Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
dan efektif;
6)
mereka. Kondisi yang diuraikan di atas jauh dari harapan, kenyataannya ketika
siswa dihadapkan dengan permasalahan yang bentuknya tidak rutin, mereka
terbelenggu oleh pemikiran untuk menyelesaikannya dengan menggunakan
penyelesaian yang biasa digunakan ketika menyelesaikan masalah rutin, padahal
konteks masalahnya berbeda.
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) memandang bahwa
pemecahan masalah merupakan bagian terintegral dari keseluruhan pembelajaran
matematika dan bukan merupakan bagian terpisah dari matematika. Pemecahan
masalah bukanlah suatu kemampuan yang mudah untuk dimiliki, sebagaimana
dirumuskan bahwa:
Problem solving is an integral part of all mathematics learning, and so it
should not be an isolated part of the mathematics program. Problem solving
in mathematics should involve all the five content areas described in these
standards. (NCTM, 2000:52).
Pelajaran Matematika di kalangan siswa masih dianggap sebagai kumpulan
konsep yang harus dihafal sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan
siswa pada aspek kognitif. Aspek kognitif terdiri dari enam aspek yakni
mengingat,
memahami,
menerapkan,
menganalisis,
mengevaluasi,
dan
keaktifan
siswa
jika
dibandingkan
dengan
pendekatan
konvensional. Keefektifan pendekatan ini adalah siswa lebih aktif dalam berpikir
dan memahami materi secara terstruktur dan sistematis dengan melakukan
investigasi dan inkuiri terhadap permasalahan yang nyata di sekitarnya sehingga
mereka mendapatkan kesan yang mendalam dan lebih bermakna tentang apa yang
mereka pelajari. Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik pada
pembelajaran Matematika diharapkan siswa akan mampu menggunakan dan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah dengan
menggunakan berbagai strategi penyelesaian.
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang
dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Upaya penerapan
Pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut
sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum
2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut.
Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan
untuk
menerapkan
belajar
berbasis
penyingkapan/penelitian
transformasi
substansi
atau
materi
ajar
agar
siswa
tahu
4. Mengasosiasi; dan
5. Mengkomunikasikan.
Mengingat karakter keilmuan dari setiap materi pelajaran tidak sama maka
khusus untuk matematika langkah dalam pendekatan ilmiah sedikit berbeda dari
langkah di atas. Sehingga khusus untuk matematika langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Mengamati (mengamati fakta matematika)
2. Menanya (berfikir divergen)
3. Mengumpulkan informasi (mencoba, mengaitkan teorema)
4. Mengasosiasi (memperluas konsep, membuktikan)
5. Mengkomunikasikan (menyimpulkan, mengaitkan dengan konsep lain)
Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pengejaran terhadap
pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
matematika. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai fakta-fakta
(matematika) maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan sangat
erat dengan metode ilmiah.
Kemampuan siswa yang beragam dalam kelas tentu menyebabkan hasil
belajar yang beragam pula. Dalam mempelajari matematika seorang siswa dapat
memahami suatu materi apabila siswa tersebut memiliki kemampuan awal
matematika yang baik, sehingga akan menghasilkan kemampuan berpikir kritis
dan kemampuan pemecahaman masalah matematis yang baik pula. Kemampuan
awal merupakan bahan dasar yang dimiliki oleh seseorang, yang dapat diolah
kembali untuk menghasilkan hal lainnya. Kemampuan awal matematika dalam
penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa pada materi sebelumnya yang
telah dipelajari di kelas X dan XI.
Dalam proses belajar matematika, kemampuan awal matematika yang
dimiliki siswa serta pendekatan pembelajaran yang digunkan oleh guru adalh dua
hal yang perlu diperhatikan. Kemampuan awal matematika siswa yang baik akan
mendukung siswa untuk menguasai pokok bahasan berikutnya, sedangkan
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan meteri yang disampaikan akan
mempermudah siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari.
Uraian di atas menarik minat penulis untuk mencoba membandingkan
manakah yang lebih baik antara penggunaan pendekatan saintifik dengan model
discovery learning dan model problem based learning terhadap kemampuan
berpikir kritis dan pemecahan masalah matematis jika kemampuan awal
matematika siswa dikontrol atau dikendalikan. Oleh karena itu, penulis mencoba
melakukan penelitian dengan judul Efektifitas penerapan pendekatan saintifik
(Scientific Learning) terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah matematis dengan mengendalikan kemampuan awal matematika
siswa SMK.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul berkenaan dengan efektifitas penerapan pendekatan
saintifik (Scientific Learning) terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah matematis dengan mengendalikan kemampuan awal matematika siswa
SMK, diidentifikasikan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Apakah penerapan pendekatan saintifik dengan baik dan benar oleh guru akan
diiringi dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah matematis siswa?
5.
6.
7.
Apakah
kemampuan
awal
matematika
siswa
berpengaruh
terhadap
9.
10
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan bertujuan agar pokok permasalahan yang
diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan atau dengan kata lain
penelitian terfokus pada tujuan yang ada/diteliti. Oleh karena itu, penulis
memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi
dalam konteks permasalahan yang terdiri dari:
1.
2.
3.
11
D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian
ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam
pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian,
maka masalah pokok penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1.
2.
Kemampuan berpikir kritis matematis manakah yang lebih baik antara siswa
yang diberikan pembelajaran dengan model discovery learning dan model
problem
based
learning
jika
kemampuan
awal
matematika
siswa
dikendalikan?
3.
12
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1.
2.
based
learning
jika
kemampuan
awal
matematika
siswa
dikendalikan?
3.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini terbagi dua, yaitu kegunaan secara teoritik dan
kegunaan secara praktik.
1.
13
Secara teoritik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
atau masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan
pendekatan, model, metode atau teknik pembelajaran untuk meningkatkan hasil
proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas.
2.
14
BAB II
BAB III Metodologi Penelitian, yang terdiri dari: tempat dan waktu penelitian,
metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
variabel penelitian, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari: deskripsi data,
pengujian prasyarat analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil
penelitian.
BAB V