Anda di halaman 1dari 10

OTOT RETRAKTOR PALPEBRA

Otot retraktor palpebra berfungsi sebagai membuka palpebra.


Dibagian superior otot rangkanya, bagian otot rangkanya adalah levator palpebra superior.
Otot ini dari apeks orbita berjalan ke depan untuk bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan
bagian yang lebih dalam mengandung serat-serat otot polos muskulus tarsalis superior.
Aponeurosis tersebut mengangkat lemella anterior palpebra, berinsersio pada permukaan
posterior orbikularis okuli lalu kedalam kulit diatasnya membentuk lipatan palpebra superior.
Muskulur tarsalis superior berinsersio ke dalam batas atas lempeng tarsus dan fornix superior
konjuingtiva dengan demikian mengangkat lamella posterior.
Palpebra infeior, retraktor utamanya adalah muskulus rektus inferior, tempat jaringan fibrosa
memanjang untuk membungkus muskulus oblikus inferior dan berinsersio pada batas bawah
lempeng tarsus inferior dan orbikularis okuli. Serat-serat otot polos muskulus tarsalis inferior
berhubungan dengan aponeurosis tersebut. Komponen otot polos palpebra dipersarafi oleh
saraf simpatis, sedangkan levator dan muskulur rektus inferior oleh saraf kranial ketiga
(okulomotorius).

TORSOTOMI
Tarsonomi adalah Operasi pemotongan atau melepaskan kartilago tarsal.
Pada enteropion sikatrikal dilakukan tarsonomi dari wheeler dengan modifikasi dari DR. Sie
Boen Lian. Caranya :
1. Palpebra di desinfeksi dengan asam pikrin 2%
2. Anestesi lokal dengan novokain 2% mula-mula subkutan, kemudian intamuskuler.
Selanjutnya palpebra dipijit-pijit (supaya anestesinya merata)
3. Kalau sudah tidak sakit lagi, pasanglah jahitan pada margo palpebra dekat kantus
internus dan dekat kantus eksternus, jahitan ini disebut kendali (teugel). Yang dekat
kantus internus harus dijahit diluar punctum lakrimal.
4. Pasang klem palpebra, yang berkuping, dengan sisi cincing disebelah konjuingtiva dan
dikuatkan dengan sekrup
5. Palpebra dibalik. Kendali melalui kuping klem diikatkan pada skrup, supaya kencang
dan palpebra tidak membalik.
6. Insisi dari konjungtiva palpebra dan tarsus dengan pisau sirurgis 3 mm dari margo
palpebra
7. Tarsus distal dilepaskan dari dasar kulitnya
8. Memasang jahitan U dari konjungtiva palpebra, masuk ke tarsus proksimal, kedepan
tarsus distal dan tembus diantara silia margo palpebra. Jahitan U ini dilakukan pada 3
tempat, dengan mempergunakan benang dengan 2 jarum
9. Benang ditarik dengan berhati-hati, sehingga tarsus proksimal antara tarsus distal dan
kulit. Penarikan ini harus dikerjakan secara hati jangan terlalu kencang atau kendor.
Dengan menyelipkan tarsus proksimal kedepan tarsus distal, maka dengan tekanannya
pada tarsus distal, margo palpebra dibelokan keluar. Kalau tarikan terlalu kencang dapat
menimbulkan ektropion sedang, bila terlalu kendor enteropionnya tetap ada.
10. Masukan pentil karet sepeda yang telah dipotong-potong kecil kedalam benang jahitan
U, kemudian baru diikat, supaya margo palpebra tidak rusak.
11. Kendali gunting, klem dibuka
12. Beri salep mata antibiotik, perban. Penderita boleh pulang. Kembali pada hari keempat
untuk membuka jahitan.

Entropion involusional
Entropion involusional biasanya terjadi akibat lepasnya M. Retractor kelopak mata bawah
dan batas tarsal inferior. Hal ini menyebabkan kehilangan elastisitas lempeng tarsal dan tepi
kelopak mata memutar ke dalam. Pada tahap awal, entropion involunter mungkin hanya
bermanifestasi intermiten. Penyebab paling sering dan berhubungan dengan penuaan.
Kelainan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan akibat dari gabungan
kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas musculus orbikularis preseptal
dan menyebabkan melipatnya tepi tarsus atas.
Entropion sikatrik
Entropion sikatrik biasanya berhubungan dengan pemendekan lamela posterior. Penyebab
tersering entropion sikatrik adalah blefarokonjungtifitis dan trakoma. Entropion sikatrik dapat
mengenai kelopak mata atas atau bawah yang disebabkan oleh jaringan parut di konjungtiva
atau tarsus. Penyakit ini pada umumnya merupakan hasil dari trauma, bahan kimia, Steven
Jhonson sindrom, pemphigoid, infeksi, respon lokal obat-obatan topikal, sindroma post
enukleasi soket, dan herpes zoster oftalmikus.
Entropion kongenital
Merupakan disgenesis retraktor kelopak mata bawah yang menyebabkan ketidakstabilan di
kelopak mata atau kekurangan jaringan dalam lamela posterior kelopak mata yang dapat
menimbulkan entropion. Entropion jenis ini mengenai pada tarsal plate yang mengakibatkan
gangguan pada tarsal, akibatnya timbul entropion pada kelopak mata atas.
Entropion akut spastik
Disebabkan oleh kontraksi spastik otot orbicularis yang dicetuskan oleh iritasi pada mata
(meliputi pembedahan) atau yang berkaitan erat dengan blepharospasme. Selalu timbul
dengan sendirinya setelah dilakukan pembedahan. Kebanyakan pasien sudah mengalami
perubahan komponen involusional sebelumnya. Entropion akut biasanya hilang bila siklus
entropion atau iritasi teratasi dengan terapi dari faktor penyebab entropion tersebut.

