Batu Bara

Literature
1. Geological Research and Development Centre, Special Publication,

2003 STRATIGRAPHIC LEXICON OF INDONESIA
2. John A Katili, 1980, Geotectonics of Indonesia a Modern View,
department of geology Bandung Institute of Technology.
3. Paul L Younger, Steven A. Banwart and Robert S Hedin, 2002. Mine
Water Hydrology, Pollution, Remediation. Kluwer Academic
Publisher.
4. Gerald M Friedman, John E Sanders, 1978, Principles of
Sedimentology, John Willey & Sons.
5. Muchjidin, 2006 Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara, ITB
Press.
6. Ukar W Soelistijo, PhD, APU, Perdagangan International Mineral
dan Batubara.
7. Ministry of Energy, Mines and Petroleum Resources, 2008.
Handbook for Mineral and Coal Exploration in British Columbia,
Ministry of Environment.
8. Sukandarrumidi, 2008. Batubara dan Gambut, Gadjah Mada
University Press.
9. Suryanto dkk, 1997. Good Mining Practice, Studi Nusa.
10. Crawfrord, Hustrulid, 1979. Open Pit Mine Planning and Design,
Society of Mining Engineer.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA
Slide 1
22/12/2014
Pengetahuan Dasar Batubara

Batubara termasuk dalam batuan sedimen yang
dibentuk dari hasil pengubahan sisa-sisa tumbuhtumbuhan yang terjadi selama puluhan atau ratusan
juta tahun.
Sesuai dengan bahan asalnya batubara terdiri dari
elemen-elemen arang (karbon), oksigen, belerang,
hidrogen, dan beberapa mineral logam dalam bentuk
dan jumlah bayangan (traces).
Kualitas batubara tergantung dari jenis bahan
asalnya dan peningkatan mutu oleh faktor geologi
termasuk gradien geotermal dan sebagainya.

YOGYAKARTA
Slide 2
22/12/2014

PENGERTIAN BATUBARA
Definisi batubara harus ditinjau dari beberapa aspek, antara lain, sifat fisiknya, kejadiannya, dan
pemanfaatannya. Berikut ini untuk memberikan gambaran mengenai pengertian batubara secara
umum dan luas, akan disampaikan berbagai definisi batubara dari beberapa penulis, yaitu:
1.Thiessen (1947)
Batubara adalah suatu benda padat yang kompleks, terdiri dari bermacam-macam unsur
mewakili banyak komponen kimia, dimana hanya sedikit dari komponen kimia tersebut yang
dapat diketahui. Pada umumnya homogen, tetapi hampir semua berasal dari sisa-sisa
tumbuhan yang sangat kompleks, terdiri dari bermacam-macam serat dimana sertiap serat
terdiri dari beberapa sel. Dengan sendirinya bahan-bahan tersebut akan berkomposisi
sejumlah komponen kimia dalam perbandingan yang sangat bervariasi.
2. Spackman (1958):
Batubara adalah suatu benda padat karbonan berkomposisi maseral. Pengertian
batubara disini
berarti termasuk semua batubara dari berbagai derajat batubara (coal rank)
yang diawali
dari
gambut, lignit, batubara sub-bituminus, batubara bituminus, semi
antrasit, antrasit, dan
meta
antrasit.
3.The International Hand Book of Coal Petrography (1963)
Batubara adalah batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa
tumbuhan dalam
variasi tingkat pengawetan, diikuti oleh proses kompaksi dan terkubur dalam
cekungan- cekungan yang diawali pada kedalaman yang tidak terlalu dangkal. Cekungan-cekungan
ini pada garis besarnya
dibagi atas cekungan limnik (intra continental) dan
cekungan paralis yang berhubungan dengan air l
aut. Segera setelah lapisan-lapisan dasar
turun terusmenerus, sisa-sisa tanaman yang terkubur tersebut dipengaruhi oleh proses
normal
metamorfosis terutama oleh temperatur dan tekanan.
4.Wolf (1984)
Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, berasal dari tumbuh-tumbuhan
(komposisi
utamanya karbon, hidrogen, dan oksigen), berwarna coklat sampai hitam,
sejak pengendapannya
terkena proses kimia dan fisika yang mengakibatkan terjadinya
pengkayaan kandungan karbonnya.
YOGYAKARTA
Slide 3
22/12/2014

