Anda di halaman 1dari 47

Air Tanah, Dikuras Habis,Pulau Tenggelam : Cegah Dengan

Konservasai Sumur Resapan

Krisis air tanah di Jakarta sudah memasuki tahap berbahaya. Eksploitasi air tanah berlebihan
menyebabkan permukaan tanah turun. Suplai air tanah tak bertambah, sedangkan penggunaan
semakin besar.
Turunnya permukaan tanah ini menyebabkan Jakarta perlahan-lahan akan berada di bawah
permukaan air laut. Nanti mobil harus diganti dengan gondola, ujarnya. Saat ini, intrusi air laut
sudah mencapai 11 hingga 12 kilometer dari garis pantai. Intrusi air laut sudah memasuki
wilayah Setia Budi, Jakarta Selatan. Banjir akan semakin dahsyat. Biar Banjir Kanal Timur
selesai, tetap akan banjir.
Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah.
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya
dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama
dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga
(domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air
bersih dan air tanah telah mencapai 70%.
Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air tanah
tersebut tersimpan dalam lapisan yang disebut akuifer. Akuifer merupakan sumber air
tanah yang sangat penting. Akuifer tersebut dapat dijumpai pada dataran pantai, daerah
kaki gunung, lembah antar pegunungan, dataran aluvial dan daerah topografi karst.
Akuifer ditinjau dari sistemnya terdiri dari akuifer tak tertekan, akuifer semi tertekan dan
akuifer tertekan. Akuifer dataran pantai pada umumnya berkembang sebagai daerah
pemukiman yang padat (misal Jakarta) hal ini disebabkan karena akuifer daerah ini
merupakan sumber air tanah yang sangat penting bagi daerah kota daerah tersebut. Air
tanah di daerah tersebut disamping dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kota juga
digunakan untuk pertanian.
Pada Gambar digambarkan mengenai hidrogeologi suatu sistem akuifer pantai yang terdiri
dari tak tertekan dengan lapisan dasar impermeable, akuifer tak tertekan dengan dasar
bebas dan akuifer tertekan. Secara lebih umum susunan hidrogeologi dalam lingkungan
pantai adalah suatu jajaran lapisan dengan berbagai kondisi terdiri dari kombinasi lapisan
akuifer tertekan dan tak tertekan.

Kondisi lapisan akuifer daerah pantai pada umumnya tidak seideal dalam teori yaitu yang
hanya terdiri dari lapisan akuifer tunggal akan tetapi amatlah kompleks. Lapisan akuifer
yang paling atas dapat sebagai lapisan akuifer tertekan atau dapat juga sebagai lapisan tak
tertekan. Tebal tipis lapisan akuifer di berbagai tempat tidak sama (seragam).
Untuk menggambarkan kondisi pantai, suatu penampang hidrogeologi ideal ditunjukkan
sebagai suatu sistem akuifer pantai berlapis yang lepas pantainya diperluas hingga ke dasar
tebing seperti Gambar 2. Dalam kedaan alami, kondisi yang tidak terganggu, terdapat suatu
garis kemiringan hidrolik seimbang yang mengarah kelaut, dalam setiap akuifer dengan air
tawar yang mengalir kelaut (Gambar 2.a). Di lapisan paling atas pada akuifer tak tertekan
air tawar mengalir bebas kelaut. Di bawahnya pada akuifer tertekan air tawar mengalir ke
laut melalui bocoran terus ke lapisan atas dan atau mengalir bebas ketebing.
Di bawah kondisi steady-state suatu interface yang tidak berubah dipertahankan bentuk
dan posisinya ditentukan oleh potensi air tawar dan garis kemiringan. Pada suatu kasus
sistem satu lapisan, air laut pada dasarnya akan statis pada kondisi steady-state. Pada
sustu sistem lapisan, jika ada kebocoran vertikal air tawar kedalam suatu daerah air asin,
pada daerah ini air yang bercampur akan menjadi tidak statis.

A. Akuifer Tak
tertekan
Dengan
Lapisan
Dasar
Impermeabel
.
B. Akuifer tak
Tertekan
Pulau
Dengan
Dasar
Bebas.
C. Akuifer
Tertekan.

Contoh Suatu Kondisi Hidrogeologi Dalam Akuifer Pantai

Potongan Melintang Yang Ideal Suatu Sistem Akuifer Pantai

Perubahan di dalam tanah oleh imbuhan atau perubahan luah aliran dalam daerah air
tawar, menyebabkan perubahan interface. Penurunan aliran air tawar yang masuk ke laut
menyebabkan interface bergerak ke dalam tanah dan menghasilkan intrusi air asin ke
dalam akuifer. Sebaliknya suatu peningkatan aliran air tawar mendorong interface ke arah
laut. Laju gerakan interface dan respon tekanan akuifer tergantung kondisi batas dan sifat
akuifer pada kedua sisi interface.
Pada sisi dengan air asin dapat bergerak kedalam atau keluar, pada sistem akuifer efek dari
gerakan interface mempengaruhi perubahan debit air tawar di lepas pantai. Dalam suatu
sistem akifer berlapis, air asin dapat masuk akuifer oleh aliran melalui akuifer tersingkap
atau bocoran yang melewati lapisan pembatas atau lantai laut (Gambar 2 b).

Pengelolaan sumberdaya air tanah memerlukan suatu pengetahuan dinamika fisik aliran air
dalam tanah terhadap fenomena intrusi air asin. Untuk alasan ini, maka diperlukan suatu
usaha meresapkan air hujan ke dalam tanah baik secara alami maupun artifisial (buatan).
Masuknya air hujan kedalam tanah secara alami terjadi pada daerah-daerah yang porus
misalnya sawah, tanah lapangan, permukaan tanah yang terbuka, Hutan, halaman rumah
yang tidak tertutup dll. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah pada awalnya akan
membasahi tanah, bangunan, tumbuh-tumbuhan dan batuan. Ketika air hujan tersebut
jatuh pada daerah yang berpori maka akan meresap kedalam tanah sebagai air infiltrasi, air
tersebut semakin lama akan meresap lebih dalam lagi sampai memasuki daerah akuifer dan
akirnya menjadi air tanah.

Air di bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :


Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi
menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
a. Air Tanah Preatis
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di
atas lapisan kedap air / impermeable.
b. Air Tanah Artesis
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air.
2. Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh
mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain
sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa,
danau, sungai, dan lain sebagainya.
b. Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang
berada di laut.

