b. Obligasi dengan kupon nol yaitu obligasi yang tidak membayarkan bunga tahunan
tetapi dijual dengan diskon dibawah harga yang ditetapkan, sehingga memberikan
keringanan kepada para investornya.
c. Obligasi dengan diskon penerbitan awal yaitu semua obligasi yang pada awalnya
ditawarkan dengan harga di bawah nilai parinya.
4. Batas Waktu (Maturity)
Batas waktu dari obligasi menunjukkan lamanya waktu sampai penerbit obligasi
mengembalikan nilai obligasi ke pemegang obligasi dan berakhirnya atau ditebusnya obligasi
tersebut.
5. Indenture
Indenture merupakan kesepakatan hukum antara perusahaan penerbit obligasi dan
perwalian obligasi yang mewakili pemegang obligasi. Surat perjanjian menyediakan term
spesifik mengenai persetujuan pinjaman, yang mencakup uraian dari obligasi, hak pemegang
obligasi, hak perusahaan penerbit obligasi, dan tanggung jawab perwalian.
6. Tingkat Penghasilan Lancar
Tingkat penghasilan lancar obligasi mengacu pada keuntungan yang diperoleh oleh
pihak yang membeli obligasi dari bunga yang telah ditetapkan terhadap harga obligasi di
pasaran.
7. Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi mencakup penilaian tentang potensi risiko masa depan dari suatu
obligasi.
2.3. Jenis-jenis Obligasi
Menurut Tandelilin (2010:247), ada beberapa jenis obligasi perusahaan dengan masingmasing karakteristik yang berbeda:
1. Obligasi Dengan Jaminan (mortgage bonds)
Obligasi dengan jaminan adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan
menggunakan jaminan suatu aset real, sehingga jika perusahaan gagal memenuhi
kewajibannya maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut.
2. Obligasi Tanpa Jaminan (debentures atau unsecured bond)
Obligasi tanpa jaminan dalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu
jaminan aset real tertentu. Sama halnya dengan mortgage bond, perusahaan juga bisa
menerbitkan obligasi tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, atau
disebut sebagai subordinated (junior) debentures.
3. Obligasi Konversi
Obligasi konversi merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menukar obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah
ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh
keuntungan dari selisih penjualan dan pembelian saham.
4. Obligasi yang disertai Warrant.
Obligasi yang disertai dengan adanya warrant berarti pemegang obligasi mempunyai
hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan. Sama halnya dengan
obligasi konversi, pemegang obligasi dengan waran akan mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan jika harga saham mengalami kenaikan.
5. Obligasi Tanpa Kupon (zero coupon bond)
Obligasi tanpa kupon adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga.
Obligasi tanpa kupon umumnya ditawarkan pada harga di bawah nilai parinya (ada discount),
sehingga investor memperoleh keuntungan dari nilai perbedaan harga pasar dan nilai par
obligasi pada saat obligasi tersebut dibeli.
6. Obligasi Dengan Tingkat Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)
Obligasi dengan tingkat bunga mengambang adalah obligasi yang memberikan tingkat
bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku.
Umumnya obligasi ditawarkan dengan menggunakan kupon sebesar persentase tertentu dari
suku bunga deposito atau bisa juga kombinasi dengan suku bunga tetap.
7. Putable Bond
Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum waktu jatuh tempo. Putable
bond akan melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi. jika tingkat bunga pasar
mengalami kenaikan dan harga obligasi akan mengalami penurunan maka pemegang obligasi
mempunyai hak untuk meminta pelunasan perusahaan, sehingga pemegang obligasi tersebut
dapat menginvestasikan kembali dananya pada tingkat bunga yang sesuai dengan tingkat
bunga pasar yang berlaku.
8. Junk Bond
Junk bond adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang tinggi,
tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula. Junk bond diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan yang berisiko tinggi atau oleh perusahaan yang ingin membiayai suatu
rencana merger atau akuisisi.
9. Sovereign Bonds
Sovereign bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata
uangnya sendiri, tetapi dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.
2.4. Imbal Hasil Obligasi (Yield Obligasi)
Imbal hasil obligasi merupakan pendapatan obligasi yang dapat diperoleh dari hasil
obligasi dan bunga obligasi. Analis dan investor menggunakan beberapa ukuran yield untuk
menentukan imbalan atas investasi obligasi. Menurut Tandelilin (2010:257) beberapa ukuran
yield obligasi yang dapat digunakan oleh investor, yaitu:
1. Nominal Yield dan Current Yield
Nominal yield atau lebih dikenal dengan sebutan tingkat kupon adalah penghasilan
bunga kupon tahunan yang dibayarkan pada pemegang obligasi. tingkat bunga kupon
dinyatakan sebagai persentase nilai nominal.
