Anda di halaman 1dari 13

CT SCAN

Posted on Maret 9, 2008 by harnawatiaj


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
CT SCAN (Computerized Axial Tomografi)
1.PENGERTIAN
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai
sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu
kelainan, yaitu :
a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c.Brain contusion.
d.Brain atrofi.
e.Hydrocephalus.
f.Inflamasi.
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien yang
dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini
dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan
pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa
mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya
pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk menentukan
apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT
Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila
klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka pemberian zat
kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras sudah harus terjadi
dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
2.TUJUAN
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa
radioisotop
3.PRINSIP KERJA
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua
sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat
detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi
sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan
penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02
dengan memakai waktu 4,5 menit.
3. PENATALAKSAAN
PERSIAPAN PASIEN
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan. Pasien
diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan menggunakan kaset video

atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian
menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan. Test awal yang dilakukan meliputi :
Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45 menit.
Melakukan pernapasan dengan aba aba ( untuk keperluan bila ada permintaan untuk
melakukannya ) saat dilakukan pemeriksaan.
Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.
Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka wajah akan nampak
merah dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang normal dari
reaksi obat tersebut. Perhatikan keadaan klinis klien apakah pasien mengalami alergi terhadap
iodine. Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien merasa
cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan rambut pasien dari jelly atau obat-obatan.
Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh memakai wig.
4.PROSEDUR
a.Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
b.Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
c.Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang
dicurigai adanya kelainan.
d.Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
e.Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
f.Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai
protektif lead approan.
g.Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.
5.HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a.Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat
diberikan deladryl 50 mg.
b.Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung.
c.Ukur ntake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat kontras yang
eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan
koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.

Teknik Pemeriksaan CT-Scan Kepala


A. Indikasi Pemeriksaan (Bontrager, 2001)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tumor,massa dan lesi


Metastase otak
Perdarahan intra cranial
Aneurisma
Abses
Atrophy otak
Kelainan post trauma (epidural dan subdural hematom)
Kelainan congenital

B. Persiapan pemeriksaan
a. Persiapan pasien Tidak ada persiapan khusus bagi penderita, hanya saja instruksui-instruksi yang
menyangkut posisi penderita dan prosedur pemeriksaan harus diketahui dengan jelas terutama jika
pemeriksaan dengan menggunakan media kontras. Benda aksesoris seperti gigi palsu, rambut palsu,
anting-anting, penjempit rambut, dan alat bantu pendengaran harus dilepas terlebih dahulu sebelum
dilakukan pemeriksaan karena akan menyebabkan artefak.Untuk kenyamanan pasien mengingat
pemeriksaan dilakukan pada ruangan ber-AC sebaiknya tubuh pasien diberi
selimut (Brooker, 1986)
b. Persiapan alat dan bahanAlat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kepala dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Peralatan steril :

Alat-alat suntik
Spuit.
Kassa dan kapas
Alkohol

2. Peralatan non-steril

Pesawat CT-Scan
Media kontras
Tabung oksigen

c. Persiapan Media kontras dan obat-obatanDalam pemeriksaan CT-scan kepala pediatrik di butuhkan
media kontras nonionik karena untuk menekan reaksi terhadap media kontras seperti pusing, mual dan
muntah serta obat anastesi jika diperlukan. Media kontras digunakan agar struktur-struktur anatomi
tubuh seperti pembuluh darah dan orga-organ tubuh lainnya dapat dibedakan dengan jelas. Selain itu
dengan penggunaan media kontras maka dapat menampakan adanya kelainan-kelainan dalam tubuh
seperti adanya tumor.Teknik injeksi secara Intra Vena ( Seeram, 2001 )
1. Jenis media kontras : omnipaque, visipaque

2. Volume pemakaian : 2 3 mm/kg, maksimal 150 m


3. Injeksi rate : 1 3 mm/sec
C. Teknik Pemeriksaan

Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala dekat dengan
gantry.
Posisi Objek : Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head holder. Kepala diposisikan sehingga
mid sagital plane tubuh sejajar dengan lampu indikator longitudinal dan interpupilary line sejajar
dengan lampu indikator horizontal. Lengan pasien diletakkan diatas perut atau disamping tubuh.
Untuk mengurangi pergerakan dahi dan tubuh pasien sebaiknya difikasasi dengan sabuk khusus
pada head holder dan meja pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal untuk kenyamanan pasien (
Nesseth, 2000 ).

