359 1010 1 PB
359 1010 1 PB
: 29 - 36
ISSN 1978-1873
ABSTRAK
Pengolahan lindi yang tidak sesuai dapat menyebabkan kontaminasi terhadap air tanah, air
permukaan dan dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan umum. Instalasi pengolahan lindi (IPAL)
dievaluasi kinerjanya dan direkomendasikan teknologi yang sesuai untuk meningkatakan kinerjanya. Suhu,
pH, DO dan TDS diukur secara langsung di lapangan. BOD, COD, TSS, NH3 dan logam Pb diukur di
laboratorium. Pengukuran dilakukan sekali seminggu sebanayk 6 kali. Kinerjanya kemudian dibandingkan
dengan kualitas lindi standar dan kriteria yang didesain sesuai dengan linteratur. Hasil pengukuran
menujukan bahwa keluaran IPAL TSS 531,33 mg/L, TDS 4201,50 mg/L, BOD 194,08 mg/L, COD 423,33
mg/L, NH3 208, 27 mg/L melebihi batas standar yaitu berturut-turut 200 mg/L, 2000 mg/L, 50 mg/L, 100 mg/L
and 1 mg/L. Kinerja IPL pada penghilangan BOD pada kolam fakultatif sebesar 4,08%, BOD kolam
pematangan dan NH3 14,34% dan 12,7%, dan pada filtrasi kerikil TSS dan BOD nya berturut-turut 21,27%
dan 19,04% dan masih di bawah kriteria standar. Jeleknya kinerja IPAL disebabkan rendahnya DO karena
pembuangan yang berlebihan pada kolam fakultatif dan pematangan. Nisbah BOD/COD pada kisaran 0,48
sampai 0,51 menunjukkan bahwa lindi masih dapat diperlukakan secara aerob dengan sistem biologi yang
dimodifikasi.
Kata kunci: lindi, kolam stabilisasi, fakultatif, maturasi, penyaring kerikil
ABSTRACT
Inappropriate leachate treatment could cause contamination of groundwater, surface water, and can
have a negative impact on public health. The leachate treatment plant (LTP) was evaluated on the
performance and recommended the appropriate technology choices to improve its performance.
Temperature, pH, DO, TDS were field tested. BOD, COD, TSS, NH3 and Pb were tested in the laboratory. It
was tested once a week as much as 6 times. The performance then compared to the leachate quality
standards and design criteria based on the literature. The test results showed that LTPs outlet of TSS 531.33
mg/L, TDS 4201.50 mg/L, BOD 194.08 mg/L, COD 423.33 mg/L, NH3 208, 27 mg/L exceed the quality
standards of each 200 mg/L, 2000 mg/L, 50 mg/L, 100 mg/L and 1 mg/L. LTP performance on BOD removal
in facultative pond at 4.08%, maturation pond BOD and NH3 14.34% and 12.70%, on a rock filter TSS and
BOD 21.27% and 19.04%, respectively were bellow design criteria standards. The poor performance of LTP
was caused by low DO due to excessive loading on facultative and maturation ponds. The ratio of BOD/COD
from 0.48 to 0.51 indicates that leachate can still be treated by aerobic biological system with some
modifications.
Keywords: leachate, stabilization ponds, facultative, maturation, rock filter
1. PENDAHULUAN
Secara umum lindi mengandung zat organik dan anorganik dengan konsentrasi tinggi yang dicirikan
oleh BOD, COD, pH, NH3,TSS, TDS dan kandungan logam1). Untuk mengendalikan pencemaran air akibat
lindi yang timbul, TPA Bakung dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terdiri dari bak
kontrol, bak fakultatif, bak maturasi dan bak filtrasi kerikil serta serta bak bioindikator.
Air lindi akan terus dihasilkan selama TPA beroperasi bahkan setelah TPA penuh dan ditutup pun lindi
masih terus dihasilkan sehingga potensi pencemaran terutama terhadap air tanah dan air permukaan akan
tetap terus berlangsung selama 30-50 tahun2).
29
Ahmat Wahyudi dkk Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lindi Tempat Pembuangan Akhir
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi dan
meningkatkan kinerja IPAL, merekomendasikan pemilihan alternatif teknologi dan penyempurnaan desain
IPAL agar kualitas air limbah dapat memenuhi baku mutu dengan mempertimbangkan biaya investasi dan
operasional yang murah, pengoperasian yang mudah, sistem yang handal dan berkelanjutan.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah : tongkat pengukur, stopwatch, botol sampel/jerigen, DO meter, pH meter,
TDS meter, botol pencuci, gayung, sepatu lapangan, pelampung, ember dan gelas ukur. Bahan yang
digunakan pada pengambilan sampel adalah aquadest, larutan standar/kalibrasi pH, larutan standar/kalibrasi
TDS, larutan kalibrasi DO meter, pengawet sampel (es batu, H2SO4 dan HNO3), kertas lakmus dan tissu.
