Pemicu 2 Repro Sheila
Pemicu 2 Repro Sheila
Sheila Jessica
405100047
Rangka Panggul
Tulang Panggul
Os coxae
Os ilium
Os ichium
Os pubis
Os sacrum = promontorium
Os coccyigis
Artikulasi
Simfisis pubis, di depan pertemuan os pubis
Artikulasio sakro-iliaka yang menghubungkan os sakrum dan os
ilium
Artukulasio sakro-koksigium yang menghubungkan os sakrum
dan koksigius
Ruang paggul (pelvic Cavity)
Pelvis mayor (flase pelvis) : diatas linea terminalis
Pelvis minor (true pelvis) : dibawah linea terminalis
Rangka Panggul
Pintu panggul
Pintu atas panggul (inlet)
Ruang tengah panggul (midlet)
Pintu bawah panggul (outlet)
Ruang panggul sebenarnya (pelvis cavity)
Sumbu panggul
Garis yang menghubungkan titik-titik
tengah ruang panggul yang melengkung
ke depan (sumbu Carus)
BIDANG HODGE
Bidang Hodge I
bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan
promontorium. Dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
Bidang Hodge II
bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I terletak
setinggi bagian bawah simfisis
Bidang Hodge III
bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan II terletak
setinggi spina ischiadica kanan dan kiri
Bidang Hodge IV
bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I III terletak
setinggi os koksigis
BIDANG HODGE
tipe
tipe
tipe
tipe
gynaecoid
anthropoid
android
platypelloid
Rangka Panggul
2. Ukuran-ukuran pada apertura pelvis
superior
Conjugata vera
Diameter transversa
Diameter oblique
Conjugata diagonalis
Conjugata obstetrica
Arcus pubicus / angulus subpubicus
Distantia intertuberosum
Distansia intercristarum
Diameter interspinosum
PERSALINAN / PARTUS
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup,
dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubunubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi),
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat
seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi
dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio
cesarea.
Beberapa istilah
Gravida : wanita yang sedang hamil
Para : wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
In partu : wanita yang sedang berada dalam proses persalinan
PERSALINAN DITENTUKAN
OLEH 3 FAKTOR P UTAMA
Power
His, kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular & respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan jalan lahir.
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat
janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
Faktor2 P lainnya
psychology, physician, position
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian
antara faktor-faktor P tersebut, persalinan
normal diharapkan dapat berlangsung.
UMUR KEHAMILAN
Abortus
terhentinya kehamilan
sebelum janin dapat
hidup
berat janin < 1000g
umur kehamilan <28
minggu
Partus prematurus
persalinan dari hasil
konsepsi pada
kehamilan 28 36
minggu
janin prematur
berat janin 1000 2500
gr
HIS
Gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding
uterus.
Dimulai dari daerah fundus uteri mengarah ke
daerah lokus minoris untuk mendorong isi uterus
ke luar
FAKTOR PENCETUS HIS
Kerja hormon oksitosin.
Regangan dinding uterus.
Rangsangan terhadap pleksus saraf
Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
Jenis
perubaha His palsu
n
His sejati
Timbul secara
teratur dan
semakin sering,
30-70 detik
Pengaruh
gerakan
tubuh
Meskipun
posisi/gerakan
ibu berubah,
kontraksi tetap
dirasakan
Kekuatan
kontraksi
Kontraksinya
semakin kuat
Nyeri
hanya dirasakan di
Biasanya berawal
di punggung dan
Sebab Persalinan
hormon estrogen dan
progesteron kekejangan
p.d
rahim membesar dan meregang
iskemia otot rahim menganggu
sirkulasi utero plasenter
HIS
Tanda-tanda In - Partu
Tanda
Artinya
Kapan terjadi
Perasaan
seolah-olah bayi
telah turun ke
bawah
beberapa minggu
beberapa jam
sebelum
persalinan
Keluar cairan
dari vagina
(jernih,
pink/sedikit
mengandung
darah)
Beberapa hari
sebelum
persalinan / awal
persalinan
Keluar cairan
encer dari
vagina
beberapa jam
Selaput ketuban pecah :
sebelum
pecahnya kantung berisi cairan
persalinan - setiap
yg mengelilingi bayi selama
saat selama
dalam kandungan
persalinan
Kontraksi : mengkerut &
mengendurnya rahim
14 jam
7 jam
PERSALINAN KALA 1
Fase Pematangan / Pembukaan Serviks
Dimulai pada waktu serviks membuka.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks
telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi).
Ostium uteri internum dan eksternum
terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
Disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak
lebih banyak daripada darah haid.
Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Multipara
13-14 jam
6-7 jam
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 1
Kemajuan
Persalinan
Kondisi Ibu
Kondisi Janin
Riwayat persalinan:
permulaan his,
selaput ketuban,
darah lendir,
perdarahan, masalah
kehamilan terdahulu,
terakhir makanminum, lama tidur.
Pemeriksaan
abdomen: tinggi
fundus, tanda bekas
operasi, frekuensi,
lama dan kekuatan
his, penurunan kepala
Pemeriksaan vagina:
pembukaan,
penipisan serviks,
Mengkaji kartu
asuhan antenatal:
riwayat kehamilan,
kebidanan, medik,
sosial.
Pemeriksaan umum:
tanda2 vital, berat
badan, edema,
kondisi puting susu,
kandung kemih,
pemberian makanminum.
Pemeriksaan lab:
warna, kejernihan,
bau, protein urin dan
Hb.
Pemeriksaan psiko-
Gerakan janin,
denyut janin, letak n
besar janin,
tunggal/kembar,
selaput ketuban
pecah periksa warna,
kepekatan, jumlah
cairan ketuban
Posisi janin:
penurunan bagian
terendah,
molding/molase
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 1
PEMANTAUAN
Kemajuan
Persalinan
Kontrol His setiap
jam pada fase aktif
Kontrol pembukaan,
penipisan serviks,
penurunan bagian
terendah, molding,
molase setiap 4 jam
Kontrol penurunan
kepala setiap 2 jam
pada fase aktif.
Kondisi Ibu
Kontrol tensi setiap 4
jam
Kondisi Janin
kontrol DJJ setiap
jam pada fase aktif
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 1
PENANGANAN
Memberi dukugan
Mengatur aktifitas dan posisi ibu
Membimbing ibu utk rileks sewaktu ada his
Menjaga privasi ibu
Menjelaskan kemajuan persalinannya
Menjaga kebersihan diri
Mengatasi rasa panas
Masase
Pemberian cukup minum
Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
Sentuhan
PERSALINAN KALA 2
Fase Pengeluaran Bayi
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap.
Berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal
kala 2.
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal: kepala) turun
sampai dasar panggul.
Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah
simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion),
selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Kepala janin akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul
Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum
Dengan his + mengejan -> tampak bregma, dahi, muka dan dagu
Kepala lahir
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 2
PEMANTAUAN
Kemajuan
Persalinan
Usaha mengedan
Kontrol his setiap 10
menit
Kondisi Ibu
Kontrol nadi n tensi
setiap 30 menit
Kondisi Janin
kontrol DJJ setiap 15
menit atau lebih
sering dilakukan
dengan makin
dekatnya kelahiran
Penurunan
presentasi dan
perubahan posisi
Warna cairan
tertentu
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 2
PENANGANAN
Memberikan dukungan, menjaga kebersihan
Mengatur posisi ibu
Menjaga kandung kemih tetap kosong
Memberikan cukup minum
Memimpin mengedan
Bernapas selama persalinan
Pemantauan DJJ
Melahirkan bayi:
Menolong kelahiran kepala
Periksa tali pusat
Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
Mengeringkan dan menghangatkan bayi
Merangsang bayi
PERSALINAN KALA 3
Fase Pengeluaran Plasenta
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap.
Berakhir dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta lepasnya plasenta dari insersi pada
dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum
uteri.
Lepasnya plasenta mungkin dari sentral (Schultze) ditandai
dengan perdarahan baru atau dari tepi / marginal
(Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan atau
mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di
dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat
kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras,
fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 3
PENGKAJIAN AWAL
Palpasi uterus untuk menentukan apakah
ada bayi yang kedua
Menilai apakah bayi baru lahir dalam
keadaan stabil atau tidak
DIAGNOSIS
Kehamilan dengan janin normal tunggal
persalinan spontan melalui vagina pada bayi
tunggal, cukup bulan.
Bayi normal tidak ada tanda kesulitan
pernapasan, apgar > 7 pada menit ke 5,
tanda2 vital stabil, berat badan 2.5kg
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 3
MANAJEMEN AKTIF
Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
Memberikan oksitosin
Melakukan peneganan tali pusat terkendali
(PTT)
Masase fundus
PELEPASAN FISIOLOGI
Bertambah panjang
Pancaran darah
Bentuk uterus menjadi lebih bulat
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 3
EVALUASI
Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta
belum lahir dalam waktu 30 menit:
Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika
kandung kemih penuh
Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta
Berikan oksitosin 10 U IM dosis kedua, dalam jarak
waktu 15 menit dari pemberian pertama
Siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan
plasenta
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 3
MENGHENTIKAN PTT
Jika uterus bergerak ke bawah saat
menarik tali pusat plasenta belum
terlepas n terjadi inversio uteri
Jika ibu menyatakan nyeri dan atau
uterus atonia bahaya perdarahan
PERSALINAN KALA 4
Observasi Pascapersalinan
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan
observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan:
1. Kontraksi uterus harus baik.
2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat
genital lain.
