Anda di halaman 1dari 38

Hakekat Pemetaan

Manusia harus mempunyai alat bantu dalam


melakukan observasi atau mempelajari berbagai
fenomena yang berkaitan dengan kehidupan
manusia.

Fenomena dalam kehidupan manusia ada yang


sangat kecil, sehingga untuk mengobservasi
memerlukan alat elektronik dan optik untuk
membesarkannya.
Contoh : sel-sel tubuh, sayatan mineral, dsb.

Keadaan yang sebaliknya adalah fenomenafenomena geografikal yang amat luas, sehingga
kita harus mengecilkannya, agar kita dapat
mencakup semua dalam batas pandangan kita.
Kartografi adalah suatu teknik yang secara
mendasar dihubungkan dengan kegiatan
memperkecil keruangan suatu daerah yang
luas, sebagian atau seluruh permukaan bumi
atau benda-benda angkasa dan menyajikan
dalam suatu bentuk yang mudah diobservasi,
sehingga
dapat
dimanfaatkan
untuk
kepentingan komunikasi.

Seperti halnya bahasa lisan dan tulis yang


memungkinkan untuk
mengkomunikasikan sesuatu,
peta juga memungkinkan untuk
memperluas sudut pandang normal kita ;
dan juga berbicara ;
dan memungkinkan kita dapat melihat
saling hubungan keruangan (spatial
relations) secara lebih luas, yang terdapat
pada daerah yang luas pula.

Peta tidak hanya sekedar pengecilan


fenomena geografikal saja. Tetapi jika
didesain
dengan
baik,
akan
merupakan alat yang baik untuk
kepentingan :
- Melaporkan (reporting)
- Memperagakan (displaying)
- Menganalisis (analyzing)

Fungsi peta yang paling penting adalah


menempatkan sesuatu (fenomena
geografis) ke dalam batas pandangan kita.
Semua peta mempunyai satu hal yang
sifatnya umum, yaitu : menambah
pengetahuan dan pemahaman geografikal
bagi si penguna peta.

Walaupun pada dewasa ini ada


berbagai cara membuat peta yang
berbeda tujuan dan metodenya, namun
suatu hal yang perlu disadari adalah

bahwa semua peta mempunyai tujuan


dasar yang sama yaitu sebagai suatu
interpertasi terhadap lingkungan
geografikal. (geografikal milieu)

Kartografi sebagai suatu system komikasi


Beberapa metode komunikasi :
- Lisan (articulacy)
- Tulis menulis (literary)
- Angka-angka (numeracy)

Sedangkan yang menggunakan cara grafis


desebut graphicacy.
Graphicacy terdiri dari berbagai teknik : - fotografi ; - peta ; - grafik ; - diagram.

Hubungan keruangan dapat saja disajikan dalam


bentuk kata-kata tetapi tidak efisien.
Peta menggunakan symbol-simbol dua dimensi
untuk mencerminkan fenomena geografitikal
dan hal ini memerlukan kecakapan untuk
membentuknya dan membacanya.
Peta merupakan teknik komikasi dengan cara
grafis, dan untuk efisiensinya perlu dipelajari
dengan baik elemen-elemen dasarnya, seperti
juga pada cara komunikasi, yang lain, kita harus
pelajari bagaimana fungsi peta itu?

SISTEM KOMUNIKASI
Signal
Source

Encoder

Channel

Decorder

Recipient

Noise
Source
Encoder
Channel
Decorder

Recipient
Noise

: orang yang berbicara


: suara yang diucapkan
: gelombang suara yang bergema di udara / signal
: kemampuan telinga dan otak si penerima untuk dapat
menengkap arti suara itu
: si pendengar atau orang yang diajak bicara
: elemen-elemen yang tidak diinginkan yang dapat
mengganggu proses suatu komunikasi, misal : suara gaduh
atau suara yang tidak jelas dan sebagainya.

