Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.DARAH
Darah
berasal
dari
bahasa
Yunani
haima
yang
artinya
darah.
Dalam
darah
( 57% )
( 40% )
( 3% )
2. TRANSFUSI DARAH
Transfusi darah adalah tindakan memindahkan darah atau komponennya ke dalam sistim
pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh
seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah
suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang
atau terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya,yaitu
transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan
untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang
disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan
setelah 3 hari ditransferkan kembali ke pasien.
2.1 TUJUAN TRANSFUSI DARAH
Tujuan dari transfusi darah atara lain :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien
anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya: faktor pembekuan untuk
membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
4. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
5. Memperbaiki fungsi Hemostatis.
2.2 INDIKASI TRANSFUSI DARAH
Dalam pedoman WHO disebutkan :
1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang.
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen
darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit,
trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Indikasi :
1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar
2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume darah total.
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat
menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2
mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.
Kebutuhan darah (ml) :
3 x Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah secara
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan
exchange transfusion.(3) Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma
d. Darah merah pekat miskin leukosit
Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 42C, berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit
pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi
Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan 202C. Berguna untuk
meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada dewasa rata-rata 5.00010.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi Antigen trombosit
donor.(6)
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich Plasma,
sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan kemudian memisahkannya
dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor Plasma. Masa simpan 48-72 jam.(3)
Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah (hypovolemia, luka
bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada nephrotic syndrom dan
cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-faktor tertentu dari plasma
seperti globulin.(3)
Macam sediaan plasma adalah:
a. Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed red cell.
b. Plasma kering (lyoplylized plasma)
Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).
c. Fresh Frozen Plasma
Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan pada suhu 60C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).(3)
Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-220 ml. Suhu
simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan
faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada. Ditransfusikan dalam
waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma
(faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah
masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya
dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama
dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu
tubuh.
Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar diperlukan koreksi
adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Perlu dilakukan
pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.
Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia.
Indikasi :
- Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)
Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang mengancam
nyawa.
- Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi massif
- Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan
1. Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor pembekuan XIII, faktor
Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan karena
kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A.
Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui tetesan infus,
pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu
kamar. (2)
Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan dalam waktu 6
jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi. Satu kantong (30 ml) mengadung 7580 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII
Indikasi :
-
Hemophilia A
permukaan
membran sel
darah
merah.
Dua
jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
-
Sistem ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A atau O.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B atau O
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesama AB.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi
terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal.
Namun, orang dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O
-
Sistem Rhesus
Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera Macacca rhesus
kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat ternyata
bereaksi dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera Macaca
rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darah manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua
kelompok, yaitu :
1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah
merahnya
2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah
merahnya
Jika seseorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-). Sedangkan orang
dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja. Oleh karena itu darah Rh(-) sering
disediakan untuk operasi-operasi darurat dimana tidak ada waktu lagi untuk melakukan
pengecekan golongan darah seseorang.
Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat sebagai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
berikut:[1]
calon donor harus berusia 17-60 tahun,
berat badan minimal 50 kg
kadar hemoglobin >12,5 gr%
tekanan darah 100-150 (sistole) dan 70-100 (diastole).
Nadi 30-100x/menit teratur
menandatangani formulir pendaftaranan
darah
(donor)
disaring
keadaan
kesehatannya.
Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa untuk
mengetahui adanya anemia.
Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang menyebabkan darah
mereka
tidak
memenuhi
syarat
untuk
disumbangkan.
Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk tertentu misalnya
kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria, kelainan perdarahan, AIDS dan
kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.
Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah tinggi yang
tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat tertentu; untuk sementara
waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk menyumbangkan darah. Biasanya
donor tidak diperbolehkan menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali setiap 2 bulan.
Untuk
yang
memenuhi
syarat,
menyumbangkan
darah
adalah
aman.
Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya sendiri hanya
membutuhkan waktu 10 menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan,
tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang.
Standard
unit
pengambilan
darah
hanya
sekitar
0,48
liter.
Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung bahan
pengawet dan komponen anti pembekuan.
Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya penyakit infeksi
seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis. Darah yang didinginkan dapat digunakan dalam waktu
selama 42 hari. Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang
jarang), sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.
Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang
disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau
O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai
transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien untuk
memastikan keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching.
Crossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai atau tidak sesuainya darah
donor
dengan
darah
resipien.
Dilakukan
sebelum
Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi
eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi
darah boleh dilakukan; bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan
hasil Crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien
sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu
-
tidak
menghasilkan
aglutinasi,
sedangkan
dengan Crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka Crossmatch minor harus diulangi dengan
menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak
menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan dengan menggunakan
darah donor tersebut. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan menghasilkan
aglutinasi,
maka
darah
donor
D.
E.
F.
G.
H.
i.
ii.
iii.
iv.
i.
ii.
Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus
dari ahli anestesi, ahli bedah dan lain-lain.
Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi, hemoglobinuri, hipotensi, perdarahan yang
tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri.
Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena dan diuretika. Cairan digunakan
untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. Diuretika yang digunakan ialah :
1. Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena kemudian diikuti pemberian 40 mEq
Natrium bikarbonat.
2. Furosemid
Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan darah yang cocok.
Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi vasopressor. Selain itu
penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria yang menetap perlu tindakan dialysis.
B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK
1. Reaksi transfusi febrile
Tanda-tandanya adalah sebagai berikut : Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot, mual.
2. Reaksi alergi
a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah transfusi.
b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka penderita
sembab.
Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop.
II. REAKASI NON IMUNOLOGI
a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan.
b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi
c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus Epstein-Barr parasit serta bakteri.
e. AIDS
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa
tindakan pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang
ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan
memberikan darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, , maka pada awal
prosedur,
resipien
harus
diawasi
secara
ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan,
maka transfusi harus dihentikan.