Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM JARINGAN


Analisis dan Desain TCP/IP Versi 6

Oleh :
Kelompok 3 (Tiga)
Gusdanela

1206535

Muhammad Iqbal

1206515

Ranra Putra

1206545

Sri Yani Sukmawati

1206516

Sri Ria Swissti Rahman

1206512

Pendidikan Teknik Informatika


Universitas Negeri Padang
2014

A. Latar Belakang alamat IPv6


Sejak awal tahun 1990-an, organisasi Internet Enginering Task Force (IETF)
mulai menyadari bahwa suatu saat routing protocol IPv4 akan mengalami keterbatasan
dalam penyediaan alamat Internet Protocol (IP) dan mulai mencari suatu routing protocol
pengganti yang dapat menyediakan jumlah alamat IP lebih banyak. Hal ini yang
kemudian mengawali proses pengembangan IPv6 (IP next generation) sebagai penerus
IPv4. Untuk IPv6 ditetapkan menjadi salah satu standar IETF melalui RCF 2460.
Perubahan ke IPv6 juga mendorong berkembangnya protokol-protokol baru pada
OSI dan TCP/IP sebagai penunjang protocol routing IPv6 itu sendiri, seperti misalnya
protokol baru Internet Control Message Protocol (ICMPv6),Neighbor Discovery, dan
Mlticast Listener Discovery (MLD). Header IPv6 yang lebih sederhana sehingga hal ini
juga mempengaruhi infrastruktur network keseluruhan.
IPv6 telah dirancang dengan skalabilitas yang tinggi agar dapat digunakan dalam
jangka waktu

yang lama untuk terus memungkinkan pertumbuhan Internet.

Namun,penerapan IPv6 masih berjalan lambat dan masih terbatas dalam jaringan internet
tertentu.hal ini terjadi karena perangkat dan infrastruktur yang secara luas digunakan
dalam keseluruhan jaringan internet masih merupakan perangkat dan infrastruktur dari
IPv4, dan sepertinya masih akan terus berlangsung sampai beberapa waktu ke depan.
Akan tetapi cepat atau lambat pada akhirnya IPv6 akan menggantikan dominasi dari IPv4
sebagai routing protocol.
Sebelum perubahan infrastruktur sepenuhnya ke IPv6, maka diperlukan suatu
solusi di mana IPv6 harus dapat berdampingan dengan IPv4, keduanya harus dapat saling
berkomunikasi dengan compability yang sesuai. Apabila selama masa transisi hal
tersebut tidak dapat terpenuhi,maka dapat terjadi kekacauan pada jaringn internet. Inilah
yang membuat transisi dari IPv4 ke IPv6 dilakukan secara bertahap. Sebagai salah satu
solusi dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode Tunneling.

B. Teori Dasar alamat IPv6


1. Definisi dan Spesifikasi Dasar IPV6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti
dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. Request for
Comments (RFC)

adalah

salah

satu

dari

seri

dokumen

infomasi

dan standar Internet bernomor yang diikuti secara luas oleh perangkat lunak untuk
digunakan dalam jaringan internet dan beberapa sistem operasi jaringan
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat
yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak
sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat
ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit,
memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang
sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis
(hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun
secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server
sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan
static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP
Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi
alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order
bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit)
sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada
tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut
dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah
Format Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.

2. Format Alamat IPv6


Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang
dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok

bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut
dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotteddecimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
001000011101101000000000110100110000000000000000001011110011101100
0000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angkaangka biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011
0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke dalam bilangan
heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan
menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a

3. Jenis-jenis Alamat IPv6


IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara


langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.

Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket


data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan
dalam komunikasi one-to-many.

Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada


anggota

terdekat

dari

sebuah

group.

Alamat

ini

digunakan

dalam

komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai


alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan
kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi
alamat-alamat berikut:

Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer


agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.

Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer


agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.

Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah


komputer

agar

dapat

berkomunikasi

dengan

komputer

lainnya

dalam Internet berbasis IPv6.


Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
Ketiga address di atas menakala diimplementasikan pada unicast address akan
menghasilkan beberapa kelompok address yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Unicast Address
Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat,
yakni:

Alamat unicast global


Unicast global addresses
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat
IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address.
Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk
oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini
juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast
globalterbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).

