PENDAHULUAN
Kalium dengan rumus kimia (K+) merupakan ion bermuatan positif (kation)
utama yang terdapat di dalam cairan intraselular (CIS). Konsentrasi total kalium di
dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2 g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat
bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor, seperti jenis kelamin, umur, dan massa
otot (muscle mass). Kebutuhan minimum Kalium diperkirakan sebesar 782 mg/ hari.
Kalium merupakan kation utama yang terdapat di dalam cairan intraseluler, (bersama
bikarbonat) berfungsi sebagai buffer utama. Hanya sekitar 10% dari total konsentrasi
kalium di dalam tubuh berada di ekstraseluler dan 50 mmol berada dalam cairan
intraseluler (Kemenkes RI, 2011).
Kalium dalam tubuh memiliki fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan
elektrolit dan keseimbangan asam-basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca2+) dan
natrium (Na+), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan
kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat
secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh
akan dikeluarkan melalui urin serta keringat. Kandungan kalium dalam makanan dapat
ditemukan pada pisang, alpukat, jeruk, tomat, kentang, wortel, kubis, bawang, ikan
salmon, dan daging.
Penentuan kadar kalium dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya
titrasi, fotometrik, Flame fotometric, dan Ion Selective Elektrode (ISE). Dalam
penentuan konsentrasi kalium secara fotometrik, umumnya digunakan serum sebagai
spesimen.
Serum
darah
merupakan
komponen
cairan
darah
dimana
cara