SEBARAN SUMBERDAYA BATUBARA
Sebaran batubara dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu
aspek ruang dan waktu, keduanya dikendalikan oleh
faktor geologi.
Aspek ruang berkait dengan keterdapatannya yang hanya
dijumpai pada tempat-tempat tertentu saja.
Aspek waktu di tandai oleh terbentuknya batubara pada periodeperiode tertentu saja. Hal ini disebabkan oleh evolusi tumbuhan
dan iklim yang merupakan faktor penting dan menentukan kapan
serta dimana batubara terbentuk.
Faktor geologi (geotektonik) yang merupakan faktor umum dan
dominan. Bermacam tumbuhan yang dikenal pada saat ini telah
mengalami proses evolusi yang sangat panjang mulai dari Jaman
Devon sampai puncaknya pada Jaman Karbon. Pada Tersier,
tumbuhan rawa mempunyai ragam yang lebih banyak dibandingkan
Jaman Karbon
YOGYAKARTA
Slide 4
22/12/2014

Faktor-faktor geologi yang mempengaruhi penambangan batubara
Beberapa faktor geologi yang mempengaruhi kegiatan penambangan batubara, yaitu:
Karakteristik batubara
komposisi (kualitas)
nilai kalori
kekerasan (ketahanan terhadap gerusan)
sifat mudah terbakar
sifat coking atau sifat khusus lainnya
Karakteristik lapisan batubara
tebal
kemiringan
kemenerusan
sebaran
bentuk
kehadiran parting dan karakteristiknya
kondisi roof dan floor
kedudukan lapisan batubara
tingkat pelapukan
Kedalaman dari permukaan
kemiringan perlapisan
karakteristik struktur (sesar, lipatan, kekar)
karakter lapisan penutup (tebal dan sifat fisik)
Hadirnya material pengotor atau yang bersifat merugikan
batuan
terobosan
air
gas
abu
YOGYAKARTA
Slide 5
22/12/2014
Komposisi Batubara
Mineral Matter
Ash
LOI
Pure Coal
(C,H,N,O,S,N, Trace elements)
Volatile Matter
Fixed Carbon
Moisture
Inherent
Moisture
Adherent
Moisture
LOI : loss on ignition

YOGYAKARTA
Slide 6
22/12/2014

Kandungan Unsur Kimia Dalam
Batubara
Secara kimia, batubara tersusun atas tiga komponen
utama, yaitu:
1. Air yang terikat secara fisika dan dapat
dihilangkan pada suhu sampai 105 o C disebut
Moisture;
2. Senyawa batubara atau coal substance atau coal
matter;
3. Zat mineral atau mineral matter
YOGYAKARTA
Slide 7
22/12/2014

SKEMA SUSUNAN KIMIA BATUBARA
Total
Moisture
Free
Moisture
Residual
Moisture
Volatile
Matter
Organi
c
Matter
(pure
coal)
Mineral
Matter
Fixed
Carbon
Volat
ile
MM
Ash
Raw Coal
Airdry
Coal

YOGYAKARTA
Dry
Coal
Raw
Coke
Pure
Coke
Slide 8
22/12/2014

Proses Pembentukan Endapan Batubara

YOGYAKARTA
Slide 9
22/12/2014

YOGYAKARTA
Slide 10
22/12/2014

SIFAT SIFAT UMUM ENDAPAN BATUBARA
TIDAK TERBARUKAN
TERJADINYA DITENTUKAN OLEH PROSES
GEOLOGI:
- SIFAT KIMIA DAN FISIKA TERTENTU
- KUANTITAS DAN KUALITAS TIDAK MERATA
- PENYEBARAN DAN BENTUK TIDAK TERATUR
( TIDAK MENGENAL BATAS ADMINISTRASI )
UMUMNYA MEMPUNYAI RISIKO TINGGI YANG