Alamat unicast site-local


Unicast site-local addresses
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4.
Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam
sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast
global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin
dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48 .

Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)


Unicast unspecified address
Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum
ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah
DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat
IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0 . Nilai alamat ini dalam IPv6
adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua ( :: ).

Alamat unicast loopback


Unicast Loopback Address[sunting | sunting sumber]
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk
mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam
IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1 , sementara dalam IPv6
adalah 0:0:0:0:0:0:0:1 , atau ::1 .

Alamat unicast 6to4


Unicast 6to4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4
dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini
sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini
aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16 , dengan tambahan 32 bit

dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang
48-bit,

dengan

format 2002:WWXX:YYZZ::/48 ,

mana WWXX dan YYZZ adalah

representasi

dalam

di

notasi colon-

decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat


publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan
menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48 .
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6
Unicast global address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface
ID .

Alamat unicast ISATAP


Unicast ISATAP Address
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh
dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling
berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast linklocal, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat
berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP
Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang
dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam
alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya
dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat
menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

b. Multicast Address
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paketpaket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap
semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang
digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8 .

c. Anycast Address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4.
Umumnya, alamatanycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP)
yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang
alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6

menggunakan

alamat anycast untuk

mengidentifikasikan

beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang


dialamatkan ke sebuah alamatanycast ke interface terdekat yang dikenali oleh
alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang
menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan
menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.

4. Kelebihan dan Kekurangan alamat IPv6


a. Kelebihan
1) Format header baru. Header baru IPv6 lebih efisien daripada header pada IPv4
(karena memiliki overhead yang lebih kecil). Hal ini diperoleh dengan
menghilangkan beberapa bagian yang tidak penting atau opsional.
2) Jumlah alamat yang jauh lebih besar. Dengan spesifikasi bit untuk alamat
standar sebanyak 128-bit memiliki arti IPv6 akan mampu menyediakan 2^128
kemungkinan alamat unik. Walaupun tidak semuanya akan dialokasikan
namun sudah cukup untuk keperluan masa mendatang sehingga teknologi
semacam NAT pada IPv4 sudah tidak perlu lagi digunakan.
3) Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis. Arsitektur
pengalamatan IPv6 yang hirarkis membuat infrastruktur routing menjadi
efisien dan hirarkis juga. Adanya konsep skup juga memudahkan dalam
manajemen pengalamatan untuk berbagai mode teknologi transmisi.
4) Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address autoconfiguration. Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan alamat
bisa secara otomatis mendapatkannya (alamat global) dari router IPv6 ataupun
cukup dengan mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 tertentu

(alamat link local) tanpa perlu adanya DHCP server seperti pada IPv4. Hal ini
juga akan memudahkan konfigurasi. Hal ini penting bagi kesuksesan
teknologi pengalamatan masa depan karena di Internet masa depan nanti akan
semakin banyak node yang akan terkoneksi. Perangkat rumah tangga dan
bahkan manusia pun bisa saja akan memiliki alamat IP. Tentu saja ini
mensyaratkan kesederhanaan dalam konfigurasinya. Mekanisme konfigurasi
otomatis pada IPv6 ini akan memudahkan tiap host untuk mendapatkan
alamat, menemukan tetangga dan router default bahkan menggunakan lebih
dari satu router default untuk redundansi dengan efisien.
5) Keamanan yang sudah menjadi standar built-in. Jika pada IPv4 fitur IPsec
hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi spesifikasi
standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer
network.
6) Dukungan yang lebih bagus untuk QoS. Adanya bagian (field) baru pada
header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label) dan Traffic Class
untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih terjamin bisa diperoleh,
bahkan ketika payload dari paket terenkripsi dengan IPSec dan ESP.
7) Berbagai

protokol

baru

untuk

keperluan

interaksi

antar

node

Adanya protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi


multicast dan unicast yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast
ARP untuk menemukan neighbor dalam jaringan.
8) Ekstensibilitas.
Di masa depan IPv6 dapat dikembangkan lagi fitur-fiturnya dengan
menambahkanya pada extension head.

b. Kekurangan

Operasi IPv6 membutuhkan perubahan perangkat (keras dan/atau lunak) yang


baru yang mendukungnya.

Harus ada pelatihan tambahan, serta kewajiban tetap mengoperasikan jaringan


IPv4, sebab masih banyak layanan IPv6 yang berjalan di atas IPv4.