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir
lengkap.
4. Kandung kemih harus kosong.
5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada
hematoma.
6. Resume keadaan umum bayi.
7. Resume keadaan umum ibu.
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 4
PEMANTAUAN
Memeriksa fundus setiap 15 menit pada jam
pertama setelah kelahiran, 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan, masase fundus utk
menimbulkan kontraksi
Memeriksa kelengkapan plasenta
Memeriksa kelengkapan selaput ketuban
Memeriksa perineum
Memeriksa pengeluaran darah
Lokhia tidak lebih dari menstruasi
Mengosongkan kandung kemih
Kondisi ibu
Kondisi bayi
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL KALA 4
DIAGNOSIS
Involusi normal:
PENANGANAN
mengikat tali pusat
Pemeriksaan fundus dan masase
Memberi nutrisi dan hidrasi
Membersihkan ibu
Mengistirahatkan ibu
Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Memulai menyusui
Mengajari ibu dan anggota keluarga
KALA II /
PENGELUARAN
KALA IV /
KELUARNYA
PLASENTA
SELAMA 1 JAM
DIAGNOSA PERSALINAN
NORMAL
Diagnosis persalinan
Kala I
Kategori
Sudah dalam persalinan (inpartu)
Keterangan
Ada tanda-tanda persalinan:
Pembukaan serviks >3cm
His adekuat (teratur, minimal 2 kali
dalam 10 menit selama 40 detik)
Lendir darah dari vagina
Kemajuan berjalanan sesuai
dengan partograf
Seperti: kemajuan persalinan yang
tidak sesuai dengan partograf,
melewati garis waspada
Seperti: eklampsia, perdarahan,
gawat janin
Diagnosis persalinan
Kala II
Kategori
Keterangan
Kondisi kegawatdaruratan
membutuhkan perubahan dalam
penatalaksanaan atau tindakan
segera. Contoh kondisi tersebut
termasuk: eklampsia,
kegawatdaruratan bayi,
penurunan kepala terhenti,
kelelahan ibu
Diagnosis persalinan
Kala III
Kategori
Deskripsi
Bayi normal
Diagnosis persalinan
Kala IV
Kategori
Deskripsi
Involusi normal
Leopod I
Letakkan tangan di
fundus uterus,
untuk menentukan
bagian janin dalam
fundus
Leopod II
Menentukan batas
samping rahim
kanan-kiri
Menentukan letak
punggung janin
Pada letak lintang,
tentukan dimana
kepala janin
Leopod III
Menentukan
bagian terbawah
janin
Apakah bagian
terbawah sudah
masuk atau
masih bergerak
Leopod IV
Pemeriksa
menghadap ke
arah kaki ibu
hamil
Bisa juga
menetukan bagian
terbawah janin
apa dan berapa
jauh sudah masuk
pintu atas panggul
Auskultasi
Digunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik)
untuk mendengarkan DJJ. Yang dapat didengarkan :
Dari janin
Djj pada bulan ke 4-5
Bising tali pusat
Gerakan dan tendanga janin
Dari ibu
Bising rahim (UTERINE SOUFFLE)
Bising aorta
Peristaltik usus
Pengukuran pelvis
Pemeriksaan Luar
Interspinal
diameter
jarak antara kiri
dan kanan tulang
belakang ilium
anterior superior.
Nilai normal adalah
23-26cm.
measure the
inerspinal diameter
Intercristal
diameter
jarak terluas dari satu
tepi
luar krista
iliaka
ke
tepi
lainnya.
Kisaran
normal adalah 2528cm
measure the
intercrista
diameter.
External conjugate
jarak antara bagian atas simfisis ke
prosesus
spinosus
lumbal
5.