MEMERLUKAN TAHAPAN KEGIATAN SISTIMATIK
PEMETAAN GEOLOGI, PENYELIDIKAN UMUM,
EKSPLORASI, STUDI KELAYAKAN,
KONSTRUKSI, EKSPLOITASI, PENGOLAHAN
DAN TRANSPORTASI
NILAI EKONOMINYA SANGAT DIPENGARUHI

OLEH TEKNOLOGI, POLEKSOSBUD, KEBIJAKAN
FISKAL, INDUSTRI, PASAR DAN GEOGRAFI
( INFRASTRUKTUR / LOKASI )

YOGYAKARTA
Slide 11
22/12/2014

N
Tangse
(Cu)
Cu
Bangkinang
(S n)
Bulagidun
(Cu,Au)
Tapadaa
Malala
(Cu)
(Mo)
G. Bawang
(Mo)
S ingkep
(S n)
Sn
Kelian( Au)
Sn
G. Pani
(Au, Cu)
6
Sn
Lebong Tandai
(Au, Ag)
Rawas
(Au)
S . Liat & Belinyu

(S n)
MT. Muro
(Au,Ag)
Sn
Kelapa Kampit
(S n)
Sekko
(Cu)
Cempaka
Meratus
(Pt)
(Ni)
Lampung
(Au) Cikotok
Gosowong
(Au)
S oroako
(Ni, Co)
S angkaropi
(Cu)
Baturape (P b)
300
600
Kilometer
Tanj ung Buli
(Ni, Co)
P. Gebe
(Ni,Co)
11
P eg. Cycloop
(Ni,Co)
Kaputusan
(Cu)
P omala
(Ni,Co)
Barru
(Cr)
G. Pongkor
(Au,Ag)
Ratatotok
(Au)
Loloda
(Cu,Mn)
Au
Lerokis/Kalikuning
(Au, Ag)
Grasberg
(Cu, Au)
G. Bij ih
(Cu, Au)
(Au)
Cibuniasih
(Pb, Au)
BUSU
Selogiri S anenrej o
(Au) (Cu, Au)
Salopa/Cineam
(Au)
R MA
GMAT
IK
Batuhij au
(Cu,Au)
SUNDA -
BANDA
KETERANGAN
Vulkanik Kuarter
Sedimen dan Vulkanik

Paleozoikum - Mesozoikum
Vulkanik Tersier
Sedimen dan Vulkanik

Mesozoikum - Kenozoikum
Vulkanik Pra Tersier
Ni-Co dalam batuan Ultramafik

Au-Cu dalam batuan Asam-Intermediet
Keterdapatan Mineral
Tambang Aktif
Cr-Fe dalam batuan Ultramafik
Granit Tersier
Bauksit-Timah dalam Granit
Granit Pra Tersier
Au- Cu - Mo Porpiri dalam batuan Granit
Batuan Basa-Ultrabasa
Sedimen Tersier-Kuarter
Slide 12
22/12/2014
SIMPLIKASI
ZONA
MINERALISASI
BERHUBUNGAN
DENGAN BATUAN INDUK (DIADOPSI DARI BEBERAPA SUMBER)
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
NASIONAL
YOGYAKARTA

Busur Aceh
Busur Sulawesi Timur - Mindanau
Tangse
(Cu)
Busur Kalimantan Tengah
Busur Halmahera
Cu
Bangkinang
(S n)
Bulagidun
(Cu,Au)
G. Bawang
(Mo)
Malala
(Mo)
S ingkep
(S n)
Sn
Kelian( Au)
G. Pani
(Au, Cu)
S . Liat & Belinyu