Diagram Sistem Komunikasi Kartografi


Real
World
Source
Encoder
Signal
Decorder
Recipient
Noise

Cartographic
conception

Map

Recipient

: adalah dunia nyata (real world)


: simbolisasi yang digunakan untuk mewakili
kenampakan di bumi pada suatu peta
: adalah petaitu sendiri yang merupakan gambaran
grafis dua dimensi, yang disusun oleh simbol-simbol
: mekanisme mata - otak dari si penerima, setelah
membaca arti dari simbol-simbol dalam peta tsb.
: pembaca peta
: kekeliruan dalam penciptaan simbol-simbol,
penerangan yang jelek, kurang terampil dalam
membaca peta dan sbagainya,

KARTOGRAFI meliputi :
( tahapan pembuatan peta )
1. Map editing ( editing peta )
2. Production Planning ( rencana produksi )

3. Technical Construction ( konstruksi Teknis )


4. Printing and Distribution ( pencetakan dan
distribusi )

1. Map editing ( editing peta ) :


Editing peta meliputi berbagai kegiatan yang harus dilakukan
sebelum konstruksi peta, yaitu :
1- Kompilasi
2- Klasifikasi

3- Spesifikasi simbol
4- Desain peta dasar
5- desain isi peta

6- Lay out
7- Pembuatan model warna

1. Kompilasi Peta :
Pengumpulan sumber data untuk peta :
- peta-peta dengan skala sebanding

- peta-peta yang lain


- data statistik
- buku-buku, majalah, surat kabar.

Informasi/data harus dievaluasi secara hati-hati untuk


digunakan pada peta yang akan dibuat :
quality, reliability, date, dll.
Informasi berasal dari berbagai sumber yang berbeda yang
sering menyulitkan : waktu yang berbeda, skala berbeda,
klasifikasi yang digunakan berbeda.

2. Klasifikasi :
Setelah data dikompilasi kemudian harus dirinci.
Legenda peta harus ditentukan terlebih dahulu. Data
mungkin harus dirinci, dikelompokkan dalam klasklas atau sub-sub klas.
Interval klas harus ditentukan.
Oleh karena itu maksud peta dan skala peta yang
dihasilkan mempunyai peranan yang penting dalam
hal ini.

Skala : Nominal, Ordinal, Interval, Rasio :


Data dapat diukur (dan disajikan) dengan 4 (empat) skala
yang berbeda :
- Skala Nominal :
subyek hanya diberi nama ( misal: mesjit, hotel, kantor
dll.), tidak ada urutan besar/kecil (lebih besar/lebih kecil
dsb.), sakala nominal sifatnya skala deskriptif, atau disebut
sebagai kualitataif.
- Skala Ordinal :
subyek tidak hanya sekedar diberi nama, tetapi juga diberi
urutan berdasarkan sisten hirarkhinya. Urutan dapat
diberikan berdasarkan : ukuran (besar-kecil), tingkat
kepentingan, umur, dsb.

Contoh skala Ordinal adalah :

large medium small


major- minor
young old

Skala Interval dan Ratio :


subyek tidak hanya dideskripsi dan diberi urutan, tetapi juga dibagi
dalam kelas-kelas berdasarkan angka (eksak ) atau kuantitatif.
Dalam skala interval, titik nol dari suatu klasifikasi adalah
berubah-ubah/bermacam-macam, contohnya : temperatur dalam
derajat Celcius dan Fahrenheit. Celcius mempunyai skala dasar
titik didih air 100o dan titikbeku air 0o, sedangkan Fahrenheit 212o
dan 32o.

Pada skala Rasio, angka nol adalah absulut.


Perbandingan antara kelas-kelas dan penggunaan angkaangka aktual dalam skala ratsio dimungkinkan ( nol
berarti tidak ada/nothing).
Skala-skala seperti: berat, jarak, banyaknya uang dapat di
urutkan (rangking) dengan skala ratio. Misal :
pendapatan rata-rata per kapita penduduk kabupaten di
Jawa Barat, kepadatan penduduk kabupaten di Jawa
Barat, dll.