normalnya 23-26 cm
Pemeriksaan Dalam
Vaginal toucher (VT)
Fungsinya untuk mengetahui :
Bagian terbawah janin
Kalau bagian terbawah kepala, dapat
ditentukan posisi untuk uub, dagu, hidung,
orbita, mulut, dsb
Kalau letak sungsang, dapat diraba anus,
sakrum, tuber ischii
Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah
janin, kaput suksedaneum, dsb
Secara umum dapat dievaluasi keadaan vagina,
serviks, dan panggul
Pelvimetri klinik
Pemeriksaan Dalam
Indikasi :
Untuk menentukan keadaan kehamilan atau
persalinan
Jika pada pemeriksaan luar kedudukan janin
tidak dapat ditentukan
Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan
CPD
Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-maju
Jika akan diambil tindakan obstetri operatif
Menentukan nilai skor pelvis
Pemeriksaan Tambahan
Diagnosa persalinan
Os parietalis
Fontanela
sagitalis
Os frontalis
Diagnosis Malposisi
Gejala dan Tanda
POSISI OKSIPUT POSTERIOR
Berada di arah posterior dari panggul ibu
Pemeriksaan Abdomen :
Bagian bawah perut mendatar
Ekstremitas janin teraba anterior
DJJ terdengar di samping
VT :
Fontanel posterior dekat sakrum
Fontanel anterior dengan mudah teraba jika kepala dalam
keadaan defleksi
Gambar
Diagnosis Malpresentasi
Gejala dan Tanda
PRESENTASI DAHI
Penyebab : ekstensi parsial kepala janin sehingga terletak lebih tinggi dari
sinsiput
Pemeriksaan Abdomen :
Kepala janin 3/5 di atas simfisis pubis
Oksiput lebih tinggi dari sinsiput
VT :
Teraba fontanel anterior dan orbita
PRESENTASI MUKA
Penyebab : hiperekstensi kepala janin sehingga tidak teraba oksiput
maupun sinsiput pada VT
Pemeriksaan Abdomen :
Teraba lekukan antara oksiput dan punggung (sudut Fabre)
VT :
Teraba muka, mulut, dan rahang
Jari tangan mudah masuk ke mulut janin
Gambar
Gambar
Gambar
Faktor Predisposisi
Bakteri penyebab
- paling sering:
Escherichia coli, Kelbsiella,
Proteus &
Bacteroides fragilis
- penyerta:
Clostridium, Staphylococcus
aureus & Pseudomonas
- eksogenik:
Group A beta-hemolytic
streptococci
mastitis
pelvio
atau femoral thromboflebitis
apendisitis
lain-lain:
infeksi saluran
pernapasan
atas
Kemungkinan
diagnosis
Metritis ,
(Endometritis /
Endomiometritis)
Abses pelvik
Peritonitis
Bendungan pada
payudara
Mastitis
Abses payudara
Selulitis pada luka
(perineal /
Abdominal)
Abses atau hematoma
pada luka insisi
Infeksi pada traktus
urinarius
Thromboflebitis:
pelviotrombo-flebitis
Femoralis
Pneumonia
Involusi
UTERUS
Tinggi Fundus Uteri
Setelah janin dilahirkan setinggi pusar
Setelah plasenta dilahirkan 2 jari di bawah
pusar
Hari ke-1 postpartum 1 jari di bawah pusar
Hari ke-5 postpartum 1/3 jarak antara simfisis ke
pusat
Hari ke-10 postpartum fundus uteri sukar diraba di
atas simfisis
Bentuk Uterus
Menyerupai suatu buah advokat gepeng (panjang 15
cm, lebar 12 cm, tebal 10 cm)
Dinding uterus 5 cm
Berat Uterus
N 30 g ; aterm
1 minggu postpartum
2 minggu postpartum
6 minggu postpartum
1000 g
500 g
300 g
40 60 g
Serviks Uterus
Agak menganga seperti corong
Warnanya merah kehitaman (penuh pembuluh darah)
Konsistensi lunak
Endometrium
Trombosis, degenerasi, & nekrosis di tempat implantasi
plasenta
Hari ke-1 postpartum permukaan kasar
Hari ke-3 postpartum permukaan mulai rata
Regenerasi endometrium 2 3 minggu
Hemokonsentrasi
Masa hamil shunt antara sirkulasi
darah ibu dan plasenta postpartum
shunt hilang tiba-tiba volume
darah ibu relatif bertambah
kompensasi (hemokonsentrasi)
volume darah kembali normal
Terjadi pada hari ke-3 sampai 15
postpartum
Laktasi
Masa kehamilan persiapan pada
kelenjar mamma untuk laktasi
Postpartum
Estrogen progesteron
Prolaktin kelenjar-kelenjar mamma
berisis air susu
Oksitosin kontraksi mioepitelium
kelenjar susu air susu keluar
Pengeluaran Lokhia
Sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas
Lokhia rubra (kruenta) Hari ke-1 postpartum
Terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa,
lanugo, dan mekoneum
Pencegahan
Selama nifas
Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai
kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian
serta kain yang berhubungan dengan alat
kandungan harus steril
Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya
diisolasi dalam ruangan khusus, tidak
bercampur dengan ibu sehat
Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya
pada hari-hari pertama dibatasi sedapat
mungkin.