(S n)
Sn
Sn
Lebong Tandai
(Au, Ag)
Rawas
(Au)
MT. Muro
(Au,Ag)
Sn
Kelapa Kampit
(S n)
Lampung
(Au)
Sekko
(Cu)
Gosowong
(Au)
S oroako
(Ni, Co)
S angkaropi
(Cu)
Baturape (P b)
300
600250
500
Kilometer
Kilometer
Tanj ung Buli
(Ni, Co)
Busur Irianj aya Tengah
P. Gebe
(Ni,Co)
P eg. Cycloop
(Ni,Co)
Kaputusan
(Cu)
P omala
(Ni,Co)
Barru
(Cr)
Sumatera - Meratus ArcCempaka
Meratus
G. Pongkor
(Pt)
(Au,Ag)
(Ni)
Busur Sumatera - Meratus
Ratatotok
(Au)
Tapadaa
(Cu)
Loloda
(Cu,Mn)
Au
Lerokis/Kalikuning
(Au, Ag)
Grasberg
(Cu, Au)
G. Bij ih
(Cu, Au)
Cikotok
(Au)
S elogiri S anenrej o
(Au)
(Cu, Au)
S alopa/Cineam
(Au)
Batuhij au
(Cu,Au)
Busur Sunda - Banda
KETERANGAN
MIOSEN AKHIR - PLIOSEN
Keterdapatan Mineral
PALEOSEN - TERSIER TENGAH

Tambang aktif
KAPUR AKHIR
PENYEBARAN
BUSUR
MAGMATIK NASIONAL
BERHUBUNGAN DENGAN MINERALISASI DI INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI
TEKNOLOGI
YOGYAKARTA
Slide 13
22/12/2014

RISIKO DAN BIAYA EKSPLORASI
SUMBERDAYA MINERAL DAN
BATUBARA
RISIKO
BIAYA
WILAYAH
SURVAI
TINJAU
100 %
N Ha
WILAYAH
CADANGAN
40
PERTAMBANGAN
<10 %
N Ha
20
10
SURVAI DASAR PENYELIDIKAN

GEOLOGI
UMUM
EKSPLORASI
STUDI
KELAYAKAN
ENDAPAN
SUMBERDAYA
HIPOTETIK TEREKA
SUMBERDAYA
TERTUNJUK/
TERUKUR

YOGYAKARTA
CADANGAN
TERBUKTI
WAKTU (TH)
KONSTRUKSI
DAN EKSPLOITASI
CADANGAN
LAYAK TAMBANG
Slide 14
22/12/2014

YOGYAKARTA
Slide 15
22/12/2014
Klasifikasi Batubara
Scientific classification
Coalification
High
Low
Anthracite Bituminous Lignite Brown-Coal Peat
Commercial classification
Utilization
Coking coal
Stream coal
Anthacite

YOGYAKARTA
for coke and gas

for power generation
for briquetting
Slide 16
22/12/2014
Scientific Classification
Classification
Contents
Etc.
Rank
Vitrinte mean random refrectance (%)

Gross calorific value (MJ/kg)
ECE-UN
Petrographic
Content
Maceral group analysis

(vitirnite,liptinite,mmf volume %)
ECE-UN
Grade
Ash (mineral matter) content (%,db)
ECE-UN
C%
Carbon content (% daf)
Geological era
Paleozoic, Jurassiera
Original plants
Terrestrial, aqua plant

YOGYAKARTA
Slide 17
22/12/2014
Scientific Classification
ESE-UN in Seam Coal Classification, 1993
R
High Rank
Medium Rank
Low Rank
Antharacite
Bituminous
Sub-bituminous
Lignite
Meta
> 4.0
Ortho
2.5-4.0
Semi
2.0-2.5
Meta
1.4-2.0
Ortho
1.0-1.4
Semi
0.6-1.0
0.4-0.6
0.4<
R : Reflectance of vitrinite

YOGYAKARTA
Slide 18
22/12/2014
Commercial Classification
1.
Standard for coal classification

International classification
2.
For utilization
Stream Coal, Coking Coal, Anthracite
3.
By size
Run-of-mine Coal
> 50 mm
Lump Coal
Coarse Grain Coal
Fine Grain Coal
38-50 mm
25-37 mm
<25 mm
Small Coal
>1-3
mm
Very Fine Coal
< 3
mm

