Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala
puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga
kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat,hidayah,inayah-Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah dengan judul IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM sebagai tugas mata
kuliah Agama.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka penulis menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini.
Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................5
BAB I
PENGERTIAN IPTEK DAN SENI..........................................................................................6
Pengertian Iptek .............................................................................................................6
Definisi Iptek ...........................................................................................................6
Pelaksanaan dan Perkembangan Iptek di Indonesia.................................................7
Dmpak Negatif Iptek ...............................................................................................8
Pengertian Seni ..............................................................................................................9
Definisi Seni ............................................................................................................9
Cabang Seni ...........................................................................................................10
Fungsi Seni ............................................................................................................10
BAB II
IPTEK DAN SENI MENURUT ISLAM ................................................................................12
Iptek Menurut Islam ....................................................................................................12
Kewajiban Mencari Ilmu .......................................................................................13
Interaksi Iman, Ilmu, dan Amal ............................................................................14
Keutamaan Orang Yang Berilmu...........................................................................14
Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam..............................................................15
Penyikapan Terhadap Iptek ...................................................................................16
Keselarasan IMTAQ dan IPTEK ..........................................................................17
Seni Menurut Islam .....................................................................................................19
Definisi Seni Menurut Islam..................................................................................19
Perkembangan Seni Pada Masa Bani Ummayyah.................................................22
Alat Musik Islam....................................................................................................23
Hal yang Perku Diperhatikan Dalam Menyanyi....................................................24
Pendapat Tentang Seni Menurut Para Ulama........................................................24
BAB III
KONTRIBUSI IPTEK DAN SENI BAGI DAKWAH ISLAM.............................................27
Kontribusi Terhadap Dakwah..................................................................................................27
BAB IV
TOKOH-TOKOH IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM..................................................... 30
Tokoh Musik Islam .....................................................................................................30
Tokoh Filsafat Islam ...................................................................................................30
Tokoh Islam di Bidang Kedokteran ............................................................................31
Tokoh Muslim di Bidang Sejarah ...............................................................................31
Tokoh Islam di bidang Geografi .................................................................................32
Geometri dan Tokoh-Tokohnya ..................................................................................32
Kesenian dan Tokohnya ..............................................................................................33
PENUTUP................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................36
PENDAHULUAN
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu
pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan
diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi
pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya
yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti
yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek,
didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek
iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,
walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek
modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa
dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut
ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: menuntut ilmu
adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan. Ilmu adalah
kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan
BAB I
PENGERTIAN IPTEK DAN SENI
1. Pengertian Iptek
A. Definisi Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Ilmu adl sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan munculnya
berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari ilmu
yg dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat mendorong manusia utk
berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar
filosofis utk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan
manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya
tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek
dalam rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana
dalam pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan
beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Disatu sisi telah terjadi
perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun oelaksanaan
pembangunan IPTEK masih belum merata.
Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk mendapatkan
pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan yang harus
mereka tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalahmasalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada.
Perkrmbangan IPTEK disamping bermanfaat untukkemajuan hidup Indonesia juga
memberikan dampak negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk
menekan dampaknya seminimal mungkin antara lain:
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.
2.
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
ada.
2. Visionary, pembangunan ipek memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi taktis
dimana kini tidak bersifat sektoral dan hanya memberi implikasi terbatas.
3. Innovative, asal katanya adalah innovere yang artinya temuan baru yang bermanfaat. Nilai
luhur dari pembangunan iptek artinya dapat berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan
memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inivasi baru dalam upaya
inovatif untuk mendapatkan produktifitas.
4.
Excellence, keseluruhan tahapan pembanguna iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau
berusaha menuju terbaik. Pesatnya kemajuan iptek untek memperkuat posisi daya saing
Indonesia dalam kehidupan global.
2. Pengertian Seni
a.
