Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Masalah
1)
2)
C. Tujuan
Lebih lanjut ketiga tujuan tersebut akan menjadi fondasi awal untuk
memperbaiki pendidikan di Indonesia yang akan menunjang upaya
mengatasi krisis multidimensi di Indonesia, berupa krisis ekonomi,
B.
Ruang Lingkup
BAB II PEMBAHASAN
Pada tahun 2007 ini semakin banyak anak yang tidak bisa
bersekolah. Dan hal tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu.
Menyadari bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting ,
maka hal ini harus menjadi tanggung jawab bersama untuk diatasi.
Beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak tidak bisa
mendapatkan kesempatan pendidikan adalah :
10
1. Pendidikan agama yang kuat sejak dini : Jadi anak harus diajarkan
pendidikan agama yang kuat mulai dari kecil. Ajarkan untuk
beribadah, membaca kitab suci, dan yang lainnya. Usaha ini
11
12
Selain ada upaya preventif, kita juga memiliki upaya kuratif. Usaha
ini dilakukan apabila dampak buruk lingkungan sudah
mempengaruhi atau sudah terjadi. Bisa dikatakan upaya ini adalah
penanggulangan perbuatan seorang anak akibat kurangnya upaya
preventif yang dilakukan . Upaya kuratif diantaranya:
13
14
15
15
5. Pemberian beasiswa oleh Pemerintah , yang juga dapat
bekerjasama dengan Pemerintah negara lain untuk anak-anak yang
berpotensi tetapi kurang mampu.
6. Kesadaran pihak swasta untuk ikut serta berkontribusi dengan
memberikan bea siswa sekaligus lapanganpekerjaan bagi anak yang
berprestasi.
16
AYAH
IBU
17
S1
51,85 %
65,38 %
S2
33,33 %
26,92 %
S3
14,81 %
3,84 %
D3
0%
3,84 %
Sangat
Penting
Kurang
Penting Biasa Penting
61,1 %
33,33 %
5,55 %
0%
Tidak
Penting
0%
18
19
SM
A
0%
D3
S1
0%
8.10%
S2
35.13
%
S3
56.75
%
19
Pada saat ditanyakan tipe atau jenis pendidikan yang lebih
diinginkan siswa, pendekatan guru atau pengajar yang nyaman,
akrab dan bersahabat menempati urutan pertama dengan nilai
45.83%. Bersahabat dengan alam menduduki peringkat 2 dengan
20.83% dan kecanggihan peralatan di posisi 3 dengan 16.67%. Hal
tersebut menunjukkan type responden sebagai siswa masa kini
20
Tipe Pendidikan
Keagamaan
Prosentase
4.17%
Kecanggihan Peralatan
16.67%
Pendekatan Guru
45.83%
6.25%
Mahal
6.25%
20.83%
21
22
Jenis Pendidikan
Agama
Umum
Ekskul
Kemandirian
Sosialisasi
Prosentas
e
10%
27.50%
20%
17.50%
25%
23
24
A.
Kesimpulan
Jadi yang bisa kita simpulkan adalah pendidikan di negara kita ini
harus lebih ditingkatkan lagi. Masih banyak faktor yang harus
ditingkatkan, terutama tentang pentingnya kesadaran bersekolah.
Menghadapi beberapa kendala untuk mendapatkan pendidikan
layak, segenap lapisan masyarakat harus mengupayakan secara
bersama , di samping juga usaha nyata dari pemerintah. Pendidikan
kita masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Masa depan Indonesia bergantung kepada generasi penerus. Jika
masih banyak problematik pendidikan di Indonesia, dan jika tidak
sedikitpun ada usaha dari setiap diri kita untuk berkontribusi, kita
akan merasa khawatir akan masa depan bangsa Indonesia. Sekecil
apapun usaha kita, kalau banyak di antara kita melakukannya,
Insya Allah akan menjadi manfaat yang besar. Pemahaman agama
dan akar budaya perlu ditingkatkan di kalangan siswa untuk
penyempurnaan akhlak, perilaku dan tameng dalam menghadapi
berbagai hal negatif dalam kehidupan.
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Ami Afriatni. 7 September 2004. get the first but first get the truth.
Tempo Interaktif : Jakarta, Indonesia
26
Vitri. November 2004. Ajang Informasi Psikologi Anak dan Keluarga. Blog.com :
Indonesia
Kaspul Anwar. 14 Februari 2008. Hampir empat ribu anak SD terkena narkoba.
Kompas.com : Banjarmasin-Indonesia
25
Lampiran
DKI Berlakukan Program Sekolah Gratis
Selasa, 07 September 2004 | 17:13 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan
program sekolah gratis yang merupakan program Departemen Pendidikan
Nasional. Program itu hanya berlaku untuk sekolah dasar negeri.
"Tetapi tidak berlaku untuk SDN percontohan dan SDN inti," ujar Kepala Suku
Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Barat Saefullah di Jakarta, Selasa (7/9).
Di Jakarta Barat sendiri program ini membebaskan sebanyak 480 siswa
dalam satu SD dari biaya SPP sebesar Rp 20 ribu per bulan. Subsidi ini,
menurut Saefullah, berasal dari APBN. "Jumlah maksimum yang ditetapkan
pemerintah hanya 480 siswa per sekolah, karena jumlah tersebut merupakan
daya tampung maksimal sekolah dalam mencapai keefektifan belajar,"
katanya.
Saefullah menambahkan, kendala yang dihadapi di lapangan adalah adanya
sekolah yang menampung 600 sampai 700 siswa, seperti di Kecamatan
Cengkareng. Penyebaran yang tidak merata ini membuat pola belajar siswa
tidak efektif, sehingga yang seharusnya satu kelas maksimum menampung
40
siswa,
bisa
mencapai
60
siswa.
27
"Untuk menutupi dana subsidi yang tidak mencukupi, kepala sekolah diberi
kebebasan untuk menghimpun dana dari masyarakat lewat dewan komite
sekolah. Sehingga tidak ada anak yang dikeluarkan (DO) akibat tidak bisa
bayar
SPP,"
katanya.
Oleh karena itu, kata Saefullah, Rancangan Anggaran Pendapatan Dana
Sekolah (RAPDS) harus dikalkulasi sesuai dengan jumlah subsidi yang
diberikan kepada 480 siswa untuk masing-masing sekolah. RAPDS ini
nantinya disetujui oleh Kepala Seksi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan
menjadi APDS.
26
Angket Pendidikan
b.
c.
d.
e.
Responden :
Nama :
Usia :
Kelas :
Pendidikan ayah : SMA/D3/S1/S2/S3
Pendidikan Ibu: SMA/D3/S1/S2/S3
1. Setujukah anda pendidikan penting
a. Sangat penting
penting
biasa
kurang penting
tidak penting
1.
28
29
30
31