Patofisiologi
Perjalanan entropion involusional seiring dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu,
entropion ini paling sering terjadi pada orang lanjut usia. Seiring dengan meningkatnya usia
maka terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan elastik kelopak mata bawah. Gangguan
ini paling sering ditemukan pada kelopak bawah dan merupakan akibat gabungan
kelumpuhan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas muskulus orbikularis
preseptal, dan melipatnya tepi tarsus atas.
Faktor resiko yang mendukung terjadinya entropion involusional adalah :

Kelemahan dari fasia capsulopalpebral (otot-otot refraktor palpebra inferior)

Degenerasi dari jaringan konektif palpebra yang memisahkan serat otot orbikularis,

dimana keadaan tersebut memungkinkan migrasi otot orbikularis praseptal ke atas

inferior

Kelemahan horizontal dari kelopak mata menyebabkan menekuknya tepi tarsus

1. Perbaikan fasia kapsulo palpebra


Metode perbaikan entropion ini didasarkan pada jenis dan tingkatan masalah,
sepeti halnya kemampuan pasien untuk mentolerir suatu pemeriksaan. Involusional
entropion dapat diobati dengan menentukan faktor penyebab penyakit. Setelah anestesi
lokal, suatu goresan subsilar dibuat 2 mm di bawah luka dari bawah punctum menuju
cabang cantal. Penutup kulit yang kecil disayat ke bawah di aats tarsus, dan potongan
otot orbikularis pretarsal disayat sampai batas tarsus. Septum orbita digores dan dibuka,
sehingga tepi fasia kapsulopalpebra yang tipis dapat terlihat. Dengan adanya bantalan
inferior orbita, yang kondisinya sama dengan keadaan kelopak mata bawah kepada
levator, dapat ditutup dengan jahitan.
2. Metode quickert.
Kelemahannya tingkat kekambuhan dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan
dengan benangn double-kromik 5-0 ditempatkan horizontal 3 mm melebar ke lateral,
tengah, dan medial kelopak mata bawah. Jahitan melewati forniks sampai batas di bawah
perbatasan inferior tarsal lalu keluar sampai kulit. Masing-masing jahitan ditegangkan
untuk koreksi.4
3. Modified Wheelers operation
Operasi di lakukan dengan memotong triangular dari tarsal plate dan konjungtiva
yang direseksi sepanjang muskulus orbikularis okuli

Gambar 6: Modified Wheelers operation


A. resection of orbicularis and tarsal plate;
B. double breasting of orbicularis

4. Weiss operation
Insisi melibatkan kulit, orbikularis dan tarsal plate 3 mm di bawah margo kelopak
mata, di sepanjang kelopak.

Gambar 7: Weiss Operation

2. Tucking of inferior lid retractor


Dilakukan pada kasus berat atau terjadi rekuren setelah operasi di atas. Pada
operasi ini, refraktor lid inferior diperkuat dengan prosedur penyelipan atau lipatan.

Gambar 8: Tucking of inferior lid retractors:


A. front view; B. cut section.

Operasi wheeler :
1. Buat sayatan pada kulit palpebra inferior 4-6 mm. Dari margo palpebra dan sejajar
dengan margo pelpebra inferior
2. Kulit dilepaskan dari dasarnya
M. orbikularis okuli sebersar 4-6 mm dilepaskan dari dasarnyadan dipotong sebesar 46 mm dan di potong bagian tengahnya.
3. Sisanya dari M. Orbikularis okuli disisipkan kebawah
4. Luka kulit dijahit kembali