Scan Parameter
1. Scanogram : kepala lateral
2. Range : range I dari basis cranii sampai pars petrosum dan range II dari pars petrosum
sampai verteks.
3. Slice Thickness : 2-5 mm ( range I ) dan 5-10 mm ( range II )
4. FOV : 24 cm
5. Gantry tilt : sudut gantry tergantung besar kecilnya sudut yang terbentuk oleh orbito
meatal line dengan garis vertical.
6. kV : 120
7. mA : 250
8. Reconstruksion Algorithma : soft tissue
9. Window width : 0-90 HU ( otak supratentorial ); 110-160 HU ( otak pada fossa posterior
); 2000-3000 HU ( tulang )
10. Window Level : 40-45 HU ( otak supratentorial ); 30-40 HU ( otak pada fossa posterior );
200-400 HU ( tulang )

Foto sebelum dan sesudah pemasukkan media kontras


o Secara umum pemeriksaan CT-scan kepala membutuhkan 6-10 irisan axial. Namun
ukuran tersebut dapat bervariasi tergantung keperluan diagnosa. Untuk kasus seperti
tumor maka jumlah irisan akan mencapai dua kalinya karena harus dibuat foto sebelum
dan sesudah pemasukan media kontras. Tujuan dibuat foto sebelum dan sesudah

pemasukan media kontras adalah agar dapat membedakan dengan jelas apakah organ
tersebut mengalami kelainan atau tidak.
Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-scan kepala pada umumnya:
o Potongan Axial I
Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut hemisphere. Kriteria
gambarnya adalah tampak :

a. Bagian anterior sinus superior sagital


b. Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum)
c. Fissura longitudinal (bagian dari falks cerebri)
d. Sulcus
e. Gyrus
f. Bagian posterior sinus superior sagital
o

Potongan Axial IV
Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat medial ventrikel.
Criteria gambarnya tampak :

a. Anterior corpus collosum


b. Anterior horn dari ventrikel lateral kiri
c. Nucleus caudate
d. Thalamus
e. Ventrikel tiga
f. Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi)
g. Posterior horn dari ventrikel lateral kiri
o

Potongan Axial V
Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga. Kriteria gambar yang
tampak :

a. Anterior corpus collosum


b. Anterior horn ventrikel lateral kiri
c. Ventrikel tiga
d. Kelenjar pineal
e. Protuberantia occipital interna
o

Potongan Axial VII


Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari bidang orbita. Struktur
dalam irisan ini sulit untuk ditampakkan dengan baik dalam CT-scan. Modifikasimodifikasi sudut posisi kepala dilakukan untuk mendapatkan gambarannya
adalah tampak :

a. Bola mata / occular bulb


b. Nervus optic kanan
c. Optic chiasma
d. Lobus temporal
e. Otak tengah
f. Cerebellum
g. Lobus oksipitalis
h. Air cell mastoid
i. Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid

CT SCAN (Computerized Axial Tomografi)

CT Scan adalah suatu


prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang
tengkorak dan otak.
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien yang
dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini
dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan
pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa
mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya
pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk menentukan
apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT
Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila
klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka pemberian zat
kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras sudah harus terjadi
dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
Tujuan penggunaan CT Scan
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa
radioisotope. Dengan demikian CT scan hampir dapat digunakan untuk menilai semua organ
dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining menggantikan foto
rontgen dan ultrasonografi. Yang penting pada pemeriksaan CT scan adalah pasien yang akan
melakukan pemeriksaan bersikap kooperatif artinya tenang dan tidak bergerak saat proses
perekaman. CT scan sebaiknya digunakan untuk :

Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli paru,
aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan pembuluh darah
lainnya.

Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker, dan
jenis kanker.
Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma lainnya
pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan kesadaran, muntah,
pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang
menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai mata dokter untuk melihat lokasi
yang tepat untuk melakukan tindakan.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya
kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda melakukan
pemeriksaan selain CT scan.

Persiapan pasien
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan. Pasien
diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan menggunakan kaset video
atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian
menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan. Test awal yang dilakukan meliputi :
Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45 menit.
Melakukan pernapasan dengan aba aba ( untuk keperluan bila ada permintaan untuk
melakukannya ) saat dilakukan pemeriksaan.
Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.
Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka wajah akan nampak
merah dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang normal dari
reaksi obat tersebut. Perhatikan keadaan klinis klien apakah pasien mengalami alergi terhadap
iodine. Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien merasa
cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan rambut pasien dari jelly atau obat-obatan.
Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh memakai wig.
Prosedur

Posisi terlentang dengan tangan


terkendali.
Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut
yang dicurigai adanya kelainan.
Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai
protektif lead approan.
Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.

Cara Kerja CT Scan


Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua
sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat
detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi
sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan
penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02
dengan memakai waktu 4,5 menit
Sinar-X yang mengalami atenuasi, setelah menembus objek diteruskan ke detektor yang
mempunyai sifat sangat sensitive dalam menagkap perbedaan atenuasi dari sinar-X yang
kemudian mengubah sinar-X tersebut menjadi signal-signal listrik. Kemudian signal-signal
listrik tersebut diperkuat oleh Photomultiplier Tube sinar-X. Data dalam bentuk signal-signal
listrik tersebut diubah kedalam bentuk digital oleh Analog to Digital Converter (ADC), yang
kemudian masuk ke dalam system computer dan diolah oleh computer. Kemudian Data
Acquistion System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk data-data digital atau
numerik.

Data-data inilah yang merupakan informasi komputer dengan rumus matematika atau algoritma
yang kemudian direkonstruksi dan hasil rekonstruksi tersebut ditampilkan pada layar TV monitor
berupa irisan tomography dari objek yang dikehendaki yaitu dalam bentuk gray scale image
yaitu suatu skala dari kehitaman dan keputihan. Pada CT Scanner mempunyai koefisien atenuasi
linear yang mutlak dari suatu jaringan yang diamati, yaitu berupa CT Number. Tulang memiliki
nilai besaran CT Number yang tertinggi yaitu sebesar 1000 HU (Hounsfield Unit), dan udara
mempunyai nilai CT Number yang terendah yaitu -1000 HU (Hounsfield Unit), sedangkan
sebagai standar digunakan air yang memiliki CT Number 0 HU (Hounsfield Unit). Nilai diatas
merupakan nilai pada pesawat CT yang memiliki faktor pembesaran konstan 1000, untuk
memperjelas suatu struktur yang satu dengan struktur yang lainnya yang mempunyai nilai
perbedaan koefisien atenuasi kurang dari 10% maka dapat digunakan window width untuk
memperoleh rentang yang lebih luas.
Kelebihan CT scan

Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.


Tidak invasive (tindakan non-bedah).
Waktu perekaman cepat.
Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang.

Kekurangan CT scan

Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X saat
melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi kehamilannya
sebelum pemeriksaan dilakukan.
Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini biasanya
timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan tambalan gigi
amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu.
Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat
diberikan deladryl 50 mg.
Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung.
Ukur ntake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat kontras
yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal,
memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.

http://mathub2003.wordpress.com/2008/07/14/prinsip-kerja-ct-scan/
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/ct-scan/

Anda mungkin juga menyukai