung jawabnya orang tua,
satunya
adalah
masalah
adanya dis-orientasi tujuan suami salah
isteri dalam membangun bahtera kesibukan. Saat ini, kesibukan adalah
satu kata yang telah melekat pada
rumah tangga dan faktor kedewasaan
masyarakat modern. Sebagai orang
yang
mencakup
intelektualitas
tua, seharusnya kita bisa membagi
dan emosionalitas; (2) kemampuan
anak-anak
mengelola dan mengatasi berbagai waktu untuk membuat
tidak merasa kehilangan figur orang
masalah keluarga; dan (3) pengaruh
perubahan
dan
norma
yang tua. Sebab, kebanyakan anak yang
bermasalah itu dikarenakan broken
berkembang di masyarakat.
Kedua,
ketidakdewasaan
sikap home (Susilo dan Chandra, 2010: 1).
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
35
Ar-Rusyd Utama
Keempat, jauh dari Tuhan. Segala
sesuatu perilaku manusia disebabkan
karena dia jauh dari Tuhan. Sebab,
Tuhan mengajarkan agar manusia
berbuat baik. Jika keluarga jauh dari
Tuhan dan mengutamakan materi
dunia semata, maka kehancuran dalam
keluarga itu akan terjadi. Karena dari
keluarga tersebut akan lahir anakanak yang tidak taat kepada Tuhan
dan kedua orang tuanya.
Kelima, adanya masalah ekonomi.
Dalam suatu keluarga, terkadang
mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi rumah tangga.
Isteri banyak menuntut hal-hal di luar
makan dan minum. Padahal dengan
penghasilan suami sebagai buruh
lepas, hanya dapat memberikan
makan dan rumah petak tempat
berlindung yang sewanya terjangkau.
Karena
suami
tidak
sanggup
memenuhi tuntutan isteri dan anakanaknya akan kebutuhan-kebutuhan
yang disebutkan tadi, maka timbullah
pertengkaran suami-isteri yang sering
menjurus ke arah perceraian.
Keenam,
kehilangan
kehangatan
dalam keluarga. Kurang atau putus
komunikasi di antara anggota keluarga
menyebabkan hilangnya kehangatan
di dalam keluarga antara orang tua
dan anak. Faktor kesibukan biasanya
sering dianggap penyebab utama dari
kurangnya komunikasi, di mana ayah
dan ibu sibuk bekerja dari pagi hingga
sore hari, mereka tidak punya waktu
untuk makan siang bersama, salat
berjemaah di rumah dan anak-anak
tidak memiliki tempat curhat dengan
36
mengungkapkan
pengalaman,
perasaan dan pemikiran tentang
kebaikan keluarga termasuk kritik
terhadap orang tua mereka. Yang
sering terjadi adalah kedua orang tua
pulang hampir malam karena jalanan
macet, badan capek, sampai di rumah
mata mengantuk dan tertidur.
Ketujuh,
adanya
masalah
pendidikan. Masalah pendidikan sering
menjadi penyebab terjadinya broken
home. Jika pendidikan suami isteri
rendah, maka suami isteri sering tidak
dapat memahami lika-liku keluarga.
Karena itu sering salah menyalahkan
bila terjadi persoalan di keluarga.
Akibatnya selalu terjadi pertengkaran
yang mungkin akan menimbulkan
perceraian.
Membincang Trik-Trik Mengatasi
Keluarga Broken Home
Sebenarnya ada banyak trik-trik
jitu yang bisa dilakukan apabila kita
terjebak dalam situasi broken homeyang
tidak mengenakkan ini (Arifandi:
2013: 24-26). Awalnya memang sulit
dan tidak gampang karena kita mesti
menghadapi situasi yang belum
pernah kita hadapi sebelumnya.
Bagaimana cara mengatasinya agar
kita tetap merasa baik-baik saja
dan tidak menjadi malu serta tidak
percaya diri atau malah lari dari
masalah dengan cara-cara yang salah?
Nah, berikut ini beberapa trik jitu
untuk mengatasi broken home.
