Anda di halaman 1dari 2

.

Daerah I
Daerah ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu IA dan IB.
Daerah IA (submental), dibatasi oleh otot digastrikus bagian anterior dan tulang hioid.
Daerah IB (submandibula), dibatasi oleh otot digastrikus bagian anterior, otot stilohiod dan tepi
inferior tulang mandibula.
2. Daerah II
Daerah II terletak pada sepertiga atas vena jugularis interna, meluas dari dasar tengkorak hingga ke
tepi inferior tulang hioid. Bagian anterior dibatasi oleh otot stiloideus dan bagian posterior dibatasi
oleh tepi posterior otot sternokleidomastoid. Daerah ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu IIA yang
terletak di anterior saraf asesorius dan IIB yang berada di posterior saraf asesorius.
3. Daerah III
Daerah III terletak pada sepertiga tengah vena jugularis interna. meluas dari tepi inferior tulang hioid
hingga ke tepi inferior kartilago krikoid. Bagian anterior dibatasi oleh tepi lateral otot sternohioid
dan bagian posterior dibatasi oleh tepi posterior otot sternokleidomastoid
4. Daerah IV
Daerah IV terletak pada sepertiga bawah vena jugularis interna, meluas dari tepi bawah kartilago
krikoid hingga ke klavikula. Batas anterior dan posterior daerah ini sama seperti batas Daerah III.
5. Daerah V
Daerah V terletak pada segitiga posterior leher, meluas dari bagian puncak otot sternokleidomastoid
dan otot trapesius hingga ke klavikula. Bagian anterior dibatasi oleh tepi posterior otot
sternokleidomastoid dan bagian posterior dibatasi oleh tepi anterior otot trapesius.
Daerah V dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan bidang horisontal tepi inferior kartilago krikoid.
Daerah VA berada di superior bidang ini yang meliputi kelenjar limfe saraf asesorius. Daerah VB
berada di inferiornya yang meliputi kelenjar limfe arteri servikal transversal dan supraklavikula.

KOMPLIKASI
1. Pembentukan abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri
menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang
merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan
setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang
membentuk nanah, yang mengisi ronggatersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya
tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses; hal ini merupakan mekanisme
tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam, maka
infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi
abses.
2. Selulitis (infeksi kulit)
Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi
dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal
ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.

3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)


Sepsis adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam nyawa, yang ditemukan
dalam hubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai (biasanya namun tidak terbatas pada
bakteri-bakteri).
4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)
Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat / keras, multiple
dan dapat berkonglomerasi satu sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkijuan seluruh kelenjar,
sehingga kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit,
lukanya sulit sembuh oleh karena keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula. Fistula
merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan immune system / daya tahan tubuh setiap
individual.

Anda mungkin juga menyukai