Pencegahan
gunakan
teknik
aseptik
Terapi
Antibiotika diberikan hingga 48 jam
bebas demam.
Bila demam berlanjut setelah
pemberian kombinasi
aminoglikosida-clindamycin,
tambahkan golongan penisilin untuk
mencakup enterococci
Antibiotika diberikan untuk minimal
5 hari
Resusitasi Neonatus
Pd bayi sehat dg napas spontan, tonus
otot baik & ketuban jernih tdk diperlukan
resusitasi, tetapi tetap dilakukan
perawatan rutin.
Bayi gagal bernapas spontan, hipotonus,
atau ketuban keruh bercampur
mekonium, harus dilakukan langkah2
resusitasi.
Perwatan rutin pd bayi sehat ->
mengeringkan bayi, memberikan
kehangatan, membersihkan jalan napas,
dan mengobservasi warna kulit bayi.
Profilaksis Mata
Konjungtivitis pd BBL sering terjadi
terutama pd bayi dg ibu yg menderita
penyakit menular seksual (gonore &
klamidiasis).
Sebagian besar konjungtivitis muncul
pd 2mgu pertama setelah kelahiran.
Profilaksis yg sering digunakan -> tetes
mata silver nitrat 1%, salep mata
eritromisin, & salep mata tetrasiklin.
Pemberian Vitamin K
Jenis vitamin K yg diberikan adalah
vitamin K1 intramuskular atau oral.
Dosis untuk semua BBL :
IM, 1mg dosis tunggal
Oral, 3x @ 2mg, diberikan pd waktu BBL,
umur 3-7hari & 1-2 bln.
3 6 hari
6 minggu
6 bulan
BAYI
-Napas (breathing)
-Kehangatan
(warmth)
-Minum (feeding)
-Tali pusat (cord)
-imunisasi
-Minum
-Infeksi
-Test rutin
-Berat badan
-Pemberian
minum
-imunisasi
-Tumbuh
kembang
-weaning
IBU
-Kehilangan darah
(blood loss)
-Nyeri
-Tekanan darah
-Tanda bahaya
(warning signs)
-Breast care
-Suhu / infeksi
-Lokia
-mood
-Pemulihan
-Anemia
-kontrasepsi
-Kesehatan
umum
-Kontrasepsi
-Morbiditas
lanjut
(continuing
morbidity)
PARTOGRAF
Partograf
Partograf adalah alat pencatatan persalinan, untuk
menilai keadaan ibu, janin dan seluruh proses
persalinan.
Partograf merupakan lembaran form dengan
berbagai grafik dan kode yang menggambarkan
berbagai parameter untuk menilai kemajuan
persalinan
Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap
parameter (vertikal) terhadap garis perjalanan waktu
(horisontal).
4. Pembukaan serviks
Kode dengan tanda silang (X) pada form grafik
sesuai pembukaan serviks pada garis waktu.
Fase laten partus kala 1 antara 0 sampai 8 jam
sampai dengan pembukaan 3 cm.
Fase aktif sekitar 7 jam, dengan perhitungan atau
harapan membuka 1 cm setiap jam sampai
lengkap.
Sebaiknya pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4
jam pada fase laten, dan tiap 3 jam pada fase aktif.
Perkiraan masuk kala 2 dapat dari observasi jika
ada tanda-tanda klinis lain.
6. His
Diperiksa dengan meraba dinding rahim di atas
umbilikus. Frekuensi dihitung berapa kali dalam per
10 menit, dan berapa lama kontraksinya.
Hasilnya digambarkan pada form grafik his sesuai
garis waktu pemeriksaan.
Gambar isi kotak sesuai jumlah / frekuensi : isi
kotak dengan titik-titik untuk lama kurang dari 20
detik, dengan arsir garis untuk lama 20-40 detik,
dan dengan blok untuk lama lebih dari 40 detik.
7. Obat-obatan / cairan yang digunakan
Dituliskan dalam kolom obat / cairan yang
digunakan sesuai garis waktu.
8. Pemeriksaan tanda vital ibu
Tekanan darah (dengan panah atas bawah untuk
sistolik diastolik), nadi (titik), suhu (derajat Celcius),
frekuensi napas.
9. Urine
Jumlah (cc), proteinuria (+ / - ), aseton.
Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis,
gunakan kertas celup berbagai indikator (striptest) : dapat juga mendeteksi pH, glukosa,
bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya,
dalam satu kali pemeriksaan kertas yang
dicelupkan.