Kerusakan sumber air


Kerusakan sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya seperti kerusakan
lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam mempengaruhi
ketersediaan sumber air.
Kondisi tersebut diatas tentu saja perlu dicermati secara dini, agar tidak menimbulkan kerusakan
air tanah di kawasan sekitarnya. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan
adalah:
Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan disertai dengan pertumbuhan pemukiman
penduduk akan menimbulkan kecenderungan kenaikan permintaan air tanah.
Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam kepentingan, maksud serta cara memperoleh
sumber air.
Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat yang cenderung boros dalam pengggunaan air
serta melalaikan unsur konservasi.
Cekungan Air Tanah (CAT)
Adanya krisis air akibat kerusakan lingkungan, perlu suatu upaya untuk menjaga
keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah salah satunya dengan memiliki suatu sistem
monitoring penggunaan air tanah yang dapat divisualisasikan dalam data spasial dan atributnya.
Dalam Undang-undang Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut Cekungan Air Tanah
(CAT) yang didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat
semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbunan, pengaliran dan pelepasan air tanah
berlangsung.
Menurut Danaryanto, dkk. (2004), CAT di Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua buah
yaitu CAT bebas (unconfined aquifer) dan CAT tertekan (confined aquifer). CAT ini tersebar di
seluruh wilayah Indonesia dengan total besarnya potensi masing-masing CAT adalah :

CAT Bebas : Potensi 1.165.971 juta m/tahun

CAT Tertekan : Potensi 35.325 juta m/tahun

Elemen CAT adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah, jadi seakan-akan
merupakan kebalikan dari air permukaan.
Sirkulasi
Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar air disebut lapisan
pembawa air, pengantar air atau akufir, yang biasanya dapat merupakan penghantar yang baik
yaitu lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah tertentu, lava dan batu gampil.
Penyembuhan atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung akibat curah
hujan, yang sebagian meresap kedalam tanah, bergantung pada jenis tanah dan batuan yang
mengalasi suatu daerah curah hujan meresap kedalam bumi dalam jumlah besar atau kecil, ada
tanah yang jarang dan ada tanah yang kedap. Kesarangan (porositip) tidak lain ialah jumlah
ruang kosong dalam bahan tanah atau batuan, biasanya dinyatakannya dalam persen. bahan yang
dengan mudah dapat dilalaui air disebut lulus. Kelulusan tanah atau batuan merupakan ukuran
mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air. Pasir misalnya, adalah bahan yang lulus air melewati
pasir kasar dengan kecepatan antara 10 dan 100 sihosinya. Dalam lempeng, angka ini lebih kecil,
tetapi dalam kerikil lebih besar.
Dampak
Intrusi air laut dan penurunan permukaan tanah juga tidak akrab dengan bangunan. Bangunan
bisa amblas.Pemerintah DKI Jakarta yang demi menggeruk Pendapatan Asli Daerah dengan
mengorbankan masalah lingkungan. Ia mencontohkan pembangunan superblok, dan gedunggedung tinggi yang bertaburan di Jakarta. Pemerintah mengijinkan bangunan-bangunan tinggi,
padahal melanggar koefisien luas bangunan yang diperbolehkan. Contohnya salah satu gedung
yang sebenarnya hanya boleh membangun 20 lantai, tapi mendapat ijin menjadi 40 lantai.
Pembangunan gedung-gedung tinggi ini ikut menggerus persediaan air tanah. Struktur bangunan
dengan basement yang dalam juga menggurangi kemampuan menyerap air hujan.Kebijakan ini
mencelakakan orang Jakarta.
Selain itu, daerah aliran 13 sungai di Jakarta juga tidak steril dari bangunan. Padahal itu penting
untuk menambah penyerapan air tanah. Sekitar 200 situ disekeliling Jakarta yang dulunya
menampung air sehingga bisa diserap menjadi air tanah juga sudah berkurang jumlahnya. Dari
200 situ tinggal 30.

Teknologi Konservasi Air Tanah Dengan Sumur Resapan


Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air tanah
tersebut tersimpan dalam lapisan yang disebut akuifer. Akuifer merupakan sumber air tanah
yang sangat penting. Akuifer tersebut dapat dijumpai pada dataran pantai, daerah kaki
gunung, lembah antar pegunungan, dataran aluvial dan daerah topografi karst. Pemakaian
air tanah harus mempertimbangkan faktor kelestarian air tanah, yang meliputi faktor
kualitas dan kuantitas air. Salah satu cara mempertahankan kuantitas air tanah adalah
dengan menerapkan sumur resapan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan
sumur resapan adalah: 1. Dapat menambah jumlah air tanah. 2. Mengurangi jumlah
limpasan. Infiltrasi diperlukan untuk menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah
dengan demikian maka fluktuasi muka air tanah pada waktu musim hujan dan kemarau
tidak terlalu tajam.
Adanya sumur resapan akan memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air
hujan yang semula jatuh keatas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan
atau halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur resapan.
Akibat yang bisa dirasakan adalah air hujan tidak menyebar ke halanman atau selokan
sehingga akan mengurangi terjadinya limpasan permukaan.

1. Melakukan analisis curah hujan. Analisa terhadap curah hujan dimaksudkan untuk

2.
3.

4.

menghitung intensitas curah hujan maksimum pada perioda ulang tertentu. Dengan
mengetahui intensitas curah hujan maksimum maka kapasitas sumur resapan akan
dapat dihitung.
Menghitung luas tangkapan hujan. Bersama-sama dengan intensitas curah hujan
maksimum dengan periode ulang tertentu akan dapat dihitung besarnya debit aliran.
Menganalisis lapisan tanah/batuan. Lapisan tanah terdiri dari berbagai macam
lapisan mulai dari tanah belempung, pasir berlempung dan gravel atau kombinasi
dari lapisan tersebut. Sumur resapan akan sangat efisien jika dibuat sampai pada
daerah dengan lapisan batuan yang terdiri dari pasir atau gravel.
Pemasangan sumur. Sumur resapan dapat dibangun dengan menggunakan bis beton
dengan lapisan porus atau susunan batu bata yang disusun secara teratur.

Untuk membangun sumur resapan agar dapat memberikan kontribusi yang optimum
diperlukan metoda perhitungan sebagai berikut :
1.

Menghitung debit masuk sebagai fungsi karakteristik luas atap bangunan dengan
formula rasional (Q=CIA, Q=debit masuk, C=koefisien aliran (jenis atap rumah),
I=intensitas hujan, A=luas atap)
2. Menghitung kedalaman sumur optimum diformulakan sebagai berikut:
H = Q/FK
[1-exp(-(FKT/pR2)]
H = Kedalaman air (m)
Q = Debit masuk (m3/dt)
F = Faktor geometrik (m)
K = Permeabilitas tanah (m/dt)
R = Radius sumur.
T = Durasi aliran (dt).

3. Evaluasi jenis fungsi dan pola letak sumur pada jarak saling pengaruh guna

menentukan kedalaman terkoreksi dengan menggunakan multi well system.

Sebagai gambaran bagi kita jika akan membangun suatu sumur resapan akan tetapi tidak
ingin direpotkan oleh perhitungan yang cukuo merepotkan maka Tabel 1 dapat digunakan
sebagai bahan acuan.
Volume Sumur Resapan Pada Kondisi Tanah Permeabilitas Rendah
(SK Gub No.17 Th 1992)

Teknologi sumur resapan dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat pasif dan aktif. Pada
teknologi sumur resapan pasif air hujan dibiarkan meresap secara alami melalui sumur
buatan, sedangkan pada sumur resapan yang bersifat aktif air dipompa (diinjeksikan)
kedalam lapisan akuifer menggunakan pompa tekanan tinggi.
Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal dan komunal. Maksud
sumur resapan model tunggal adalah satu sumur resapan digunakan untuk satu rumah,
sedangkan yang komunal satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama untuk lebih
dari satu rumah.

Untuk mengaplikasikan teknik pembuatan sumur resapan maka diperlukan tahap sebagai
berikut:

No.

