Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKENARIO B BLOK 22
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Widya Sistha Yuliasmi
Rafenia Nayani
Siti Rahma Anissya Kinanti
Novalia Arisandy
Putri Septi Ramasari
Nia Fitriyanti
Ratri Shintya Dewi
Elmo Saviro Herprananda
Rika Dayanti
Norfaridzuan Bin Abdul Nain
Asyriva Yossadania
Shobana An Agustin
04121401003
04121401024
04121401031
04121401042
04121401060
04121401079
04121401095
04121401097
04121401100
04121401102
04121901001
04111401101
Thalasemia
a. Definisi dan Etiologi
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut,
dan anemia, yang berarti berhubungan dengan darah. Yang dimaksud dengan
laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal
di daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh
seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B. Cooley pada tahun
1925.
Thalassemia adalah penyakit yang diturunkan secara autosomal
resesif akibat dari berkurangnya pembuatan salah satu dari rantai asam amino
yang membentuk hemoglobin. Yaitu ditandai dengan ditandai dengan
penurunan sintesis rantai atau rantai dari globin. Yang normalnya adalah 2
rantai- dan 2 rantai-.
Kelainan gen ini akan mengakibatkan berkurang atau tidak
terbentuknya rantai globin pembentuk hemoglobin, sehingga hemoglobin
tidak terbentuk sempurna.
36
cairan
disertai
hepatosplenomegaly
dan
biasanya
36
36
36
sirkulasi perifer (terutama saat SDM yang mengandung bahan inklusi melewati
mikrosirkulasi dan trabekula pulpa merah di limpa) yang nantinya akan berakibat
pada :
a.
b.
c.
d.
e.
(hepatomegaly)
Hiperplasia dari sumsum tulang maupun tulang kranium karena berperan
dalam eritropoiesis (perubahan struktur tulang muka)
36
36
diperlukan pada penderita ini untuk mencegah kelemahan yang amat sangat
dan gagal jantung yang disebabkan oleh anemia. Tanpa transfusi harapan
hidup penderita tidak lebih dari beberapa tahun.7
Pada kasus yang tidak diterapi atau pada penderita yang jarang
menerima transfusi pada waktu anemia berat, terjadi hipertrofi jaringan
erotropoetik di sumsum tulang maupun diluar sumsum tulang. Warna merah
dari darah manusia disebabkan oleh hemoglobin yang terdapat di dalam darah
merah.
dan protein yang dibentuk oleh rantai globin alfa dan rantai globin beta. Pada
penderita thalassemia beta, produksi rantai globin beta tidak ada atau
berkurang. Sehingga hemoglobin yang dibentuk berkurang. Selain itu
berkurangnya produksi rantai globin beta mengakibatkan rantai globin alfa
relatif berlebihan dan akan saling mengikat membentuk suatu benda yang
menyebabkan sel darah merah mudah rusak. Berkurangnya produksi
hemoglobin dan mudah rusaknya sel darah merah mengakibatkan penderita
menjadi pucat atau anemia atau kadar Hbnya rendah.8
Anemia berat menjadi nyata pada usia 3-6 bulan setelah kelahiran
ketika seharusnya terjadi pergantian dari produksi rantai ke rantai .
Tabel 1. Gambaran Hematologi Thalassemia Mayor4,13
Thalassemia
mayor
Homozigot 0
Homozigot
Gambaran hematologis
Anemiaberat,
Heterozigot 0
Anemia Cooley
Heterozigot
Temuan
Hemoglobin
Hb F > 90% Tidak
normoblatemia
ada Hb A Hb A2
Anisositosis,poikilositosis, Talasemia
meningkat
Hb A 20-40%
Hb F 60-80%
Peningkatan Hb
anemia
A2 dan Hb F
ringan
sampai menderita
sedang
+
Ekspresi klinis
splenomegali,
ikterus
Mikrositosis, hipokromia, Normal
36
Peningkatan Hb
anemia ringan
Normal
Penyandang
A2 dan Hb F
Normal
Normal
tenang
heterozigot
Heterozigot
Heterozigot
Hb F 5-20%
anemia ringan
Hb A2 normal
atau rendah
Bayi baru lahir : anemia Bayi baru lahir : Normal
hemolitik,
normoblastemia
Dewasa
hipokromia,
dengan
Mikrositosis, splenomegali
anemia Dewasa
ringan
Biasanya normal
Tulang-tulang menjadi tipis dan fraktur patologis mungkin terjadi.
Ekspansi masif dari sumsum tulang maupun di muka dan tengkorak
menghasilkan wajah yang khas. Muka pucat, hemosiderosis, dan ikterus
bersama-sama membentuk kesan coklat-kuning. Limfa dan hati membesar
karena hematopoesis ekstramedular dan hemosiderosis.
