Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

EVAPORIMETER, DRY AND WET THERMOMETER DAN


PENANGKAR HUJAN

NAMA

: PAMELA

NIM

: F05112029

KELOMPOK

: TIGA (3)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013

PRAKTIKUM 11
EVAPORIMETER, DRY AND WET THERMOMETER DAN PENANGKAR
HUJAN

A. PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang

Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu


pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat
diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan
kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat
digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
Dengan mengenal alat dan bahan juga dapat melakukan tahapan demi tahapan
demi tahapan dapat berjalan lancar (Balbach, 1996).
Tidak semua peralatan dilaboratorium hanya digunakan di ruang
laboratorium tertutup saja, tetapi ada paeralatan laboiratorium yang dapat
digunakan di lapangan. Alat yang biasanya digunakan di lapangan ini biasanya
peralatan yang bersifat khusus, salah satu nya adalah alat yang di gunakan
untuk mengukur cuaca atau iklim di suatu tempat.
Evapormeter, dry and wet tehrmometer dan penakar hujan merupakan alat
yang biasa digunakan untuk mengukur cuaca di lapangan. Evaporimeter seperti
kita ketahui bersama merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
penguapan, sedangkan dry and wet tehermometer merupakan alat yang biasa
digunakan untuk mengukur kelembaban suatu daerah, sementara penangkar
hujan adalah alat yang biasa di gunakan untuk mengukur curah hujan.

2.

Dasar Teori

Cuaca Dan Iklim Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di
wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka waktu yang singkat. Cuaca
terbentuk dari gabungan unsure cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya
beberapa jam saja. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu
tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( minimal 30
tahun) dan meliputi wilayah yang luas (Sari, dkk,__).
Kelembaban Udara

Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara,
dalam kelembaban kita mengenal beberapa istilah yaitu:
a. Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan udara
yang dinyatakan dalam gram/m3.
b. Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn satuan
massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg
c. Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di udara
dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan temperatur
tertentu yang dinyatakan dalam % (Gunarsih, 2001).
Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat dilihat,
yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Banyaknya uap air yang
dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur
makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Soekirno, 2010).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara.
Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,
kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Udara dengan
mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap air. Banyaknya bergantung
pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air
yang dapat dikandungnya (Wilson, 1993).
Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang menentukan
kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap air aktual di
tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan oleh ketersediaan air
ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya (Handoko, 1993).
Kelembaban udara dapat dinyatakan oleh tekanan uap air oleh koefisien
hygrometrik/kelembaban relatif atau temperatur titik embun sebab
sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban sebenarnya.
Ada banyak hal yang menunjukkan akan kelembaban itu sendiri. Namun,
secara umum semakin bertambah ketinggian maka kelembaban udara juga
akan semakin tinggi (Martha, 1993).
Curah Hujan
Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks serta bervariasi
dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim pada tempat
yang sama dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan terdiri atas: ion-ion
natrium, kalium, kalsium, khlor, karbonat dan sulfat yang merupakan jumlah
yang besar bersama-sama (Soekardi, 1986).
Selain suhu, faktor yang penting dari iklim adalah curah hujan yang
disebut pula presipitasi.Sebenarnya sebutan ini lebih luas cakupannya.
Cakupannnya meliputi endapan air, salju, salju keras, butiran es sampai batu
es, akan tetapi juga endapan kabut dan embun (Darldjoeni, 2000)

Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir


air dan jatuh ke tanah.Satuan ukuran hujan adalah mm. Yang dimaksud
banyaknya hujan (curah hujan) adalah tinggi air hujan bila tidak ada yang
merembes ke dalam tanah. Sebagai patokannnya ialah 100 cc air hujan = 10
mm curah hujan. Alat pengukurnya menggunakan ombrometer yang dibagi
menjadi 2 tipe yaitu observatorium (biasa) dan otomatis (Soekirno, 2000)
Perubahan curah hujan, distribusi hujan sangat berpengaruh pada
ketersediaan air. Hal ini sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman.
Curah hujan mempengaruhi kelembaban udara (Herlina, 2003).
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan
horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran
dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh diatas
permukaan tanah rata seandaiya tidak ada infiltrasi dan evaporasi. Satuannya
adalah mm. curah hujan 1mm berarti banyaknya hujan yang jatuh diatas
sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100dm2 = 1dm3 = 1liter.
Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah hujan 0,5mm atau lebih
(Guslim et al., 1987).
Evapotranspirasi
Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini
kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara
(Sosrodarsono, 1999). Sedangkan Menurut Lee (1988), evaporasi merupakan
proses perubahan cairan menjadi uap, ini terjadi jika cairan berhubungan
dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal, pada daun tanaman
(transpirasi) maupun secara eksternal, pada permukaan yang basah. Evaporasi
adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan suatu proses yang
berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam pada siang hari dan
sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari permukaan baik tanah
gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan juga dari pepohonan
permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air terbuka dan sungai yang
mengalir (Wilson, 1993).
Evapotranspirasi (ET) adalah ukuran total kehilangan air (penggunaan
air) untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanaman.
Secara potensial ET ditentukan hanya oleh unsur unsur iklim, sedangkan
secara aktual ET juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman
(Handoko, 1995).
Evaporasi
An evaporimeter has been developed that uses a porous carborundum
block for an evaporating surface. The evaporating liquid used consists of 22%

methanol and 78% distilled water by weight, which does not freeze until about
0 F. The liquid is fed to the evaporimeter by suction. This evaporimeter has
proved to be well suited for use during the growing season at locations difficult
of
access,
in
northern
areas,
and
at
high
elevations
(Wilcoxs,1967).

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini di lakukan dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui
cara pemasangan evaporimeter, dry and wet thermometer dan penakar hujan,
serta mengetahui cara penggunaan dan penghitungan dari alat evaporimeter,
dry and wet thermometer dan penangkar hujan.
C. METODOLOGI
Praktikum mata kuliah teknik laboratorium acara 11 yaitu pengamatan
terhadap Evaporimeter, Dry and wet Thermometer dan penangkar hujan ini
dilaksanakan pada hari kamis 16 mei 2013 pada jam 15:00-17:00 di lapangan
laboratorimu pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat pengukur penguapan yaitu
evaporimeter, alat pengukur kelembaban yaitu dry and wet Thermometer serta
alat penangkar hujan.
Adapun prosedur kerja yang dilakukan yaitu praktikan mendengarkan
asisten menjelaskan cara pemasangan alat, menjelaskan fungsi dari alat-alat
tersebut serta cara pengukuran ketiga alat tersebut. Kemudian praktikan
melakukan pengamatan dan penghitungan terhadap penguapan pada
evaporimeter, kelmbaban pada alat dry and wwet thermometer dan pada
penangkar hujan selama 5 hari berturut-turut pada jam 17:00 sertiap harinya.
Data yang di dapat kemudia di masukkan dalam bentuk tabel dan grafik.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Table hasil pengamatan
a. Tabel evaporimeter
Harike
Volume evaporimeter
1
8,3
2
4,6
3
7,3
4
8,4
5
11,4

(ml)
8
8
8
8
8

b. Tabel dry and wet thermometer


Harike
Suhupada
Suhupada
o
thermometer dry (
thermometer wet
C)
(o C)
1

25

27

23

26

21

24

23

25

23

27,5

Kelembaban
(%)

84

67

c. Tabelpenangkarhujan

Harike

0,8

0,8

0,8

0,8

0,8

Grafik hasil Pengamatan


Grafik Dry and Wet Thermometer
100
kelembaban (%)

Tinggicurahhujan
(mm)
1

80
60
40

Y-Values

20
0
0

3
Hari ke

Grafik Penangkar Hujan

Tinggi curah hujan (mm)

12
10
8
6
Y-Values

4
2
0
0

Hari ke

Grafik evaporimeter

Volume Air Menguap (ml)

