TORSOTOMI
Tarsonomi adalah Operasi pemotongan atau melepaskan kartilago tarsal.
Pada enteropion sikatrikal dilakukan tarsonomi dari wheeler dengan modifikasi dari DR. Sie
Boen Lian. Caranya :
1. Palpebra di desinfeksi dengan asam pikrin 2%
2. Anestesi lokal dengan novokain 2% mula-mula subkutan, kemudian intamuskuler.
Selanjutnya palpebra dipijit-pijit (supaya anestesinya merata)
3. Kalau sudah tidak sakit lagi, pasanglah jahitan pada margo palpebra dekat kantus
internus dan dekat kantus eksternus, jahitan ini disebut kendali (teugel). Yang dekat
kantus internus harus dijahit diluar punctum lakrimal.
4. Pasang klem palpebra, yang berkuping, dengan sisi cincing disebelah konjuingtiva dan
dikuatkan dengan sekrup
5. Palpebra dibalik. Kendali melalui kuping klem diikatkan pada skrup, supaya kencang
dan palpebra tidak membalik.
6. Insisi dari konjungtiva palpebra dan tarsus dengan pisau sirurgis 3 mm dari margo
palpebra
7. Tarsus distal dilepaskan dari dasar kulitnya
8. Memasang jahitan U dari konjungtiva palpebra, masuk ke tarsus proksimal, kedepan
tarsus distal dan tembus diantara silia margo palpebra. Jahitan U ini dilakukan pada 3
tempat, dengan mempergunakan benang dengan 2 jarum
9. Benang ditarik dengan berhati-hati, sehingga tarsus proksimal antara tarsus distal dan
kulit. Penarikan ini harus dikerjakan secara hati jangan terlalu kencang atau kendor.
Dengan menyelipkan tarsus proksimal kedepan tarsus distal, maka dengan tekanannya
pada tarsus distal, margo palpebra dibelokan keluar. Kalau tarikan terlalu kencang dapat
menimbulkan ektropion sedang, bila terlalu kendor enteropionnya tetap ada.
10. Masukan pentil karet sepeda yang telah dipotong-potong kecil kedalam benang jahitan
U, kemudian baru diikat, supaya margo palpebra tidak rusak.
11. Kendali gunting, klem dibuka
12. Beri salep mata antibiotik, perban. Penderita boleh pulang. Kembali pada hari keempat
untuk membuka jahitan.
Entropion involusional
Entropion involusional biasanya terjadi akibat lepasnya M. Retractor kelopak mata bawah
dan batas tarsal inferior. Hal ini menyebabkan kehilangan elastisitas lempeng tarsal dan tepi
kelopak mata memutar ke dalam. Pada tahap awal, entropion involunter mungkin hanya
bermanifestasi intermiten. Penyebab paling sering dan berhubungan dengan penuaan.
Kelainan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan akibat dari gabungan
kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas musculus orbikularis preseptal
dan menyebabkan melipatnya tepi tarsus atas.
Entropion sikatrik
Entropion sikatrik biasanya berhubungan dengan pemendekan lamela posterior. Penyebab
tersering entropion sikatrik adalah blefarokonjungtifitis dan trakoma. Entropion sikatrik dapat
mengenai kelopak mata atas atau bawah yang disebabkan oleh jaringan parut di konjungtiva
atau tarsus. Penyakit ini pada umumnya merupakan hasil dari trauma, bahan kimia, Steven
Jhonson sindrom, pemphigoid, infeksi, respon lokal obat-obatan topikal, sindroma post
enukleasi soket, dan herpes zoster oftalmikus.
Entropion kongenital
Merupakan disgenesis retraktor kelopak mata bawah yang menyebabkan ketidakstabilan di
kelopak mata atau kekurangan jaringan dalam lamela posterior kelopak mata yang dapat
menimbulkan entropion. Entropion jenis ini mengenai pada tarsal plate yang mengakibatkan
gangguan pada tarsal, akibatnya timbul entropion pada kelopak mata atas.
Entropion akut spastik
Disebabkan oleh kontraksi spastik otot orbicularis yang dicetuskan oleh iritasi pada mata
(meliputi pembedahan) atau yang berkaitan erat dengan blepharospasme. Selalu timbul
dengan sendirinya setelah dilakukan pembedahan. Kebanyakan pasien sudah mengalami
perubahan komponen involusional sebelumnya. Entropion akut biasanya hilang bila siklus
entropion atau iritasi teratasi dengan terapi dari faktor penyebab entropion tersebut.
Patofisiologi
Perjalanan entropion involusional seiring dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu,
entropion ini paling sering terjadi pada orang lanjut usia. Seiring dengan meningkatnya usia
maka terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan elastik kelopak mata bawah. Gangguan
ini paling sering ditemukan pada kelopak bawah dan merupakan akibat gabungan
kelumpuhan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas muskulus orbikularis
preseptal, dan melipatnya tepi tarsus atas.
Faktor resiko yang mendukung terjadinya entropion involusional adalah :
Degenerasi dari jaringan konektif palpebra yang memisahkan serat otot orbikularis,
inferior
4. Weiss operation
Insisi melibatkan kulit, orbikularis dan tarsal plate 3 mm di bawah margo kelopak
mata, di sepanjang kelopak.
Operasi wheeler :
1. Buat sayatan pada kulit palpebra inferior 4-6 mm. Dari margo palpebra dan sejajar
dengan margo pelpebra inferior
2. Kulit dilepaskan dari dasarnya
M. orbikularis okuli sebersar 4-6 mm dilepaskan dari dasarnyadan dipotong sebesar 46 mm dan di potong bagian tengahnya.
3. Sisanya dari M. Orbikularis okuli disisipkan kebawah
4. Luka kulit dijahit kembali
1. Entropion involusional
Entropion involusional biasanya terjadi akibat lepasnya M. Retractor kelopak mata bawah
dan batas tarsal inferior. Hal ini menyebabkan kehilangan elastisitas lempeng tarsal dan tepi
kelopak mata memutar ke dalam. Pada tahap awal, entropion involunter mungkin hanya
bermanifestasi intermiten.
Penyeban paling sering dan berhubungan dengan penuaan.
Gangguan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan akibat dari gabungan
kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas musculus orbikularis
preseptal dan menyebabkan melipatnya tepi tarsus atas.
2. Entropion sikatrik
Entropion sikatrik biasanya berhubungan dengan pemendekan lamela posterior. Penyebab
tersering entropion sikatrik adalah blefarokonjungtifitis dan trakoma.
Mengenai kelopak mata atas atau bawah yang disebabkan oleh jaringan parut di
konjungtiva atau tarsus.
Penyakit ini pada umumnya merupakan hasil dari trauma, bahan kimia, Steven Jhonson
sindrom, pemphigoid, infeksi, respon lokal obat-obatan topikal, sindroma post enukleasi
soket, herpes zoster oftalmikus.
Pemeriksaan pada tarsus dan palpebra merupakan point diagnosis pada kasus ini.
3. Entropion kongenital
Disgenesis retraktor kelopak mata bawah yang menyebabkan ketidakstabilan di kelopak
mata atau kekurangan jaringan dalam lamela posterior kelopak mata yang dapat
menimbulkan entropion.
Defek struktural pada tarsal plate yang mengakibatkan gangguan pada tarsal, akibatnya
timbul entropion pada kelopak mata atas.
Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang timbul berupa:
1. Iritasi atau ada benda asing yang masuk ke mata.
2. Mata berair terus dan pandangan akbur.
Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :
1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.
2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.
3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).
4. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).
5. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion).
Afakia :
Pseudofkia :
Mata yang lensanya sudah diambil dan dipasang IOL
Visus lebih baik, bisa sampai 6/6
Kehilangan daya akomodasi
Untuk membaca memerlukan tambahan + 3.00 D
Evaluasi sesudah operasi katarak :
Hari 1 sesudah operasi harus sudah dievaluasi yaitu :
1. Perdarahan dibilik mata depan (hifema).
2. Kamera okuli anterior jernih/keruh :
Bila mata depan keruh (flare/sel positif)