2 Skenario 1 Kedkel
2 Skenario 1 Kedkel
NPM : 1102007017
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan
dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.
k. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan
mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
l. BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri
dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.
Struktur Keluarga
a. Ciri-ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga
memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.
Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antar anggota sebagai bentuk
saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2) Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi
mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing oleh anggota
keluarga.
3) Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing anggota keluarga
mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari
nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.
Struktur keluarga
1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-suku di
Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga Patrilineal.
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu
suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak
suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal
Dominasi pengambil keputusan ada pada pihak suami.
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
Fungsi Keluarga
Menurut WHO (1978) adalah:
a. Fungsi Biologis
Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa
melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang.
7. Fungsi Ekonomi
Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras,
seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.
TIU II Memahami dan Menjelaskan Bentuk-bentuk Keluarga
1. Tradisional
The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah.
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah
memisahkan diri.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum
pernikahan)
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pad saat weekend
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon,dll)
Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
2. Non-Tradisional
a. Pejamu (Host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara
lain :
1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga
2. Bentuk anatomis tubuh
3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh
4. Status kesehatan, termasuk status gizi
5. Keadaan kuantitas dan respon monitors
6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial
7. Pekerjaan
b. Penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan
1. Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea
2. Metazoa : misalnyaarthopoda , helminthes
3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis
4. Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona
5. Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
Abiotis, terdiri dari
1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral,
protein dan vitamin)
2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.
4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran
5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi
6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik.
c. Unsur lingkungan (Enviroment)
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat
karakteristik individu sebagai pejamu dan iku memegang peranan dalam proses kejadian
penyakit.
1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi :
Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;
Vektor pembawa infeksi
Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik
sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun sebagai
reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan
Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit
menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam
interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan
yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam
kehidupan / kesehatan manusia.
2. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan
Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat
manusia sendiri.
3. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat
tersebut.Lingkungan sosial ini meliputi :
Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang
berlaku;
Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan
Kebiasaan hidup masyarakat
Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial
lainnya.
TIU VI Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat
Orang Sakit
Sebagai Agama yang ajarannya penuh rahmat bagi penghuni dunia ini (rahmatan li alamin),
Islam telah memberikan tuntunan-tuntunan bagi pemeluknya. Ajaran Islam sarat dengan
tuntunan untuk menghindari penyakit, sebagaimana juga sarat dengan tuntunan untuk merawat
dan memperlakukan orang yang sakit dengan baik. Iyadh al-maridh yang sangat digalakkan oleh
Islam sebenarnya tidak hanya berarti menengok orang sakit, sebagaimana yang dipahami selama
ini, melainkan juga berarti merawat dan mengobati orang sakit.
Orang yang sakit, apapun sebabnya harus tetap mendapatkan tempat khusus dalam mayarakat
Muslim.
Dalam
sebuah
Hadis
Qudsi
Allah
SWT
mengatakan
:
Wahai hamba-ku, aku ini sakit tetapi kamu tidak mau menjenguk dan merawat-ku. Hamba
menjawab, bagaimana aku dapat menjenguk dan merawat-MU sedangkan Engkau adalah
Rabbul Alamin?. Allah menjawab : seorang hamba-ku sakit, apabila kamu menjenguk dan
merawatnya tentu kamu akan menjumpai-ku di sana.
Dalam hadis ini Allah SWT. Telah menempatkan kedudukan orang-orang yang sakit seolah-olah
Allah Taala sendiri yang sakit. Ini artinya manusia dituntut agar selalu memperhatikan orangorang yang sakit dengan memberikan bantuan baik moril maupun materiil, sehingga mereka
tidak terkucil, khususnya secara moral dari masyarakat. Sementara itu, ajaran Islam juga sarat
dengan tuntunan untuk menghindari hal-hal yang membahayakan, apalagi penyakit yang
berpotensi untuk menular. Nabi Muhammad SAW menegaskan :
Artinya :
Tidak boleh membahayakan diri sendiri, dan tidak boleh membahayakan orang lain
Artinya :
Bahaya itu harus dihilangkan
Bahkan sekiranya ada dua faktor tarik-menarik antara bahaya (kerugian) dan kepentingan
(keuntungan), maka yang diprioritaskan adalah menghilangkan bahaya. Kaidah fiqh
menuturkan :
Artinya :
Menghindari kerusakan-kerusakan itu harus didahulukan dari mencari keuntungankeuntungan
Karenanya, tanpa harus mengurangi perlakuan baik kepada orang yang sakit, Islam mengajarkan
agar kita mewaspadai, dan menghindari kemungkinan penularan penyakit dari orang yang sakit
tersebut.