1. Entropion involusional
Entropion involusional biasanya terjadi akibat lepasnya M. Retractor kelopak mata bawah
dan batas tarsal inferior. Hal ini menyebabkan kehilangan elastisitas lempeng tarsal dan tepi
kelopak mata memutar ke dalam. Pada tahap awal, entropion involunter mungkin hanya
bermanifestasi intermiten.
Penyeban paling sering dan berhubungan dengan penuaan.
Gangguan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan akibat dari gabungan
kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas musculus orbikularis
preseptal dan menyebabkan melipatnya tepi tarsus atas.
2. Entropion sikatrik
Entropion sikatrik biasanya berhubungan dengan pemendekan lamela posterior. Penyebab
tersering entropion sikatrik adalah blefarokonjungtifitis dan trakoma.
Mengenai kelopak mata atas atau bawah yang disebabkan oleh jaringan parut di
konjungtiva atau tarsus.
Penyakit ini pada umumnya merupakan hasil dari trauma, bahan kimia, Steven Jhonson
sindrom, pemphigoid, infeksi, respon lokal obat-obatan topikal, sindroma post enukleasi
soket, herpes zoster oftalmikus.
Pemeriksaan pada tarsus dan palpebra merupakan point diagnosis pada kasus ini.
3. Entropion kongenital
Disgenesis retraktor kelopak mata bawah yang menyebabkan ketidakstabilan di kelopak
mata atau kekurangan jaringan dalam lamela posterior kelopak mata yang dapat
menimbulkan entropion.
Defek struktural pada tarsal plate yang mengakibatkan gangguan pada tarsal, akibatnya
timbul entropion pada kelopak mata atas.

4. Entropion akut spastik


Disebabkan oleh kontraksi spastik otot orbicularis yang dicetuskan oleh iritasi pada mata
(meliputi pembedahan) atau yang berkaitan erat dengan blepharospasme. Selalu timbul
dengan sendirinya setelah dilakukan pembedahan.
Kebanyakan pasien sudah mengalami perubahan komponen involusional sebelumnya.
Entropion akut biasanya hilang bila siklus entropion atau iritasi teratasi dengan terapi dari
faktor penyebab entropion tersebut.

Secara umum faktor predisposisi entropion antara lain :


1. Perubahan degeneratif pada kelopak mata berkaitan dengan bertambahnya usia.
2. Pada entropion sikatrik berdampak pada konjungtiva tarsal.
3. Iritasi pada mata atau akibat proses pembedahan.

Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang timbul berupa:
1. Iritasi atau ada benda asing yang masuk ke mata.
2. Mata berair terus dan pandangan akbur.
Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :
1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.
2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.
3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).
4. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).
5. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion).

Penatalaksanaan Entropion kongenital.


Entropion kongenital dapat diperbaiki dengan pemasangan kembali fasia kapsulopalpebra.
Prosedur ini akan diuraikan pada bagian entropion involusional, dan dilakukan untuk
mengencangkan kelopak mata anak-anak yang horizontal secara tidak serentak.
Perbaikan epiblefaron diperlukan jika ada bukti keratopati atau jika gejalanya simptomatik.
Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan tanpa harus mengangkat kulit. Goresan
horizontal dibuat 1,5 mm di bawah bulu mata, menyeberangi kelopak mata bawah. Goresan
diperluas sekitar mm ke medial dan lateral menuju area yang melipat. Sejumlah kecil otot
orbikularis pretarsal dipindahkan, agar perbatasan tarsal bawah terbuka. Luka kemudian
ditutup dengan cara memperkirakan kulit bagian atas tetap mebingkai perbatasan tarsal
bawah, kemudian tepi kulit bagian bawah ditutup dengan jahitan 6.0 yang biasa.

Terapi medikamentosa enteropion : Botulinum disuntikkan di kelopak mata bawah bisa


berubah keluar kelopak mata. Klien akan mendapatkan serangkaian suntikan dan efek akan
bertahan sampai enam bulan. Perawatan ini dapat membantu jika klien memiliki entropion
kejang sementara segera setelah operasi mata yang lain, karena entropion akan
menyelesaikan sendiri sebelum efek toksin botulinum habis.

Afakia :

Mata yang lensanya tidak ada (dioperasi atau sebab lain).


Visus 1/60
Menjadi hipermetrop (kira-kira + 10.00 D)
Kehilangan daya akomodasi
Untuk membaca memerlukan tambahan + 3.00 D

Pseudofkia :
Mata yang lensanya sudah diambil dan dipasang IOL
Visus lebih baik, bisa sampai 6/6
Kehilangan daya akomodasi
Untuk membaca memerlukan tambahan + 3.00 D
Evaluasi sesudah operasi katarak :
Hari 1 sesudah operasi harus sudah dievaluasi yaitu :
1. Perdarahan dibilik mata depan (hifema).
2. Kamera okuli anterior jernih/keruh :
Bila mata depan keruh (flare/sel positif)

Bilik mata depan keruh (flare /sel positif)


Mungkin sampai terjadi pengendapan pus di bilik mata depan (hipopion).
Iris miossi disertai sinekia postrior

3. Perhatikan pupil miosis/midriasis/normal :


1. Miosis : biasanya dipergunakan miotikum pada waktu operasi sehingga hari
berikutnya pupil menjadi miosis. Miosis ini dapat terjadi bila terjadi uveitis
anterior, dan biasanya disertai adanya sinekia posterior.
2. Midirasis : dapat terjadi bila ada peningkatan tekanan intra okuler (glaucoma)
3. Pupil tidak bulat : terjadi bila pada waktu operasi terjadi korpukasi (korpus
viterius keluar).

Anda mungkin juga menyukai