Anda di halaman 1dari 7

GEOGRAFI

Luas Wilayah Kabupaten Jeneponto


No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kecamatan
(2)
BANGKALA
BANGKALA
BARAT
TAMALATEA
BONTORAMBA
BINAMU
TURATEA
BATANG
ARUNGKEKE
TAROWANG
KELARA
RUMBIA
Jumlah

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

Luas Area
Km2
(3)
121,82
152,96

Presentase
(%)
(4)
16,23
20,4

57,58
88,3
69,49
53,76
33,04
29,91
40,68
43,95
58,3
749,79

7,68
11,78
9,27
7,17
4,41
3,99
5,43
5,86
7,78
100

Desa

Kelurahan

(5)
10
7

(6)
4
1

6
11
2
11
4
7
8
5
12
83

6
1
11
2
5
30

Luas wilayah Jeneponto tercatat 749,79 km2 yang terdiri dari 11 kecamatan.

Kecamatan terbesar di Kabupaten Jeneponto adalah Bangkala Barat dengan luas wilayah
sebesar 152,96 km2 (20,4 persen). Bangkala Barat memiliki tujuh desa dan satu kelurahan.
Kecamatan Arungkeke adalah kecamatan terkecil di kabupaten Jeneponto dengan luas
wilayah sebesar 29,91 km2 (3,99 persen) dengan jumlah kelurahan sebanyak tujuh desa.
Terdapat tujuh kecamatan yang termasuk wilayah pesisir, yaitu Bangkala, Bangkala Barat,
Tamalatea, Binamu, Arungkeke, Batang, dan Tarowang.

Terdapat keterkaitan antara luas wilayah dengan jumlah


penduduk, yaitu kepadatan penduduk. Indikator kepadatan penduduk dapat menjadi awal sebuah permasalahan
jika tidak dikelola dengan baik

Tahukah
Anda

??
1

KEPENDUDUKAN

Dalam rentang waktu 2012-2013, Kabupaten Jeneponto mengalami per-

penduduk Kabupaten Jeneponto sebesar 351.100 jiwa dengan komposisi laki-laki sebesar

No.

(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
7304

169.900 jiwa dan perempuan sebesar 181.200 jiwa. Kecamatan Binamu memiliki jumlah

(2)
010
011
020
021
030
031
040
041
042
050
051

Kode Wilayah

penduduk terbesar yaitu sebesar 53.705 jiwa (15,30 persen) dengan rincian jumlah penduduk laki-laki sebesar 26.066 jiwa dan perempuan sebesar 27.639 jiwa sedangkan Ke-

Kecamatan

(3)
BANGKALA
BANGKALA BARAT
TAMALATEA
BONTORAMBA
BINAMU
TURATEA
BATANG
ARUNGKEKE
TAROWANG
KELARA
RUMBIA
JENEPONTO

2012

(4)
50.650
26.758
40.991
35.530
53.252
30.394
19.496
18.522
22.692
26.860
22.993
348.138

Laki-laki

(5)
24.836
13.317
20.190
17.308
26.066
14.804
9.260
8.928
11.073
12.894
11.224
169.900

2013
Perempuan

(6)
26.245
13.669
21.150
18.524
27.639
15.849
10.402
9.752
11.812
14.195
11.963
181.200

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Jeneponto

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

tambahan penduduk sebesar 2.962 jiwa (0,01 persen). Pada tahun 2013, jumlah

camatan Arungkeke memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu sebesar 18.680 jiwa (5,32
persen) dengan rincian laki-laki sebesar 8.928 jiwa dan perempuan sebesar 9.752 jiwa.

Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan lebih besar dibandingkan den-

gan penduduk laki-laki dengan sex ratio 94. Hal ini berarti, di Kabupaten Jeneponto
terdapat 94 laki-laki dari 100 perempuan.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Jeneponto pada tahun 2013 adalah 468

jiwa/km2. Angka kepadatan penduduk tersebut bervariasi pada setiap kecamatan yang
ada. Penduduk yang terpadat terdapat di Kecamatan Binamu dengan kepadatan 773 jiwa/
km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Bangkala yaitu 176 jiwa/km2.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

(7)
51.081
26.986
41.340
35.832
53.705
30.653
19.662
18.680
22.885
27.089
23.187
351.100

Jumlah

(8)
419
176
718
406
773
570
595
625
563
616
398
468

Kepadatan
Penduduk

Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Indikator IPM
2012
2013
(1)
(2)
(3)
Angka Harapan Hidup (AHH)
65,31
65,4
Angka Melek Huruf (AMH)
77,42
78,92
Angka Rata-rata Lama Sekolah (ALS)
6,23
6,27
Purcashing Power Parity (PPP)
637,16
640,3
Indeks Harapan Hidup
67,18
67,33
Indeks Pendidikan
65,46
66,55
Indeks AMH
77,42
78,92
Indeks ALS
41,53
41,8
Indeks PPP
64,05
64,78
IPM
65,56
66,22

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

Pada tahun 2013, keempat komponen dari IPM mengalami kenaikan yang cukup

PDRB sebagai ukuran produktivitas, mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa

berarti. Pada tahun 2013, Angka Harapan Hidup Kabupaten Jeneponto sebesar 65,4 yang

yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah dan periode waktu tertentu.

berarti rata-rata lama hidup penduduk Jeneponto adalah selama 65 tahun. Angka Melek

Dari angka PDRB dapat dianalisis beberapa indikator perekonomian seperti pertumbu-

Huruf sebesar 78,92 berarti penduduk yang bisa membaca dan menulis hanya sekitar 79

han ekonomi, struktur ekonomi dan PDRB per kapita.

persen dari total penduduk di kabupaten Jeneponto. Rata-rata lama sekolah sebesar 6,27.