Tingkat Kupon = Penghasilan bunga tahunan
Nilai nominal
Current Yield ditunjukkan oleh rasio tingkat bunga obligasi terhadap harga pasar
obligasi..
Current Yield = Penghasilan bunga tahunan
Harga pasar obligasi
Contoh:
Jika seorang investor membeli sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp1 juta
dan mempunyai tingkat kupon 10 persen.
Penghasilan bunga atau kupon per tahun pada investasi ini adalah 0,10 x Rp1 juta
= Rp100.000.
Sebuah obligasi mempunyai nilai nominal Rp1 juta dengan tingkat kupon 12 persen dibayar
dua kali setahun. Seorang investor membelinya pada harga 95,00 (artinya 95 persen dari nilai
nominal).
Current yield adalah (0.12 x Rp1 juta) / (0,95 x Rp1 juta) = 12,63 persen
2. Yield To Maturity (YTM)
Yield To Maturity bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang akan diterima investor
jika pembeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh
tempo. yield to maturity merupakan ukuran yield yang banyak digunakan karena yield tersebut
mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded rate of return) yang
diharapkan investor, jika dua asumsi yang diisyaratkan itu bisa terpenuhi.
Ci
saat ini, waktu jatuh tempo, kupon dan nilai par obligasi yang diketahui dengan cara
mencoba-coba memasukkan nilai yang paling mendekati dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut (Tandelilin, 2010:260):
Dimana:
YTM* = Nilai yield to maturity (YTM) yang mendekati
P = Harga obligasi pada saat ini
n = Jumlah tahunan sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = Pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
Pp = Nilai par dari obligasi
Contoh:
Sebuah obligasi yang tidak callable akan jatuh tempo 10 tahun lagi, nilai parnya Rp 1000 dan
tingkat kuponnya adalah 18%. Diasumsikan obligasi tersebut saat ini dijual dengan harga di
bawah par yaitu Rp 917,69. Dengan menggunakan nilai YTM adalah:
Dimana:
P = Harga pasar obligasi saat ini
YTC = Yield to call
Ci = Pendapatan kupon per tahun
c = Periode sampai dengan saat obligasi dilunasi (first call date)
Pp = Call price obligasi
Yield to call (YTC) dihitung sama dengan menghitung Yield To Maturity (YTM) hanya saja
variabel nilai pari diganti dengan call price sehingga terbentuk persamaan sebagai berikut
(Tandelilin, 2010:266):
Dimana:
YTC* = Nilai yield to call (YTC) yang mendekati
P = Harga obligasi pada saat ini (t=0)
n = Jumlah tahun sampai dengan yield to call yang terdekat
Ci = Pendapatan kupon per tahun
Pc = Call price obligasi
Contoh:
Sebuah obligasi yang callable jatuh tempo 20 tahun lagi dengan kupon sebesar 18%. Nilai par
obligasi tersebut adalah Rp 1000 dan saat ini dijual pada
harga Rp 1419,5. Kemungkinan obligasi tersebut akan dilunasi oleh emiten 5 tahun lagi
dengan call price sebesar Rp 1180.
Dimana:
P = Harga pasar obligasi pada saat ini
RY = Yield yang terealisasi (horizon)
Ci = Pendapatan kupon per tahun
h = Periode investasi obligasi (dalam tahun)
Pf = Harga jual obligasi di masa yang akan datang
Menghitung realized (horizon) Yield yang mendekati juga digunakan perhitungan
sama seperti untuk menghitung perkiraan yield to call dan yield to maturity yaitu dengan
persamaan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:268):
Dimana:
RY* = Nilai yield yang terealisasi (horizon) yang mendekati
Kegunaan
Pp
Ci/2
t
(1 r/2)2n
t1 (1 r/2)
2n
Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih kecil dari tingkat kupon yang dibayarkan
obligasi, maka obligasi dijual pada harga premi (lebih tinggi dari nilai par-nya). Jika terjadi
sebaliknya, yaitu tingkat bunga yang disyaratkan lebih besar dari tingkat kupon obligasi,
maka obligasi akan ditawarkan pada harga diskon (lebih rendah dari nilai par).
