Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ajeng Sekar Dewanty

NPM : 1102007017

Skenario 1 Blok Kedokteran Keluarga


STEP 2 Belajar Mandiri
TIU I Memahami dan Menjelaskan Fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan pengertian keluarga menurut para ahli sangat banyak, diantaranya:
a. Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan
nenek.
b. Logans (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling
berinteraksi satu sama lain.
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki
tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit
individu.
d. Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
e. Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
f. Johnsons (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama
atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,
yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
orang yang lainnya.
g. Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda
dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal
dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu
dengan yang lainnya.
h. Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat
(keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).
i. Bentler et. Al (1989)
Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti
pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi
kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang.
j. National Center for Statistic (1990)

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan
dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.
k. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan
mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
l. BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri
dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.
Struktur Keluarga
a. Ciri-ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga
memiliki peran dan fungsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai.
Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antar anggota sebagai bentuk
saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2) Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi
mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing oleh anggota
keluarga.
3) Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing anggota keluarga
mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari
nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.
Struktur keluarga
1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-suku di
Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga Patrilineal.
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu
suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak
suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal
Dominasi pengambil keputusan ada pada pihak suami.
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
Fungsi Keluarga
Menurut WHO (1978) adalah:
a. Fungsi Biologis

(1) Untuk meneruskan keturunan


(2) Memelihara dan membesarkan anak
(3) Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
(4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
(1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
(2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
(3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
(4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
(1) Membina sosialisasi pada anak
(2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak
(3) Meneruskan nilai-nilai keluarga
d. Fungsi Ekonomi
(1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
(2) Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
(3) Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang.
e. Fungsi Pendidikan
(1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
(2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perannya sebagai orang dewasa.
(3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Selain itu menurut peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1994, ada 8 fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi Keagamaan
Dalam keluarga dan anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan
keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis
yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan, sehingga
dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu untuk dapat mengajarkan dan meneruskan tradisi,
kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya.
3. Fungsi Cinta kasih
Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan
anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi,
sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir
dan batin. Cinta menjadi pengarah dari perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang bijaksana.
4. Fungsi Melindungi
Fungsi ini dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota
keluarga.
5. Fungsi Reproduksi
Fungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat
menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan takwa.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa
melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang.
7. Fungsi Ekonomi
Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras,
seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.
TIU II Memahami dan Menjelaskan Bentuk-bentuk Keluarga
1. Tradisional
The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah.
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah
memisahkan diri.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum
pernikahan)
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pad saat weekend
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon,dll)
Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
2. Non-Tradisional

The unmarried teenage mother


Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yan ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana marital
pathners
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan
tertentu
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan
membesarkan anak.
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
TIU III Memahami dan Menjelaskan tentang Genogram
Genogram atau Potret keluarga merupakan gambaran menyeluruh dari keluarga asal dan
keluarga sekarang (bagi yang sudah menikah), baik dari pihak ibu dan ayah atau dari pihak
suami maupun istri.
Genogram berfungsi untuk menyatakan karakter dari pribadi-pribadi yang terkait atau berarti
bagi diri kita sendiri.
Cara kerja pembuatan genogram antara lain sbb:
(a) mulai dengan genogram keluarga sendiri;

(b) bentuk genogram keluarga istri dan/atau suami serta;


(c) lanjutkan dengan genogram pihak ayah dan ibu serta keluarga pihak mertua.
Ungkapkan informasi tentang orang-orang tertntu di dalamnya wataknya, sifat atau kebiasaan,
kebaikan dan keburukan bahkan kondisi kesehatannya atau usia kematiannya.
Contoh genogram :

TIU IV Memahami dan Menjelaskan Dinamika Kehidupan Keluarga


Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan aturan.
Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena dengan begitulah,
keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.
Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal. Mulai
masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi,
organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang yang sukses dalam berkeluarga, insya
Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat. Bahkan, negara dan dunia.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga:
1. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa dikenal
dengan harga diri atau self-esteem.
2. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yang
dikenal dengan komunikasi.
3. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya
merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem nilai keluarga.
4. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar
keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
TIU V Memahami dan Menjelaskan Dampak Keluarga terhadap Timbulnya Penyakit
Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen
penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet).