5. Perbandingan IPv6 dan IPv4


IPv4

IPv6

Pengalamatan lebih sedikit.

Memungkinkan pengalamatan lebih banyak.

Panjang alamat 32 bit (4 bytes)

Panjang alamat 128 bit (16 bytes)

Dikonfigurasi secara manual atau IPv4 Tidak harus dikonfigurasi secara


DHCP

manual,

bisa

menggunakan

address

autoconfiguration
Dukungan terhadap IPSec opsional

Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan

Header mengandung option.

Data opsional dimasukkan seluruhnya ke


dalam extensions header.

Tidak mensyaratkan ukuran paket Paket link-layer harus mendukung ukuran


pada

link-layer

dan

harus

bisa paket 1280 byte dan harus bisa menyusun

menyusun kembali paket berukuran kembali paket berukuran 1500 byte


576 byte.
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim.
dan ada router, menurunkan kinerja
router.
Checksum termasuk pada header.

Cheksum tidak masuk dalam header.

Menggunakan ARP Request secara ARP


broadcast

untuk

alamat

IPv4

Request

telah

digantikan

oleh

menterjemahkan Neighbor Solitcitation secara multicast.


ke

alamat

link-layer.
Untuk mengelola keanggotaan grup IGMP telah digantikan fungsinya oleh
pada subnet lokal digunakan Internet Multicast Listener Discovery (MLD).
Group Management Protocol (IGMP).

6. Tahap Implementasi IPv6

Sumber daya manusia, dengan memberikan sosialisasi, training, ataupun


workshop mengenai IPv6.

Akses, yakni segera mengajukan kepada provider yang sudah memiliki blok IPv6
sehingga mudah dalam menerapkannya pula ke dalam jaringan internal
organisasi.

Perangkat jaringan, perangkat jaringan yang digunakan harus dipastikan


kompatibel dan dapat berjalan di atas platform IPv6. Mengingat kapasitas dari
IPv6 ini lebih besar, harus dipertimbangkan juga spesifikasi perangkat jaringan
tersebut, misal: Storage dan CPU-nya.

Perangkat lainnya, perangkat pendukung yang mungkin digunakan dalam sistem


jaringan.

End user equipment, end user equipment juga menjadi hal yang patut
dipertimbangkan, apakah kompatibel terhadap pemakaian IPv6 atau tidak. Misal:
NIC support IPv6 atau tidak, OS support IPv6 atau tidak, dsb.

Regulasi, perlu adanya kebijakan yang bersifat mengikat dan berskala nasional
sehingga seluruh elemen dapat mendukung proses implementasi IPv6 tersebut.

B. Cara Kerja alamat IPv6


IP bertanggung jawab setelah hubungan berlangsung. Tugasnya adalah untuk
merutekan paket data di dalam network. IP hanya bertugas menjadi kurir dari TCP dan
mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian datagram. IP tidak bertanggung jawab
jika data tersebut tidak sampai dengan utuh, namun IP akan mengirimkan pesan
kesalahan melalui ICMP (Internet Control Message Protokol) dan kemudian kembali ke
sumber data.
Karena IP hanya mengirimkan data tanpa mengetahui urutan data mana yang akan
disusun berikutnya, maka menyebabkan IP mudah untuk dimodifikasi di daerah sumber
dan tujuan datagram.
1. Format Header IPv6
Header IPv6 didesain mempunyai lebih sedikit field dibandingkan dengan IPv4,
panjang header yang selalu tetap, dan fragmentasi yang terbatas pada paket IPv6 yang
terbatas akan membuat router menjadi lebih cepat dalam memproses paket IPv6.

Gambar 1. Format Header

Header IPv6 mempunyai panjang yang tetap sebesar 40 bytes. Fields dalam
header IPv6 dijelaskan sebagai berikut:

Field Version digunakan untuk menandai versi dari IP yang digunakan.


Dalam IPv6 field ini berisi angka 6. Panjang field ini 4 bit.

Field Traffic Class untuk menandai kelas atau prioritas dari paket IPv6.
Ukuran field ini 8 bit.

Field Flow Label untuk menandai bahwa paket tersebut dimiliki oleh
urutan spesifik tertentu dari paket IPv6 antra asal dan tujuan. Field ini
digunakan untuk aplikasi tertentu seperti aplikasi data real-time.