Luas
Kavling
(M2)

Volume Resapan
Ada Saluran
Drainase Sebagai
Pelimpahan=V1
(M3)

Volume Sumur
Resapan Tanpa Ada
Saluran Drainase
Sebagai
Pelimpahan=V2
(M3)

50

1,3-2,1

2,1-4

100

2,6-4,1

4,1-7,9

150

3,9-6,2

6,2-11,9

200

5,2-8,2

8,2-15,8

300

7,8-12,3

12,3-23,4

400

10,4-16,4

16,4-31,6

500

13-20,5

20,5-39,6

600

15,6-24,6

24,6-47,4

700

18,2-28,7

28,7-55,3

10

800

20,8-32,8

32,8-63,2

11

900

23,4-36,8

36,8-71,1

12

1000

26-41

41-79

PERALATAN
Alat yang digunakan untuk membuat sumur resapan adalah :

1. Peralatan pertukangan seperti tukang batu dan tukang kayu.


2. Alat ukur ( meteran)
3. Kayu/bambu
PEMBUATAN SUMUR RESAPAN
Tahap-tahap pembuatan sumur resapan adalah :

1. Persiapan awal berupa penyiapan lahan dan bahan.


2. Penggalian baik untuk sumur itu sendiri maupun jaringan yang baerasal dari atap
3.

rumah.
Pemasangan meliputi pemasangan bis beton atau batu bata dan pemasangan
jaringan dari rumah ke rumah.

Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal dan komunal. Maksud
sumur resapan model tunggal adalah satu sumur resapan digunakan untuk satu rumah,
sedangkan yang komunal satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama untuk lebih
dari satu rumah.
Letak sumur resapan untuk yang model tunggal biasanya di halaman rumah sedang yang
model komunal dapat dipasang di bahu jalan.

Memanfaatkan Bahu Jalan Untuk Sumur Resapan (Tampak Depan)

Memanfaatkan Bahu Jalan Untuk Sumur Resapan (Tampak Atas)

Potongan Tegak Pemasangan Sumur Resapan

Teknologi sumur resapan dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat pasif dan aktif. Pada
teknologi sumur resapan pasif air hujan dibiarkan meresap secara alami melalui sumur
buatan, sedangkan pada sumur resapan yang bersifat aktif air dipompa (diinjeksikan)
kedalam lapisan akuifer menggunakan pompa tekanan tinggi.

Tujuan diterapkannya teknologi sumur resapan adalah :

1. Pelestarian sumber daya air tanah, perbaikan kualitas lingkungan dan


membudayakan kesadaran lingkungan.

2. Membantu menanggulangi kekurangan air bersih.


3. Menjaga kesetimbangan air di dalam tanah dalam sistem akuifer pantai.
4. Mengurangi limpasan permukaan (runoff) dan erosi tanah.

Manfaat
Sumur resapan merupakan salah satu cara konsercasi air tanah. Caranya dengan membuat
bangunan berupa sumur yang berfungsi untuk memasukkan air hujan kedalam tanah.

1. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk menambah jumlah air yang masuk ke

dalam tanah.
2. Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah sehingga
dapat menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi
air laut.
3. Mereduksi dimensi jaringan drainase dapat sampai nol jika diperlukan.
4. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah.
5. Mempertahankan tinggi muka air tanah.
6. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk mengurangi limpasan permukaan
sehingga dapat mencegah banjir.
7. Mencegah terjadinya penurunan tanah.
8. Melestarikan teknologi tradisionil.
9. Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dan mengisi
pori-pori tanah hal ini akan mencegah terjadinya penurunan tanah.

Siklus Air dan Pemanfaatan Sumur Resapan

Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan sumur resapan adalah: 1. Menambah
jumlah air tanah. 2. Mengurangi jumlah limpasan. Infiltrasi diperlukan untuk menambah
jumlah air yang masuk kedalam tanah dengan demikian maka fluktuasi muka air tanah
pada waktu musim hujan dan kemarau tidak terlalu tajam. Adanya sumur resapan akan
memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang semula jatuh
keatas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tetapi
dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur resapan. Akibat yang bisa dirasakan
adalah air hujan tidak menyebar ke halanman atau selokan sehingga akan mengurangi
terjadinya limpasan permukaan.

Bahan Utama

Bahan Bis Beton Yang Digunakan Untuk Sumur Resapan


Dengan Sistem Dinding Tidak Porus dan Porus

Audi Yudhasmara

KORAN ANAK INDONESIA, Yudhasmara Publisher

Jl Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta PusatPhone : (021) 70081995 5703646


email : judarwanto@gmail.com
http://korananakindonesia.wordpress.com/

Copyright 2010, Koran Anak Indonesia Network Information Education Network. All rights
reserved

Bahan utama yang diperlukan untuk membuat sumur resapan adalah :


1. Seng/Plastik.
2. Paralon.
3. Beton/Bata.
Seng/Plastik digunakan untuk menampung air hujan yang berasal dari genting, selanjutnya air
tersebut dialirkan melalui paralon menuju ke sumur resapan. Paralon digunakan untuk
mengalirkan air hujan dari talang ke sumur resapan. Beton (bis beton) atau dari batu bata
digunakan sebagai dinding sumur resapan.

Filed under: 2.b.Keajaiban Dunia, 2.i.Lingkungan Hidup Tagged: Air Tanah Dikuras

Posted on : 18 March 2013 Author :

Pada kuliah pengantar teknologi sumber daya alam atau oleh mahasiswa tenik geofisika biasa di
singkat PTSDA yang dibawakan oleh bapak Tatas. Kuliah kali ini mengangkat tema tentang
peran teknik geofisika dalam eksplorasi air tanah. Akan tetapi sebelum mengerti peran dan
fungsi teknik geofisika kita harus mengetahui definisi sumber daya alam yang di dalamnnya
termasuk air tanah. Sumber daya alam dapat di definisikan sesuatu yang terdapat secara alami di
alam dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam dapat
dikelompokan menjadi dua tipe, tipe yang pertama dilihat dari jumlahnya di alam, Sumber daya
alam terbarukan adalah sumber daya alam yang jumlahnya konstan di alam contohnya air, udara
dan non terbarukan adalah sumber daya alam yang jumlahnya terbatas dialam yang di akibatkan
oleh proses pembentukannya yang lama contohnya adalah minya bumi, batu bara, dan gas bumi.
Kemudian sumber daya alam juga dibagi atas berdasarkan sumber daya alam tersebut berasal
atau biasa kita sebut sumber daya alam hayati dan non hayati. Sumber daya alam hayati adalah
segala sesuatu yang berasal dari makhluk hidup contohnya tumbuhan dan hewan yang diambil
dagingnya. Sumber daya alam non hayati dalah sumber daya alam yang berupa mineral, dan
minyak.
Seteleah kita mengetahui definisi sumber daya alam dan sumber mengetahui bahwa air
merupakan sumber daya alam yang terbarukan atau jumlahnya selalu konstan. Sebelum
melakukan proses eksploitasi air tanah dilakukan dua tahap yang pertama disebut eksplorasi dan
yang kedua disebut tahapan investigasi. Tahapan eksplorasi terdiri atas kajian pustaka yang
terdiri dari klimatologi, hidrometri, geologi/hidrogeologi, biologi. Dalam tahapan eksplorasi
dilakukan juga studi tata guna lahan, klimatologi dan juga studi geology dan geofisika.
Sedangkan dalam tahap investigasi studi yang dilakakan adalah karakteristik petrografi,sifat
hidrolik batuan,dan hidrokimia, yang berupa kajian potensi air, rancangan eksploitasi, dan
analisis debit eksploitasi. Hasil akhir dari tahapan investigasi berupa peta hidrogeologi,
rekomdasi bentuk eksploitasim dan rekomendasi instalasi air.
Tujuan eksplorasi air tanah ialah bertujuan untuk mengetahui dan merekonstruksi akifer dan
sistemnya melalui survey permukaan dan bawah permukaan. Untuk survey permukaan hal-hal
yang dilakukan adalah survey morfologi melihat bentuk permukaan contohnya kemiringan
daerah aliran sungai, topografi mempelajari suatu wilayah dengan bantuan satelit, dan vegetasi
adalah survey yang berupa melihat tumbuhan apa yang hidup dipermukaan hal ini bertujuan