2.2. Jenis Data yang Diambil
Data primer yang diambil dalam penelitian ini adalah kualitas air limbah (pH, suhu, DO, TDS, TSS, BOD,
COD, NH3, Pb) diambil setiap minggu sekali selama enam kali pengambilan pada tiap segmen IPAL, debit
lindi inlet , kedalaman sedimen dan kondisi eksisting IPAL. Parameter pH, DO, TDS, suhu diuji dilapangan
sedangkan TSS, BOD, COD, NH3, Pb diuji di laboratorium
Data sekunder yang diambil dalam penelitian ini adalah desain IPAL eksisting, curah hujan, data kualitas
limbah, geofrafi dan topografii TPA dan peta lokasi.
2.3. Analisis dan Pengolahan Data
Parameter Suhu diuji dengan metode elektrokimia, pH dengan metode elektrokimia, DO dengan
metode elektrokimia, TDS dengan metode elektrokimia, TSS dengan metode gravimetri, BOD dengan metode
volumetr), COD dengan metode volumetri, NH3 dengan metode spektrometri dan Pb dengan metode
spektrometri.
Analisis data kualitas limbah menggunakan grafik, tabulasi dan statistik sederhana berupa rata-rata
(mean), standar deviasi yang diolah menggunakan program Minitab versi 15.
Analisis efisiensi kinerja per unit alat menggunakan persen penghilangan (percent removal), beban
volumetri, beban organik dan waktu tinggal dibandingkan dengan tipikal desain dan operasi.
Perhitungan persen penghilangan pada tiap unit alat menggunakan rumus :
% removal = (Cin Cout) x 100%
Cin
dengan Cin : konsentrasi polutan masuk unit alat; Cout : konsentrasi polutan keluar unit alat
Rekomendasi pemilihan alternatif desain menggunakan metode deskriptif. Dari studi literatur dikaji dan
dibandingkan beberapa alternatif pengolahan lindi berdasarkan berdasarkan kriteria teknis, ekonomi dan
lingkungan. Kriteria teknis didasarkan pada kemampuan memenuhi baku mutu, kemudahan pengoperasian.
Kriteria ekonomi didasarkan pada biaya investasi dan operasional terendah. Sedangkan kriteria lingkungan
didasarkan pada prinsip teknologi yang dipilih tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan
30
8. Hasil pengukuran dimensi eksisting, kedalaman air dan sedimen pada masing masing bak adalah
sebagai berikut : Bak kontrol influen (PxLxT=1x1x2m, kedalaman air 30 cm), bak Fakultatif
(PxLxT=73x25x1,5m, freeboard 0,5 m, kedalaman air : 109,75 cm, kedalaman sedimen rata rata
40,25 cm), bak maturas (PxLxT=17,5x25x1m, freeboard 0,5 m, kedalaman air rata rata: 65,36 cm,
kedalaman sedimen rata rata 34,64 cm), bak filtrasi kerikil (PxLxT=30x25x0,9 m, media : kerikil 0,4
m, freeboard 0,7 m), bak bio indikator (PxLxT=5x5x1m, freeboard 0,5 m, kedalaman air rata rata 88
cm, kedalaman sedimen rata rata 12,00 cm).
3.2.
(oC)
Suhu
pH
DO (mg/L)
TSS (mg/L)
TDS (mg/L)
BOD (mg/L)
COD (mg/L)
NH3 (mg/L)
Pb (mg/L)
Rasio BOD/COD
35,59
8,51
0,04
1169,33
6512,50
520,07
1071,33
390,85
0,03
0,49
5-64)
200-20004)
8.000-50.0005)
2.000-30.0004)
3.000-60.0004)
500-15006)
6,6-7,54)
100-4004)
1.000-3.0005)
100-2004)
100-5004)
50-2006)
>0,37)
<0,17)
31
Ahmat Wahyudi dkk Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lindi Tempat Pembuangan Akhir
Tinjauan terhadap kecenderungan rerata perubahan parameter lindi pada tiap segmen IPAL dapat
dilihat pada Gambar 1.