YOGYAKARTA
Slide 19
22/12/2014
Proved Recoverable Reserves

WEC 1998
[Mtonnes]
Bituminous
+ Anthracite
USA
Subbituminous
Lignite
Total
Share (%)
111,338
97,472
33,327
246,643
25.1
Russian
49,008
33,700
10,450
157,010
16.0
Chinna
62,200
1,900
18,600
114,500
11.6
Australia
47,300
--
41,200
90,400
9.2
India
72,733
--
2,000
74,733
7.6
South Africa
55,333
--
--
55,333
5.6
Germany
24,000
--
43,000
67,000
6.8
8,749
43,971
47,122
178,592
18.1
509,491
279,021
195,699
984,211
100
Others
Word Total

YOGYAKARTA
Slide 20
22/12/2014
Coal and Their Uses

High
High
Carbon/Energy Content
Moisture Content
Coal
(%:World Reserves)
Hard Coal
50%
Anthracite
-1%
Low Rank Coal

50%
Bituminous
49%
Metallurgical
(Coking Coal)
Uses
Domestic/
Industrial
generation
Sub-bituminous
19%
Lignite
31%
Thermal
(Steam Coal)
Manufacture
of iron and stell
smokeless fuel
Power Generation Largely power

Cement manufacture
Industrial isues
(Source:WCI,1996)

YOGYAKARTA
Slide 21
22/12/2014
Basis of Analysis
Received/sampled/dispatched base
Air dried base (a.d.)

Dried base (d.b.)
Dry,ash-free base (d.a.f.)
Dry,mineral-matter-free (d.m.m.f.)
Ash
LOI
Mineral Matter
Volatile Matter
Fixed Carbon
Pure Coal (C,H,N,O,S,etc)
Inherent Moisture
Adherent
Moisture
Moisture
COAL
YOGYAKARTA
LOI : loss on ignition

Slide 22
22/12/2014
Coal Analysis by Different Base

As received
Dry basis
Dry, ash free
Proximate Analysis (wt%)

Moisture
Ash
Volatile Matter
Fixed Carbon
3.4
9.5
20.6
66.5
--9.8
21.3
68.9
----23.7
76.4
Ultimate Analysis (wt%)

Carbon
Hydrogen
Oxygen
Nitrogen
Sulfur
77.29
4.59
5.61
1.73
1.31
80.00
4.36
2.69
1.79
1.36
88.69
4.83
2.99
1.98
1.51
Calorific Value (MJ/kg)

Gross
31.68
32.79
36.15

YOGYAKARTA
Slide 23
22/12/2014
Classification of Coal in Use

Steam Coal
Coking Coal
Direct use
Pulverized coal combustion

Fluidized bed combustion
Stoker combustion
Pulverized coal injection
Processing
CWM
CCS
Atomizing combustion
Pulverizing coal combustion
Conversion
Gasification
Combined cycle generation

Raw material for chemicals
Liquefaction
Alternative fuel
Coke
Iron making
Tar
Raw material for chemicals
Carbonization
Anthracite

YOGYAKARTA
Carbon material, Briquette
Slide 24
22/12/2014
Example of Coal Quality for Power Generation

Evaluation Items
Unit
Limit
Kcal/kg
> 6,200
Wt%
< 20
---
< 2.2
Nitrogen (d.b.)
Wt%
< 1.7
Total sulfure
Wt%
< 1.0
Size distribution(-2mm)
Wt%
< 30
Ash / Initial deformation temp.
> 1,150
Ash / Hemisphere temp.
> 1,150
Wt%
< 2.0
---
< 1.0
Ohm-cm
< 1013
Gross calorific value (a.d.)

Total moisture (a.d.)
Fuel ratio (FC/VM)
Na2O in ash
Basicity of ash (CaO+MgO) / Fe2O3
Ash electric resistivity

YOGYAKARTA
Slide 25
22/12/2014
Coal Properties Required for Combustion

Chemical Properties :
1.
Total moisture
2.
Ash content
3.
Volatile matter
4.
Calorific value
5.
Sulfur content
6.
Chlorine content
7.
Trace element
8.
Swelling and agglomerating
behavior
9.
Reflectance and petrographic
content

YOGYAKARTA
Ash
1.
2.
3.
4.
Properties :
Ash composition
Ash fusion temperature
Slagging and fouling Indices
Ash electric resistivity
Physical Properties :
1.
HGI
2.
Abrasion index
3.
Friability
4.
Dustiness
Slide 26
22/12/2014
Evaluation Indices for Combustion