untuk melihat kondisi permukaan yang dimungkinkan adanya air bawah tanah. Untuk survey
bawah permukaan yang bertujuan melihat aspek geologi dan hidrogeologi yang dapat dilakuakan
dengan metode geofisika dan juga dengan cara pengeboran.
Metode geofisika yang dapat diterapkan survey bawah permukaan adalah gravity, magnetic,
seismic, dan resistivity. Setiap metode saling mendukung satu sama lain untuk mendapatkan titik
pengeboran yang akurat. Untuk survey air tanah yang sering digunakan adalah metode
resistivity, metode resistivity diterapkan berdasarkan tahanan jenis tiap material berbeda-beda.
Untuk melakukan survey geolistrik dilakukan melalui beberapa tahap:
1. Pengukuran lapangan
2. Pengelolahan data kuantitatif
3. Analisis data kuantitatif
4. Kesimpulan
Dalam perkuliahan ini diberikan tugas kepada mahasiswa untuk menginterpretasikan warna yang
terdapat pada penanmpang hasil pengukuran resistivity, kemudian menghitung data hasil
pengukuran resistivity dengan metode wenner, sehingga dari hasil perhitungan tersebut dapat
dibuat model 2D dan 3D persebaran sungai bawah permukaan yang berisi air tanah. Gambar
dibawah ini merupakan contoh pemodelan 2D hasil pengukuran resistivity.

Air Dan Kehidupan Di Bumi


Jika air memiliki kata sinonim, maka kata itu pastilah kehidupan. Begitu eratnya
hubungan antara air dengan kehidupan, karena tubuh setiap makhluk hidup pasti
tersusun dari air. Para ilmuwan berteori kehidupan pertama berasal dari air, karenanya
kehidupan di planet lain ditandai dengan ditemukannya air. Air tidak terpisahkan dari
kehidupan, sebab tidak mungkin ada kehidupan tanpa air.
Air menutupi sekitar 70% permukaan Bumi, menjadi faktor penentu cuaca dan iklim di
Bumi. Sehingga satu-satunya planet di tata surya Matahari yang dihuni makhluk hidup
ini sebenarnya lebih tepat disebut Planet Air.
Tetapi tahukah anda, dari seluruh air di Bumi hanya 2,5% - 3% yang merupakan air
tawar? Padahal seperti kita tahu tumbuhan, hewan darat (termasuk hewan air tawar),
dan manusia hanya mengkonsumsi air tawar.
Wah, Sedikit sekali ya? Eh, tunggu dulu, angka itu belum final. Tidak kurang dari
68% dari air tawar tadi tidak terjangkau manusia, karena berada dalam bentuk es di
kutub selatan, Greenland, serta gletser di puncak pegunungan.

Air tawar yang bisa kita temui di permukaan bumi dan menjadi sumber air bersih, baik
dalam bentuk uap air di atmosfer yang menjadi hujan, mengalir di sungai, atau
tergenang di danau, berjumlah kurang dari 0,3% jumlah seluruh air tawar, atau hanya
0,09% dari jumlah air. Cadangan air tawar terbesar sebenarnya berada di dalam perut
bumi berupa air tanah, jumlahnya sekitar 0,9% air di bumi. Jadi menurut hitungan kasar,
potensi air yang bisa dimanfaatkan makhluk hidup di daratan hanya kurang 1% dari
seluruh air. Jumlah itu pun tidak semua mampu dimanfaatkan secara optimal karena
lokasi dan berbagai sebab lain.
Ehm,..maaf jika angka-angka itu terlihat sangat rumit dan matematis. Padahal maksud
saya sederhana, hanya ingin menunjukan bahwa, meskipun air berlimpah di Bumi,
potensi air yang bisa dimanfaatkan makhluk hidup di darat sebetulnya sangat sedikit.
Karena itu bagi tumbuhan dan hewan darat, serta manusia pada khususnya, Air
sebenarnya adalah sumberdaya yang terbatas. Bahkan manusia membutuhkan air
tawar dengan kualitas khusus, yaitu air bersih dan air layak minum. Tentunya air tawar
dengan persyaratan tersebut lebih terbatas lagi.

Air Dan Peradaban Manusia


Menyusun lebih dari 65% tubuh manusia, walaupun air tidak mengandung kalori,
vitamin, atau gizi, fungsi air bagi tubuh manusia tidak tergantikan. Air minum melarutkan
zat-zat mineral dan vitamin dalam pencernaan, berperan dalam metabolisme,

melancarkan aliran darah, memperbaiki sel, membersihkan tubuh, dan 1.001 fungsi
lain.
Bagi tubuh manusia, air minum sehat lebih penting dari makanan. Kelancaran
pencernaan, regenerasi sel, pembuangan racun tubuh, kinerja organ tubuh, kebugaran,
hingga kondisi psikologis sangat dipengaruhi air bersih layak minum yang masuk ke
dalam tubuh manusia. Bahkan otak, asal dari akal pikir yang membedakan kita dengan
hewan adalah organ yang paling rakus meminum air.
Begitu tergantungnya manusia terhadap air, tanpa air manusia hanya mampu bertahan
hidup 3-4 hari. Sehingga di dunia militer umum diketahui satu cara tercepat
memenangkan pertempuran adalah dengan memutus pasokan air musuh. Atas alasan
itulah di masa silam manusia membangun benteng dan kota di sekitar sumber air untuk
fungsi pertahanan.

Jumlah air di suatu tempat dan waktu sangat tergantung musim. Karena tidak ingin
kehidupannya tergantung musim, manusia kemudian mengembangkan teknologi
cadangan air. Dari jejak sejarah ditemukan sejak zaman kuno manusia sudah

membangun sumur besar, sungai buatan, kanal, sistem irigasi, hingga bendungan
raksasa untuk mengelola air. Sekitar 70% air yang dikelola manusia mengalir ke lahan
pertanian dan peternakan. Fakta tersebut dan peran air dalam fotosintesis secara
langsung juga menjadikan air sebagai faktor utama dalam penyediaan pangan.
Pada era modern ini bahkan air bisa bermakna energi. Di berbagai negara, Pembangkit
Listrik Tenaga Air menjadi andalan untuk memperoleh energi yang murah, melimpah,
aman, dan ramah lingkungan. Kemampuan mengelola sumber daya air adalah satu
ukuran kemajuan peradaban manusia.
Akan tetapi di samping kemampuannya mengelola air, kehidupan manusia memberi
dampak negatif terhadap air. Manusia sebetulnya hanya menghasilkan limbah alami
dalam jumlah terbatas. Namun seiring kemajuan teknologi dan penggunaan bahan
yang tidak terurai alam, jenis limbah yang dihasilkan manusia semakin beragam serta
harus melalui proses pengolahan sebelum dibuang. Di samping itu, guna memenuhi
kebutuhan hidup, pembangunan pemukiman, dan berbagai pra sarana kehidupan,
manusia juga merusak sumber air bersih. Pertumbuhan dan terpusatnya populasi
manusia di beberapa titik menambah pengaruh buruk yang terjadi.
Seiring laju pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan manusia juga semakin
bertambah. Untuk meningkatkan produksi pangan, manusia menerapkan praktik
pertanian tidak ramah lingkungan dengan menggunakan pestisida dari bahan kimia
berbahaya.