Contoh pengisian
partograf
Penanganan
Konservatif
Aktif
Rawat di RS
Berikan antibiotik dan metronidazol
Umur kehamilan <32-34minggu,
dirawat selama air ketuban masih
keluar atau sampai tidak keluar lagi
Usia kehamilan 32-37minggu, belum
in partu, tidak ada infeksi, tes busa -:
beri deksametason, observasi tanda2
infeksi dan kesejahteraan janin.
Terminasi pada kehamilan 37minggu
Usia kehamila 32-37minggu, sudah
in partu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik, deksametason dan induksi
sesudah 24jam
Usia kehamilan 32-37minggu, ada
infeksi, beri antibiotik dan lakukan
induksi
Nilai tanda2 infeksi
Usia kehamilan 32-34minggu berikan
steroid, kalau memungkinkan periksa
kadar lesitin dan spinngomielin tiap
minggu. Dosis betametason
UTEROTONIK
Uterotonik adalah zat yang meningkatkan
kontraksi uterus
Indikasi :
Induksi persalinan
pencegahan & penanganan perdarahan post partum
Pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus
penanganan aktif pada Kala III persalinan
METERGIN
=> Merupakan alkaloid ergot
Mekanisme Kerja
Mempengaruhi otot uterus => berkontraksi
terus-menerus => memperpendek kalaIII
Menstimulasi otot-otot polos terutama dari p.d.
perifer dan uterus
P.d. => vasokonstriksi => TD naik => efek
oksitosik pada kandungan mature
Indikasi
Oksitosik
Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska
persalinan atau paska abortus
METERGIN
Efek samping
Kontraksi uterus
Kontraksi segmen bawah
uterus => retensio
plasenta
Diare, mual dan muntah
Penglihatan kabur
Sakit kepala
Kejang
kulit dingin
nadi lemah dan cepat
Bingung
Koma
meninggal
Kontra indikasi
Persalinan kalaI dan II
Penyakit vascular
Penyakit jantung parah
Fungsi paru menurun
Fungsi hati dan ginjal
menurun
Hipertensi yang parah
eklampsia
METERGIN
Cara Penggunaan
Oral : mulai kerja setelah sepuluh menit
IV : mulai kerja 40 detik
IM :mulai kerja 7-8 menit
(Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping << )
Dosis
Oral : 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
IV / IM : 0,2 mg
IM boleh diulang 2 4 jam bila perdarahan hebat
Oksitosin
Menginduksi persalinan apabila serviks telah matang.
Konsentrasi oksitosin dalam plasma serupa selama
kehamilan dan selama fase laten dan fase aktif
persalinan, namun terdapat peningkatan yang
bermakna dalam kadar oksitosin plasma selama fase
akhir dari kala II persalinan.
Konsentrasi oksitosin tertinggi selama persalinan
ditemukan dalam darah tali pusat adanya produksi
oksitosin yang bermakna oleh janin selama persalinan.
Oksitosin mengaktifkan jalur fosfolipase C-inositol dan
meningkatkan kadar kalsium ekstraseluler,
menstimulasi kontraksi otot polos miometrium..
MISOPROSTOL
=> Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin E1 sintetik
Mekanisme / cara kerja
Di absobrsi secara ekstensif dan dide-esterifikasi=> aktif : as.
misoprostol
Absorbsi dihambat oleh makanan
Indikasi
oksitosik
Menstimulus kontraksi uterus
Indikasi misoprostol untuk pematangan serviks :
preeklampsia berat/eklampsia dan serviks belum matang
sedangkan seksio sesarea belum dapat segera dilakukan atau
bayi terlalu prematur untuk bisa hidup
kematian janin dalam rahim lebih dari 4 minggu belum in
partu, dan terdapat tanda-tanda gangguan pembekuan darah
MISOPROSTOL
Efek samping
Dapat menyebabkan kontraksi uterin
Diare
Kontra indikasi
Pada kehamilan aborsi.
Misoprostol mempunyai risiko meningkatkan
kejadian ruptura uteri => hanya dikerjakan di
pelayanan kesehatan yang lengkap
(ada fasilitas bedah sesar)
Sediaan : 100 dan 200 g
MISOPROSTOL
Dosis dan cara pemberian:
intravagina , dosis 25 g pada fornix posterior dan
dapat diulang pemberiannya setelah 6 jam bila
kontraksi uterus masih belum terdapat.
Bila dosis 2 x 25 g masih belum terdapat kontraksi
uterus, berikan ulang dengan dosis 50 g tiap 6 jam
Dosis maksimum : 4 x 50 g ( 200 g )
Pemberian per oral 100 g = pemberian 25 g per
vaginam
Dosis 50 g sering menyebabkan :
Tachysystole uterin
Mekonium dalam air ketuban
Aspirasi Mekonium
Prostaglandin
Bereaksi pada serviks membantu
pematangan serviks.
prostaglandin menyebabkan peningkatan
kadar kalsium intraseluler
menyebabkan kontraksi otot miometrium.