Pertama,
hadapi
semua
permasalahan dengan bersikap positif.
Semua permasalahan harus dihadapi
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
dengan bersikap
positif. Karena
tidaklah semua yang terjadi itu
merupakan suatu hal buruk meskipun
itu sesuatu yang berdampak negatif
terhadap kita. Kita harus mencoba
menerima keadaan dan berusaha tegar
dan sabar. Hal ini akan membantu kita
mengatasi masalah tersebut.
Kedua, berpikir positif. Peristiwa
yang kita alami kita harus dilihat
dari sisi positifnya. Karena di balik
semua masalah, pasti ada hikmah
yang dapat kita petik. Jadikan itu
semua sebagai proses pembelajaran
bagi kita menuju tahap kedewasaan.
Jauhkan segala pikiran buruk yang
bisa menjerumuskan kita ke jurang
kehancuran,
seperti
memakai
narkoba, minum-minuman
keras,
bahkan malah sampai mencoba untuk
bunuh diri.
Ketiga, jangan terjebak dengan
situasi
dan
kondisi.
Kita
tidak
boleh terjebak dengan situasi dan
menghakimi orang tua atau diri
sendiri atas apa yang terjadi serta
rasa marah dengan keadaan ini.
Alangkah baiknya apabila kita bisa
memulai untuk menerima itu semua
dan mencoba menjadi lebih baik.
Keterpurukan bukanlah jalan keluar.
Sebaiknya kita harus tegar, sabar dan
mencoba bangkit untuk menghadapi
cobaan ini. Yakinlah bahwa Allah
tidak akan memberikan cobaan di luar
batas kemampuan kita. Untuk itu,
usaha dan doa itu adalah kuncinya.
Keempat, mencoba hal-hal baru.
Tidak ada salahnya kita mencoba
sesuatu yang baru, asal bersifat positif
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
dengan gagah berani. Hanya dengan
berani menghadapinya, maka kamu
akan dapat melaluinya dan akhirnya
mampu memulai lembaran baru
dalam
kehidupanmu.
Misalnya,
orang tua cerai bukan mengharapkan
anaknya
tercerai
berai
pula.
Maafkanlah orang tua apabila kamu
kecewa dengan sikap mereka. Setiap
manusia pernah melakukan khilaf
dalam hidup. Manusia yang mudah
memberi maaf akan menjadi manusia
yang kuat dalam menghadapi badai
masalah apapun jenisnya. Maka,
jadilah pemaaf!
Kedelapan, kejar impian dan citacitamu. Khalil Gibran berujar bahwa
orang tua bukanlah pemilik dari
anak-anak mereka sehingga tidak bisa
menentukan masa depannya kecuali
anak itu sendiri. Jadi, ketika broken
home terjadi, maka semangat untuk
mengejar mimpi dan mewujudkan
cita-cita tidak perlu ikut hancur dalam
dirimu. Tetap berjuanglah
untuk
menggapai
harapan-harapanmu,
jangan jadikan keluarga broken home
sebagai kendala. Tetaplah semangat !
Beberapa trik di atas dapat
dijadikan acuan buat kita karena
sebenarnya
semua permasalahan
itu pasti ada solusinya. Last but not
least, broken home bukanlah
akhir
dari segalanya bagi kehidupan. Jalan
masih panjang
untuk menjalani
hidup kita sendiri. Pergunakanlah
situasi
ini sebagai sarana
dan
media pembelajaran guna menuju
kedewasaan. Kita masih bisa berbuat
banyak serta melakukan hal positif.
38
Ar-Rusyd Utama
Ar-Rusyd Utama
mengangkat
broken
home
dalam
perspektif al-Quran dan bagaimana
teknik mewujudkan keluarga sakinah
menurut al-Quran. Tentu saja tulisan
ini tidak berpretensi untuk merubah
broken home menjadi keluarga sakinah
secara instan, namun paling tidak
memiliki andil untuk meminimalisir
broken home dan akibatnya.
Broken Home dalam Perspektif alQuran
Al-Quran
dengan
tegas
mengutuk broken home dan membenci
setiap tindakan yang bisa berakibat
pada broken
home. Sebab tujuan
diciptakannya
manusia berpasangpasangan kemudian bersatu yang
diikat dalam satu ikatan pernikahan
dengan dasar takwa kepada Allah,
sehingga menurunkan
keturunan
yang banyak (Qs. an-Nisa [4]: 1). Dalam
Qs. al-Rum ayat 2 dijelaskan bahwa
tujuan nikah adalah membentuk
keluarga sakinah, mawadah,
wa arrahmah (Mohamed, 2008).
Islam sangat mendambakan
keluarga harmonis. Menurut Savitri
Ramadhani
(2006, 23), keluarga
harmonis mempunyai karakteristik
tertentu, yaitu kehidupan beragama
yang baik di dalam keluarga,
mempunyai waktu bersama antara
sesama anggota keluarga, mempunyai
komunikasi yang baik antar anggota
keluarga, saling menghargai antara
sesama anggota keluarga, masingmasing anggota keluarga merasa
terikat dalam ikatan keluarga sebagai
suatu ikatan kelompok dan ikatan
kelompok ini bersifat erat dan kohesif,
bila terjadi permasalahan
dalam
40
Ar-Rusyd Utama
membisu dan komunikasi buruk, (d)
perang dingin dalam keluarga, (e)
mengedepankan perbedaan daripada
persamaan
di
antara
anggota
keluarga, (f) antara suami dan isteri
mempertahankan
status sosialnya
masing-masing, dan (g) hilangnya
sifat arif dan saling memahami dalam
keluarga (Dedeh, 2012).
Islam memandang, perceraian
adalah sesuatu yang lumrah terjadi
dalam suatu keluarga dan halal,
namun pada saat yang sama Allah
membenci tindakan perceraian. Dalam
Kiat membangun
keluarga sakinah pada
hakikatnya adalah
mendekatkan keluarga
dengan nilai-nilai
Islam.
beberapa kasus perceraian mungkin
disebabkan oleh adanya perbedaan
prinsip hidup, dan di antara lainnya
bisa disebabkan
oleh
masalahmasalah
pengaturan
keluarga.
Akan tetapi, yang jelas kasus-kasus
perceraian itu sama halnya dengan
kaus-kasus sosial lainnya, biasanya
bersifat multifaktoral dan biasanya
berujug pada broken home. Dalam
keluarga
broken
home,
hubungan
interpersonal di antara suami-isteri
dalam keluarga broken home telah
semakin memburuk. Dalam beberapa
hal disebutkan bahwa kedekatan fisik
tidak bisa mempengaruhi kedekatan
personal
antar
individu.
Sebab
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
penilaian menjadi cenderung negatif
satu dengan yang lainnya. Fenomena
ini bisa berdampak negatif pada
perkembangan psikologis anak dalam
keluarga. Remajalah yang dalam hal
ini sangat rentan. Menurut Erickson
(2001), masa remaja merupakan
masa pencarian
identitas.
Masa
remaja ditandai dengan pergolakan
internal untuk menemukan identitas
dirinya berkaitan dengan eksistensi
hidupnya. Pengaruh faktor broken
home keluarga menjadi faktor negatif
dalam penemuan
identitas yang
sehat. Sehingga remaja cenderung
mengalami
fase
kebingungan
identitas. Perkembangan afeksi juga
bisa mengalami hambatan. Hal ini
dikarenakan
adanya
pengabaian
afeksi oleh orangtuanya. Lebih jauh,
terdapat
sifat-sifat
penghambat
perkembangan
kepribadian
yang sehat yang terwujud dalam
kepribadian anak, sehingga mereka
mungkin mengalami schizoid atau bisa
berdampak hingga schizophrenia.
Broken home merupakan realitas
yang terkadang tak terelakkan dan
cukup berimplikasi
negatif
bagi
perkembangan
kepribadian
yang
sehat,
meskipun
kita mengakui
peranan
lingkungan
dalam
perkembangan
individu juga tak
terhindarkan.