a. Pejamu (Host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara
lain :
1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga
2. Bentuk anatomis tubuh
3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh
4. Status kesehatan, termasuk status gizi
5. Keadaan kuantitas dan respon monitors
6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial
7. Pekerjaan
b. Penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan
1. Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea
2. Metazoa : misalnyaarthopoda , helminthes
3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis
4. Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona
5. Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
Abiotis, terdiri dari
1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral,
protein dan vitamin)
2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan.
4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran
5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi
6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik.
c. Unsur lingkungan (Enviroment)
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat
karakteristik individu sebagai pejamu dan iku memegang peranan dalam proses kejadian
penyakit.
1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi :
Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;
Vektor pembawa infeksi
Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik
sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun sebagai
reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan
Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit
menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam
interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan
yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam
kehidupan / kesehatan manusia.
2. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung,
maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan

Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan
Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat
manusia sendiri.
3. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta
instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat
tersebut.Lingkungan sosial ini meliputi :
Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang
berlaku;
Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan
Kebiasaan hidup masyarakat
Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial
lainnya.

TIU VI Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat
Orang Sakit
Sebagai Agama yang ajarannya penuh rahmat bagi penghuni dunia ini (rahmatan li alamin),
Islam telah memberikan tuntunan-tuntunan bagi pemeluknya. Ajaran Islam sarat dengan
tuntunan untuk menghindari penyakit, sebagaimana juga sarat dengan tuntunan untuk merawat
dan memperlakukan orang yang sakit dengan baik. Iyadh al-maridh yang sangat digalakkan oleh
Islam sebenarnya tidak hanya berarti menengok orang sakit, sebagaimana yang dipahami selama
ini, melainkan juga berarti merawat dan mengobati orang sakit.
Orang yang sakit, apapun sebabnya harus tetap mendapatkan tempat khusus dalam mayarakat
Muslim.
Dalam
sebuah
Hadis
Qudsi
Allah
SWT
mengatakan
:
Wahai hamba-ku, aku ini sakit tetapi kamu tidak mau menjenguk dan merawat-ku. Hamba
menjawab, bagaimana aku dapat menjenguk dan merawat-MU sedangkan Engkau adalah
Rabbul Alamin?. Allah menjawab : seorang hamba-ku sakit, apabila kamu menjenguk dan
merawatnya tentu kamu akan menjumpai-ku di sana.
Dalam hadis ini Allah SWT. Telah menempatkan kedudukan orang-orang yang sakit seolah-olah
Allah Taala sendiri yang sakit. Ini artinya manusia dituntut agar selalu memperhatikan orangorang yang sakit dengan memberikan bantuan baik moril maupun materiil, sehingga mereka
tidak terkucil, khususnya secara moral dari masyarakat. Sementara itu, ajaran Islam juga sarat
dengan tuntunan untuk menghindari hal-hal yang membahayakan, apalagi penyakit yang
berpotensi untuk menular. Nabi Muhammad SAW menegaskan :
Artinya :
Tidak boleh membahayakan diri sendiri, dan tidak boleh membahayakan orang lain
Artinya :
Bahaya itu harus dihilangkan

Bahkan sekiranya ada dua faktor tarik-menarik antara bahaya (kerugian) dan kepentingan
(keuntungan), maka yang diprioritaskan adalah menghilangkan bahaya. Kaidah fiqh
menuturkan :
Artinya :
Menghindari kerusakan-kerusakan itu harus didahulukan dari mencari keuntungankeuntungan
Karenanya, tanpa harus mengurangi perlakuan baik kepada orang yang sakit, Islam mengajarkan
agar kita mewaspadai, dan menghindari kemungkinan penularan penyakit dari orang yang sakit
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai