Anda di halaman 1dari 10

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil
Tabel 1. Pengukuran konsumsi oksigen pada ikan Nila
(Oreochromis niloticus)
Waktu
Berat Volume Volume
DO
DO
KO2
pengamat
ikan
ikan
tabung awal
akhir
an
136,93
145
0.140
3540
4,8
3.4
15 menit
mg/g/jam
gr
mg/L
mg/L
DO awal

=pxqx

= 2,4 x 0.025 x 10 x 8
= 4,8
DO akhir

=pxqx
= 1.4 x 0.025 x 10 x 8
= 3.4

KO2

= 4,8 - 3,4 x 3540 0,140


145
0,25
= 9,6 x 14,16
= 135,93 mg/g/jam

B. Pembahasan
Oksigen merupakan suatu zat yang sangat essensial bagi
pernafasan

dan

merupan

komponen

yang

utama

bagi

metabolisme ikan dan organisme perairan lainnya. Bila laju


metaboslisme cepat, maka organisme menunjukan konsumsi
oksigen yang lebih banyak (Darsudi, 2008). Menurut Zonneveld
et al (1971), kebutuhan oksigen bagi ikan mempunyai dua aspek
yaitu kebutuhan lingkungan bagi jenis tertentu dan kebutuhan
konsumtif yang tergantung pada keadaan metabolisme ikan.

Menurut Ville et al (1984), kadar oksigen yang terlarut dalam air


tergantung pada temperatur, tekanan parsial gas O 2 dan zat
terlarut dalam perairan.
Konsumsi oksigen pada setiap jenis ikan berbeda-beda.
Menurut Djuhanda (1981), konsumsi oksigen dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti temperatur, ukuran tubuh, aktivitas yang
dilakukannya. Hurkat dan Marthur (1976) menambahkan bahwa
konsumsi oksigen pada tiap organisme berbeda-beda tergantung
pada aktivitas, jenis kelamin, ukuran tubuh, temperatur dan
hormon.

Gordon

(1972),

menyebutkan

faktor

lain

yang

menyebabkan perbedaan konsumsi oksigen terlarut adalah


nutrisi dan usia. Semakin besar bobot ikan maka semakin banyak
pula konsumsi oksigennya, begitu juga sebaliknya. Semakin
banyak konsumsi oksigen semakin besar laju metabolismenya.
Hubungan bobot ikan dengan konsumsi oksigen berbanding
lurus. Hubungan konsumsi oksigen dengan laju metabolisme juga
berbanding lurus (Prosser,1991).
Menurut

Salmin

(2005),

konsumsi

oksigen

dapat

mempengaruhi kualitas perairan. Karena banyaknya kandungan


oksigen yang terlarut dalam perairan, berarti banyak tumbuhan
air yang hidup di perairan tersebut dan pasti banyak terdapat
biota laut yang hidup di dalamnya (Salmin, 2005).
Berdasarkan hasil praktikum mengenai konsumsi oksigen
pada ikan Nila maka diperoleh berat awal sebesar 145 gr, volume

ikan sebesar 140 ml = 0.140 L dan volume tabung sebesar 3540


L maka diperoleh Do awal sebesar 4,8 mg/L atau ppm, Do akhir
3.4 mg/L atau ppm dengan waktu pengamatan 15 menit (0.25
jam) diperoleh konsumsi KO2 sebesar 272 mg/g/jam. Hal ini
menunjukkan bahwa berat dan ukuran ikan mempengaruhi
konsumsi oksigen dan sesuai dengan Gordon (1997), bahwa
konsumsi oksigen meningkat dengan meningkatnya ukuran
tubuh dan menurut Prosser (1965) berat tubuh ikan berpengaruh
terhadap konsumsi oksigen, semakin ringan bobot tubuh ikan
dan volume ikan maka nilai konsumsi oksigennya semakin besar.
Hasil konsumsi oksigen di atas terlihat jelas bahwa hasil tersebut
jauh lebih besar dari standar konsumsi oksigen yaitu 0.349
mg/g/jam. Hal tersebut dikarenakan oleh bobot tubuh ikan yang
berat seperti yang diutarakan oleh Zoneveld (1992) yang
menyatakan bahwa semakin besar bobot

dan volume ikan

semakin kecil konsumsi oksigennya, serta menurut Gordon


(1997),

bahwa

konsumsi

oksigen

meningkat

dengan

meningkatnya ukuran tubuh. Metode yang digunakan dalam


praktikum kali ini adalah metode Winkler yang digunakan untuk
menentukan kadar oksigen yang terlarut dalam air, yaitu
penjernihan dengan pemberian Na2S2O3 dan amilum sebagai
indikatornya. Konsentrasi oksigen dalam air dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu suhu, tekanan parsial oksigen dan ada
tidaknya zat terlarut dalam air (Afrianto, 1992). Semakin tinggi

temperatur maka semakin rendah kadar oksigen karena terjadi


penguapan dan temperatur yang tinggi akan meningkatkan laju
metabolisme

ikan.

Oksigen

ini

akan

digunakan

untuk

menghasilkan energi yang akan digunakan dalam proses hidup


(Kumar dan Tembhre, 1997).