Definisi Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti
berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indak
atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian
berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra adalah buku atau
pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk didalamnya apa yang sekarang disebut
seniman. Memang dahulu belum ada perbedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni
adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan
masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian ini ternyate tidak hanya terdapat di India
dan Indonesia. Juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan
artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaituketangkasan dan kemahiran dalam
mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan
atau kemahiran; artista adalah anggota yang ada didalam kelompok-kelompok itu. Ars inilah
yang kemudian berkembang menjadi Iarte (italia), Iart (Perancis),Elarte (Spanyol), dan Art
(Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun berkembang sedikit demi sedikit kearah
pengertiaannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang
Jerman menyebut seni dengan Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari kata
lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga menyebut dengan istilah
die Art yang berarti cara, jalan, atu modus, yang juga dapat dikembalikan pada asal mula
pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang di angkat untuk istilah
tersebut.
Pengertian seni menurut beberapa ahli:
1. Ki Hajar Dewantara
Seni merupakan segala perbuatan mansia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah
hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia.
2. Prof. Drs. Suwaji Bastomi
Seni adalah aktifitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan dalam brntuk
agung yng mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
3. Drs. Sudarmaji
Seni adalah segala manisvestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan
media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
4. Enslikopedia Indonesia
Seni adalah penciptaa segala sesuatu hal atau benda yang karena keindahannya orang senang
melihatnya atau mendengarkan
b. Cabang Seni
1. Seni Musik atau seni suara
2. Seni tari atu seni gerak
3. Seni drama
4. Seni Rupa
c.
Fungsi Seni
a.
Kebutuhan Fisik
Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni musik selalu seiring dengan peradaban
mausia. Sejhak dulu, benda-benda diciptakan dengan mempertimbangkan nilai seni.
Misalnya, model baju yang bernilai seni tinggi tentu harganya jauh lebih mahal dibanding
yang kurang berseni.
b. Kebutuhan Emosional
Manusia juga mempunya kebutuhan emosional yang harus dipenuhi. Saat sedang sedih,
gembira, dan sebagainya. Lewat seni inilah seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan
daya imajinasinya atau menikmati seni tersebut untuk menghibur hatinya. Untuk itulah orang
seringkali melukis, bernyayi, membuat puisi, mendengarkan lagu atau menonton drama.
Bidang Agama
Contoh: Dakwah melalui seni musik yaitu dengan lagu-lagu religi atau menggambarkan
kekuasaan Allah SWT melalui lukisan atau Kaligrafi.
b. Bidang Pendidikan
c.
Bidang Komunikasi
d. Bidang Rekreasi
BAB II
IPTEK DAN SENI MENURUT ISLAM
1. Iptek Menurut Islam
Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan
standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam) wajib
dijadikan tolok ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh
dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak
boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan
pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap
alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan
Keagungan-Nya.
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan
merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan
pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi. Berbeda dengan pandangan Barat yang
melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan duniawi, maka Islam
mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau pengabdian Muslim
kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka
bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada
lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan
pengamatan tehadap berbagai gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada
Allah.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta ilmiah,
maka kemumgkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama
tersebut. Bila ada ilmu pengetahuan yang menentang prinsip pokok ajaran agama Islam maka
yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme yang beradadi balik wajah
ilmu pengetahuan modern tersebut. Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu
pengetahuan dan ayat-ayat suci Tuhan( Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah SAW yang di
pelajari melalui agama adalah sama-sama ayat (tanda-tanda dan perwujudan ) Allah SWT,
maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena
keduanya berasal dari satu sumber sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh
Alam Semesta.
c.
Allah SWT . Mereka diangkat sejajar dengan para malaikat yang menjadi saksi Keesaan
Allah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang
menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang
yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang
jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka
itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (AlBaqarah: 159) Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu,
akan dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka." (HR
Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al Hakim dan
adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih)
mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara
mengajar atau mengamalkan pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat.
d.
e.
a.
b.
naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara probadi
maupun sosial
c.
pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis
pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar
untuk menuju kebenaran tertinggi
d.
e.
hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku
manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang
sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma
Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi
perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok:
Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasilhasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai;
Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah
dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami,
Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah
islamisasi ilmu pengetahuan. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang
tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang
dikembangkan manusia merupakan jalan untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri.
Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam
budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia
meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang
merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami
adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah
sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri.
IPTEK akan bermanfaat apabila:
a.
d.
Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan
mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.
f.
umumnya memiliki pengetahuan memadai dan akses yang tak terbatas. Bergaul sangat
intensif lewat internet, cenderung inklusif, bebas berekspresi, hidup didasarkan pada
perkembangan teknologi, sehingga inovatif, bersikap lebih dewasa, investigative arahnya
pada how use something as good as possible bukan how does it work.
Sikap optimis terhadap keadaan sebagian pelajar ini tentu harus diimbangi dengan
memberikan pemahaman, arti penting mengembangkan aspek spiritual keagamaan dan aspek
pengendalian emosional. Sehingga tercapai keselarasan pemenuhan kebutuhan otak dan hati
(kolbu). Penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepada siswa
akan kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di
akhirat. Jika hal itu dilakukan, tidak menutup kemungkinan para siswa akan terhindar dari
kemungkinan melakukan perilaku menyimpang, yang justru akan merugikan masa depannya
serta memperburuk citra kepelajarannya. Amatilah pesta tahunan pasca ujian nasional, yang
kerap dipertontonkan secara vulgar oleh sebagian para pelajar. Itulah salah satu contoh potret
buram kondisi sebagian komunitas pelajar kita saat ini. Untuk itu, komponen penting yang
terlibat dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan (imtak) serta akhlak siswa di sekolah
adalah guru. Kendati faktor lain ikut mempengaruhi, tapi dalam pembinaan siswa harus
diakui guru faktor paling dominan. Ia ujung tombak dan garda terdepan, yang memberi
pengaruh kuat pada pembentukan karakter siswa. Kepada guru harapan tercapainya tujuan
pendidikan nasional disandarkan. Ini sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 Undang-undang
No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Intinya, para pelajar kita disiapkan
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Sekaligus jadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.
Tujuan
pendidikan
sebenarnya
mengisyaratkan,
proses
dan
hasil
harus
menyebabkan keinginan menyisipkan unsur imtak menjadi terabaikan. Memang tak ada
sanksi apapun jika seorang guru selain guru agama tidak menyisipkan unsur imtaq pada
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Jujur saja guru umumnya takut salah jika
berbicara masalah agama, mereka mencari aman hanya mengajarkan apa yang menjadi
tanggung jawabnya.
Sesungguhnya ia bukan sekadar tanggung jawab guru agama, tapi tanggung jawab
semuanya. Dalam kacamata Islam, kewajiban menyampaikan kebenaran agama kewajiban
setiap muslim yang mengaku beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Rasulullah bersabda :
Hiasilah Al-Quran dengan suaramu. (HR. Ahmad, Abu Dawud, NasaI, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban, Darimi)
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan.
Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia. Namun bagaimana
dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian
cinta ataupun gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang
semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak.Sebaiknya di kembalikan
kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Bahwa dalam Al-Quran disebutkan :
Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah
itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan. (Luqman:6)
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna
bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyiannyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka
kesenian tersebut haram hukumnya.
juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara
maupun ruang termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun
masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi di
atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan
kapan seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang
terejahwantah dalam karya seni tersebut.
3. Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah yang
terpenting ialah Qiraatul Quran, Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya yang bertema cinta
kasih.
4. Seni Bangunan (Arsitektur)
Seni bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah pada
umumnya masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan kota Damaskus, kota
Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni bangunan agama antara lain bangunan Masjid
Damaskus dan Masjid Kairuwan, begitu juga seni bangunan yang terdapat pada bentengbenteng pertahanan masa itu.
Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, berkembangnya dilakukan dengan
jalan memberikan dorongan atau motivasi dari para khalifah. Para khalifah selaku
memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ulama, ilmuwan serta para seniman yang
berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan di sediakan anggaran oleh negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesatnya.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di
masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang
mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum ilmu pengetahuan agama yang berkembang
pada saat itu antara lain ialah, ilmu Qiraat, Tafsir, Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan lainlain. Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang
terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir berkembang dari lisan ke
lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah
seorang sahabat Nabi yang sekaligus juga paman Nabi yang terkenal.
c.
