B. Pendahuluan
1. Latar Belakang
IPA terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang juga
harus dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman bermakna yang dapat
digunakan sebagai bekal perkembangan diri selanjutnya. Salah satu tujuan
pembelajaran pada standar kompetensi mata pelajaran IPA adalah melakukan
inkuiri ilmiah. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan
berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting kecakapan hidup kegiatan inkuiri meliputi : observasi, pengukuran,
hipotesis, interpretasi data pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, dan
membuat teori. Beberapa kegiatan inkuiri ilmiah sama dengan kegiatan
keterampilan proses IPA. Untuk melatih siswa melakukan keterampilan proses
perlu disajikan beberapa kegiatan yang mengajak siswa untuk berfikir dan bekerja
sesuai dengan keterampilan proses. Dalam pembelajaran IPA hasil belajar proses
dikenal dengan keterampilan proses. Dimana keterampilan proses adalah
keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang
mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah,
sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru (Semiawan, 1992).
Dengan mengembangkan keterampilan proses nantinya siswa akan mampu
menemukan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Dalam hal ini seorang guru harus memiliki atau mengembangkan bahan
ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntunan
pemecahan masalah belajar. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/ instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. Sedangkan manfaat bahan ajar ini sendiri bagi peserta didik, yaitu :
1. Kegiatan pembalajaran menjadi lebih menarik
2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru
3. Mendapatkan kemudahan dan mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai pembawa
konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama (Mahmuddin. 2010).
Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan
(Mardapi.2008). Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh
melalui peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Dimana keduanya saling
terkait, sistem belajar yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik.
Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem
penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi
mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik.
Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan
perbaikan sistem penilain yang diterapkan. Penilan dilakukan terutama untuk
menilai kemajuan siswa dalam mencapai keterampilan proses sains.
instrumen
pengukuran
keterampilan
proses
sains
pengukuran dapat dilakukan secara tes (paper and pencil test) dan bukan tes.
Penilaian melalui tes dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis (paper and pencil
test). Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk
observasi atau pengamatan. Menurut Bajah (2000), penilaian dalam keterampilan
proses agak sulit dilakukan melalui tes tertulis dibandingkan dengan teknik
observasi. Namun demikian, menggunakan kombinasi kedua teknik penilaian
tersebut dapat meningkatkan akurasi penilaian terhadap keterampilan proses sains.
Pada rubrik biasanya juga disertai dengan deskriptor. Dekriptor
menyatakan harapan kondisi siswa pada setiap level unjuk kerja untuk setiap
kriteria.
Dalam
implementasinya,
penilaian
melalui
observasi
dengan
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan instrumen
penilaian keterampilan proses sains pada mata pelajaran fisika untuk sekolah
menengah atas.
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah menghasilkan sebuah instrumen alat penilaian keterampilan
proses sebagai panduan dalam proses belajar mengajar.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi untuk
memperkaya pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
langkah kebijakan yang lebih baik dan tepat di masa mendatang dalam
peningkatan mutu pendidikan Fisika. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada dunia pendidikan untuk dapat meningkatkan penilain
kemampuan
kinerja
siswa
dalam
menyelesaikan
tugas
atau
dalam
C. Landasan Teoretis
1. Hakekat Pembelajaran IPA Fisika SMA
Pendidikan sains diarahkan untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan
dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti
mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat
kecil. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan
pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum
alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak
bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik
tentang fisika.
Mata pelajaran fisika di SMA dikembangkan dengan mengacu pada
pengembangan fisika yang ditujukan untuk mendidik siswa agar mampu untuk
mengobservasi dan eksperimentasi. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini
lebih ditekankan pada melatih kemampuan berpikir eksperimental yang mencakup
tata laksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam
melakukan eksperimen. Selanjutnya, dengan kemampuan matematis yang
diperoleh melaluia pelajaran matematika, siswa dilatih untuk mengembangkan
kemampuan berpikir yang taat azas. Kemampuan berpikir ini dilatih melalui
pengelolaan data yang kebenarannya tidak diragukan lagi, selanjutnya dengan
menggunakan perangkat matematis dibangunlah konsep, teori, prinsip dan hukum.
Adapun tujuan dan fungsi Mata pelajaran Fisika di SMA/MA adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan
keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
b.
Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain
10
c.
Mengembangkan
pengalaman
untuk
dapat
merumuskan
masalah,
e.
2. Media Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar seharusnya bukan hanya sekedar memindahkan
materi pelajaran dari guru kepada siswa. Akan tetapi kegiatan belajar mengajar
juga dapat membelajarkan anak didik atau dengan kata lain kegiatan belajar
mengajar hendaknya dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
Sebagain besar yang terjadi saat ini di sekolah-sekolah kegiatan belajar
mengajar hanya seakan transfer of knowledge yang penting proses belajar
mengajar dapat berlangsung. Dalam kegiatan belajar siswa hanya sebagai seorang
pendengar yang siap menerima seluruh informasi yang disampaikan guru.
11
12
13
Keterampilan Proses
IPA terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang juga
harus dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman bermakna yang dapat
digunakan sebagai bekal perkembangan diri selanjutnya. Salah satu tujuan
pembelajaran pada standar kompetensi mata pelajaran IPA adalah melakukan
inkuiri ilmiah. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan
berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
14
seperti
melakukan
pengamatan,
komunikasi,
interpretasi,
pembelajaran
dengan
keterampilan
proses
adalah
untuk
adalah
kegiatan
mengamati,
menggolongkan,
menafsirkan,
15
dalam
pemecahan
masalah.
Keterampilan
proses
dan
sub
Menggunakan indra
Mengumpulkan fakta
Mencari kesamaan dan perbedaan
mengklasifikasi
Mencatat pengamatan
Menghubung-hubungkan hasil pengamatan
Menemukan pola
Menarik kesimpulan
Mengemukakan kemungkinan apa yang akan
terjadi
Terampil menggunakan alat dan bahan
Menerapkan konsep
Menyusun hipotesis
Merencanakan kegiatan
Menafsirkan
Meramalkan
Berkomunikasi
Bertanya
16
Bahan Ajar
Perlu disadari bahwa sumber belajar sangat penting artinya dalam
menyusun suatu bahan ajar. Oleh karena itu, keberadaan sumber belajar memiliki
setidak-tidaknya tiga tujuan utama, yaitu memperkaya informasi yang diperlukan
dalam menyusun bahan ajar, dapat digunakan oleh penyusun bahan ajar, dan
memudahkan bagi peserta didik untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu.
Adapun kegunaan sumber belajar sebenarnya tidak terlepas dari tujuan
agar sumber belajar itu menjadi bermakna. Maka, kita sebagai seorang pendidik
dituntut untuk dapat secara kreatif mendesain suatu bahan ajar yang
memungkinkan peserta didik dapat secara langsung memanfaatkan sumber belajar
yang tersedia (Diknas, 2004).
Menurut Nasional Centre for Competency Based Training (2007), bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis.
Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa bahan ajar adalah informasi,
alat, dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan
17
18
aktivitas-aktivitas
pembelajaran
dan
pengimplementasian
a) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa
b) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
c) Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan
berbagai referensi
d) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
bahan ajar
e) Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
antara guru dengan siswa.
19
5.
Instrumen Penilaian
Penilaian
merupakan
komponen
penting
dalam
penyelenggaraan
20
instrumen
pengukuran
keterampilan
proses
sains
6.
21
(kekinian)
nyata),
materi,
kejelasan/
kontekstualitas
ketepatan
(keterhubungan
contoh
kasus,
dengan
keterlibatan
22
Penilaian aspek ini dilakukan dengan Desk Evaluation oleh validator yang
sudah ahli dalam bidang kebahasaan.
7.
Validitas instrumen
Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses
D. Metode Penelitian
10. Tempat dan Waktu Penelitian
23
ANALISIS KEBUTUHAN
STUDI LITERATUR
24
DRAF INSTRUMENT
VALIDASI
REVISI
DESAIN PRODUK
25
ini memakai teknik analisis deskriptif, yaitu setelah data dikumpulkan lalu
didiskusikan dan dikelompokkan menurut jenisnya.
Tabel 2. Kategori Penilaian oleh Validator
Skor Penelitian
Kategori
SS : sangat setuju
S : setuju
KS : kurang setuju
TS : tidak setuju
Rata-rata Skor
3,5 4
Sangat Tinggi
3 3,4
Tinggi
2,5 2,9
Rendah
< 2,5
Sangat Rendah
26