Akan tetapi dalam
beberapa penelitian, faktor broken home
memainkan peranan cukup signifikan.
Fenomena broken home dalam keluarga
sudah
selayaknya
mendapatkan
perhatian dan penanganan
yang
serius dan efektif, terutama dari segi
psikologisnya. Sejalan dengan prinsip
yang dikemukakan oleh Kierkegaard
42
Ar-Rusyd Utama
Kesepian
ini
dirasakan
seiring
terpisahnya manusia dari alam dan
manusia yang lainnya. Globalisasi
dan kemajuan zaman telah merebut
peran eksistensi dasar manusia. Jika
dahulu kebersamaan adalah norma
wajib dalam masyarakat, sekarang
ini mungkin berbeda. Waktu-waktu
untuk dihabiskan bersama orang
lain semakin sedikit. Hal ini berari
manusia sudah tidak berdasarkan
pada realitasnya (zu den sachen selbst).
Rasa kebersamaan
luntur seiring
berkembangnya rasa keterpsiahan
dari realitasnya. Menurut Fromm
(1998)
munculnya
liberalisme
berlebihan
dan
individualisme
ekstrim dalam keluarga yang telah
menjadi sumber masalah broken home
semakin meningkat. Dalam hal ini,
manusia sudah keluar dari realitas
eksistensinya sebagai mahluk sosial.
Dalam kondisi seperti ini, menurut
Robert Lauer (1977) harus kembali
pada jati dirinya sebagai mahluk
sosial yang saling membutuhkan satu
dengan lainnya.
Membentuk Keluarga Sakinah
Keluarga
sakinah
adalah
tempat kita bernaung dari segala
permasalahan
kehidupan.
Rumah
yang diisi dengan keluarga sakinah
akan menjadi rumah yang dirindukan
setiap orang. Rumah penyejuk hati
yang akan menghibur pemiliknya
setiap kali singgah di rumah tersebut.
Kiat membangun keluarga sakinah
harus diketahui sedini mungkin,
bukan hanya pada saat akan menikah.
Seorang remaja harus memahami
bagaimana kiat membangun keluarga
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Ar-Rusyd Utama
untuk menjadi sakinah. Sebaliknya,
rumah tangga yang hanya memburu
kehidupan dunia maka rumah tangga
tersebut akan rentan mengalami
keretakan, terlebih lagi apabila cara
awal mencari dan memilih pasangan
hidup sudah salah.
Keempat,
menjadikan
agama
sebagai ruang gerak dan semua
orientasi dalam kehidupan rumah
tangga. Jika agama menjadi ruh
bergeraknya sebuah rumah tangga,
maka sakinah itu akan sangat mudah
didapat, sebab keberkahan
dari
Allah akan turun pada rumah tangga
tersebut.
Jadi, kiat membangun keluarga
sakinah pada hakikatnya
adalah
mendekatkan keluarga dengan nilainilai Islam. Semakin dekat sebuah
keluarga dengan ajaran Islam sebagai
agamanya, maka akan semakin
membuat nilai-nilai keberkahan itu
hadir dalam kehidupan rumah tangga.
Kesakinahan
bersama
pasangan
maupun anak-anak akan mudah
diraih. Keluarga sakinah adalah awal
dari berdirinya sebuah masyaarakat
madani.
Dimulai
dari keluarga,
selanjutnya akan lahirlah negara yang
diberkahi oleh Allah.
Di samping itu, masyarakat
adalahcerminankondisikeleuarga,jika
keluarga sehat berarti masyarakatnya
juga sehat. Jika keluarga bahagia
berarti masyarakatnya juga bahagia.
Dalam kaitan ini, paling tidak ada
lima pilar untuk membentuk keluarga
sakinah, yaitu:
Pertama, dalam keluarga itu
ada mawaddah
dan warahmah
(Qs.
ar-Rum [30]: 21). Mawaddah adalah
44
Ar-Rusyd Utama
yang menyolok perbedaannya.