Selain oud,ada alat musik lain yang sering dipakai dalam seni musik Islam.Sebelum menjadi
biola,alat musik berdawai dengan tabung resonansi yang lebih kecil dari gitar ini dikenal
dengan nama rebab. Alat musik rebab menyebar dari Spanyolke Eropa dengan nama rebec.
Bila rebab tersedia, rebana sudah pasti ada . Instrumen musik Arab yang satu ini terbuat dari
kayu dan perkamen. Penggunaan alat musik rebana telah di lirik dunia barat, kemudian
membawa rebana ke negaranya. Acara kenegaraan di istana dan gedung pertemuan sering
menghadirkan rebana sebagai hiburan. Sampai sekarang rebana masih digunakan dalam
bermusik di beberapa negara seluruh dunia.
negeri Sym," ejeknya. Mendengar itu Ibnu Zubair berkata: "Digunakan untuk menimbang
akal manusia."
d. Ar-Ruyn meriwayatkan dari Al-Qaffl bahwa mazhab Maliki membolehkan menyanyi
dengan mazif (alat-alat musik yang berdawai).
e. Ab Al-Fadl bin Thhir mengatakan: "Tidak ada perselisihan pendapat antara ahli
Madnah tentang, menggunakan alat gambus. Mereka berpendapat boleh saja." Ibnu An
Nawawi di dalam kitabnya AL-UMDAH mengatakan bahwa para shahbat Raslullh yang
membolehkan menyanyi dan mendengarkannya antara lain Umar bin Khattb, Utsmn bin
Affn, Abd-ur-Rahmn bin Auf, Saad bin Ab Waqqs dan lain-lain. Sedangkan dari
tbin antara lain Sad bin Musayyab, Salm bin Umar, Ibnu Hibbn, Khrijah bin Zaid,
dan lain-lain.
e. Ibnu Hajar menukil pendapat Imm Nawaw dan Imm Syfi yang mengatakan bahwa
harmnya (menyanyi dan main musik) hendaklah dapat dimengerti karena hl demikian
biasanya disertai dengan minum arak, bergaul dengan wanita, dan semua perkara lain yang
membawa kepada maksiat. Adapun nyanyian pada saat bekerja, seperti mengangkut suatu
yang berat, nyanyian orang Arab untuk memberikan semangat berjalan unta mereka,
nyanyian ibu untuk mendiamkan bayinya, dan nyanyian perang, maka menurut Imm Awz
adalah sunat.
f. Jamah Sfiah berpendapat boleh menyanyi dengan atau tanpa iringan alat-alat musik.
g. Sebagian ulam berpendapat boleh menyanyi dan main alat musik tetapi hanya pada
perayaan-perayaan yang memang dibolehkan Islam, seperti pada pesta pernikahan, khitanan,
hari raya dan hari-hari lainnya.
h. Al-Izzu bin Abd-us-Salm berpendapat, tarian-tarian itu bidah. Tidak ada laki-laki yang
mengerjakannya selain orang yang kurang waras dan tidak pantas, kecuali bagi wanita.
Adapun nyanyian yang baik dan dapat mengingatkan orang kepada khirat tidak
mengapa bahkan sunat dinyanyikan.
i. Imm Balqin berpendapat tari-tarian yang dilakukan di hadapan orang banyak tidak harm
dan tidak pula makrh karena tarian itu hanya merupakan gerakan-gerakan dan belitan serta
geliat anggota badan. Ini telah dibolehkan Nabi s.a.w. kepada orang-orang Habsyah di
dalam masjid pada hari raya.
j. Imm Al-Maward berkata: "Kalau kami mengharamkan nyanyian dan bunyi-bunyian alatalat permainan itu maka maksud kami adalah dosa kecil bukan dosa besar."