Field Payload Length untuk menandai panjang dari payload.

Field Next Header menandai tambahan header pertama jika ada atau
jenis protokol pada lapisan atas PDU (Protokol Data Unit).

Field Externsion Header digunakan untuk tambahan fungsionalitas yang


dibutuhkan seperti security dan sebagainya.

Field Hop Limit untuk menandai maksimum hop yang dapat digunakan
oleh IPv6 dalam lalu lintas internet.

Field Source Address digunakan untuk menyimpan alamat IPv6 dari


host asal. Ukuran field ini 128 bit.

Field Destination Adddress digunakan untuk menyimpan alamat IPv6


dari host tujuan. Ukuran field ini 128 bit.

2. Mekanisme Transisi dari IPv4 ke IPv6


IPv6 mempunyai format alamat dan header yang berbeda dengan IPv4. Sehingga
secara langsung IPv4 tidak bisa interkoneksi dengan IPv6. Hal ini tentunya akan
menimbulkan masalah pada implementasi IPv6 pada jaringan internet IPv4 yang telah
ada. Sebagai solusi masalah implementasi IPv6 ini diperlukan suatu mekanisme
Transisi IPv6. Tujuan pembuatan mekanisme transisi ini adalah supaya paket IPv6
dapat dilewatkan pada jaringan IPv4 yang telah ada ataupun sebaliknya.
Teknologi Internet saat ini menggunakan protokol IPv4. Kenyataannya bahwa
infrastruktur digunakan sekarang sangat menyulitkan transisi protokol dari IPv4 ke
IPv6 sekaligus. Sangat tidak relistis untuk mengharuskan semua node menggunakan
IPv6 pada suatu saat yang ditentukan, misalkan tengah malam pada tanggal tertentu.
Yang dibutuhkan adalah sebuah mekanisme transisi. Mekanisme yang dibahas di sini
adalah kondisi saat mesin IPv6 harus berhubungan dengan mesin IPv6 dan
menggunakan infrastruktur routing IPv4. Berikut ini adalah mekanisme transisi pada
IPv6:
a. Dual stack
Menyediakan dukungan untuk IPv4 dan Ipv6 pada mesin. Cara termudah
proses transisi IPv6 adalah dengan menyediakan IPv4 dan IPv6 sekaligus dalam
satu mesin sehingga dapat berhubungan baik dengan mesin IPv4 maupun IPv6.
Mesin dengan kemampuan demikian disebut mesin IPv6/IPv4.Sebuah IPv4-toIPv6 teknologi transisi fundamental melibatkan kehasiran dua implementasi
perangkat lunak Internet Protocol dalam sistem opoerasi, satu untuk IPv4 dan satu
lagi untuk IPv6.Dual-stack host deijelaskan dalam RFC 4213.Dual IP stack
implementasi di tempat dalam sistem operasi paling modern. Ini adalah cara
transisi berjalan IPv4 dan IPv6 secara bersamaan. Dengan cara ini pemrogram
dapat menulis aplikasi untuk menerima koneksi pada IPv4 atau IPv6 interface.

Sesuatu yang lain Anda akan berjalan ke hibrid dual stack alamat IPv6/IPv4. Ini
adalah alamat khusus dimana 80 bit pertama di-set ke 0, 16 berikutnya di set ke 1,
dan terakhir 32 bit alamat IPv4 Anda. Sebuah contoh dari dual stack hibrida
adalah sebagai berikut,:: FFFF: 192.168.1.1 Anda dapat melihatnya terlihat
seperti alamat IPv4 dengan:: FFFF: awalan.

Gambar 1. Dual Stack


b. Tunneling
Dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi membuat
suatu tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada di antaranya.Tunneling IPv6
di atas IPv4 melalui enkapsulasi dan melewatkannya dia atas jaringan IPv4.
Beberapa implementasi dari metode transisi tunneling yang umum dikenal antara
lain adalah 6to4, 6over4, ISATAP, serta teredo.

Gambar 2. Tunneling
Ada dua jenis tunneling :

Tunneling Terkonfigurasi
Pada dua tunneling pertama yaitu router ke router dan mesin ke router, ujung
tunneling adalah router yang harus mendekapsulasi paket IPv6 dan
mengirimkannya ke tujuan akhirnya.Jika alamat IPv6 router berbeda dengan
alamattujuan paket dan paket tersebut.tidak menyediakan alamat IPv4 router,
maka alamat router ditentukan dari konfigurasi mesin pembentuk tunneling.
Tunneling demikian disebut dengan tunneling terkonfigurasi dan dapat
digunakan untuk terhubung ke backbone IPv6.