Sebagai contoh, obligasi XYZ akan jatuh tempo pada 20 tahun mendatang. Obligasi
tersebut mempunyai nilai par sebesar Rp. 1.000 dan memberikan kupon sebesar 16% per
tahun (pembayarannya dilakukan 2 kali dalam setahun). Jika diasumsikan bahwa tingkat
bunga pasar juga sebesar 16%, maka harga obligasi tersebut adalah:
40 160/2
1000
P
t
t1(1 0.16/2) (1 0.16 /2)40
= Rp 954 + Rp 46 = Rp 1.000
1.6 Tingkat Bunga dan Harga Obligasi
Hubungan antara harga obligasi dan yield-nya akan terlihat seperti pada tabel dan
gambar berikut ini:
Tabel hubungan harga dan yield obligasi, untuk obligasi dengan umur 20 tahun dan
kupon sebesar 16%
Gambar hubungan harga dan bunga untuk obligasi dengan umur 20 tahun dan kupon
sebesar 16%
Dari gambar di atas, selain menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara yield
dengan harga obligasi, gambar tersebut juga mencerminkan adanya empat hal penting lainnya,
yaitu:
1. Jika yield di bawah tingkat kupon, harga
dibanding
2.
jual
obligasi
akan
lebih
tinggi
4. Hubungan antara harga-yield tidak berbentuk garis lurus tetapi membentuk sebuah
kurva cekung. Jika yield turun maka harga akan meningkat dengan
kenaikan
Teori harapan
Dalam teori ini tingkat bunga obligasi jangka panjang selama periode akan sama dengan nilai
rata-rata bunga jangka pendek dari obligasi tersebut periode yang sama. Misalnya jika seorang
investor memegang obligasi selama 5 tahun, maka tingkat bunga jangka panjang yang
diharapkan akan sama dengan nilai rata-rata bunga tahunan obligasi tersebut selama 5 tahun.
Dengan demikian struktur tingkat bunga akan melibatkan penentuan tingkat bunga yang akan
diterima kemudian dan tingkat bunga sekarang.
2.
Teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga akan mencerminkanjumlah tingkat bunga sekarang
dan tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan (sama dengan teori harapan) ditambah
dengan premi likuiditas (resiko). Semakin lama waktu jatuh tempo suatu obligasi, semakin
besar tingkat ketidakpastian yang harus dihadapi investor obligasi. Dengan demikian investor
akan lebih menyukai investasi jangka pendek. Sebaliknya perusahaan yang memerlukan dana,
lebih menyukai dana pinjaman jangka panjang.
Perebedaan antara teori perferensi likuiditas dengan teori harapan adalah ketidakpastian
tingkat bunga yang diharapkan dimasa yang akan datang, forward rate dan estimasi tingkat
bunga adalah dua hal yang berbeda karena adanya perbedaan jumlah premi likuiditas yang
diberikan.
3.
pada asumsi bahwa pasar obligasi berbentuk efisiensi semi kuat jadi harga obligasi
sekarang, dipandang merefleksikan semua informasi yang tersedia untuk publik secara kuat.
Jadi obligasi dirasakan memiliki nilai yang layak di pasar, memberikan return (hasil) yang
setaraf dengan risiko yang terlibat. Sebagai tambahan kepercayaan bahwa obligasi individu
tidak salah dihargai (mispriced), investor pasif juga percaya bahwa usaha untuk meramalkan
tingkat bunga , secara umum tidak berguna.
Menurut Eduardus tendelin (2010;176-177) Strategi pasif didasari pemikiran bahwa
pasar dalam kondisi yang efisien, sehingga harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan
secara tepat sesuai dengan nilai instrinsiknya. Investor yang menganut strategi pasif, tidak
secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa
menghasilkan return abnormal. Oleh karena strategi pasif didasari oleh asumsi bahwa harga
obligasi sudah ditentukan secara fair maka strategi pasif menggunkan informasi-informasi
yang ada sekarang, bukan informasi-informasi yang bersifat estimasi.
Strategi yang termasuk pendekatan pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi adalah
strategi beli dan simpan dan strategi mengikuti indeks (indexing) pasar.
1. Beli dan simpan. Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan, berarti ia berniat
untuk tidak aktif melakukan perdagangan. Investor tersebut secara hati-hati memilih
obligasi yang akan dibentuk dalam portofolionya dan investor tidak berusaha
memperdagangkan obligasi tersebut untuk mendapatkan return yang lebih tinggi,
sehingga factor penting dalam strategi beli dan simpan adalah pemilihan obligasi yang
sesuai dengan kebutuhan investor.
2. Mengikuti indeks pasar. Investor tidak akan mampu memperoleh keuntungan
abnormal karena harga obligasi sudah mencerminkan semua informasi yang ada.
Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada satupun investor mampu mendapatkan return
yang lebih besar dari return pasar, sehingga investor akan membentuk porofolio yang
sesuai dengan kinerja pasar.
2. Strategi Imunisasi
Menurut Eduardus tendelin (2010;177-178) Strategi imunisasi adalah strategi yang
berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara saling
meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko harga dan risiko
reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang berasal dari hubungan yang terbalik antara
harga obligasi dengan tingkat bunga. Artinya semakin rendah tingkat bunga maka harga
obligasi akan semakin tinggi. Sedangkan risiko riinvestasi merupakan risiko yang berasal dari
ketidakpastian mengenai tingkat investasi terhadap kupon yang akan diterima dimasa yang
akan datang.
Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan
horizon investasi. Horizon investasi adalah lamanya waktu yang diinginkan investor untuk
tetap mempertahankan investasi obligasinya.
Ada beberapa variasi strategi imunisasi antara lain strategi durasi dan strategi
manuritas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu manuritasnya. Strategi
manuritas akan berusaha menyamakan waktu manuritas dengan horizon investasi. Sedangkan
strategi durasi tidak memperhatikan waktu manuritas tetapi hanya akan berusaha
menyamakan durasi dengan horizon investasi. Kedua strategi tersebut sering disebut dengan
strategi penyesuaian horizon.
Menurut william F.Sharpe (1997 ; 12) Imunisasi dilakukan dengan menghitung durasi
arus keluar yang dijanjikan dan kemudian menginvestasikan portofolio
obligasi yang
memiliki durasi yang sama. Dalam melakukan hal tersebut, teknik ini memanfaatkan
pengamatan bahwa durasi portofolio obligasi sama dengan rata-rata tertimbang durasi
obligasi individu di portofolio.
Masalah dengan imunisasi yaitu :
1. Risiko default dan call yaitu imunisasi didasarkan pada asumsi bahwa obligasi tidak
akan default dan di call sebelum jatuh tempo jadi obligasi diasumsikan bebas risiko
call dan default. Konsekuensinya, jika obligasi portofolio menjadi default stau di call,
portofolio tidak akan kebal.
2. Pergeseran tidak paralel berganda di kurva yield yang tidak horizontal yaitu imunisasi
(dan durasi) juga didasarkan pada asumsi bahwa kurva yield horzontal dan tiap
pergeserannya adalah paralel dan akan terjadi sebelum pembayaran diterima dari
obligasi yang di beli.
3. Penyeimbangan ulang yaitu merujuk pada penjualan sebagian sekuritas yang dimiliki
dan menggantinya dengan sekuritas lain sehingga durasi portofolio sesuai dengan
durasi arus kas keluar yang dijanjikan.
3.
Strategi aktif
Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode aktif manajemen portofolio obligasi
didasarkan pada asumsi bahwa pasar obligasi sangat tidak efisien , oleh karena itu memberi
investor peluang untuk memperoleh return di atas rata-rata. Jadi manajemen aktif didasarkan
pada kemampuan manajer portofolio untuk mengidentifikasi obligasi yang salah dihargai atau
menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual di pasar obligasi dengan
meramalkan tingkat bunga secara akurat.
Menurut Eduardus tendelin (2010;178-179) Perbedaan antara strategi pasif dan aktif
dapat dilihat dari data yang diperlukan. Jika pada strategi pasif, data yang diperlukan sudah
diketahui pada saat melakukan analisis (tingkat bunga, maturitas, kualitas, dan YTM) tetapi
pada strategi aktif data diperlukan belum diketahui dengan pasti karena sifatnya masih
estimasi.
1. Mengestimasi perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi
harga obligasi denga arah terbalik , artinya jika tingkat bunga mengalami kenaikan
maka harga obligasi akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi
penurunan tingkat bunga maka harga obligasi akan naik.
2. Mengidentifikasi adanya kesalahan harga pada suatu obligasi. Manajer portofolio
obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi dengan
melaksanakan apa yang disebut dengan bond swaps, yaitu suatu strategi pengelolaan
aktif yang berusaha untuk meningkat tingkat return portofolio obligasi dengan cara
mengidentifikasi adanya kesalahan penetapan harga pada suatu obligasi di pasar.
Oleh karena perkembangan pasar modal yang sedemikian pesat maka banyak teknikteknik pengelolaan portfolio obligasi aktif baru juga bermunculan seperti misalnya interest
rate swaps, yaitu sebuah kontrak antara dua pihak untuk saling menukarkan aliran kas
berdasarkan sekuritas yang bebeda.