Anda di halaman 1dari 6

Mata merah dengan penglihatan normal & tidak kotor atau belek

Pterigium

Merupakan

Suatu

pertumbuhan

fibrovaskular

konjungtiva

yang

bersifat

degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak
bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.
Pterigium mudah meradang dan bila terjadi iritasi, maka bagian pterigium akan
berwarna merah. Pterigium dapat mengenai kedua mata.
Pterigium disebabkan iritasi kronis akibat debu, cahaya matahari, dan udara
panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu
neoplasma, radang, dan degenerasi.
Pterigium dapat tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata
iritatif, merah dan gangguan penglihatan. Pterigium dapat disertai dengan
keratitis pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering), dan garis besi
yang terletak diujung Pterigium.
Diagnosis banding pseudopterigium, pannus, dan kista dermoid.
Pengobatan tidaj diperlukan kerna sering bersifat rekuren, terutama pada pasien
yang masih muda. Bila meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata
dekongestan. Pembedahan dilakukan apabila terdapat gangguan penglihatan.
Lindungi mata dari sinar matahari, debu, dan udara kering dengan kcamata
pelindung.

Pseudopterigium
Merupakan Perlekatan konjungtiva dengan kornea yg cacat. Terjadi pada proses
penyembuhan tukak kornea. Terletak pada daerah konjungtiva yang terdekat
dengan kornea yang terkena tukak.
Beda dengan pterigium adalah selain letaknya, pseudopterigium tidak harus
pada celah kelopka atau fisura palpebra. Dan pada anamnesis adalanya terdapat
adanya kelainan kornea sebelumnya, seperti tukak kornea.

Pinguekula dan Pinguekula iritans


Merupakan Benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua,
terutama yang sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu, dan angin.
Terletak pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal.
Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva.
Pembuluh darah tidak termasuk ke dalam Pinguekula akan tetapi bila meradang
atau terjadi iritasi, maka sekitar bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh
darah yang melebar.
Tidak perlu diberikan pengobatan, akan tetapi bila adanya peradangan, dapat
diberikan obat-obat antiradang.

Hematoma subkonjungtiva
Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi,
arteriosklerosis, konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan dan
batuk rejan). Dapat juga akibat trauma langsung atau tidak langsung, yang
kadang-kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang terjadi.
Besarnya perdarahan dapat kecil atau luas di seluruh subkonjungtiva. Warna
merah akan berubah menjadi hitam setelah beberapa lama.
Biasanya tidak perlu pengobatan karena akan diserap dengan spontan dalam
waktu 1-3 minggu.

Episkleritis
Merupakan Reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera. Disebabkan reaksi hipersensitivitas terhadap
penyakit sistemik seperti tuberkulosis, reumatoid artritis, lues, SLE, dll. Dapat
terjadi secara spontan dan idiopatik.
Umumnya mengenai satu mata & terutama perempuan usia pertengahan
dengan bawaan penyakit reumatik.
Keluhan pasien berupa mata terasa kering, dengan rasa sakit yang ringan,
mengganjal, dengan konjungtiva yang kemotik.
Bentuk radang yang terjadi pada episkleritis mempunyai gambaran khusus, yaitu
berupa benjolan setempat dgn batas tegas dan warna merah ungu di bawah
konjungtiva. Bila ditekan dgn kapas atau ditekan pada kelopak diatas benjolan,
akan memberikan rasa sakit menjalar ke sekitar mata.
Mata merah disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah dibawah konjungtiva.
Mengecil bila diberikan fenil efrin 2.5 % topikal.
Pengobatan yang diberikan pada episkleritis adalah vasokonstriktor. Pada
keadaan yang berat diberi kortikosteroid tetes mata, sistemik atau salisilat.
Dapat sembuh sempurna atau bersifat residif yang dapat menyerang tempat
yang sama ataupun berbeda-beda dengan lama sakit umumnya berlangsung 45 minggu.

Skleritis
Biasanya disebabkan kelainan atau penyakit sistemik. Lebih sering disebabkan
penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis, dan gout. Skleritis dibedakan
menjadi skleritis anterior difus dan nodular, dan skleritis posterior.
Biasanya terlihat bilateral dan juga sering terdapat pada perempuan.
Terdapat perasaan sakit yang berat yang dapat menyebar ke dahi, alis dan dagu
yang kadang membangunkan sewaktu tidur akibat sakitnya yang sering kambuh.
Mata berair, fotofobia, dengan penglihatan menurun. Terlihat benjolan berwarna
sedikit lebih biru jingga.
Skleritis sering berjalan bersama-sama dengan iritis atau siklitis dan koroditis
anterior. Bila terjadi penyembuhan, maka akan terjadi penipisan sklera yang
tidak tahan terhadap tekanan bola mata sehingga terjadi stafiloma sklera yang
berwarna biru.
Pengobatanya

dengan

antiinflamasi steroid

ataupun

steroid atau obat

imunosupresif lainnya.
Penyulit skleritis ditemukan berupa keratitis perifer, glaukoma, granuloma
subretina, uveitis, ablasi retina eksudatif, proptosis, katarak, dan hipermetropia.

Referensi ;

ilmu penyakit mata, fkui


Google.com

Anda mungkin juga menyukai