Sumsum tulang pipih adalah tempat memproduksi sel darah. Tulang
muka adalah salah satu tulang pipih, Pada thalassemia karena tubuh selalu
kekurangan darah, maka pabrik sel darah daiam hal ini sumsum tulang pipih
akan berusaha memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya. Karena
pekerjaannya yang meningkat maka sumsum tulang ini akan membesar, pada
tulang muka pembesaran ini dapat dilihat dengan jelas dengan adanya
penonjolan dahi, jarak antara kedua mata menjadi jauh, tulang pipi menonjol.8
36
36
membentuk sel darah pada masa janin. Pada penderita thalassemia, sel darah
merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa sangat berat.
Akibatnya limpa menjadi membengkak. Selain itu tugas limpa lebih
diperberat untuk memproduksi sel darah merah lebih banyak.10
36
b.
c.
b. Thalassemia Intermedia
Merupakan kondisi antara mayor dan minor, dapat mengakibatkan
anemia berat dan masalah lain seperti deformitas tulang dan pembengkakan
limpa. Rentang keparahan klinis pada thalassemia intermedia ini cukup lebar,
dan batasnya dengan kelompok thalassemia mayor tidak terlalu jelas
sehingga, keduanya dibedakan berdasarkan ketergantungan sang penderita
pada tranfusi darah.12
36
36
36
MCV, MCH turun, MCT (mean cell thickmess) turun, MCD (Mean
Corpus Diameter) normal
Retikulosit 2-10%
rasio M : E terbalik
36
d. Pemeriksaan khusus :
e. Pemeriksaan lain :
1) Foto Ro tulang kepala :
Gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan
trabekula tegak lurus pada korteks.Pada kranium ditandai dengan
pelebaran ruang diploe dan garis-garis vertikal trabekula akan memberi
gambaran hair on end. Abnormalitas gambaran radiologik lainnya
pada kranium yaitu sinus paranasalis tampak tidak berekmbang
sempurna, terutama sinus maksilaris.17 Hal ini disebabkan karena
penebalan dari tulang sinus akibat hyperplasia yang akan memberi
gambaran thalassemia facies dengan maloklusi. Korpus vertebra
mengalami deminerlisasi yang ditandai dengan trabekulasi yang kasar
disekelilingnya. Pada stadium lanjut, tepi superior dan inferior corpus
vertebra berbentuk bikonkaf atau dapat terjadi fraktur kompresi.
Kadang
pula
massa
hemopoesis
ekstramedulla
tampak
pada
36
36
36
36
terapi khelasi untuk menghilangkan zat besi yang berlebihan. Waktu yang
optimal untuk memulai pengobatan tersebut adalah setahun setelah TST.
e. Supportif
1) Thalassaemia Diet
Diet Talasemia disiapkan oleh Departemen diit, Di
Rumah sakit umum Sarawak pasien dinasehati untuk menghindari
makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging berwarna merah,
hati, ginjal, sayur-mayur bewarna hijau, sebagian dari sarapan yang
mengandung gandum, semua bentuk roti dan alkohol.
Tabel 2. Daftar makanan dan kandungan zat besi
FOOD TO AVOID
Foods with high content of Iron
Organ meat (liver, kidney, spleen)
Beef
Chicken gizzard and liver
Ikan pusu (with head and entrails)
Cockles (kerang)
Hen eggs
Duck eggs
Dried prunes / raisins, Peanuts (without shell), other
nuts
Dried beans (red, green, black, chickpeas, dhal)
Baked beans
Dried seaweed
Dark green leafy vegetables bayam, spinach,
kailan, cangkok manis, kangkung, sweet potato
shoots, ulam leaves, soya bean sprouts, bitter gourd,
paku, midi, parsley,
Food Allowed
Foods with moderate content of Iron
Chicken, pork
Soya bean curd (towkwa, towhoo,
hookee)
Light coloured vegetables (sawi,
cabbage, long beans and other beans,
ketola, ladys fingers)
Ikan pusu
Onions
Oats
Iron Content
5 14 mg / 100 g
2.2 mg / 100 g
2 10mg / 100 g
5.3 mg / 100 g
13.2 mg / 100 g
2.4 mg / whole egg
3.7 mg / whole egg
2.9 mg / 100 g
4 8 mg / 100 g
1.9 mg / 100 g
21.7 mg / 100 g
> 3 mg 1 100 g
36
yam,
f. Monitoring
1) Terapi
Pemeriksaan kadar feritin setiap 1-3 bulan, karena kecenderungan
kelebihan besi sebagai akibat absorbsi besi meningkat dan transfusi
darah berulang.Efek samping kelasi besi yang dipantau: demam, sakit
perut, sakit kepala, gatal, sukar bernapas. Bila hal ini terjadi kelasi besi
dihentikan
2) Tumbuh Kembang
Anemia kronis memberikan dampak pada proses tumbuh kembang,
karenanya diperlukan perhatian dan pemantauan tumbuh kembang
penderita.
3) Gangguan jantung, hepar dan endokrin
Anemia kronis dan kelebihan zat besi dapat menimbulkan gangguan
fungsi jantung (gagal jantung), hepar (gagal hepar), gangguan endokrin
(diabetes melitus, hipoparatiroid) dan fraktur patologis.
Kontrol rutin setiap 3 bulan :
36
36
Serangan pirai sekunder dapat timbul akibat cepatnya turn over sel dalam
sumsum tulang. Hemosiderosis akibat transfusi darah yang berulang-ulang atau
salah pemberian obat-obat yang mengandung besi. Pencegahan untuk ini adalah
desferal (chelating agent).Dapat terjadi tukak menahun pada kaki, deformitas otot
skelet, tulang dan sendi, mungkin pula terjadi deformitas pada muka, kadangkadang begitu berat sehingga memberikan gambaran yang menakutkan dan
memerlukan operasi untuk mengoreksinya.
10. Prognosis
Prognosis thalassemia tergantung pada tipe dan derajat keparahan
thalassemia. Perjalanan klinis thalassemia sangat bervariasi mulai dari yang
ringan atau terkadang asimptomatik sampai keadaan yang berat dan mengancam
jiwa.
Thalassemia beta homozigot umumnya meninggal pada usia muda dan
jarang mencapai usia dekade ke 3, walaupun digunakan antibiotik untuk
mencegah
infeksi
dan
pemberian
chelating
agent
untuk
mengurangi
hemosiderosis.
11. Pencegahan
Kelahiran penderita thalassemia dapat dicegah dengan 2 cara. Pertama
adalah mencegah perkawinan antara 2 orang pembawa sifat thalassemia. Kedua
adalah memeriksa janin yang dikandung oleh pasangan pembawa sifat, dan
menghentikan kehamilan bila janin dinyatakan sebagai penderita thalassemia
(mendapat kedua gen thalassemia dari ayah dan ibunya).VSebaiknya semua
orang Indonesia dalam masa usia subur diperiksa kemungkinan membawa sifat
thalassemia beta. Karena frekuensi pembawa sifat thalassemia beta di Indonesia
berkisar antara 6-10%, artinya setiap 100 orang ada 6 sampai 10 orang pembawa
36
sifat thalassemia beta. Terlebih lagi apabila ada riwayat seperti di bawah ini,
pemeriksaan pembawa sifat thalassemia sangat dianjurkan: Ada saudara sedarah
yang menderita thalassemia beta.Kadar hemoglobin relatif rendah antara 10-12
g/dl, walaupun sudah minum obat penambah darah seperti zat besi. Ukuran sel
darah merah lebih kecil dari normal walaupun keadaan Hb normal.
Diagnosis prenatal melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah
pemeriksaan ibu janin yang meliputi pemeriksaan darah tepi lengkap dan analisis
hemoglobin. Bila ibu dinyatakan pembawa sifat thalassemia beta maka
pemeriksaan dilanjutkan ke tahap kedua yaitu suami diperiksa darah tepi lengkap
dan analisis hemoglobin. Bila suami juga membawa sifat thalassemia maka
suami-isteri ini diperiksa DNAnya untuk menentukan jenis kelainann pada gen
globin beta. Selanjutnya diambil jaringan janin (villi choriales atau jaringan ariari) pada saat janin berumur 10-12 minggu untuk diperiksa DNAnya. Bila janin
ternyata hanya membawa satu belah gen globin beta yang mengalami kelainan
(gen thalassemia beta) atau sama sekali tidak membawa gen thalassemia beta
maka kehamilan dapat diteruskan dengan aman. Tetapi bila janin ternyata
membawa kedua belah gen thalassemia yang artinya janin akan menderita
thalassemia beta maka penghentian kehamilan dapat menjadi pilihan.
Pengambilan jaringan janin dari ari-ari dilakukan dengan menusukkan
jarum melalui jalan lahir atau dinding perut ke dalam alat kandungan clan
menembus ke ari-ari, kemudian pada daerah ari-ari yang disebut villi choriales
diambil dengan cara aspirasi sejumlah jaringan tersebut untuk bahan pemeriksaan
DNA.
36
Indikasi transfuse
Transfusi darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien).
Indikasi transfusi darah dan komponen-komponennya adalah :
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan
cairan.
2. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma
subtitute atau larutan albumin.
5. Penurunan kadar Hb disertai gangguan hemodinamik
Metabolisme Hemoglobin
36
b.
Pembentukan sel darah merah (eritropoiesis) terjadi di susmsum tulang dada, iga,
panggul, pangkal tulang paha, dan lengan atas. Mekanisme ringkasnya sebagai
berikut:
Sel stem hematopoietik pluripoten commited stem cell (disebut juga CFU-E)
diatur penginduksi pertumbuhan, misal IL-3 memicu pertumbuhan
penginduksi diferensiasi, misal oksigen eritrosit.
Sedangkan perkembangan sel dari proeritroblas adalah sebagai berikut:
Proeritroblas eritroblas basofil eritroblas polikromatofil eritroblas
ortokromatik retikulosit eritrosit.
Besi merupakan salah satu elemen penting dalam metabolisme tubuh, terutama dalam
pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Selain itu juga terlibat dalam berbagai
proses di dalam sel (intraseluler) pada semua jaringan tubuh. Mitokondria
36
mengandung suatu sistem pengangkutan elektron dari substrat dalam sel ke mol O 2
bersamaan dengan pembentukan ATP.
Jumlah besi di dalam tubuh seseorang yang normal berkisar antara 3 5 g tergantung
dari jenis kelamin, berat badan dan hemoglobin. Besi di dalam tubuh terdapat dalam
hemoglobin sebanyak 1,5 3 g dan sisa lainnya terdapat di dalam plasma dan
jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan protein yang disebut transferin
sebanyak 3 4 g. Sedangkan di dalam jaringan berada dalam status esensial
(nonavailable) dan bukan esensial (available).
Jumlah besi yang dibutuhkan setiap hari juga tergantung dari umur, jenis kelamin,
dan berat badan. Laki-laki dewasa normal memerlukan 1 2 mg besi setiap hari,
sedangkan anak dalam masa pertumbuhan dan wanita dalam masa menstruasi perlu
penambahan 0,5 1 mg dari kebutuhan normal lelaki dewasa. Wanita hamil dan
menyusui memerlukan rata-rata 3 4 mg besi setiap hari. (Bakta, et. al, 2006)
a.
Pembentukan hemoglobin
Sintesis hemoglobin mulai dalam eritroblast dan terus berlangsung sampai tingkat
normoblast.
2-ketoglutaric acid + glisin pirol
4 pirol
b.
protoporfirin
Protoporfirin+Fe
heme
4 heme +globin
Oksigenasi jaringan
36
Sel darah merah atau lebih dikenal sebagai eritrosit memiliki fungsi utama untuk
mengangkut hemoglobin, dan seterusnya membawa oksigen dari paru-paru menuju
jaringan. Jika hemoglobin ini bebas dalam plasma, kurang lebih 3 persennya bocor
melalui membran kapiler masuk ke dalam ruang jaringan atau melalui membran
glomerolus pada ginjal terus masuk dalam saringan glomerolus setiap kali darah
melewati kapiler. Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah,
maka ia harus tetap berada dalam sel darah merah. Dalam minggu-minggu pertama
kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk
sac. Selama pertengahan trimester masa gestasi, hepar dianggap sebagai organ utama
untuk memproduksi eritrosit, walaupun terdapat juga eritrosit dalam jumlah cukup
banyak dalam limpa dan limfonodus. Lalu selama bulan terakhir kehamilan dan
sesudah lahir, sel-sel darah merah hanya diproduksi sumsum tulang.
Pada sumsum tulang terdapat sel-sel yang disebut sel stem hemopoietik pluripoten,
yang merupakan asal dari seluruh sel-sel dalam darah sirkulasi. Sel pertama yang
dapat dikenali dari rangkaian sel darah merah adalah proeritroblas. Kemudian setelah
membelah beberapa kali, sel ini menjadi basofilik eritroblas pada saat ini sel
mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap selanjutnya hemoglobin
menekan nukleus sehingga menjadi kecil, tetapi masih memiliki sedikit bahan
basofilik, disebut retikulosit. Kemudian setelah bahan basofilik ini benar-benar
hilang, maka terbentuklah eritrosit matur (Guyton&Hall Fisiologi Kedokteran Edisi
9:529).