Hal itu diperburuk eksploitasi air tanah tanpa menimbang daya dukung lingkungan
untuk memulihkan diri. Turunnya muka air tanah, penurunan tanah, mengeringnya
sungai dan danau, instrusi air laut, sampai tercemarnya air yang kita konsumsi adalah
sebagian dari akibat rusaknya daur air tanah. Air tanah bersih layak minum pun
semakin sulit ditemui, dan tanpa sadar kita mengkonsumsi air yang tercemar berbagai
unsur berbahaya. Tidak hanya itu, zat berbahaya juga mengendap dalam makanan
hasil pertanian dan peternakan yang memanfaatkan air tercemar.

Jika air dan makanan yang tercemar tersebut terus menerus dikonsumsi manusia,
maka beragam penyakit akan diderita manusia. Pada saat sumber daya air tanah
terancam, hasil akhirnya adalah terancamnya kehidupan manusia dan makhluk lain.
Melihat kerusakan sumber daya air di berbagai tempat di dunia, diawali tahun 1977
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara rutin mengadakan konferensi air dunia. Dari
konferensi itu lahirlah kesepakatan dan strategi untuk menjaga kelestarian sumber daya
air dunia, yang hingga kini terus dikampanyekan dan diperbaharui sesuai perubahan
kondisi sumber daya air terkini.

Sumber Daya Air Di Indonesia


Luas wilayah Indonesia 2/3-nya adalah lautan. Jadi, sesungguhnya Indonesia adalah
negeri air. Karena kontur berupa kepulauan, Indonesia memiliki curah hujan relatif
tinggi. Dengan daratan diselimuti hutan tropis serta ratusan sungai dan danau,
Indonesia adalah tangki air tawar raksasa. Negeri dengan kekayaan air tawar dan
bersih seperti Indonesia di permukaan planet ini cuma sejumlah hitungan jari, sangat
sedikit. Karena berlimpahnya sumber air, sejak dahulu masyarakat Indonesia
menjadikan air sebagai pusat kehidupan. Sungai dan danau bukan sekedar sumber air,
tapi tempat mencuci, mandi, bermain, sumber pangan, jalur transportasi, hingga
membuang kotoran.
Beberapa dekade lalu, budaya sentralistik perairan tersebut tidak menimbulkan
masalah berarti karena alam masih mampu mengurai limbah yang kita buang. Tetapi
ketika timbul budaya baru, seperti kebiasaan memakai deterjen, penggunaan plastik
dan industri, masalah bermunculan. Sungai tidak lagi memiliki daya dukung yang cukup
untuk menampung dan mengurai sisa aktivitas hidup manusia.
Sebagai contoh, saat ini kita bisa melihat air sungai di Jakarta dan sebagian kota besar
Indonesia berwarna hitam, kotor dan berbau busuk. Sungai yang mengaliri Jakarta bisa
masuk Guiness Book Of Records sebagai toilet dan tempat sampah terpanjang di
dunia. Konon sampah yang harus diangkat dari sungai di Jakarta mencapai jumlah
lebih dari 10 ton per hari.

Di saat yang sama daya serap tanah terhadap air hujan di perkotaan Indonesia
menurun drastis karena kota minim lahan hijau, tertutup aspal, beton, dan bangunan.
Pada musim hujan, air yang seharusnya meresap untuk mengisi ulang kantong-kantong
air di dalam tanah mengalir begitu saja di permukaan tanah. Banjir yang sering kita
saksikan di ibukota negara dan beberapa tempat lain adalah peringatan bahwa selama
ini kita abai terhadap lingkungan sekitar dan kelestarian air.
Melihat kondisi yang memprihatinkan itu timbul pertanyaan. Siapa yang harus
bertanggungjawab atas keadaan ini?

Tri Parti Air Indonesia


Untuk menjawab pertanyaan tadi mula-mula kita harus bertanya pada diri sendiri.
Masihkah kehidupan kita membutuhkan air bersih?

Jika jawabannya iya, maka siapa pun orang yang hidup di bumi Indonesia pada
dasarnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian air bersih Indonesia.
Meskipun demikian, secara umum kita bisa membagi pihak yang bertanggungjawab
terhadap pelestarian air menjadi tiga. Pihak pertama adalah pemerintah, kedua
perusahaan/badan usaha, dan ketiga masyarakat. Masing-masing memiliki peran
tersendiri, dan sinergi harmonis ketiga pihak tadi akan menentukan kelestarian air
bersih di Indonesia.
Peran Sentral Pemerintah
Pemerintah memiliki peran sentral dalam menjaga kelestarian air bersih. Kita
memahami bahwa pemerintah memiliki pandangan lebih luas dan lebih mengerti
keadaan sumber daya air Indonesia, sehingga pemerintah sudah memiliki banyak
agenda pelestarian air. Tetapi rasanya tidak salah jika kita sebagai masyarakat
berharap beberapa hal bisa dilakukan pemerintah.
Harapan pertama penulis sebagai masyarakat yang peduli kelestarian air bersih adalah
peran pencegahan dini. Ketika sebuah industri didirikan di suatu tempat, potensi
pencemaran air dan limbahnya tidak sekedar tercantum dalam kajian AMDAL.
Pemerintah seyogyanya mengantisipasi pencemaran air dengan menyusun aturan
ketat, menetapkan sanksi bagi yang melanggar dan berkomitmen menerapkannya.
Sebagai contoh sederhana, misalkan persyaratan mendirikan pabrik kemasan plastik
adalah kewajiban turut berperan dalam pengumpulan, pengolahan atau pemusnahan
plastik bekas pakai sejumlah kapasitas produksi pabrik yang bersangkutan. Penerapan
peraturan-peraturan semacam itu akan sangat mengurangi beban lingkungan.
Harapan lain adalah penyediaan infrastruktur dan sarana pengolahan sampah umum.
Jika hari ini kita saksikan sampah mengotori perairan, salah satu sebabnya adalah
kurang tersedianya tempat sampah umum dan ketiadaan pusat-pusat pengolahan
sampah terintegrasi.
Merupakan terobosan yang sangat berani dan membanggakan, seandainya pemerintah
mengadakan program nyata seperti : menyediakan satu milyar tempat sampah atau
program satu desa satu tempat pengolahan dan daur ulang sampah. Program
semacam itu jika dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan tidak hanya akan
mengurangi sampah, juga akan menghemat anggaran pemerintah untuk membersihkan
sungai, sekaligus membuka lapangan pekerjaan.
Yang tidak kalah penting dari dua hal tersebut adalah peran pemerintah untuk
mendorong transisi budaya masyarakat. Karena sesungguhnya masyarakat yang
memegang peranan terbesar dalam pelestarian air.
Budaya penggunaan deterjen dan barang yang tidak terurai seharusnya diiringi budaya
baru, berupa budaya tata pembuangan air yang baik, budaya memilah, membuang, dan

mengolah sampah. Demikian juga dalam pertanian atau peternakan, sebisa mungkin
budaya menggunakan bahan kimia berbahaya secara berlebihan sudah ditinggalkan.
Untuk itu advokasi dan insentif menjadi penting. Advokasi berperan untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menjaga air bersih. Sedangkan insentif
dapat menjadi perangsang masyarakat untuk mengelola sampah rumahtangganya.

