NIM. P07134114036
D-III Analis Kesehatan
A. Penyuapan (Bribery)
Berikut ini merupakan contoh dari pola umum korupsi yang temasuk penyuapan :
1. Kasus Penyuapan Akil Mochtar
KPK menangkap Akil Mochtar terkait dengan dugaan menerima suap
dalam penanganan gugatan pemilukada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan
Tengah dan Kabupaten Lebak, Banten. Ia dan 5 orang lainnya resmi
ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Salah satunya dari kelima orang
tersebut adalah Chairun Nisa, anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar,
bupati Gunung Mas Hambit Bintih, seorang pengusaha bernamaTubagus
Chaeri
Wardana yang
juga
adik
Atut
narkoba
dan
obat
kuat
pada
saat
dilakukannya
ditangani
Bambang
Yudhoyono resmi
perusahaan milik Widodo. Menurut majelis hakin, Rudi menerima uang Artha
Meris dan Widodo dari pelatih golfnya yaitu Deviardi.
B. Penggelapan (Embezzlement)
Berikut ini merupakan contoh dari pola umum korupsi yang temasuk penggelapan :
Kasus Penggelapan Uang Pajak oleh Gayus Halomoan Tambunan
Gayus Halomoan Tambunan bekerja di kantor pusat pajak dengan
menjabat bagian Penelaah Keberatan Direktorat Jenderal Pajak. Posisi yang
sangat strategis, sehingga ia dituduh bermain sebagai makelar kasus (markus).
Kasus pun berlanjut karena di duga banyak pejabat tinggi Polri yang terlibat
dalam kasus Gayus. Gayus dijadikan tersangka oleh Polri pada November
2009 terkait kepemilikan uang yang mencurigakan di rekeningnya mencapai
Rp 25 miliar. Gayus terindikasi melakukan pidana korupsi, pencucian uang,
dan penggelapan senilai Rp 395 juta. Namun di persidangan, jaksa hanya
menjerat pasal penggelapan saja, dengan alasan uang yang diduga hasil
korupsi telah dikembalikan. Sisa uang Rp 24,6 miliar, atas perintah jaksa,
blokirnya dibuka. Hakim pun memutuskan Gayus divonis 6 bulan penjara dan
masa percobaan setahun
C. Komisi (Commission)
Berikut ini merupakan contoh dari pola umum korupsi yang temasuk komisi :
Kasus Pemberian Komisi
Pemberian jasa kolportir TVRI ini terjadi pada Juli 2007 sampai
November 2008. Menurut dokumen yang diperoleh Tempo, penerimaan dana
kas pegawai lewat jasa petugas pemasaran sebesar Rp 61 miliar. Dari jumlah
tersebut, dilakukan pengeluaran dana dari kas TVRI sebagai komisi jasa
kolportir sebesar Rp 6 miliar. Penerimaan ini berasal dari penjualan program,
iklan, kerja sama dengan lembaga pemerintah, dan penyewaan aset TVRI. Dari
Rp 6 miliar itu, Rp 4 miliar di antaranya diberikan kepada pegawai TVRI
(berstatus pegawai negeri sipil) yang ditunjuk oleh direksi sebagai petugas
pemasaran. Adapun Rp 2,1 miliar-nya dimasukkan kas pegawai yang dikelola
tersendiri. Kebijakan pemberian uang jasa kolportir ini didasarkan pada surat
keputusan yang diterbitkan Direktur Utama TVRI kala itu.
D. Pemerasan (Extortion)
Berikut ini merupakan contoh dari pola umum korupsi yang temasuk pemerasan :
Kasus Pemerasan Ratu Atut Chosiyah
Gubernur
Komisi
H. Nepotisme (Nepotism)
Berikut ini merupakan contoh dari pola umum korupsi yang temasuk nepotisme :
Korupsi yang Melibatkan Keluarga Ratu Atut
LSM ICW telah menyerahkan data dugaan korupsi yang diduga melibatkan
keluarga Atut, antara lain terkait kampanye pemenangannya dalam pemilihan
gubernur Banten, 2011 lalu. Terdapat tiga temuan besar, antara lain uang hibah
dari APBD Banten yang diberikan kepada lembaga milik keluarga (Atut). Mulai
dari anak, menantu suami, kakak, hingga adik Atut. Namun dalam berbagai
kesempatan, Ratu Atut selalu membantah semua tuduhan dugaan korupsi yang
diarahkan kepadanya.
Namun,
saat
ditelusuri
tidak
ada
orang
ditempat.
J. Pemalsuan (Fraud)
Berikut ini merupakan contoh dari pola umum korupsi yang temasuk