32
Kondisi Eksisting
Keterangan
73 :25
1,5 m
0,5
multipoint sejajar
tidak ada
Dipermukaan
(2-3):19)
1-29)
0,5-1 m9)
singlepoint diagonal9)
perlu scum bo(9)
60 cm dibawah
permukaan9)
350 kg BOD/Ha.hari9)
Minimal 4 hari9)
70-80%9)
37,72%10)
8-911)
>2 mg/11)
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
(2-3):1, bila
memungkinkan 10 : 19)
1-1,59)
0,5-1 m9)
singlepoint diagonal9)
perlu scum box9)
60 cm dibawah
permukaan9)
280 kg BOD/Ha.hari9)
Tidak memenuhi
Minimal 4 hari9)
25%9)
90%(11)
8-9(11)
>2 mg/11)
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
753,095 kg BOD/Ha.hari
7,589 hari
4,08%
5,59%
8,40-8,51
0,04-0,07 mg/L
Kedalaman air
Freeboard
Posisi inlet/outlet
Scum box inlet/outlet
Posisi takeoff outlet
1m
0,5
multipoint sejajar
tidak ada
Dipermukaan
2813,475 kg
BOD/Ha.hari
1,083 hari
14,34%
12,70%
8,36-8,40
0,07-0,990 mg/L
HRT ()
Pengilangan BOD
Penghilangan NH3
pH
DO
c)
Bak 3 Filtrasi kerikil
Pembebanan lindi
Kedalaman bed
Penghilangan TSS
Penghilangan BOD
Kedalaman air limbah
17,5 :25
1,759 m3/m3bed.hari
0,4 m
21,27%
19,04%
0,4 m
Tidak memenuhi
Memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Memenuhi
Tidak memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
3.5
33
Ahmat Wahyudi dkk Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lindi Tempat Pembuangan Akhir
Plant
performance
Economic
factors
Kriteria
BOD removal
FC Removal
SS removal
Helminth removal
Virus removal
Simple and cheap construction
Simple operation
Land requirement
Maintenance costs
Energy demand
Sludge removal costs
1
F
P
F
P
P
P
P
G
P
P
P
2
F
P
G
F
F
P
P
G
P
P
F
3
F
F
G
P
P
P
P
G
P
P
F
4
F
P
G
P
P
P
F
G
F
F
F
5
G
F
G
F
F
F
F
G
P
P
P
6
G
G
F
F
G
F
P
F
P
P
F
7
G
G
F
G
G
G
G
P
G
G
G
Keterangan :
FC = Fecal coliforms, P = Poor, G = Good, F= Fair, SS = Suspended solids, 1 : Package plant, 2 : Activated sludge
plant, 3: Extended aeration activate sludge, 4 : Biological filter, 5 : Oxidation ditch, 6 : Aeration lagoon, 7 : Waste
stabilization pond system
Kondisi Eksisting
Alternatif 1 (redesain)
73 :25
1,5 m
0,5m
multipoint sejajar
tidak ada
Dipermukaan
753,095 kg BOD/Ha.hari
7,589 hari
109: 36 m
1,5
0,5 m
singlepoint diagonal
Dibuat scumbox/weir
60 cm dibawah permukaan
350 kg BOD/Ha.hari
22,29 hari
17,5 :25 m
1m
0,5
multipoint sejajar
tidak ada
Dipermukaan
2813,475 kg BOD/Ha.hari
1,083 hari
110 : 11 m
1m
0,5-1 m
singlepoint diagonal
perlu scum box
60 cm dibawah permukaan
280 kg BOD/Ha.hari
4,64 hari
30 : 25
0,4 m
0,4
1,759 m3/m3bed.hari
122: 22 m
1,5 m
0,75 m
0,375 m3/m3 bed.hari
a.
Dari Tabel 5 diatas nampak bahwa perlu perubahan dimensi IPAL yang cukup signifikan bila
dibandingkan desain eksisting. Model IPAL kolam stabilisasi ini keuntunganya adalah pengoperasianya
mudah, murah dan sederhana serta tahan shock loading. Kerugianya lahan yang dibutuhkan cukup luas.
Dari lahan yang ada nampaknya masih memungkinkan untuk dilakukan perubahan tetapi diperlukan banyak
perubahan (pembongkaran bangunan eksisting)
Alternatif kedua yang diusulkan untuk memperbaiki kinerja IPAL adalah merubah IPAL menjadi sistem
aerated lagoon. Sedapat mungkin bangunan yang ada dipertahankan atau diadakan perombakan seminimal
mungkin. Usulan desaian aerated lagoon (Alternatif 2) dapat dilihat pada Tabel 6.