Keempat, menurut hadis Nabi,
pilar keluarga sakinah itu ada empat,
yaitu: (a) memiliki kecenderungan
kepada agama, (b) yang muda
menghormati yang tua dan yang tua
menyayangi yang muda, (c) sederhana
dalam belanja, (d) santun dalam
bergaul, dan (e) selalu introspeksi.
Kelima, menurut hadis Nabi
juga, empat hal akan menjadi faktor
yang mendatangkan
kebahagiaan
keluarga, yaitu: (a) suami-isteri yang
setia, (b) anak-anak yang berbakti, (c)
lingkungan sosial yang sehat, dan (d)
dekat rezekinya.
Penutup
Keluarga yang broken home sangat
tidak diharapkan setiap orang, walau
pada kenyatannya
masih banyak
terjadi di masyarakat. Sebaliknya
keluarga sakinah, mawaddah, wa arrahmah sangat didambakan setiap
orang, walaupun begitu sulit untuk
mewujudkannya. Namun demikian,
semoga kita dapat merealisasikannya.
Amin.
Daftar Pustaka:
Bramlet, M. D. and W. D. Mosher, W.
D., First Marriage Dissolution,
Divorced and Remarriage, United
States:
Hyattsville,
MD.,
National Centre for Health
Statistic, 2001.
Broken Home is Not a Functional Term,
10 Oktober 2001 dalam Epinions.
com. Diakses 12 Juni 2013.
Chandra, Robby Ignatius, Konflik dalam
Hidup Sehari-hari,
Yogyakarta:
Penerbit Kanisius, 2002.
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
Daradjat,
Zakiyah,
Psikologi
Perkembangan, Jakarta: Bulan
Bintang, 1997.
D. E. Papalia, S. W. Olds and R. D.
Feldman, Human Development,
New York: McGraw-Hill, 2004.
Hawari, Dadang, Membangun Keluarga
Sakinah, Jakarta: BP7, 1999.
Harvey, J. H. and B. G. Pauwels,
Recents Developments in CloseRelationships Theory, Current
Directions in Psychological
Science, 1999.
Jacobs, L.R., Your Home Is Not Broken.
Parents World, Sunday, July 10,
2011, diakses 12 Juni 2013.
Kurzman, Charles, Liberal Islam,
Oxford:
Oxford
University
Press, Inc., 1998.
Lauer, Robert H., Perspektif Tentang
Perubahan
Sosial, Jakarta:
Penerbit Bina Aksara, 1977.
Mohamed, Abdul Rahman, Panduan
Berilustrasi di dalam Kaedah
Mendidik Isteri dan Anak antara
Galakan dan Larangan Memukul
dalam Islam, Kuala Lumpur,
Telaga Biru Sdn. Bhd., 2008.
Turner, Bryan S,. Agama dan Teori
Sosial, Yogyakarta: Penerbit
IRCISoD, 2003.
45
Ar-Rusyd Utama
MENCIPTAKAN KELUARGA
SAKINAH, MAWWADAH,
WA AR-RAHMAH DENGAN
MENERAPKAN SYARIAH
ISLAM PADA KELUARGA
Oleh: Agus Retnanto
Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
Keluarga adalah institusi dasar
yang memiliki multi fungsi. Sebagai
tempat bernaung dua insan, lakilaki dan perempuan untuk saling
menjaga kehormatan
yang syari
sesuai dengan landasan Islam. Meraih
kebahagiaan
dunia dan sekaligus
merancang kehidupan yang lurus di
jalan Allah untuk bekal kehidupan
yang ke dua di akhirat nanti. Sebagai
wahana reproduksi,
menciptakan
penerus keturunan (nashab). Sebagai
wadah pendidikan awal bagi anakanak, peletakan dasar aqidah islam
yang diteruskan dengan pembinaan
akhaqul kharimah pada anak-anak, agar
mereka senantiasa istiqamah di jalan
Islam setelah mereka dilepas menjadi
manusia dewasa nanti.