1.2
1
0.8
0.6
Y-Values

0.4
0.2
0
0

Hari ke

E. PEMBAHASAN
1. Evaporimeter
Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
penguapan air dalam udara pada lingkungan tertentu dan waktu tertentu. Hasil
pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim dan debu.
Prinsip Kerja:
Pipa gelas yang panjangnya + 20 cm dan garis tengahnya + 1,5 cm.
Pada pipa gelas terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3
atau persepuluhnya. Ujung bawah pipa gelas terbuka dan ujung atasnya

tertutup dandilengkapi dengan tempat menggantungkan alat tersebut. Piringan


kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah
menyerap air.Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka. Penjepit logam,
yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang melekat
disekeliling pipa danujung lainnya berbentuk sama dengan diameter pipa
Besarnya penguapan dapatdiketahui dari penyusutan air dalam tabung pada
waktu pengamatan berikutnya.
Cara Penggunaan:
Mula-mula tabung diisi dengan air aquades, kemudian ditutup
dengankertas saring dengan bantuan ring penjepit yang dibentuk sedemikian
rupa,diletakkan pada tiang penggantung. Pengamatan dilakukan pada
permukaan air didalam tabung. Proses penguapan terjadi pada permukaan
kertas saring dan berlangsung terus menerus sampai persediaan air di dalam
habis.

2. Penakar hujan
Penakar hujan merupakan alat untuk mengukur curah hujan. Ada 2 jenis
panakar hujan yaitu penakar hujan rekam (recording) dan penakar hujan non
rekam (non recording). Pemasangan alat ini bertujuan mendapatkan data
jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat tertentu.
Salah satunya yaitu penakar hujan Janis hellman. Alat ini termasuk jenis
alat penakar hujan rekording atau alat yang dapat mencatat sendiri. Alat ini
telah dikenal lama, dan sering dipakai observer untuk melakukan observasi/
pengamatan curah hujan.
Pemasangan alat ini sama dengan penakan hujan lainnya. Jenis penakar
hujan ini berbentuk silinder dengan tinggi 115 cm serta luas permukan corong
200 cm2 serta mempunyai berat 14 Kg. Pada bagian depan alat ini terdapat
sebuah pintu dalam keadaan tertutup. Apabila pintu dalam keadaan terbuka,
maka bagian-baian alat ini akan terlihat seperti gambar 1 dibawah ini

Penakar hujan jenis hellman beserta bagian-bagiannya keterangan


gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Bibir atau mulut corong


Lebar corong
Tempat kunci atau gembok
Tangki pelampung
Silinder jam tempat meletakkan pias
Tangki pena
Tabung tempat pelampung
Pelampung
Pintu penakar hujan
Alat penyimpan data
Alat pengatur tinggi rendah selang gelas (siphon)
selang gelas
Tempat kunci atau gembok
Panci pengumpul air hujan bervolume

Cara Kerja Alat


Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam
tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta
tangkainya terangkat atau naik keatas. Pada tangkai pelampung terdapat tongkat
pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung Gerakkan pena
dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar
dengan bantuan tenaga per.
Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan selang
gelas), pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau
melewati puncak lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem siphon
otomatis (sistem selang air), air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian

ujung selang dalam tabung.Bersamaan dengan keluarnya air, tangki pelampung


dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Jika
hujan masih terus-menerus turun, maka pelampung akan naik kembali seperti
diatas. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau ditentukan
dengan menghitung garis-garis vertical.
Cara perawatan peanakar hujan
1. Corong penakar hujan harus selalu dibersihkan dari benda-benda,sehingga
tidak tersumbat.
2. Pena harus dijaga tetap bersih. Kalau sudah kelihatan agak kotor supaya
dicuci secara hati-hati dengan menggunakan air hangat dicampur deterjen
setelah dilepas dari tangkainya.
3. Pena yang sudah kurang baik karena sudah lama dipakai,harus diganti
dengan yang baru.
4. Pemasangan kembali pena,tidak boleh terlalu keras menekan pias karena
akan mengganggu kepekaan dan ketelitian instrumen/alat.
5. Kadang-kadang pada pias terdapat pembacaan dimana pada angka
sepuluh, pena sukar/tidak krmbali keangka nol. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh tersumbatnya atau menyempitnya lengkungan selang
gelas oleh kotorankotoran atau lumut. Jika hal ini terjadi,gelas harus
ditarik/diangkat keluar dan dibersihkan dengan kapas dan lidi/kawat kecil,
sehingga selang dapat bersih kembali. Kemudian pasang kembali selang
tersebut dengan cara seperti diatas

Penakar Curah Hujan Biasa

Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak
dapat mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :
Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.
Bak tempat penampungan air hujan.
Kaki yang berbentuk tabung silinder.
Gelas penakar hujan.