Automatic Tunneling
Pada dua tunneling terakhir yaitu mesin ke mesin dan router ke mesin, paket
IPv6 dikirimkan ke alamat tujuan yang menentukan ujung tunneling. Jika alamat
ujung tunneling adalah IPv4-Compatible, maka 32 bit tera- khirnya dapat
dijadikan sebagai alamat IPv4. Tunneling demikian disebut tunneling secara
otomatis.Penentuan paket IPv6 yang dikirim ke tunneling menggunakan
informasi routing IPv6.

3. Keamanan alamat IPv6


Pada IPv6 telah mendukung komunikasi komunikasi terenkripsi maupun
authentification pada layer IP. Dengan memilki fungsi security pada IP itu sendiri,

maka dapat di lakukan hal seperti packet yang di kirim dari host tertentu seluruhnya
di enkripsi. Pada IPv6 untuk authentification dan komunikasi terenkripsi memakai
header yang di perluas ynag di sebut AH (Authentification Header) dan payload yang
di enkripsi yang disebut ESP (Encapsulating Security Payload). Pada komunikasi
yang memerlukan enkripsi kedua atau salah satu header tersebut di tambahkan.
Fungsi security yang di pakai pada layer aplikasi, mislnya pada S-HTTP dipaakai
SSL sebagai metode enkripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai metode
enkripsinya. Sedangkan manajemen kunci memakai cara tertentu pula. Sebaliknya,
pada IPv6 tidak di tetapkan cara tertentu dalam metode enkripsi dan manajemen
kunci, sehingga mnejadi fleksibel dapat memakai metode manapun.Hal ini di kenal
sebagai Sh(Security Assocaition). Fungsi Security pada IPv6 selain pemakaian pada
komunikasi terenkripsi antar sepasang host dapat pula melakukan komunikasi
terenkripsi antar jaringan dengan cara menenkripsi paket oleh gateway dari 2 jaringan
yang melakukan komunikasi tersebut.

4. Mengubah IPv4 ke alamat IPv6


Mengubah IPv4 jadi IPv6.
Catatan:
128 = 10000000
64 = 1000000
32 = 100000
16 = 10000
8

= 1000

= 100

= 10

=1

= 10

= 11

= 12

= 13

= 14

= 15
Contoh : Ipv4 192.168.232.187 Dibinnerkan
{ [1100.0000 , 1010.1000] [1110.1000 , 1011.1011] }
[ 1100 = 8 + 4 = 12 (c)
0000 = 0 = 0
1010 = 8 +2 = 10 (a)
1000 = 8 = 8 ]
[ 1110 = 8 + 4 + 2 =14 (e)
1000 = 8 = 8
1011 = 8 + 2 + 1 = 11 (b)
1011 = 8 + 2 + 1 = 11 (b) ]
Jadi Ipv6 = c0a8:e8bb fe80::c0a8:e8bb

Cara Setting alamat IPv6


1. Windows XP
Pada windows vista telah tersedia IPv6 tanpa harus di install oleh user akan tetapi lain
halnya dengan windows XP , walaupun sebenarnya dalam stack windows XP pun
telah tersedia tetapi tidak langsung otomatis di tampilkan , berikut cara setting IPv6
pada windows xp ,
a. RUN , lalu ketik cmd
b. setelah itu ketikan IPv6 install
c. lalu restart komputer jika diperlukan , tetapi point ini dapat dilewatkan jika
tidak dibutuhkan.
d. lalu cek dengan perintah ipv6 if, ping6, or trace router6
atau dengan cara dibawah ini,

klik tombol start

dan menuju Control Panel.

klik Network Connections.

klik kanan pada koneksi yang membutuhkan IPv6 selanjutnya ke Properties

klik tombol install

di Select Network Component Type pilih Protocol option lalu


klik Add button.

pada Select Network Protocol window pilih Microsoft TCP/IP version 6


lalu klik Ok.

setelah itu pada run > cmd , ketikan ipconfig maka akan terdapat 2 IP disana

Anda mungkin juga menyukai