ES: mual, muntah, diare, dan demam.
Analog prostaglandin:
Gel dinoprostone (Prepidil) mengandung 0,5
mg dinoproston
noprostone inserts (Cervidil) mengandung 10
mg dinoprostone
Analgesia
Obat oral : fenyl
butazon
Tramadol 50-100 mg,
oral atau supp, i.m.
atau iv
Opioid pethidin
diberikan dengan dosis
25-50 mg/i.m tiap 2 jam
Fentanil bekerja cepat
30 menit, dosis 50-100
ug/iv/im
Risiko depresi nafas
pada bayi. Antidot :
nalokson dosis 0.01
mg/kg dapat diulang 5
menit.
Ketamin
Ketamin mempunyai kemanan yang tinggi
Dosis : 1-2 mg/kg BB
Indikasi : analgesi intravena pada seksio
emergensi
Dosis 50 mg i.v perlahan + drip 100 mg/500 ml
RL 20tts/mn
Analgesi Infiltrasi
Sikap : selalu
aspirasi awas
masuk sirkulasi
Dapat diberikan
tersendiri/kombinas
i pada seksio
sesarea emergensi
Lidokain 0.5% - 3040 cc
Infiltrasi pada kulit
dan sub peritoneal
Lokal : episiotomi,
dosis 1% -10 ml
Anestesi Spinal
Indikasi : seksio sesarea
Teknik : menggunakan jarum
tumpul atau tajam no 27-29
Cairan hiperbarik bupivakain
0.25%- 25 mg atau lidokain1%
Kombinasi bupivacain 0.5% 12.5
mg + fentanyl 10 ug. - cukup 2
jam
Resusitasi yaitu:
A : Airway, mempertahankan saluran nafas terbuka
meliputi kegiatan meletakan bayi dengan posisi
sedikit ekstensi, menghisap mulut dan hidung bayi .
B : Breathing, memberikan pernafasan buatan
meliputi kegiatan melakukan rangsang taktil untuk
memulai pernafasan, melakukan ventilasi tekanan
positif dengan sungkup dan balon.
C : Circulation, mempertahankan sirkulasi (peredaran)
darah meliputi kegiatan mempertahankan sirkulasi
darah dengan cara kompresi dada.
Kasus Kegawatdaruratan
Perdarahan
Infeksi
Hipertensi dan
preeklampsia/eklampsia
Persalinan Macet
Dll (emboli air ketuban, luka bakar,
syok anafilaktik krn obat dan cedera
akibat kecelakaam lalu lintas)
Manifestasi Klinis
Kasus Perdarahan : perdarahn berwujud
bercak, merembes, profus, sampai syok
Kasus infeksi dan sepsis : pengeluaran
cairan pervaginam yang berbau, air
ketuban hijau, demam sampai syok
Kasus hipertensi dan
preeklamsia/eklamsia: sakit/pusing kepala,
bengkak, penglihatan kabur, kejang-kejang
sampai kondisi pingsan/tidak sadar
Kasus persalinan macet : tidak ada
kemajuan persalinan,
Pemeriksaan awal
Penilaian dengan periksa pandang :
Menilai kesadaran penderita
:pingsan/koma, kejang-kejang, gelisah,
tampak kesakitan
Menilai wajah penderita : pucat,
kemerahan, banyak keringat
Menilai pernapasan : cepat, sesak napas
Menilai perdarahan dari kemaluan
Perdarahan persalinan
PPP
Atau terdapat perdarahan melebihi normal
dengan perubahan tanda vital
menurunnya kesadaran, pucat, limbung,
berkeringat dingin, sesak napas, dan tensi
<90mmHg dan nadi >100/menit)
Disebut aman kesadaran dan tanda
vital baik, kontraksi uterus baik, dan tidak
ada perdarahan akibat merembes dari
vagina
Etiologi
Perdarahan dari tempat implantasi placenta
Hipotoni sampai atonia uteri
Akibat anestesi
Distensi berlebihan
Partus lama
Partus preipitatus
dll
Sisa placenta
Kotiledon atau selaput ketuban tersisa
Placenta susenturiata
Placenta akreta, inkreta, perkreta
Atonia Uteri
Lemahnya tonus atau kontraksi
rahim uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dan
tempat implantasi placenta setelah
bayi lahir dan placenta lahir
FP Atonia Uteri
Regangan rahim yang berlebihan karena
kehamilan gemeli, polihidroamnion atau anak
terlalu besar
Kelelahan karena persalinan lama atau
persalinan kasep
Kehamilan grande multipara
Ibu dengan keadaan umu yang jelek : anemis,
menderita penyakit menahun
Mioma uteri yang mengganggu kontraksi
rahim
Infeksi intrauterin