Melihat
betapa
pentingnya
telah
membuat
Ar-Rusyd Utama
naluri keibuannya. Tak sedikit ibu
yang melakukan
tindak
kekerasan
isteri
kemiskinan
menjadi
pula,
sasaran
Ar-Rusyd Utama
laki-laki
yang
bukan
mahramnya
kita
membandingkan
dalam
sisi
lain,
rumah
tidak
kapitalisme
wanita yang mengimani Allah
Tidakhalal
dan Hari Akhir melakukan perjalanan
sehari
semalam,
kecuali
bersama
mahramnya.
Sementara
itu
ide
barat
memandang
pakaian
muslimah
(kerudung
dan
jilbab)
sebagai
penghambatgerakwanita.Padahalapa
yang terjadi saat wanita mengumbar
menghabiskan
waktu
24
jam
perjalanannya,
maka
ia
wajib
ditemani oleh mahram mereka. Inilah
bentuk penjagaan Islam terhadap
pornografi-pornoaksi
yang nyatanyata
membahayakan
kesucian
48
Dalam
Islam,
andai
wanita
Ar-Rusyd Utama
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
menjami
n kehor
matan w
Janganlah
seorang
pria
berkhalwat
(berduaan
dengan
wanita),
kecuali
wanita itu disertai mahram-nya, karena
sesungguhnya yang ketiga adalah setan
(HR. Muslim).
Kebebasan
berperilaku
yang
dibanggakan
kapitalisme
memberikan keleluasaan bagi wanita
dan pria bergaul bebas. Banyaknya
kasus hamil di luar nikah dan
kehamilan tak diinginkan membuat
hidup wanita tak bahagia. Wanita
yang kegadisannya sudah direnggut
tidak akan pernah hidup tenang.
Belum lagi bila mereka memilih
untuk menggugurkan kehamilannya
akan menghadapi risiko kematian.
Kebebasan ini membawa keresahan
dalam kehidupan masyarakat. Karena
itulah,
Islam melarang
aktivitas
apapun yang mengarah pada zina.
Salah
satunya
adalah
larangan
ber-khalwat ini, dan bila dilanggar
maka pintu zina terbuka lebar. Jadi,
sesungguhnya
larangan
khalwat
ini
anita.
Ke
empat, Isla
m melara
ng wanita
menampa
kkan k
ecantikan
mereka
(tabarruj)
di depa
n laki-la
ki asing
(Qs al-Ah
zab [33]:
33). Saat
ini tidak
sedikit
wanita
berprofesi
sebagai
model b
erjalan b
erlenggak
-lenggok
demi
me-launch
ing style
pakaian
terbaru.
Pengorba
nan yan
g merek
a
berikan
49
Ar-Rusyd Utama
besar. Jika wanita menaati perintah
suami-isteri
adalah
pergaulan
persahabatan. Satu sama lain berhak
mendapatkan
ketenteraman
dan
ketenangan. Kewajiban nafkah ada
memberi kedudukan
mulia bagi
wanita dengan menetapkan mereka
tidak
rumah
harus
dan
bekerja
mendapat
Meski
wanita
tidak
bekerja
rendah di
berpeluang
Demi
menjamin
kedudukan
Ar-Rusyd Utama
pengatur
urusan
rakyat
yang
diiringi
derai
tawa
orang-orang
Islam
mewajibkan
kepada
Ar-Rusyd Utama
Pada
masa
bin al-Khattab
Khalifah
Umar
ia biasa melakukan
satu
malam
lainnya,
ia mendengar
keluhan
seorang
perempuan melalui senandung syair
yang rindu akan suaminya yang
tengah menjalankan tugas di medan
pertempuran. Lalu Khalifah Umar
r.a. bergegas mendatangi putrinya,
Hafshah, untuk bertanya berapa lama
seorang wanita tahan menunggu
suaminya. Dari jawaban Hafshah,
Khalifah Umar mengirimkan perintah
kepada para panglima perang yang
Daftar Pustaka:
Abdulkadir
Kurdi,
Abdulrahman,
Asas
Pendidikan
Islam.