34
Kriteria desain
73 : 25
4m
0,5m
multipoint sejajar
29,193 kg/jam
467,088 KWH/hari
26,7 hari
(2-3):1
1,5-6 m
0,5-1 m
17,5 :25 m
1m
0,5
multipoint sejajar
0,6 m3/m2.hari
0,44 m/jam
1,6 hari
(2-3):1
<30 m3/m2.hari
<1,5 m/jam
2 jam
75 : 25m
0,6 m
0,4
(5-3) :1
0,45-0,75 m
0,1-1 m
7,039 g BOD/m2.hari
<7,5 g BOD/m2.hari
a)
Pembebanan lindi
0,5-1 m
Dari Tabel 6 nampak bahwa pada Alternatif 2 secara fisik tidak terlalu banyak perubahan pada desain
IPAL eksisting kecuali penambahan kedalaman pada bak aerasi agar waktu tinggal mencukupi, penambahan
aerator dan perubahan kolam filtrasi kerikil menjadi sub surface wetland. Penambahan aerator akan lebih
menjamin berlangsungnya proses nitrikasi pada bak aerasi karena suplai oksigen tidak tergantung cuaca.
Proses denitrikasi berlangsung di bak subsurface wetland atau dengan me-recycle sebagian lindi yang telah
diaerasi ke saluran inlet
Dari kedua alternatif diatas disarankan untuk dipilih Alternatif 2 karena lebih menjamin pasokan oksigen
yang merupakan faktor pembatas meskipun biaya operasi dan pemeliharaanya lebih tinggi
35
Ahmat Wahyudi dkk Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lindi Tempat Pembuangan Akhir
4.2. Saran
Agar lebih baik dalam pengolahan pada TPA Bakung, kamu menyaranka: (1) Perlu dilakukan
penelitian karakteristik lindi, jenis mikroba dengan data time series yang cukup panjang; (2) Perlu dilakukan
perubahan operasi TPA dari sistem open dumping menjadi santary landfill; (3) Alternatif 1 redesain eksisiting
IPAL berupa perubahan dimensi bak fakultatif menjadi 109 x 36 x 1,5 m, bak maturasi 110 x 11 x 1 m, dan
bak filtrasi kerikil 22 x 22 x 1,5 m; (4) Alternatif 2, upgrading IPAL menjadi aerated lagoon berupa
penambahan kedalaman bak fakultatif eksisting menjadi 4 m dan ditambah aerator, perubahan bak maturasi
menjadi bak pengendap serta perubahan bak filtrasi kerikil menjadi sub surface wetland dengan ukuran 75 x
25 x 0,6 m; (5) Perlu adanya operator khusus yang menangani dan merawat IPAL
DAFTAR PUSTAKA
1.
Pearson, H.W. 2002. Impact of Landfill Closure Design on Long Term Natural Attenuation of
Chlorinated Hydrocarbon, Environmental Security Technology Certification Program. Arlington
2.
Tcobanoglous, G. 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management
Issues. New york. McGraw Hill Inc..
3.
McBean, E.A., Rover, F. & Farquhar, G.J. 1995. Solid Waste Landfill Engineering and Design. Prentice
Hall PTR, Englewood Cliff, New Jersey.
4.
Glynn Henry, J. & Heinke, G.W. 1996. Environmental Science and Engineering
5.
Crawford, J.F. & Smith, P.G. 1985. Landfill Technology. British Publishing, UK.
6.
El-Fadel, M., Alayli, B., Bou-Zeid, E. & Chahine, W. 2001. Temporal Variation of Leachate Quality From
Pre-Sorted and Baled Municipal Solid Waste With High Organic and Moisture Content. Waste
Management, 22 (1): 269 282.
7. Renou, S., Poulain, S., Givaudan, J. & Moulin, P. 2008. Treatment process adapted to stabilization
leachates : Lime precepitation-prefiltration-reverse osmosis. J. Membr. Sci., 313: 9-22.
8. Peraturan Gubernur Lampung 07 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah di Provinsi Lampung
9. Mara, D.D., Pearson, H.W., Oragui, J.I., Arridge, H. & Silva, S.A. 1997. Development of a New Approach
to Waste Stabilization Pond Design. TPHE Research Monograph No. 5, Leeds, England: University of
Leeds. Department of Civil Engineering.
10. Pano, A. & Middlebrooks, E.J. 1982. Ammonia nitrogen removal in facultative wastewater stabilization
ponds. J. Water Pollut. Control Fed., 54(4): 344-351.
11. Novotny, V. & Olem, H. 1994. Water Quality, Presention, Identification, and Management of Diffuse
Pollution. Van Nostrand Reinhold. Pp.1054.
12. Marais, G.V.R. 1974. Faecal Bacterial kinetics in waste stabilization pond. J. Environmen. Eng., 115
(1):.119-139.
13. Arthur, J.P. 1983. Notes on the design and operation of waste stabilization ponds in warm climates of
developing countries, Urban Development Technical Paper No. 6, World Bank, Washington DC, Pp.106.
36