PENDAHULUAN
Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan pada
suatu antigen berasal dari suatu patogen. Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun memproduksi limfosit yang peka, antibodi dan
sel memori. Cara ini menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup
memberikan kekebalan. Tujuannya adalah memberikan infeksi ringan yang tidak
berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit
yang sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat
membentuk antibodi dan mematikan antigen/penyakit yang masuk tersebut. 1,2
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi
penyakit. Berdasarkan cara timbulnya terdapat dua jenis kekebalan, yaitu:1,2,3,4
Kekebalan Pasif : kekebalan yang di peroleh dari luar tubuh, bukan di buat oleh individu
itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang di peroleh dari ibu atau
kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. Kekebalan pasif
tidak berlangsung lama karena akan di metabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah
28 hari, imunoglobulin lainnya lebih pendek.
Kekebalan Aktif : kekebalan kekebalan yang di buat oleh tubuh itu sendiri akibat terpajan
pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Biasanya berlangsung
lebih lama karena adanya memori imunologik.
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang,
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar. Keadaan terakhir
lebih mungkin terjadi pada penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia.1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang
serupa, tidak terjadi penyakit. 1,2,3
Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat dua jenis kekebalan, yaitu
kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang
diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh tubuh itu sendiri. Contohnya adalah
kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah
pemberian suntikan immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena
akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG 28 hari, sedangkan waktu paruh
immunoglobulin lainnya lebih pendek. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat
oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan
secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung lebih lama daripada kekebalan pasif
karena adanya memori imunologik.1,4
2. Polio 4
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan
pada anak. 3
Vaksin polio telah dikenalkan sejak tahun 1950, Inactivated (Salk)
Poliovirus Vaccine (IPV) mendapat lisensi pada tahun 1955 dan
langsung digunakan secara luas. Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang
berisi virus polio 1, 2 dan 3
-
Vaksin polio oral diberikan kepada semua bayi baru lahir sesuai
pedoman PPI atau pada kunjungan pertama sebagai tambahan untuk
mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.
Untuk imunisasi dasar ( polio 2, 3, 4) diberikan pada usia 2, 4 dan 6
bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
OPV dapat diberikan satu dosis sebanyak 2 tetes ( 0,1 mL) per oral.
IPV dalam kemasan 0,5 mL, disuntikkan secara intramuscular. Vaksin
IPV dapat diberikan tersendiri atau dalam kemaan kombinasi (
DTaP/IPV, DTaP/Hib/IPV). 1,3,4
Kontra indikasi: Defisiensi imun (mutlak), diare (sementara)
Kejadian Ikutan pasca imunisasi : Tidak ada reaksi klinis. Kemungkinan
polio paralitik yang dapat dievaluasi dari 1 per 8 juta dosis pada anak
yang telah diimunisasi dan 1 per 5 juta dosis pada kontak.
Kontra indikasi:
Keadaan
lain
dapat
dinyatakan
sebagai
perhatian
khusus
(precaution). Misalnya
sebelum
pemberian
vaksin
pertusis
Kontraindikasi1
-
5. PCV - 3
Pneumokokus merupakan salah satu penyebab utama pneumonia, juga
menyebakan meningitis, bakterimia, sepsis, sinusitis, otitis media dan
sebagainya.
Vaksin
PCV
diberikan
untuk
mencegah
invasi
antara dua dosis 4-8 minggu. Vaksin PCV dikemas dalam prefilled
syringe 5 ml diberikan secara intramuscular. 1,4
Kejadian ikutan pasca imunisasi :1
-
6. Influenza
Imunisasi influenza telah direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi
IDAI. Vaksin trivalent influenza yang terdiri dari dua virus influenza
subtype A yaitu H3N2 dan H1N1 (strain California), seta virus influenza
tipe B. Vaksin influenza dapat diberikan pada anak umur 6-23 bulan.
Dosis yang diberikan tergantung pada usia anak, usia 6-35 bulan
diberikan 0,25 ml, untuk usia > 3 tahun diberikan 0,5 ml. Diberikan
secara intramuscular pada anterolateral atau deltoid.1
Kontraindikasi :1
7. Rotavirus
Vaksin rotavirus yang beredar merupakan vaksin hidup yang
mengandung 1 strain rotavirus (monovalent), 4 strain rotavirus
(tetravalent) dan 5 strain rotavirus (pentavalen) 1
Vaksin monovalent
Vaksin ini telah diketahui efektif menurunkan kejadian diare
rotavirus sebesar 75%. Vaksin ini diberikan secara oral dalam 2
dosis dengan rentang waktu 8 minggu setiap pemberian vaksin.
Dosis pertama diberikan pada rentang usia 6-14 minggu dan dosis
kedua diberikan pada usisa 24 minggu.
Vaksin tetravalen
Vaksin ini dikenal dengan nama dagang rotashield. Vaksin ini
kemudian ditarik dari peredaran karena berkaitan dengan kejadian
ikutan paska imunisasi (KIPI) berupa intususepsi.
Vaksin pentavalen
Vaksin ini mengandung 5 strain rotavirus. Rotateq diberikan
secara oral dan diberikan dalam 3 dosis. Jarak pemberian antar
dosis berkisar 1 bulan sejak diberikan dosis pertama. Dosis
pertama diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Dosis kedua
diberikan pada saat bayi berumur 4 bulan dan dosis ketiga
diberikan pada saat bayi berumur 6 bulan
Kontraindikasi :1
-
Demam > 39,5 0 C yang terjadi pada 5-15 % kasus, berlangsung 56 hari.
Vaksin
DTP-3
Keterangan
DTP-3 diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T)
Hib-3
Polio-3
PCV-3
Rotavirus
Hepatitis B-3
Influenza
9 bulan
Campak
12-15 bulan
PCV-7
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Ranuh I.G.N Gde. Suyitno Hariyono, et all. 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia.
Jakarta : Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. h.1-9 ; 47-66 ;256-346
2. Departemen Kesehatan R.I. 2006. Modul Materi Dasar 1 Kebijakan Program
Imunisasi. Jakarta
3. Hidayat A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. h. 53-61
4. Satgas Imunisasi IDAI. Petunjuk Praktis Jadwal Imunisasi rekomendasi IDAI. Sari
Pediatri, Vol. 2 No. 1, Juni 2000. h. 43-47
5. Indonesian Pediatric Society. Jadwal Imunisasi IDAI 2014. Available at
http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-idai-2014.html
13