Artinya penduduk Jeneponto menyelesaikan jenjang pendidikan hanya sampai sekolah

en, angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu

dasar. Purchasing Power Parity sebesar 640,3 berarti kemampuan daya beli penduduk

terjadi peningkatan pada PDRB per kapita yang mencerminkan produktivitas tiap pen-

Jeneponto sebesar 640.300 rupiah

duduk per tahun menjadi 10.115.706 rupiah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jeneponto pada tahun 2013 sebesar 6,97 pers-

Setelah keempat komponen tersebut dibentuk kedalam indeks, maka diperoleh

Kontribusi Tiap Sektor Terhadap PDRB

nilai IPM Kabupaten Jeneponto untuk tahun 2013 sebesar 66,22. Berdasarkan krite-

No.
(1)
1
2
3
4
5

ria UNDP, nilai IPM kabupaten Jeneponto dapat dikategorikan sedang dengan rentang
nilai sedang yakni 51-79. Apabila dibandingkan dengan kabupaten lain, nilai IPM
Kabupaten Jeneponto menduduki peringkat terakhir dari 24 kabupaten yang terdapat
di Sulawesi Selatan.
Angka IPM memberikan gambaran komprehensip mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia untuk
mengklasifikasikan apakah suatu daerah adalah maju,
berkembang, atau terbelakang.

Tahukah
Anda

??

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

2011
(3)
2.676,0
956,3
7.730,8
7,32

2012 (%)
(4)
51,38
29,76
5,15
5,19

2013 (%)
(5)
50,84
29,98
5,17
5,44

Sepanjang tahun 2011 hingga 2013 struktur perekonomian Kabupaten Jeneponto

didominasi oleh Sektor Pertanian dengan kontribusi terhadap PDRB pada tahun 2013

sebesar 29,98 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Jeneponto masih mengandalkan Sektor Pertanian dalam perekonomiannya (daerah agraris).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Uraian
(2)
PDRB ADHB (Milyar Rp)
PDRB ADHK (Milyar Rp)
PDRB Per Kapita (Ribu Rp)
Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

2011 (%)
(3)
51,28
29,53
5,38
5,07
<5

sebesar 50,84 persen. Selanjutnya pada peringkat kedua diduduki oleh Sektor Jasa-jasa

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

No.
(1)
1
2
3
4

Sektor Usaha
(2)
Pertanian
Jasa-jasa
Perdagangan
Keuangan
Lainnya

2012
(4)
3.095,3
1.025,8
8.890,9
7,27

2013
(5)
3.551,6
1.097,3
10.115,7
6,97

INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI

KETENAGAKERJAAN

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Provinsi Sulawesi Selatan

Skema Ketenagakerjaan
Penduduk Usia Kerja

Angkatan Kerja

Bekerja

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

Penggangguran

Pengangguran Pernah
Bekerja

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah indeks harga yang menggambar-

Bukan Angkatan Kerja

Sekolah

Mengurus
Rumah Tangga

Lainnya

Pengangguran Tidak
Pernah Bekerja

kan tingkat kemahalan konstruksi suatu kabupaten/kota dibandingkan kota acuan (Kota
Samarinda) pada periode waktu tertentu. IKK merupakan salah satu komponen utama

Sedang

Sementara

yang digunakan untuk penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pada tahun anggaran
tertentu.
IKK Kabupaten Jeneponto pada tahun 2013 adalah sebesar 81,24. IKK

Kabupaten Jeneponto berada di peringkat kedua di antara kabupaten lainnya di Sulawesi


Selatan. Hal ini menandakan harga barang-barang konstruksi di Kabupaten Jeneponto

Pengangguran kritis
(< 15 jam)

Setengah Pengangguran

Jam Kerja Normal

Sumber : BPS

masih relatif lebih murah dibandingkan 24 kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan.

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Penduduk

Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013

yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya
pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Penduduk yang termasuk
bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah

No.

Jenis Kelamin

(1)
1
2
3

(2)
Laki-laki
Perempuan
Lk + Pr

tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.


Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1


jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan
pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.
Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah keadaan dari seseorang

yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu sementara tidak bekerja
karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panen, mogok dan sebagainya.
Pengangguran terbuka terdiri dari : pengangguran pernah bekerja dan tidak

pernah bekerja. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, mereka yang
tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha, mereka yang tak punya pekerjaan
dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
merupakan bagian dari pengangguran yang tidak pernah bekerja. Sedangkan mereka yang
sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja merupakan bagian dari pengangguran

Angkatan Kerja (%)

Bukan
Angkatan Kerja
(%)
Pengangguran
Bekerja
Terbuka
(3)
(4)
(5)
38,93
0,98
7,34
21,31
0,74
30,7
60,24
1,72
38,04

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

(6)
2,46
3,34
2,77

Penduduk usia kerja di Kabupaten Jeneponto pada tahun 2013 sebanyak 241.508

jiwa, 60,24 persen diantaranya bekerja, 1,72 persen tergolong pengangguran terbuka,
dan sisanya 38,04 persen tergolong bukan angkatan kerja.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan persentase jumlah pengang-

guran terhadap jumlah angkatan kerja. TPT Kabupaten Jeneponto pada tahun 2013 sebesar 2,77 persen. Angka tersebut relatif kecil sehingga mengindikasikan bahwa hampir
seluruh angkatan kerja terserap pada pasar kerja.

PENDIDIKAN
Persentase Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013

yang pernah bekerja.


No.
(1)
1
2
3
4

Tingkat Pendidikan
(2)
SD ke bawah
SLTP
SLTA
Diploma/Sarjana

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Laki-laki
(3)
43,59
10,54
6,76
3,52

Perempuan
(5)
22,84
4,77
4,34
3,64

Lk + Pr
(6)
66,43
15,31
11,1
7,16

Tingkat pendidikan berperan penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Se-

KEMISKINAN

cara umum tingkat pendidikan angkatan kerja di Kabupaten Jeneponto tahun 2013

Jumlah dan Persentase Penduduk MIskin dan Garis Kemiskinan


Tahun 2013

masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase angkatan kerja
yang berpendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 66,43 persen. Sedangkan untuk tingkat
pendidikan di atas SLTA hanya sebesar 18,26 persen. Sebagai tambahan informasi dari
data di atas, persentase angkatan kerja perempuan yang berpendidikan diploma/sarjana
(3,64 persen) lebih besar dibanding angkatan kerja laki-laki (3,52 persen).
Angka Melek Huruf

No.

Tahun

(1)
1
2
3
4

(2)
2011
2012
2013
Sulawesi
Selatan
(2013)

Garis Kemiskinan
(Rp/Kap/bln)

Jumlah Penduduk
Miskin (000)

Persentase Penduduk
Miskin (%)

(3)
233.713
249.963
265.921

(5)
59,6
57,5
58,1

(6)
17,16
16,58
16,52

217.547

863,2

10,32

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

Penduduk dikatakan miskin apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup

minimum yang ditetapkan sebagai batas kemiskinan. Batas/garis kemiskinan menunjukkan jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok
minimum makanan yang setara dengan 2100 kalori per kapita per hari setelah ditambah
dengan nilai rupiah dari beberapa kebutuhan non pangan yang essensial, seperti sandang,
papan, kesehatan, transportasi dan pendidikan.

Sepanjang tahun 2011 hingga 2013 persentase penduduk miskin di Kabupaten

Jeneponto mengalami penurunan. Pada tahun 2013 terdapat 58.100 penduduk miskin
Sumber : BPS Jeneponto (2013)

Melek Huruf adalah kemampuan penduduk usia 10 tahun keatas untuk dapat

membaca dan menulis. Pada tahun 2012 penduduk yang bisa membaca dan menulis ha-

(16,52 persen dari total jumlah penduduk) dengan garis kemiskinan sebesar Rp 265.921
per kapita per bulan. Namun, jika dibandingkan dengan Sulawesi Selatan (10,32 persen),
persentase penduduk miskin di Kabupaten Jeneponto relatif masih lebih tinggi.

nya sekitar 77,44 persen dari total penduduk dan angka ini meningkat menjadi 78,92 persen pada tahun 2013. Peningkatan angka melek huruf ini mengindikasikan bahwa mutu
sumber daya manusia di Kabupaten Jeneponto semakin baik.

10

Tahukah
Anda

Penduduk dikatakan miskin apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan sebagai
batas kemiskinan.

??
11

Persentase Penduduk Menurut Golongan Umur Tahun 2013


No.
(1)
1
2
3

Golongan Umur
(2)
Muda (0-14 tahun)
Produktif (15-64 tahun)
Tua (65 tahun ke atas)

Laki-laki(%)
(3)
30,91
63,99
5,09

Perempuan(%)
(5)
27,84
65,52
6,64

Lk+Pr (%)
(6)
29,33
64,78
5,89

Sumber : BPS Jeneponto (2013)

Gambaran struktur umur memberikan informasi mengenai komposisi penggolon-

gan penduduk berdasarkan umur, yang terdiri dari penduduk usia muda, usia produktif,
dan usia tua. Penduduk Kabupaten Jeneponto tahun 2013 yang tergolong usia muda sekitar 29,33 persen, sedangkan usia produktif mencapai 64,78 persen dan sisanya 5,89 termasuk golongan usia tua. Dilihat dari jenis kelamin, persentase perempuan yang memasuki usia produktif lebih besar dibandingkan laki-laki.

12

Anda mungkin juga menyukai