Tetapi yang lebih penting dari itu semua adalah komitmen dan pelaksanaannya. Jika
pemerintah tidak kenal lelah bekerja untuk melestarikan air bersih, melakukan
pendidikan dan kampanye pentingnya air bersih, perlahan masyarakat akan turut
bergerak. Ketika jutaan orang mau bergerak untuk mengelola sampah dan menjaga air

bersih, dalam waktu yang tidak lama sungai dan danau yang terlanjur kotor niscaya
akan kembali bersih.
Peran Dunia Usaha
Dari sebagian keuntungan yang diperoleh sebuah perusahaan, banyak hal yang bisa
dilakukan satu badan usaha untuk kelestarian air bersih. Sebagai perusahaan yang
menjadikan air sebagai komoditas utama bisnisnya, Aqua (PT. Tirta Investama) bisa
menjadi teladan yang baik dari pelaksanaan konservasi air suatu perusahaan melalui
manajemen usaha berkomitmen lingkungan dan kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR). Tekad Aqua untuk menjaga kelestarian air bersih tercermin
melalui 4 pilar Aqua Lestari.
Pilar Pertama, Pelestarian Air dan Lingkungan. Aqua sangat berkepentingan untuk
menjaga kelestarian air bersih, karena ketersediaan air bersih yang lestari akan
menjamin air minum sehat produk Aqua selalu berada pada standar yang ditetapkan.
Untuk itu Aqua berkomitmen menjaga air bersih di sekitar pabrik melalui pengontrolan
neraca air, kendali kualitas air, rehabilitasi lahan, pembuatan biopori dan sumur
resapan, hingga menghijaukan lingkungan di sekitar sumber air.
Pilar Kedua, Praktik Ramah Lingkungan. Aqua menyadari bahwa aktivitas industri
selalu menghasilkan limbah. Untuk itu Aqua berupaya mengurangi seminimal mungkin
aktivitas dan residu industri yang dapat mencemari air.
Sebagai produsen air minum, Aqua sebetulnya mampu menerapkan zero residu. Tetapi
kemasan yang digunakan berpotensi mencemari air. Untuk itu dimulai dari penyediaan
bahan baku kemasan, proses pengemasan, hingga produk dikonsumsi oleh konsumen,
Aqua mengupayakan seminimal mungkin menghasilkan limbah produksi. Untuk
mengurangi limbah Aqua mengedepankan Inovasi, dan yang paling mutakhir dari
inovasi Aqua adalah tidak digunakannya segel plastik pada tutup botol air minum Aqua.
Sampah yang dikurangi memang tidak sampai seujung jari, tetapi tetap menjadi
perhatian dan komitmen Aqua untuk mengurangi limbah. Inovasi tersebut dilakukan
tanpa mengorbankan tanda-tanda keaslian produk. Angka kadaluarsa pada tutup dan
bunyi Krek saat membuka tutup, menjadi tanda sampainya air sehat Aqua ke tangan
konsumen. Bahkan limbah kemasan sisa pakai konsumen dikelola dan didaur-ulang
menjadi barang-barang yang berguna untuk keperluan rumah tangga.
Pilar Ketiga, Pengelolaan dan distribusi produk. Aqua menyadari bahwa distribusi
produk dari pabrik ke konsumen memiliki potensi negatif terhadap lingkungan. Karena
itu untuk mengangkut produknya Aqua memperhitungkan distribusi paling efektif,
melakukan perbaikan jalan, hingga menggunakan angkutan alternatif. Dari pabrik di
Sukabumi, Aqua bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI) untuk
mengangkut air sehat Aqua ke Jakarta sebagai pasar terbesar Aqua.

Pilar Keempat, Pemberdayaan dan Keterlibatan Masyarakat. Aqua berkeyakinan


masyarakat yang mandiri dan berdaya akan lebih memiliki kesadaran lingkungan dan
menjaga kebersihan air. Karenanya program-program seperti usaha mikro, pertanian
organik, dan koperasi di lingkungan pabrik digalakkan oleh Aqua. Pemberdayaan
pemulung dan pengolahan sampah plastik bekas botol dan minuman juga mendapat
perhatian khusus sebagai bagian dari tanggung jawab lingkungan Aqua.
Tidak cukup sampai di situ, melalui kegiatan CSR Aqua aktif membantu menyediakan
air bersih layak minum bagi daerah yang tidak terakses air bersih, membangun sanitasi
sehat, hingga mempromosikan hidup sehat di masyarakat. Pada gilirannya, kegiatan
semacam itu turut membantu menanamkan kesadaran menjaga air bersih di
masyarakat.

Tanggung jawab pelestarian air tidak hanya dimiliki perusahaan air minum seperti
Aqua. Perusahaan bidang lain memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang sama
dalam menjaga sumber daya air bersih. Minimal setiap industri melaksanakan praktik
ramah lingkungan dan turut serta dalam rehabilitasi lingkungan.

Peran Masyarakat
Lalu apa peran kita? Bukankah kita ini hanya masyarakat kecil, meskipun kita peduli
cuma bisa mengurut dada melihat pencemaran sungai dan air? Kita tidak punya
wewenang dan dana yang besar untuk melakukan perubahan.
Kita harus melakukan sesuatu! Jika tekad itu telah tertanam dalam hati, ada banyak hal
yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian sumber air bersih.
Pertama, menggunakan air secara bijaksana. Itu bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti
tidak menyisakan air minum, menutup kran air yang tidak terpakai, atau mandi
menggunakan shower yang terbukti lebih menghemat air. Bayangkan, jika dengan
budaya hemat air satu orang bisa menghemat 1 liter air/hari, maka ketika 5 juta orang
melakukannya akan ada 5 juta liter air bersih/hari yang berhasil diselamatkan.
Kedua, menghijaukan lingkungan sekitar dengan menanam pohon di gunung, dekat
sumber air, di tepi sungai, atau di sekitar rumah. Tanaman tidak sekedar penghias
lingkungan atau penghasil udara segar. Pada musim hujan, di permukaan tanah
tanaman berfungsi menahan aliran air hujan, sementara itu air yang meresap melalui
pori-pori tanah akan diikat akar tanaman.
Ketiga, membangun sumur resapan atau biopori di sekitar rumah. Keberadaan sumur
resapan dan biopori penting untuk meningkatkan daya resap air ke tanah ketika hujan.
Kedua instrumen lingkungan tadi sangat berperan dalam memulihkan cadangan air
tanah.
Keempat, peduli dengan kondisi lingkungan dan aktif memperbaikinya. Dimulai dari
aktivitas pribadi seperti memilah sampah pribadi, mengurangi penggunaan bahan kimia
dan benda yang sulit terurai, mengolah sampah organik dan membakar sampah plastik,
menjauhkan limbah rumah tangga dan sampah dari dekat sumber air bersih. Banyak
hal-hal yang terlihat kecil tapi jika kita lakukan sebetulnya berdampak besar terhadap
kelestarian air bersih.