Frekuensi denyut jantung ikan

dapat mengetahui kebiasaan makan ikan berdasarkan waktu..


Metabolisme

ikan

termasuk

metabolisme

aerobik,

sehingga membutuhkan oksigen. Ikan masih mampu bertahan


hidup di perairan dengan konsentrasi oksigen minimun 4-5 ppm
dan akan mati atau mengalami stress bila konsentrasi oksigen
mencapai nol. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nafsu
makan dan pertumbuhan terhambat (Afrianto dan Evi, 1992). KO 2
pada

ikan

mempengaruhi

laju

metabolisme

ikan,

laju

metabolisme berbanding lurus dengan KO2 dan berbanding


terbalik dengan konsentrasi oksigen terlarut.
KO2

dipengaruhi

oleh

ukuran tubuh,

aktivitas, jenis

kelamin, temperatur lingkungan dan beberapa faktor lainnya


seperti

hormon,

salinitas,

keadaan

nutrisi,

dan

kecepatan

metabolisme.Suhu yang termasuk dalam faktor lingkungan


paling

berpengaruh

terhadap laju

metabolisme,

sebaliknya

konsentrasi oksigen terlarut merupakan faktor bawah dari laju


metabolisme (Seppanen, et al, 2009).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi oksigen
pada ikan menurut (Zonneveld dkk, 1991), antara lain:

1. Aktivitas
Ikan dengan aktivitas tinggi, misalnya ikan yang aktif
berenang akan mengkonsumsi oksigen jauh lebih banyak dari
pada ikan yang tidak aktif.
2. Ukuran
Ikan yang mempunyai ukuran lebih kecil, kecepatan
metabolismenya lebih tinggi dari pada ikan yang berukuran
lebih besar, sehingga oksigen yang dikonsumsi lebih banyak.
3. Umur
Ikan yang umurnya masih muda akan mengkonsumsi
oksigen lebih banyak dari pada ikan yang lebih tua
4. Temperatur
Ikan yang berada pada suhu tinggi, laju metabolismenya
juga tinggi sehingga konsumsi oksigennya banyak.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Konsumsi oksigen ikan Nila dengan bobot 145 gr dan
volume ikan 140 mL sebesar 136,93 mg/g/jam.

2. Semakin rendah bobot dan volume ikan maka semakin


tinggi pula konsumsi oksigennya dan laju metabolismenya
sedangkan semakin besar ukuran tubuh maka konsumsi
oksigen dan laju metabolisme semakin rendah .
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen pada
ikan yaitu aktivitas ikan,ukuran,dan umur.
B. Saran
Praktikan yang baru melakukan proses titrasi diharapkan
dalam pengawasan asisten dan memperhatikan benar berapa ml
cairan titrasi yang digunakan, dalam pencampuran larutan H2SO4
pekat, praktian harus berhati-hati. Apabila terkena kulit akan
melepuh.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. 1992.Pengendalian Hama Penyakit Ikan. Kanisus,
Yogyakarta.
Darsudi, Niputu Ayu Kenak, dan Ari Arsini. 2008. Hasil Pengujian
Oksigen

Larva

Ikan

Kue

atau

Golden

Travelly

(Gnathanoddon speciosus). Bul. Tek. Lit. Akuakultur Vol.7


No.2 Tahun 2008
Djuhanda, T.1981. Dunia Ikan. CV Amico, Bandung.
To Sodium Cyanide. Biothecnology in animal husbandry 26 (1- 2),
p 91-103, 2010
Gordon, Malcolm. S. 1972. Animal Physiology. Mac Millan
Publishing Co. Inc, New York.
Hurkat, et.al. 1976. A text Book of Animal Physiology. Schand
and Coltd,
New Delhi
Kumar, S. dan M. Tembhre. 1997. Anatomy and Physiology of
Fishes. Vikas Publishing House PVT Ltd., New Delhi.
Prosser,

C.C.

1965.

Comparative

Animal

Physiologi.

W.B.

Sounders Company, London.


Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksign
Biologi

(BOD)

Sebagai

Salah

Satu

Indikator

Untuk

Menentukan Kualitas Peairan. Jurnal Oseana, volume XXX,


Nomor 3, 2005 : 21-26.

Schmidt and K. Nielsen. 1990. Animal Physiology Adaptation and


Environment. Lambridge University Press, London.
Seppanen, E., Piironen, J. and Huuskonen H. 2009.Standar
Metabolic Rate, Growth Rate and Smolting of The Juvenils
in Three Atlantics Salmon Stock. Boreal Environtment
Research.Vol. 14, No. 00-00.
Ville, C. A, Walker, W. F dan Barnes, R. D. 1984. Zoologi Umum.
Erlangga, Jakarta.
Wetzel,R.E.dan Likens, E.E. 2000.Limnologycal Analysis 3thed.
Spanger Verleg: New York.
Yuwono, E. 2001.Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi Unsoed,
Purwokerto

KONSUMSI OKSIGEN

Oleh :
Nama

: Restu Muhammad Acelian

NIM

: H1K010038

Kelompok

:5

Asisten

: Arya

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUATIK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

PURWOKERTO
2012

Anda mungkin juga menyukai