Evaluation Items
Indices
Combustibility (burn out)
Fuel ratio (FC/VM), VM
NOx emissions
Nitrogen content, Fuel ratio
Slagging property
Ash fusion temp.,B/A ratio, Slagging index
Heat transfer property
(Slagging&Fouling property)
Electrostatic precipitability
Ash composition, Particle size profile,

Intrinsic electric resistance
Grindability
HGI
Handling property
Moisture, Particle size profile, Fine particle
Spontaneous combustibility
O/C, VM, Fuel ratio
Coal dust dispersion
Moisture, HGI, Fine particle

YOGYAKARTA
Slide 27
22/12/2014
Coal Properties for Other Uses

1.
2.
Gasification
More active sites
Higher porosity
Higher calcium content
Low ash fusion temperature
Liquefaction
High volatile matter
High vitrinite content
Low ash content
High ash fusion temperature

YOGYAKARTA
Slide 28
22/12/2014
Environmental Impact of Coal

3. Steel-making
1)
2)
3)
4)
Chemical properties
Rheological properties
Petrographical composition
Coke strength prediction

YOGYAKARTA
Slide 29
22/12/2014
Environmental Impact of Coal

1.
2.
3.
4.
Coal production
Dust, Mine waste disposal, Mine water drainage
Coal preparation
Solid waste disposal, Liquid waste disposal,
Noise and vibration, Process water,
Particulate and gaseous effluents
Coal transportation and storage
Dust, Pipeline slurry, Spontaneous combustion,
Surface water run - off
Coal utilization
CO2, SOx, NOx, Solid waste disposal

YOGYAKARTA
Slide 30
22/12/2014
ENVIRONMENTAL REGULATION
NOx, Sox, Dust
Trace Element
Present Regulation
NOx 20 ~ 50 ppm
SOx 20 ~ 50 ppm
Dust 10 ~ 20 mg/Nm3
Future Regulation
NOx 10 ppm
SOx 10 ppm
Dust 10 mg/Nm3
Present Regulation (ash Disposal)

Pd < 0.3 mg/l, Cd < 0.3 mg/l
Se < 0.3 mg/l, Hg < 0.005 mg/l
As < 0.3 mg/l, Cr < 1.5 mg/l
Future Regulation
Waste Water B, F, Ni, Mo,.

Air Pollution Cl, F, Hg
Triple Ten

YOGYAKARTA
Slide 31
22/12/2014

YOGYAKARTA
Slide 32
22/12/2014

Batu Bara

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Batu Bara

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Literature

1. Geological Research and Development Centre, Special Publication,

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

Pengetahuan Dasar Batubara

Pengetahuan Dasar Batubara

Pengetahuan Dasar Batubara

LOI : loss on ignition

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

Pengetahuan Dasar Batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

UMUMNYA MEMPUNYAI RISIKO TINGGI YANG

NILAI EKONOMINYA SANGAT DIPENGARUHI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

S . Liat & Belinyu

Sedimen dan Vulkanik

Sedimen dan Vulkanik

Vulkanik Pra Tersier

Ni-Co dalam batuan Ultramafik

Cr-Fe dalam batuan Ultramafik

Bauksit-Timah dalam Granit

Granit Pra Tersier

Au- Cu - Mo Porpiri dalam batuan Granit

Pengetahuan Dasar Batubara

Busur Sulawesi Timur - Mindanau

Busur Kalimantan Tengah

S . Liat & Belinyu

Busur Sunda - Banda

PALEOSEN - TERSIER TENGAH

Pengetahuan Dasar Batubara

SURVAI DASAR PENYELIDIKAN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

for coke and gas

Pengetahuan Dasar Batubara

Vitrinte mean random refrectance (%)

Maceral group analysis

Ash (mineral matter) content (%,db)

Carbon content (% daf)

Terrestrial, aqua plant

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

Standard for coal classification

Very Fine Coal

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara

Proved Recoverable Reserves

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Pengetahuan Dasar Batubara