52
Ar-Rusyd Utama
Mengatasi Broken
Home?
Oleh: Kisbiyanto
Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
karena orang tua tidak sepenuhnya
Masalah Keluarga
Konsep
berkeluarga
dalam
sakinah,
mawaddah
perhatian
dan
memberikan
wa
Rasulullah
baitiy
surgaku.
jannatiy,
disebut
rumahku
sebagai
adalah
dan bahagia
diibaratkan
home
bukan
saja
dan
kebahagiaan
bagi
manusia.
untuk
dimasukkan
surga bersama
bahagia.
antara
dengan
terjadi.
yang
yang ideal
Keluarga-
dan
ketidakharmonisan
berbagai
sebab.
Salah
karena
satunya
Ar-Rusyd Utama
lebih besar, misalnya menjadi masalah
negara.
Peran Dakwah
dari
home
masalah
dalam
keluarga,
skala
yang
masalah
ekonomi,
budaya,
dan
konsep
agama Islam
yang
halus,
sudah sering
sebagai
dan
tokoh
yang
berkepribadian
tertarik
dengan
ajakannya,
manusia
dan Rasulullah
beriman
pada
Muhammad
keberadaannya
Jadi,
Islam
adalah
agama
akhlak.
berbagai
alternatif
6 suatu hasil,
Ar-Rusyd Utama
macam cara menurut
induk
ilmu
diri
Misalnya
pendekatan
akidah
atau
dan
menerima
pemberian
fiqhiyyah,
tasawuf atau
sejarah,
akhlak,
pendekatan
pendekatan
dan
sebagainya.
Pendekatan Keagamaan
Pertama,
pendekatan
yang
ada
ketenangan
dan
ada kebersamaan
kegaduhan,
dan kesendirian,
biasanya
mengedepankan
Percaya
merupakan
dari
percaya
menjadikan
rukun
kepada
takdir
iman.
Hikmah
kepada
takdir
seseorang
akan
merasa
Tentu,
dia
akan
harta
benar-benar
rawan.
Ar-Rusyd Utama
rumah itu, sebagaimana Islam juga
Perlindungan
meraka
menjadi
keagamaan
prioritas
utama.
rumah
dijemput
pendidikan
bisa
dengan
kegiatan-kegiatan
keagamaan
masjid,
di
musala,
TPQ,
dan
madrasah.
Dalam
pelarian
bisa
ditampung
dan
dididik
di
panti
asuhan,
di
pondok pesantren,
s e k u r a n g
kurangnya
rumah
singgah
yang
formal di sekolah,
pendidikan
informal
di
keluarga, maupun
pendidikan
nonformal
di
masyarakat.
Keluarga
maupun
besar
inti
keluarga
akan
tertentu
untuk
bertemu
mengajarkan
ilmu
agama.
Islam benar-benar
memprioritaskan
dengan
tentang
suami
hadanah,
dan
istri
hak pengasuhan
56
yaitu
jika
bercerai,
anak
juga
ada
acara
pengajian
keluarga,
maka
harus
hak pengasuhan
diberikan
kepada
Ar-Rusyd Utama
prestasi,
mereka.
dan
kebaikan-kebaikan
Pendidikan
nonformal
di
memfungsikan
bimbingan
dan
masalah
yang terjadi
di
tindakan
itu,
anak-anak
merasa
nyaman
bukan
hanya
rumah
pelatihan
lingkungan
kecilnya,
di
tetapi
juga
kewirausahaan,
kursus
sekolahnya.
Sekiranya
kebosanan
dan
rumah,
mereka
mereka
ada
problematika
di
bisa
melakukan
pendidikannya,
tetap positif.