Anda bisa menambahkan kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya, untuk setiap
tindakan yang anda lakukan dalam menjaga kebersihan air. Sebab pada akhirnya,
harapan tentang sumber daya air tanah yang bersih dan lestari sangat tergantung
kepada peran serta setiap orang yang mencintai Indonesia.

Kenapa Menjaga Kelestarian Air Bersih?


Kenapa sih kita mesti repot menyelamatkan sumber daya air bersih Indonesia di saat
air masih berlimpah?
Bagi kaum beragama, peran penting air tidak hanya diketahui melalui pengetahuan
akal. Catatan berbagai kitab suci dan norma agama menegaskan tidak terpisahnya air
dari kehidupan fisik maupun spiritual manusia.
Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup (QS Al Anbiya: 30), demikian
Al-Quran menjelaskan tentang hubungan air dan kehidupan. Tersebut dalam Al-Kitab:
jika seseorang tidak lahir dari air dan roh ia tidak dapat masuk kerajaan Allah.

(Yohanes 3: 5-6). Sementara, Buddha Gautama menunjukan mukjizat berupa


munculnya air dari paruh bawah dan sisi tubuhnya. Spiritual Agama Hindu sangat erat
berhubungan dengan air, kata Hindu berasal dari kata Indus, sebuah sungai suci di
India. Demikian halnya dalam banyak kepercayaan lain, air selalu menjadi unsur
penting dan dianggap suci, seringkali menjadi syarat dari upacara sakral keagamaan.
Karenanya menjaga sumber daya air adalah juga perintah Tuhan.
Di luar perintah agama, melestarikan dan menjaga sumber daya air sesungguhnya
untuk kepentingan manusia sendiri, demi kesehatan manusia, demi kehidupan yang
berkualitas. Jika kita sehat, maka badan kita adalah aset yang produktif. Hanya
masyarakat sehat yang mampu bekerja menggerakkan ekonomi dan hidup sejahtera.
Bayangkan jika hanya tersedia sangat sedikit air bersih untuk setiap orang di Indonesia.
Kita mungkin hanya minum satu atau dua gelas per hari, tubuh dihinggapi banyak
penyakit, badan bau karena tidak bisa mandi setiap hari, mulut tidak nyaman karena
tidak menggosok gigi, pakaian kotor tidak dicuci. Kehidupan kita pasti penuh
penderitaan.

Jika sungai terakhir sudah tidak mengalir, jika mata air terakhir sudah tidak memancar,
jika sumur terakhir sudah kering, manusia baru sadar tidak ada kekayaan yang lebih
berharga selain air bersih.

DRAINASI AIR HUJAN RAMAH LINGKUNGGAN


DASAR PEMIKIRAN
Air hujan yang jatuh di permukaan tanah akan terdistribusi secara evapotranspirasi, infiltrasi dan
sebagian lagi mengalir sebagai air permukaan. Dengan makin luas penutupan permukaan tanah
oleh bangunan maka semakin besar air yang mengalir sebagai air permukaan dan berarti semakin
kecil air yang meresap ke dalam tanah. Koefisien aliran permukaan untuk genting, beton dan
aspal hampir mendekati satu, dengan kata lain tidak ada air yang meresap kedalam tanah. Dari
sini jelas, bahwa untuk atap yang pada umumnya genting, beton atau perkerasan lainnya,
diperlukan dimensi sistem drainasi yang relatif besar dan sekaligus kehilangan air hujan karena
langsung masuk ke sungai. Dengan dasar pemikiran ini diupayakan agar dimensi sistem drainasi
seminimal mungkin dan sekaligus air hujan meresap kembali ke dalam tanah di halaman rumah
hingga konstruksi resapan air hujan merupakan sebuah alternatif.
Untuk penentuan dimensi suatu peresapan air hujan yang mampu menampung air sebelum
meresap kedalam tanah perlu diperhitungkan terhadap beberapa hal antara lain: a) lama hujan
dominan, b) intensitas hujan pada lama hujan dominan, c) selang waktu dengan hujan dominan,
d) koefisien permeabilitas tanah, e) tinggi muka air tanah, dan f) luasan atap dan koefisien aliran
permukaan.
Lama hujan dominan:
Jumlah kejadian lama hujan dominan dirunut dan data Automatic Rainfall Recorder (ARR)
yang mana dari sini dapat ditentukan lama hujan yang diperhitungkan untuk suatu daerah
penelitian. Sebagai kontrol dapat diambil pula untuk kejadian-kejadian lama hujan yang lain
yang mana pada akhirnya kapasitas isi resapan air hujan yang menjadi sasaran pokok dan
penelitian ini. intensitas hujan: Setelah diketahui lama hujan dapat dihitung besar nilai intensitas
hujan. Untuk beberapa kota telah tersedia grafik hubungan antara lama hujan, intensitas serta
frekuensi ke jadian sedangkan untuk kota yang belum tersedia grafik tersebut dapat dihitung dari
analisa frekuensi.
Selang waktu hujan :
Setelah ditentukan lama hujan sebagai dasar perhitungan dapat ditelusur selang waktu hujan
yang berpengaruh terhadap lama hujan yang diperhitungkan. Hal ini diperlukan untuk
mempertimbangkan kemampuan resapan sebagai reservoir sebelum seluruh air dapat meresap
kedalam tanah, agar sebanyak mungkin air meresap kedalam tanah dengan dimensi resapan
sekecil mungkin.
Koefisien permeabilitas tanah:
Dengan mempertimbangan selang waktu hujan yang berpengaruh terhadap lama hujan yang
diperhitungkan dibanding dengan kemampuan peresapan air dalam tanah yang dalam hal ini
sangat dipengaruhi oleh koefisien permeabilitasnya maka dapat diuji akan kehandalan volume
resapan yang diperhitungkan.