Ada riwayat atonia sebelumnya
Pencegahan
Melakukan secara rutin manajemen
aktif Kala III pada semua wanita yang
bersalin
Pemberian misoprostol peroral 2-3
tablet (400-600 mikrogram) segera
setelah bayi lahir
Diagnosis
Ditegakkan bila setalah bayi lahir
dan placenta lahir dan ternyata
masih banyak perdarahan aktif,
bergumpal dan pada palpasi
didapatkan fundus uteri masih
setinggi pusat atau lebih dengan
kontraksi yang jelek
Penatalaksanaan
Sikap Tredelenburg, memasang
venous line, dan memberikan oksigen
Merangsang kontraksi uterus
Alternatif:
Ligasi arteria uterina atau arteria ovarika
Operasi ransel B Lynch
Histerektomi supravaginal
Histerektomi total abdominal
Pencegahan PPP
Sebelum hamil : perbaiki keadaan
umum dan mengatasi setiap penyakit
kronis, anemia, dll
Mengenal faktor predisposisi PPP :
multiparitas, anak besar, hamil
kembar, hidramnion, bekas seksio,
ada riwayat PPP sebelumnya dan
kehamilan risiko tinggi lainnya akan
muncul saat persalinan
Pencegahan PPP
Sebelum hamil : perbaiki keadaan
umum dan mengatasi setiap penyakit
kronis, anemia, dll
Mengenal faktor predisposisi PPP :
multiparitas, anak besar, hamil
kembar, hidramnion, bekas seksio,
ada riwayat PPP sebelumnya dan
kehamilan risiko tinggi lainnya akan
muncul saat persalinan
Retentio Placenta
Adalah palcenta tertinggal di dalam
uterus setengah jam setelah anak lahir
Plcenta akreta : implantasi menembus
desidua basalis dan Nitabuch layer
Placenta ikreta : placenta menembus
miometrium
Placenta perkreta : vili korialis
menembus perineum
Retentio Palcenta
Tanda dan pemeriksaan : diduga bila kala uri
berlangsung tidak lancar, atau setelah
melakukan placenta manual atau
menemukan adanya kotiledon yang tidak
lengkap pada saat melakukan pemeriksaan
palcenta dan masih ada perdarahan dari
ostium uteri eksternum pada saat kontraksi
rahim sudah baik dan robekan jalan lahir
sudah terjahit
Penatalaksanaan :
Eksplorasi ke dalam rahim manual, kuret,
pemberian uterotonika
Anemia transfusi darah
Inervesi Uteri
Adlh keadaan dimana lapisan dalam
uterus turun dan keluar lewat ostium
uretra ekstenum, yang dapat bersifat
inkomplit sampai komplit
Predisposisi: atonia uteri, serviks yang
masih terbuka lebar, dan adanya kekuatan
yang menarik fundus ke bawah, atau ada
tekanan dari fundus uteri bagian atas,
atau tekanan intraabdominal yang keras
tiba-tiba,
Tanda-TAnda
Syok karena kesakitan
Perdarahan banyak bergumpal
Di vulva tampak endometrium
terbalik dengan atau tanpa placenta
yang masih melekat
Prognosis jepita serviks mengecil
iskemia, nekrosis dan infeksi
Penatalaksanaan
Memanggil bantuan anestesi dan memasang
infus cairan/darah pegganti dan obat
Memberikan tokolitik sebelum reposisi manual
Didalam uterus palcenta dilepaskan secara
manual dan bila berhasil dikeluarkandari
rahim dan sambil memberikan uterotonika
lewat infus atau i.m. tangan tetap
dipertahankan agar konfigurasi uterus kembali
normal dan tangan operator baru dilepaskan
Pemberian antibiotikadan transfusi darah
pembedahan
Pencegahan PPP
Persalinan harus selesai dalam waktu 24
jam dan pencegahan partus lama
Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan
dirumah sakit rujukan
Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di
tenaga kesehatan terlatih dan menghindari
persalinan dukun
Menguasai langkah-langkah pertolongan
pertama menghadapi PPP dan mengadakan
rujukan sebagaimana mestinya
PF (Apgar score)
Klinis
Detak jantung
Tidak ada
>100x/menit
Pernafasan
Tidak ada
Tak teratur
Tangis kuat
Tidak ada
Menyeringai
Batuk/bersin
Tonus otot
Lunglai
Warna kulit
Biru pucat