Inovasi Kampus
Problematika
pelarian
dari
besar untuk
meneliti,
keagamaan
dan
mengajarkan,
mengabdikan
kepada
ilmu
masyarakat,
adalah
57
Penandatangan MOU antara Radio PAS FM Pati yang diwakili oleh Bapak H. Ahmad Cholidi
dengan Jurusan Dakwah STAIN Kudus yang diwakili oleh Ibu Farida, M.Si. Penandantangan
MOU bertempat di Kantor PT. Radio Pati Adi Suara.
58
Album BKI
Ketua Jurusan Dakwah, Farida, M.Si. didampingi beberapa dosen sedang melakukan kegiatan
sosialisasi Jurusan Dakwah pada siswa dan siswi kelas XII di SMK Diponegoro Juwana Pati.
Farida, M.Si. selaku Ketua Jurusan Dakwah sedang memimpin rapat koordinasi Jurnal
Konseling Religi Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Jurusan Dakwah. Rapat yang bertempat
di Perpustakaan Baca Jurusan Dakwah ini membahas tema-tema yang akan diterbitkan dalam
edisi Januari Juni 2013.
59
Album BKI
Farida, M.Si. selaku Ketua Jurusan Dakwah sedang memimpin rapat koordinasi Jurnal
Konseling Religi Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Jurusan Dakwah. Rapat ini membahas
penyamaan persepsi tema-tema yang akan diterbitkan dalam edisi Januari Juni 2013.
Farida, M.Si. selaku Ketua Jurusan Dakwah beserta beberapa Dosen Jurusan Dakwah serta
mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) mendampingi dalam kegiatan
Praktikum Profesi di masyarakat Argopuro
60
Album BKI
Farida, M.Si. Ketua Jurusan Dakwah beserta beberapa mahasiswa Prodi Bimbingan
dan Konseling Islam (BKI) sedang mengikuti kegiatan Praktikum Profesi di masyarakat
Argopuro
Ketua Jurusan Dakwah, Farida, M.Si. sedang memberikan sambutan dalam acara Workshop
Pengembangan Kurikulum Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Jurusan Dakwah.
Workshop tersebut dilaksanakan selama dua hari. Nara sumber hari pertama, 25 Juni 2013 adalah
Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd. dari Unnes, sedangkan Drs. Ali Murtadho, M.Pd. dari IAIN Walisongo
Semarang sebagai nara sumber kedua yang dilaksanakan pada 26 Juni 2013.
61
Album BKI
62
Album BKI
Ke-Haru-an
Hidup di jalanan tanpa ikatan
Tiada kejelasan tujuan
Kebersamaan yang mudah rapuh
Karena bukan sebuah keluarga utuh
Kembali wahai anakku
Ibu menunggu penuh rindu
Siap menjadi tempat mengadu
Untuk kebaikan masa depanmu
Teruntuk Ayahku
Dikala aku bersedih,
Engkau mampu membuat tawaku
bersemi kembali
Disaat air mataku metetes
Engkau bisa menghapus kesedihanku
dengan canda dan tawamu
Tapi kini
Hanya satu yang mampu ku katakan
Ayah, adalah pahlawanku
Menemaniku mengejar mimpi
Dan mendorongku untuk menjadi yang
lebih baik
Dahulu
Aku hanya menagis jika ayah
memarahiku
Balik aku memarahi, ketika ayah keras
padaku
Tapi, kini hanya sebuah masa lalu
Aku ingin hidup bahagia bersama ayah
Dan bersamanya di masa depan nanti
Entah sudah terlambat atau tidak
Dan masihkah ada waktu untuk
Ku minta kata Maaf dan Terima Kasih
pada ayah ku tercinta
By: Nur Ahmad
Ke-Rugi-an
Rumahku adalah surgaku di dunia
Tempat tumbuh kembang menjadi
dewasa
Bertanggung jawab membanggakan
keluarga
Dengan prestasi yang berharga
Namun, jika tak pahami itu semua
Pergi meninggalkannya
Tak akan mendapatkan apa-apa
Hanya sesal menyesakkan dada
By TOFAPUSTAKA@yahoo.com
By TOFAPUSTAKA@yahoo.com
Vol. I, No. 2, April - Juni 2013
63
Resensi
64