- Penakar Hujan Biasa Tanah


Penakar hujan biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah
hujan yang jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat
tangkai yang digunakan untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan
pembacaan. Tepat disekitar corong penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang
disusun pada lapisan kayu yang berbentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk
mengurangi percikan air hujan. Selain itu terdapat jaringan kawat/ besi yang
berbentuk bujur sangkar dan digunakan sebagai tempat berpijak ketika akan
mengangkat lapisan ijuk dan penakar hujan. Pada kedua tepi/ lapisan ijuk terdapat
dua kaitan/ pegangan untuk memudahkan mengangkatnya.
- Penakar Hujan Dengan Wind-Shield
Pemasangan Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk
meniadakan angin putar, sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat
mungkin menjadi horizontal.

3.

Dry and wet Thermometer


Dry and wet thermometer merupakan alat yang digunakan dalam
pengukuran kelembaban pada suatu daerah/lokasi tertentu.

Kelembaban udara disamping berpengaruh langsung juga berpengaruh


tidak langsung terhadap produktivitas melalui evaporasi dan selanjutnya.
Kelembaban udara dipengaruhi secara langsung oleh curah hujandan hari hujan
maka kelembaban makin meningkat

yang mengakibatkan penurunan

produktivitas tanaman (Herlina, 2003).


Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat dilihat,
yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Banyaknya uap air yang
dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur
makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Soekirno, 2010).
Penguapan cenderung untuk menjadi sangat tinggi pada daerah-daerah
yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat, dan kelembaban yang rendah.
Daerah subtropik biasanya merupakan daerah yang langsung menerima insolasi
(pemanasan dari matahari) tanpa terlindung oleh adanya awan. Juga merupakan
daerah yang mempunyai angin yang kuat dan mempunyai nilai kelembaban
yang rendah (Hutabarat, 1986).
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim
penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya
jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya
suhu udara (Soewandi, 2005).
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin
tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini
dikarenakan

dengan

tingginya

suhu

udara

akan

terjadi

presipitasi

(pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam
udara menurun.

F. KESIMPULAN
Evaporimeter merupakan alat pengukur penguapan (Evapory), sedangkan
dry and wet thermometer merupakan alat pengukur kelembaban dan penagkar
hujan adalah alat yang sering digunakan untuk mengukur curah hujan.

DAFTAR PUSTAKA

Balbach,M & L.C.Bliss. 1996. A Laboratory manual For Botany. New York:
Saunders collage publishing.
Darldjoeni. 2000. Prinsip Kerja Peralatan Klimatologi. Jakarta: UT.
Gunarsih.2001. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Jakarata: BinaAksara.
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987.
Klimatologi Pertanian. Medan: USU Press.
Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Bogor: Pustaka Jaya.
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar Edisi 2. Bogor : Pustaka Jaya.
Hutabarat. 1986. Manfaat Klimatologi Bagi Pertanian. Surabaya: Bumi Penerbit.
Herlina. 2003. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. Malang: Universitas Brawijaya.
Martha W.J. 1993. Mengenal DasarDasar Hidrologi. Bandung: Nova.
Sari, Nur Endah dan Sukirman, Edi.___. Prediksi Cuaca Berbasis Logika Fuzzy
Untuk Rekomendasi Penerbangan Di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah.
Volume:1,2-15
Wilcox, J. C.1967. A simple evaporimeter for use in cold areas. Volume : 3, Issue
2, pages 433436
Soekardi. 1986. Persaingan dalam bercocok tanam jagung (Zea Mays). Jurnal
Budidaya Pertanian. Volume :12 (1) : 13-19.
Soekirno. 2010. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bandung: Bina Cipta.
Soewandi, A. 2005. Prosedur dan Pengambilan Contoh Analisa Tanaman.
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM. Yogjakarta.
Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai