Anda di halaman 1dari 5

Hesti Wahyuningsih

Deny Supriharti

Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN


Volume 16 ( 5) 2004

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK


KABUPATEN LANGKAT
Hesti Wahyuningsih
Deny Supriharti
Abstract
A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in
Langkat, North Sumatra was conducted in July September 2003. The aim this study
was to investigation the ecological aspects about the population density and the pattern
of individual growth of Tor sp. Purposive random sampling method was applied to place
sampling station. Using hand-net, a total of 53 fish were captured and the population
density between 0.467 individu and 1.533 individu per unit effort. The pattern of
individual growth showed allometrik. That temperature, ligth penetration, pH and
oxygen demand was better for fish life.
Key words : Tor sp., Jurung, Population
A. Pendahuluan
Ikan Jurung (Tor sp.) merupakan salah satu
spesies ikan air tawar yang banyak terdapat
di perairan sungai, di Kawasan Ekosistem
Leuser. Ikan Jurung ini sangat dikenal
dalam
masyarakat
perikanan
karena
karakteristik tubuh dan warnanya yang khas,
cita rasa dagingnya yang gurih serta
harganya yang relatif tinggi (Sutisna &
Sutarmanto, 1995). Selain itu Ikan Jurung
bagi masyarakat Batak Sumatera Utara
merupakan jenis ikan yang bernilai penting
karena digunakan untuk upacara adat
(Kottelat, et al., 1993).
Salah satu ekosistem sungai di Kawasan
Ekosistem Leuser, yang banyak didapatkan
Ikan Jurung adalah Sungai Bahorok. Sungai
Bahorok merupakan salah satu ekosistem
sungai yang terletak di Propinsi Sumatera
Utara dan berada di dalam Kawasan Taman
Nasional Gunung Leuser. Motivasi mereka
sangat beragam dari yang bersifat hobi
(memancing), sumber mata pencaharian
bagi nelayan perairan umum setempat,
hingga yang bersifat komersial. Hal ini
memungkinkan
Ikan
Jurung
akan
mengalami kepunahan,
dikarenakan
semakin langkanya Ikan Jurung ditemukan
di alam, dan berkurangnya hasil tangkapan
nelayan. Sementara itu, sampai saat ini
upaya budidaya Ikan Jurung belum
maksimal. Oleh karena itu, perlu untuk
mengetahui kepadatan populasi dan pola

pertumbuhan individu Tor sp. serta faktor


fisik-kimia perairan Sungai Bahorok,
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sungai Bahorok
Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera
Utara pada bulan JuliSeptember 2003.
Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan
menggunakan metode Purposive Random
Sampling di kawasan wisata sungai. Teknik
penangkapan per satuan usaha dengan
menggunakan alat tangkap jala tebar berjarijari 200 cm dengan mata jala
1,5 cm.
Penangkapan ikan dilakukan pada malam
hari sekitar pukul 19.0022.00 WIB. Ikan
yang tertangkap dihitung jumlah individu,
diukur panjang dan berat ikan. Pengukuran
faktor fisika-kimia perairan dilakukan
bersamaan dengan pengambilan sampel
ikan. Faktor fisika-kimia perairan meliputi
suhu air diukur dengan menggunakan
termometer air raksa, penetrasi cahaya
diukur dengan menggunakan Keping Secchi,
kecepatan arus diukur dengan menggunakan
stopwatch sepanjang 20 m pada tiap titik
pengamatan, pH diukur dengan pH-meter,
dan kandungan oksigen terlarut (DO) diukur
dengan cara titrasi.
Data yang diperoleh dianalisa dengan
menghitung
kepadatan
populasi
dan
pertumbuhan individu Ikan Jurung (Tor
sp.). Hubungan panjang berat ikan untuk

22

Hesti Wahyuningsih
Deny Supriharti
menentukan pola pertumbuhan individu
ditentukan dengan rumus
W = aLb .
Dengan persamaan logaritma: Log W =
Log a + b Log L, di mana W = berat tubuh
ikan (gram), L = panjang total (mm), a =
konstanta, b = eksponensial.
C. Hasil dan Pembahasan
Parameter kualitas air
Nilai parameter kualitas air Sungai Bahorok
yang diukur selama penelitian terlihat pada
Tabel 1. Hasil pengukuran faktor fisik kimia
air Sungai Bahorok tidak menunjukkan
adanya fluktuasi yang besar dan secara
umum masih dapat mendukung kehidupan
Ikan Jurung (Tor sp.) dan biota air lainnya.
Suhu air yang terukur sebesar 23C. Nilai
suhu air ini masih sangat mendukung untuk
kehidupan ikan. Kisaran suhu yang baik bagi
ikan tropis adalah 25-30C. Peningkatan
suhu
secara
langsung
juga
akan
meningkatkan laju metabolisme beberapa
hewan air termasuk ikan (Sutisna &
Sutarmanto, 1995).
Penetrasi cahaya yang terukur berkisar 44
57 cm. Secara keseluruhan nilai penetrasi
cahaya tersebut cukup tinggi. Intensitas
cahaya matahari yang masuk ke dalam
badan
sungai
sangat
mempengaruhi

Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN


Volume 16 ( 5) 2004

Nilai pH air yang terukur tergolong sedikit


basa yaitu sebesar 7,8; nilai ini masih baik
untuk kehidupan ikan. Ikan air tawar masih
dapat mentolerir pH air sebesar 4,0-10,0.
Kelarutan oksigen yang terukur sebesar 5
mg/l. Hal ini dikarenakan arus perairan yang
cukup
deras
memungkinkan
adanya
tambahan oksigen dari udara akibat adanya
gerakan air/arus. Nilai oksigen terlarut ini
dapat mendukung kehidupan ikan. Beberapa
jenis ikan mampu bertahan hidup pada
perairan dengan kelarutan oksigen sebesar 3
mg/l (Afianto & Efi, 1993). Hal ini seiring
pula dengan pendapat Silvester (1958) yang
menyatakan ikan dapat hidup dan
berkembang baik pada perairan dengan
kondisi airnya cukup jernih, nilai pH
mendekati normal dan kandungan oksigen
terlarut lebih besar dari 4 mg/l (Silvester,
1958).
Kepadatan Ikan Jurung (Tor sp.) di
Sungai Bahorok
Hasil tangkapan Ikan Jurung yang diperoleh
selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2
di bawah ini.
Tabel 2. Hasil Tangkapan Ikan Jurung (Tor
sp.) Selama Penelitian dengan Kisaran

Tabel 1. Nilai Pengukuran Parameter Kualitas Air Sungai Bahorok


Bulan
RataNo.
Parameter
rata
Juli Agustus September
1.
Suhu ( C)
23.5
23.5
23.5
23.5
2. Penetrasi cahaya (cm)
44
44
57
48.33
3. Kecepatan
arus 16
17
17
16.7
(m/detik)
4. pH
7.8
7.8
7.8
7.8
5. DO (mg/l)
5
5
5
5
produktivitas
primer,
sehingga
Panjang dan Berat Ikan
mempengaruhi juga kehidupan ikan melalui
Panjang
Berat
Hasil
rantai makanan. Nilai kecerahan air yang
Bulan
ikan
ikan
(ekor)
baik untuk kelangsungan hidup ikan adalah
(cm)
(gram)
7
11.9 - 22
10 - 120
lebih besar dari 45 cm. Kecepatan arus yang Juli
terukur berkisar 1617 m/detik. Kecepatan Aguatus
23
16.5 - 27
90 - 240
arus tersebut dapat digolongkan dalam September
23
20 25.5 100 - 200
kecepatan arus lemah. Kecepatan arus yang
tinggi dapat menyebabkan pengikisan tebing Hasil total tangkapan sampel ikan yang
sungai
yang
selanjutnya
dapat dilakukan pada bulan Juli-September
mempengaruhi nilai kecerahan dan faktor sebanyak 53 ekor yaitu secara berturut-turut
fisik kimia air lainnya.
dari Bulan Juli, Agustus dan September

23

Hesti Wahyuningsih
Deny Supriharti

Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN


Volume 16 ( 5) 2004

sebesar 7 ekor, 23 ekor, 23 ekor. Rendahnya


hasil tangkapan yang diperoleh diduga
karena adanya beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap keberadaan/hasil
tangkapan ikan yaitu kondisi perairan,
musim dan tingkah laku ikan. Selain itu,
permukaan air sungai yang naik dapat
menambah luas area ruaya ikan sehingga
peluang ikan untuk tertangkap semakin kecil
(Yustina,1998).
Naiknya permukaan air sungai pada saat itu
dikarenakan terutama adanya hujan deras
yang turun sepanjang hari sehingga
menambah masukan air ke badan sungai.
Dari hasil tangkapan tersebut dapat
diperoleh nilai kepadatan pada Bulan Juli
2003 sebesar 0,233 individu per usaha
penangkapan, Bulan Agustus dan September
2003 sebesar 0,767 individu per usaha
penangkapan. Secara keseluruhan nilai
kepadatan Ikan Jurung (Tor sp.) tersebut
sangat rendah dan bila dilihat dari ukuran
panjang dan berat ikan yang tertangkap
umumnya merupakan ikan yang masih
relatif muda. Hal ini sangat disayangkan
apabila dalam penangkapan ikan jenis Tor
sp. ini dilakukan dengan cara membunuh
induknya.
Pola pertumbuhan individu Ikan
Jurung (Tor sp.)
Hubungan panjang berat Ikan Jurung yang
tertangkap dari Bulan JuliSeptember 2003
secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel
3 Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3 di
bawah ini.
Tabel 3. Persamaan Hubungan Panjang
Berat Ikan Jurung (Tor sp.) di Perairan
Sungai Bahorok

Bulan
Juli
Agustus
September

Persamaan
Log W= -2.9853 + 3.8056 Log L
Log W= -0.2528 + 1.8339 Log L
Log W = 0.3119 + 1.3865 Log L

Dari persamaan hubungan panjang berat di


atas (Tabel 3) dapat dilihat pola
pertumbuhan Ikan Jurung (Tor sp.) dari
Bulan JuliSeptember adalah pertumbuhan
allometrik. Pada Bulan Juli nilai b > 3 yaitu
3,8056 berarti pertambahan panjang dan
berat ikan tidak seimbang atau pertambahan
panjang ikan tidak secepat pertambahan
berat ikan yang menunjukkan ikan tersebut
montok (gemuk). Pada Bulan Agustus nilai b
< 3 yaitu 1,8339, dan Bulan September nilai
b < 3 yaitu 1,3865.
Dari persamaan hubungan panjang berat
didapatkan
nilai
b
yang
berbeda.
Berdasarkan nilai b yang diperoleh pada
Bulan Agustus dan September menunjukkan
bahwa pertumbuhan individu Ikan Jurung
(Tor sp.) adalah pertumbuhan allometrik
yang berarti pertumbuhan panjang ikan
lebih cepat dibandingkan pertumbuhan
beratnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Carlander (1969) bahwa nilai b < 3 diartikan
bahwa panjang ikan tidak seimbang dengan
berat (pola pertumbuhan allometrik), nilai b
= 3 diartikan pertambahan panjang dan
berat ikan seimbang (pola pertumbuhan
isometrik) dan nilai b > 3 diartikan
pertambahan panjang ikan tidak secepat
pertambahan berat. Lebih lanjut dinyatakan
bahwa perbedaan harga b pada setiap
spesies ikan dipengaruhi oleh spesies ikan
itu sendiri, kondisi perairan, tingkat
kedewasaan ikan, musim dan waktu
penangkapan (Effendi, 1997).

JULI 2003
2.5

Berat (gr) (log)

1.5

0.5

0
0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

Panjang (cm) (log)

Gambar 1. Hubungan Panjang Berat Ikan Jurung


(Tor sp.) pada Bulan Juli 2003
24

Hesti Wahyuningsih
Deny Supriharti

Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN


Volume 16 ( 5) 2004

Berat (gr) (Log)

AGUSTUS 2003

2,5
2
1,5
1
0,5
0
1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46
Panjang (Cm) (Log)

Gambar 2. Hubungan Panjang Berat Ikan Jurung (Tor sp.)


Bulan Agustus 2003

Berat (gr) (Log)

SEPTEMBER 2003
2.4
2.3
2.2
2.1
2
1.9
1.28

1.3

1.32

1.34

1.36

1.38

1.4

1.42

Panjang (cm ) (Log)

Gambar 3. Hubungan Panjang Berat Ikan Jurung (Tor sp.)


Bulan September 2003
D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap populasi Ikan Jurung (Tor sp.) di
Sungai Bahorok dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Ikan Jurung (Tor sp.) yang tertangkap
sebanyak 53 ekor. Kepadatan populasi
per usaha penangkapan berkisar 0,233
0,767 individu per usaha penangkapan.
2. Pola pertumbuhan individu Ikan Jurung
(Tor sp.) menunjukkan tipe Allometrik.
3. Faktor fisik kimia perairan yang terukur
tergolong baik dan masih dapat
mendukung kehidupan Ikan Jurung (Tor
sp.).
Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut
mengenai beberapa aspek biologi Ikan
Jurung (Tor sp.) dalam upaya pelestarian
Ikan Jurung tersebut.

25

E. Daftar Pustaka
Afianto, E. & L, Evi. 1993. Pengendalian
Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Jakarta.
hlm. 23 25.
Effendi, M.I. 1997. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
hlm. 92 105.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari &
S. Wirjoatmodjo. 1993. Fresh Water Fishes
of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus
Editions Limited, Jakarta. hlm 34 68.
Silvester, R.O. 1958. Water Quality Studies
in the Colombia Rivers. U.S Dep. Intenir,
Washington.
Sutisna, D.H. & S, Sutarmanto. 1995.
Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius,
Yogyakarta. hlm 49 52.
Yustina. 2000. Aspek Ekologi dan
Reproduksi
Ikan
Kapiek
(Puntius

Hesti Wahyuningsih
Deny Supriharti

Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN


Volume 16 ( 5) 2004

schawanefeldi Bleeker) di Sungai Rangau


Kabupaten Rokan Hilir Riau. Laporan
Penelitian. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau Pekanbaru.

26

Anda mungkin juga menyukai