4. ABD-UR-RAHMN AL-JAZAR di dalam kitabnya AL-FIQH AL AL-MADZHIB-IL
ARBAA , menyatakan:
a. Ulam-ulam Syfiiyah seperti yang diterangkan oleh Al-Ghazali di dalam kitab
IHYA ULUMIDDIN. Beliau berkata: "Nash nash syara' telah menunjukkan bahwa
menyanyi, menari, memukul rebana sambil bermain dengan perisai dan senjata-senjata
perang pada hari raya adalah mubah (boleh) sebab hari seperti itu adalah hari untuk
bergembira. Oleh karena itu hari bergembira dikiaskan untuk hari-hari lain, seperti khitanan
dan semua hari kegembiraan yang memang dibolehkan syara'.
b. Al-Ghazali mengutip perkataan Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa sepanjang
pengetahuannya tidak ada seorangpun dari para ulama Hijaz yang benci mendengarkan
nyanyian, suara alat-alat musik, kecuali bila di dalamnya mengandung hal-hal yang tidak
baik. Maksud ucapan tersebut adalah bahwa macam-macam nyanyian tersebut tidak lain
nyanyian yang bercampur dengan hal-hal yang telah dilarang oleh syara'.
c. Para ulama Hanfiyah mengatakan bahwa nyanyian yang diharamkan itu adalah nyanyian
yang mengandung kata-kata yang tidak baik (tidak sopan), seperti menyebutkan sifat-sifat
jejaka (lelaki bujang dan perempuan dara), atau sifat-sifat wanita yang masih hidup
("menjurus" point, lead in certain direction, etc.). Adapun nyanyian yang memuji keindahan
bunga, air terjun, gunung, dan pemandangan alam lainya maka tidak ada larangan sama
sekali. Memang ada orang orang yang menukilkan pendapat dari Imam Abu Hanifah yang
mengatakan bahwa ia benci terhadap nyanyian dan tidak suka mendengarkannya. Baginya
orang-orang yang mendengarkan nyanyian dianggapnya telah melakukan perbuatan dosa. Di
sini harus dipahami bahwa nyanyian yang dimaksud Imam Hanafi adalah nyanyian yang
bercampur dengan hal-hal yang dilarang syara'.
d. Para ulama Malikiyah mengatakan bahwa alat-alat permainan yang digunakan untuk
memeriahkan pesta pernikahan hukumnya boleh. Alat musik khusus untuk momen seperti itu
misalnya gendang, rebana yang tidak memakai genta, seruling dan terompet.
e. Para ulama Hanbaliyah mengatakan bahwa tidak boleh menggunakan alat-alat musik,
seperti gambus, seruling, gendang, rebana, dan yang serupa dengannya. Adapun tentang
nyanyian atau lagu, maka hukumnya boleh. Bahkan sunat melagukannya ketika membacakan
ayat-ayat Al-Quran asal tidak sampai mengubah aturan-aturan bacaannya
BAB III
Kontribusi Iptek dan Seni Bagi Dakwah Islam
BAB IV
Tokoh Iptek dan Seni dalam Islam
1.Tokoh Musik Islam
Tokoh-tokoh yang berjasa dalam membawa 3 jenis musik tersebut adalah Said Bin
Misjah yang dengan tekunya mempelajari seni musikitu dan memadukannyasehingga
membentuk seni musikyang sesuai. Saidbin Misjah adalah pelopor berdirinya bangunan
musik islam. Tidak lama setelah debut Said bin Misjah,munculah muridnya yang bernama
ibnu muhriz pada 715 M. Muhri telah maju beberapa langkah dalam mengembangkan
musikislam yang telah dikombinasikan oleh gurunya.Bersamaan dengan itu masa pemerintah
Islam banyak penguasa islam di Baghdad pergi ke Kordoba untuk mendukung musisi dan
perkembangan musik disana.Dari situ lahirlah beberapaalat musik yang berkembang hingga
ke luar wilayah islam. Salah satunya sebagai sarana hiburan sekaligus menyampaikan ajaran.
Yunus al atibhadir sekitar 742M merupakan ahli musik yg berasal dari anggota pengiring
KHALIFAH Al walid ke II.Kontribusi terhadap perkembangan dunia musik islam yang
sangat kuat pengaruhnya adalah buku musik yang di tulisnya sendiriyaitu kitab Al Ojan, buku
berbahasa Arab paling tua dalam ilmu musik.
2. Tokoh-tokoh filsafat Islam adalah :
1. Ibnu Sina (980 - 1037) (Avicenna) Disamping mendapat julukan FATHER OF
DOKTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh di
kalangan Filosuf barat. Karyanya adalah : Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa yang
merupakan Ensiklopedi besar tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai
tahun 1982 masih dicetak ulang di Leiden.
2. Ibnu Rosydi (Averoes, Benroyst, Liversoy) (1926 - 1198 M) Kelahiran Cordova,
beliau pengupas dan penganallisa Filsafat Aristoteles yang paling mendalam,
hingga mendapat julukan Sang Komentator. Aliran Filsafat nya disebut
Adalah satu ilmu yang berkaitan dengan ukur mengukur bumi, menghitung panjang,
lebar (luas/keliling) bumi. Prof. Carra de Vaux menyatakan : sebenarnya orang Islam telah
memperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu, mereka mengajar kita ilmu berhitung,
mereka mendapat aljabar dan ilmu pasti, ilmu ukur analitic, mereka pertama kali mendapat
ilmu planimetri dan trigonometri, ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui oleh orang-orang
Yunani sebelumnya.
Tokoh-tokoh ilmu pasti / matematik (976) :
a. AL Khowarismi, LOGARITMA (Alqorithm) Ciptaannya berasal dari namanya, ini
dianggap dasar asasi dari matematika. Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar wal
muqabalah (the matematic of integration an equation) karangannya, merupakan
buku pertama/terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI, merupakan
referensi utama pada universitas-universitas di Eropa. Angka 0 (nol) adalah
penemuannya, yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu pasti
dewasa ini. Dua setengah abad setelah Islam/Arab menggunakan angka nol
barulah bangsa-bangsa barat menggunakannya.
b. Al Battani (858 - 929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga).
Beliaulah yang pertama menggunakan istilah SINUS san COSINUS. Trigonometri
ini disempurnakan oleh Abul Wafa (940 - 998 M), beliau yang pertama
menemukan istilah dan rumus sinus, tangens, secans dan cosecans.
c. Jabir bin Hujan (221 - 782 M) di Eropa dikenal dengan nama GEBER, di dunia
diakui sebagai bapak ilmu kimia, penemu dan ahli metallurgi (memasak benda
logam). 6 abad kemudian barulah orang barat menemukan ilmunya (sekitar abad
XI - XIII), Karya-karya ilmiahnya banyak diterjemahkan oleh Eropa.
Kesenian menjadi terlarang bila mendorong pada pelanggaran agama dan norma-norma
yang telah ada dan baik.
Tokoh muslim dalam bidang ini antara lain : Ibnu Abdi Robbani (dlam bidang
sastra/syair/60 - 940 M) salah satu karyanya berjudul Iqdul Farid yang disalin dalam
bahasa Inggris The Precious Necklace (seuntai kalung indah). Nama lain muncul pada
pertengahan abad X adalah Al Jasairi karyanya Alfu Lailah wa Lailah (seribu satu malam).
PENUTUP
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada
2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek dan seni.
Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk
perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu
dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syariat
Islam.
Saran
Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita dasar dengan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah swt agar dapat memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan serta lingkungan
sekitar kita.
Daftar Pustaka
Samantho, Y.Ahmad.IPTEK dari Sudut Pandang Islam.http://ahmadsamantho.wordpress.com
Taher, Tarmizi.Ummatan Wasathan.www.republika.co.id
http://makalah-artikel-online.blogspot.com/
Achmad Suyuti Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
http://www.dakwahkeadilan.blogspot.com
http://www.kispa.org
http://www.eramuslim.com
http://www.pk-sejahtera.org
http://www.akhwatumar.blogspot.com