ABSTRACT
The earthquake happen in Indonesia made believe that Indonesia locates in affected earthquake area. One method
recognized to reduce the earthquake risk in building structure is by knowing its behavior. This analysis aim to know the
behavior of building structure suffer with earthquake load where there is an eccentricity between its centre of mass and
center of rigidity. The eccentricity happens because there is a difference Live Load occurs in the same level. This analysis
using two models building structure with 3 Dimension analyses suffer with earthquake load, where the analysis use static
equivalent analyzes. There is a difference about the placement of Live Load between two-model structures. The result of
this analysis is there isnt influence of Live Load position in building level to the analysis structure result, when the
eccentricity less than 0.3 b and the analyses using 3 Dimension structure analysis. The lateral displacement result are
2.04 mm for the 1st model and 2,02 mm for the 2nd model, that is lower than limitation of kinerja batas layan.
Keywords: affected earthquake, structure behavior, eccentricity, and kinerja batas layan
PENDAHULUAN
Beberapa tahun belakangan ini beberapa
peristiwa gempa besar melanda negara Indonesia.
Peristiwa-peristiwa gempa itu adalah gempa di Aceh
(Desember 2004), gempa di Nias (2005), gempa
Yogyakarta (Mei 2006) dan gempa Madina
(November 2006). Gempa Aceh yang disertai
tsunami, bahkan merupakan gempa yang tercatat
sebagai yang terbesar selama 1 abad ini setelah
gempa alaska 1964 (Sieh, dalam Dewobroto 2005).
Kejadian-kejadian gempa tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia terletak di daeraeh rawan terjadinya
gempa yang cukup besar.
Resiko timbulnya korban jiwa ketika terjadi
gempa dapat dikurangi dengan cara, bangunan yang
berada di daerah rawan gempa semestinya
direncanakan sebagai bangunan tahan gempa.
Pengetahuan tentang perilaku struktur bangunan
yang mengalami beban gempa merupakan faktor
penting dalam perencananaan bangunan tahan
gempa. Pengetahuan perilaku tersebut bermanfaat
untuk mengetahui kekuatan elemen struktur
bangunan yang diperlukan untuk mengantisipasi
resiko gempa yang telah ditetapkan.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam perencanaan bangunan tahan gempa adalah
timbulnya momen torsi pada elemen bangunan.
Timbulnya momen torsi tersebut disebabkan adanya
eksentrisistas antara pusat massa bangunan dengan
pusat rotasi bangunan. Pusat massa adalah letak titik
37
dengan
Fi
94 o
C.I
.Wt
R
96 o
98 o
Wi .h i
.V
(Wi .h i )
(2)
dengan
(1)
100 o
102 o
104 o
106 o
108 o
110 o
112 o
114 o
116 o
118 o
120 o
122 o
124 o
126 o
128 o
130 o
132 o
134 o
136 o
138 o
140 o
10 o
10 o
8o
80
200
400
8o
Kilometer
6o
6o
Banda Aceh
1
4o
4o
2o
2o
Manado
Ternate
Pekanbaru
0o
Samarinda
2o
3
Palu
Manokwari
Sorong
Biak
Jambi
Palangkaraya
Jayapura
6
Banjarmasin
Palembang
2o
2
1
Bengkulu
0o
1
Padang
Kendari
Ambon
4
1
Tual
6o
Jakarta
Bandung
Semarang
Garut
Tasikmalaya
Solo
Jogjakarta
Sukabumi
8o
6o
Surabaya
3
Blitar Malang
Banyuwangi
Cilacap
Makasar
Bandarlampung
Denpasar
Mataram
8o
4
Merauke
5
6
10 o
10 o
Kupang
Wilayah
: 0,03 g
Wilayah
Wilayah
: 0,10 g
3
2
12 o
14 o
Wilayah
Wilayah
: 0,15 g
: 0,20 g
: 0,25 g
Wilayah
: 0,30 g
12 o
14 o
16 o
16 o
94 o
96 o
98 o
100 o
102 o
104 o
106 o
108 o
110 o
112 o
114 o
116 o
118 o
120 o
122 o
124 o
126 o
128 o
130 o
132 o
134 o
136 o
138 o
140 o
Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun
38
(3)
atau
ed =
e - 0,05 b
(4)
(5)
atau
ed =
1,17 e - 0,1 b
(6)
0,03
kali tinggi
= 5,5
(untuk V
C.I
.Wt )
R
39
4,0 m
Lt.
atap
Lt. 4
4,0 m
Lt. 3
4,0 m
Lt. 2
4,0 m
Daerah dengan beban
yang lebih besar
4,0 m
Lt.
atap
Lt. 4
4,0 m
Lt. 3
4,0 m
Lt. 2
4,0 m
Daerah dengan beban
yang lebih besar
40
Wilayah Gempa 5
0.90
0.83
0.70
0.90
(Tanah lunak)
T
0.50
(Tanah sedang)
T
0.35
(Tanah keras)
T
0.36
0.32
0.28
0 0.2
0.5 0.6
1.0
2.0
3.0
T
Gambar 4. Grafik respon spektrum wilayah
gempa 5
0,00
0,00
+1,21
+1,21
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
Beban gempa
V
kN
Beban gempa
tiap lantai (Fi)
kN
Lt atap =
Lt. 4 =
Lt. 3 =
Lt. 2 =
Lt atap =
2.493,35
Lt. 4 =
Lt. 3 =
Lt. 2 =
2.493,35
801,49
836,01
570,57
285,28
803,62
838,23
558,82
292,67
41
1
8,0 m
3
8,0 m
8,0 m
8,0 m
Letak eksentrisitas
beban gempa
y
B
8,0 m
Gambar 6. Gambar Simpangan portal As-3 model 1 hasil analisis struktrur dengan SAP 2000
42
850
750
650
550
450
350
250
150
Momen balok
(kNm)
Momen kolom
(kNm)
Model 1
Model 2
Model 1
Model 2
455,13
448,08
1,55%
821,71
808,24
1,64%
312,53
310,43
0,67%
204
202
0,98%
0,03
0,03
xh
x 4 21,8 mm
R
5,5
atau
30
mm
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat disampaikan dari
penelitian Pengaruh Eksentrisitas Pusat Massa Portal
Beton Bertulang Terhadap Stabilitas Struktur Yang
Mengalami Beban Gempa adalah: perkembangan
software analisis struktur saat ini telah mampu
melakukan analisis struktur secara 3 dimensi agar
diperoleh perilaku struktur yang lebih tepat sehingga
diperoleh hasil yang lebih akurat. Selanjutnya dari
43
DAFTAR PUSTAKA
BSN, 2002. Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
44