Hemoglobin terdiri dari 4 rantai polpeptida globin yang berikatan secara nonkovalen, yang masing-masing mengandung sebuah grup heme (molekul yang
mengandung Fe) dan sebuah oxygen binding site. Dua pasang rantai globin yg
36
berbeda membtk struktur tetramerik dengan sebuah heme moiety di pusat (center).
Molekul heme penting bagi RBC untuk menangkap O2 diparu-paru dan
membawanya keseluruh tubuh. Protein Hb lengkap dapat membawa 4 molekul O2
sekaligus. O2 yang berikatan dengan Hb memberi warna darah merah cerah.
Konsentrasi sel-sel darah merah dalam darah pada pria normal 4,6-6,2 juta/mm3,
pada perempuan 4,2-5,4 juta/mm3, pada anak-anak 4,5-5,1 juta/mm3. Dan
konsentrasi hemoglobin pada pria normal 13-18 g/dL, pada perempuan 12-16 g/dL,
pada anak-anak 11,2-16,5 g/dL (Kamus Kedokteran Dorland, edisi 29).
Dalam keadaan normal, sel darah merah atau eritrosit mempunyai waktu hidup 120
hari didalam sirkulasi darah, Jika menjadi tua, sel darah merah akan mudah sekali
hancur atau robek sewaktu sel ini melalui kapiler terutama sewaktu melalui limpa.
penghancuran sel darah merah bisa dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti :genetik,
kelainan membran, glikolisis, enzim, dan hemoglobinopati, sedangkan faktot
ekstrinsik : gangguan sistem imun, keracunan obat, infeksi seperti akibat plasmodium
Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis),
sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah
merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah
merah melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.
Hematopoiesis pada anak umur 9 tahun
36
Hematopoiesis adalah proses pembentukan sel darah. Hematopoiesis = proses produksi dan
perkembangan sel darah. Induk sel darah = stem sel Hematopoitik steam sel. Fungsi :
memproduksi
sel
darah
untuk
mengganti
sel
yang
rusak/mati.
TEORI PEMBENTUKAN
1. TEORI MONOFILATIK
Di mana sel darah berasal dari satu sel induk. Dimana sel-sel mesenkim berubah menjadi
hemohistioblast bergranula (hemahitioblast myeloid) : mieloblast, eritroblast, megakarioblast.
36
2.
POIFILEKTIK
Masing-masing sel darah mempunyai induk steam sel yang tertentu dan terpisah satu
3.
Masing-masing dari ketiga teori di atas, steam sel mengalami regulasi (pengaturan)
dengan proliferasi dan deferensiasi menjadi Eritropoietin, Lekopoietein, Trombipoietin.
TEMPAT PEMBUATAN
Janin
Bayi
36
Dewasa
HEMOPOIESIS PRENATAL
1. Stadium Mesoblastik.
Tampak kelompok2 pada yolk sac dan jaringan mesenkim embrional smpai
minggu ke 10 kehamilan. Bagian dalam mengalami hematogen, eritrosit yang awal sekali
(eritrosit primitif). Bagian luar mengalami maturasi (pematangan sel-sel eritrosit)
minggu ke 3-10
36
Keterangan:
Minggu
ke
Mesenkim
>>> parenkim
kasar,
dst
sampai
bayi
lahir.
Pada bulan ke 4, lien, hepar, kelenjar limfe & sumsum tulang sudah memproduksi darah
Ketika sudah dilahirkan, yang berperan dalam pembentukan darah : kelenjar limfe, sumsum
tulang.
HEMATOPOIESIS POSTNATAL
36
Hematopoiesis moduler, dimulai dari kelahiran normal sumsum tulang aktif membentuk sel.
Organ yang Berperan :
1.
b.
Kuning
2.
3.
Lien, fungsi :
4.
a.
Proliferasi Limfosit
b.
Gaster / Lambung
Menyediakan faktor-faktor intrinsik (Vit. B12) membantu pematangan sel darah. Asam
lambung mempermudah absorbsi Fe di dalam darah.
5.
Hepar
Detosifikasi
6.
Enteropoietin
Hormon yang terdapat di dalam ginjal sehingga segala penyakit ginjal terlebih yang berat
akan berpengaruh terhadap hormon enteropoietin. Bila hormon ini berkurang, eritrosit juga
berkurang meskipun di temapt-tempat produksi yang lain masih baik, tapi karena hormon
tersebut diproduksi di ginjal jadi tetap akan berkurang.
7.
Kelenjar Endokrin
36
Hormon Esterogen : bersifat menghambat. Makin banyak jumlahnya dalam darah makin
Nutrisi
Makanan (KH, protein, lemak, vitamin, mineral, molekul, as. folat, dll) untuk
maturasi/pematangan sel
9.
Daftar Pustaka
36
36