Tinggi Muka Air Tanah:


Hal ini perlu untuk mempertimbangkan dimensi maupun bentuk resapan dan sekaligus akan
mempengaruhi kecepatan peresapan. Di samping itu perlu dikaji pula tinggi muka air tanah
dalam kaitannya dengan kemungkinan pengaruh negatifnya terhadap sistem perakaran tanaman.
Namun demikian dengan dasar pemikiran bahwa sistem peresapan ini akan mengembalikan ke
kondisi alami dalam pengisian air tanah seperti sebelum ada bangunan, maka diperhitungkan
bahwa masalah tersebut bukan merupakan hal-hal yang sering dijumpai.
Luas permukaan penutupan dan koefisien aliran permukaan:
Luas permukaan yang dilayani oleh resapan ini merupakan faktor utama dalam menentukan
dimensi sumur resapan yaitu untuk atap diperhitungkan luas permukaan horizontal.
METODE PERHITUNGAN
Dalam hal ini diusulkan suatu metode perhitungan yang bertujuan bahwa daerah layanan akan
bebas dari genangan dan Sekaligus meresapkan air hujan kedalam tanah. Air yang jatuh pada
bukan perkerasan dialirkan ke jaringan drainasi yang diperhitung kan berdasar pada Formula
Rational dengan it didasarkan pada waktu konsentrasi (Tk), sedangkan air yang jatuh di
perkerasan dialirkan masuk kedalam konstruksi resapan dengan volume resapan fungsi dan lama
hujan dominan (Td), intensitas hujan pada Td, koefisien permeabilitas tanah, selang waktu
dengan hujan dominan, tinggi muka air tanah, luasan atap layanan dan koefisien aliran
permukaan yang kemudian diperhitungkan berdasar formula Darcy dengan penjabarannya oleh
Bouillot (Sunjoto, 1987).
Untuk efisiensinya perlu diperhitungkan volume sumuran tersebut dan secara analitis dengan
dasar bahwa tinggi sumuran diambil pada saat debit masuk sama dengan debit keluar maka dapat
ditulis suatu formula: (Sunjoto, 1987).

Kedalaman efektif sumur resapan dihitung dari tinggi muka air tanah bila dasar sumur berada di
bawah muka air tersebut dan diukur dari dasar sumur bila muka air tanah berada di bawahnya.
Bila dari perhitungan dengan diameter sumuran 0,80 m (banyak di pasaran) didapatkan H yang
kurang menguntungkan : (1) misalnya dasar sumuran berada di bawah muka air tanah atau dasar
akari terletak pada lapisan yang kurang porus, maka dapat ditentukan H yang tepat kemudian
diameter dapat dihitung dengan (2). Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan H max. adalah T
dengan formula (3) hal ini diperlukan untuk memperbandingkan dengan waktu hujan dominan
(Td) dalam analisa hidrologi selanjutnya.
KONSTRUKSI
Untuk keamanan konstruksi, resapan perlu dilengkapi dengan pelindung dinding. Karena bentuk
umum resapan ini adalah sumuran maka pelindung dinding ini dapat dilaksanakan dengan
konstruksi pasangan batu kosong, pasangan batu cadas atau buis beton yang kesemuanya akan
mempengaruhi perhitungan sesuai dengan formulasinya. Sedangkan air yang ditampung adalah
air dari atap melalui talang datar dan tegak kemudian masuk ke resapan, atau air dari atap
ditampung oleh selokan keliling tritisan (tanpa talang) kemudian masuk ke resapan. Resapan ini
perlu dilengkapi dengan peluap untuk melewatkan ada air hujan yang tidak diperhitungkan
hingga kelebihan air dapat disalurkan. Sedangkan untuk daerah di mana muka air tanah cukup
dangkal bentuk sumuran seperti di atas kurang tepat dan dapat dipilih resapan tipe selokan
(tertutup) karena dengan cara ini volume yang diperlukan diimbangi dengan panjang selokan,
bukan dengan kedalaman seperti pada konstruksi sumuran. Dasar resapan diletakkan serendahrendahnya pada muka air tanah tertinggi untuk mendapatkan efektifitas masuknya air ke dalam
tanah. (Gambar 2)

KEUNTUNGAN
Dari konsepsi perancangan yang bertujuan melestarikan air ini akan didapatkan beberapa
keuntungan lainnya yaitu:
Reduksi dimensi: Dimensi jaringan drainasi akan dapat diperkedil karena sebagian besar air
meresap kedalam tanah sebelum masuk ke jaringan drainasi. Debit yang diperhitungkan dalam
perancangan ini adalah debit air dari permukaan bukan perkerasan. Walau akan terjadi biaya
tambahan untuk pembuatan sumur resapan namun dalam pembangunan suatu sistem drainasi
dapat dipikul bersama yaitu pemerintah untuk janingan drainasi dan masyarakat dengan beban
pembuatan resapan di halaman masing-masing jadi disamping memperkecil dana pembangunan
sekaligus meningkatkan partisipasi swadaya masyarakat dalam pembangunan.
Memperkecil probabilitas genangan: Untuk bagian kota yang rendah, selain menanggung beban
banjir dan lokasi itu sendiri juga mendenita karena beban air dari daerah-daerah tinggi di Sekitar.
Dengan pemakaian resapan ini berarti memperbesar retarding basin yang berarti memperkecil
probabilitas genangan.
Memperkecil konsentrasi pencemaran: Daerah pemukiman pada umumnya mempunyai potensi
besar dalam pencemaran air tanah maka dengan bertambah besarnya cadangan air di daerah
tersebut akan memperkedil konsentrasi pencemaran. Hal ini cukup penting karena salah satu
usaha untuk mencegah pencemaran adalah memperkecil konsentrasi polucan.

Mempertahankan muka air tanah: Tinggi muka air tanah sangat berpengaruh terhadap iklim
mikro dan ini sangat penting untuk tata tanam (tanaman keras). Di samping itu penurunan muka
air tanah akan berpengaruh pula pada energi yang dipergunakan untuk memompa air sumur, dan
untuk skala regional, pengesampingan hal ini merupakan sumberdaya terbengkelai.
Menekan Intrusi air laut: Salah satu permasalahan kota-kota besar yang terletak di pantai adalah
eksploitasi air tanah tanpa memperhitungkan daya dukung wilayah dan hal ini akan memperbesar
kemungkinan intrusi air laut. Sedangkan salah satu parameter daya dukung wilayah tersebut
adalah jumlah air masuk ke dalam tanah.
Untuk suatu kondisi ideal di mana tanah homogen dan isotrop Badon Ghyben dan Herzberg
(Dam, 1985) menjelaskan suatu fenomena tentang keseimbangan yang terjadi antara air tawar
dan air asin (laut) yang terjadi pada suatu pulau ideal sebagai berikut: (Gambar 3)

Tinggi tekanan akan seimbang pada suatu titik tertentu untuk permukaan air asin (S) maupun air
tawar (F).

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa penurunan permukaan air tawar akan menyebabkan
kenaikan permukaan air asin sebesar 40 kali penurunan tersebut, hingga pengaruh air hujan yang
masuk kembali ke dalam tanah adalah sangat besar guna menghindari intrusi air laut.
Melihat perimbangan air secara sektoral maupun secara regional yang memberikan arah akan
kekurangan air serta keuntungan-keuntungan yang didapatkan dari penggunaan resapan air hujan
sebagai komponen sistem drainasi maka sistem Drainasi Air Hujan Ramah Lingkungan perlu
segera dibakukan. Karena dengan pembakuan ini dapat dikatakan bahwa sistem drainasi yang
baik bukan lagi merupakan potensi besar dalam perusakan lingkungan. Di samping itu untuk
segera dapat diterapkan secara menyeluruh dan hal ini perlu campur tangan instansi terkait untuk
mensyaratkannya melalui Izin Mendirikan Bangunan.

Referensi : Sunjoto, Dr. Ir. Dip.HE. Sistem drainasi air hujan yang berwawasan lingkungan
Majalah Kontruksi No. 122, Juni 1988.
http://zulfikri.wordpress.com/2007/07/07/drainase-air-hujan-ramah-lingkunggan/

Anda mungkin juga menyukai