Skala Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio dapat


diterapkan dengan simbol-simbol yang mewakili data-data
: Titik, Garis dan Area (Volume).
Titik
Kota
Kota besar

Garis
Sungai
Jalan Utama

Area
Volume
Jenis tanah
Curah hujan
Bahaya Alam Tinggi Hujan deras

Interval

Jumlah
Pendd.

SungaiTercemar*)

Curah hujan

Rasio

Sumber
Pencemar

Nominal
Ordinal

--

Sumber pencemar

Curah Hujan/th

Produktifitas/
area

3. Spesifikasi Simbol :
Setelah secara umum/keseluruhan isi peta
ditentukan, maka kemudian simbol harus dipilih
berdasarkan : aspek penggambaran dan persepsi
(kesan sesuai dengan informasi yang ingin
disampaikan).
Pemilihan kedua aspek tersebut merupakan
persyaratan dalam penyajian/pembuatan peta agar
tepat sasaran

Secara logik simbol harus ditampilkan sesuai


dengan legenda dan menggambarkan /
mencerminkan karakteristik : kuantitatif, klas /
sub-sub klas, sehingga dalam penyajiannya harus
mempertimbangkan penggunaan warna atau hitam
putih, ukuran, dan bentuk.
--------------------------------------------------------

4. Desain Peta Dasar .

Peta Dasar Untuk Peta Tematik


Definisi : peta dasar adalah peta yang berisi informasi
topografi terpilih yang padanya dapat diplot
(digambarkan) informasi tematik.
Macam/jenis informasi di dalam peta dasar yang
memberikan gambaran hubungan timbal balik secara
geografikal suatu tema adalah merupakan bagian yang
paling penting dan esensial.
Hal demikian harus dijadikan suatu kepastian dengan
menggambarkan beberapa komponen peta dasar yang
dipilih dari peta topografi yang tersedia pada
umumnya.

Tanpa suatu identifikasi yang jelas/nyata


(external identification) mengenai elemenelemen peta dasar yang digambarkan, maka
suatu pemetaan informasi tematik akan sama
sekali tidak berguna,
seperti halnya informasi tersebut tidak dapat
diketahui lokasinya dan tidak dapat dievaluasi
berdasarkan latar belakang geografikalnya atau
juga tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk
perbandingan regional (Spiess, 1970).

Peta dasar yang paling detail/lengkap menyajjkan


kenampakan-kenampakan topografi adalah peta
topografi nasional,
dilain fihak berbeda sangat ekstrem, ada peta yang
hanya menyajikan satu atau dua kenampakan ( misal:
batas Negara dan beberapa sungai besar/utama saja)
yang generalisasinya sangat besar.
Dari semua variasi dengan rentang perbedaan informasi
topografi yang sangat besar tersebut tetap
memungkinkan untuk peta dasar (tergantung pada :
skala, maksud dan tujuan, serta subyek yang akan
dijadikan peta tematik).

Pemilihan (selection) adalah suatu cara yang


mudah dilakukan baik secara manual maupun secara
digital menggunakan computer.

Dalam keadaan peta dasar harus diperkecil skalanya


untuk maksud tertentu, maka penyederhanaan /
simplifikasi dan pembersaran/eksagrasi sangat
diperlukan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kandungan peta dasar harus sesuai dengan tema,
skala, dan maksud peta tematik sebagai hasil akhir.

Elemen-elemen Peta Topografi Yang dapat


dipakai sebagai kandungan peta dasar :
Grade,graticul
Garis kontur
Jalan
Batas administrasi
Dll.

Nama-nama geografis
Sungai
Pemukiman
Gunung

5. DESAIN ISI PETA :


Pada tahap ini dilakukan pemilihan ( sorting )
informasi yang harus digambarkan pada Petadasar. Untuk beberapa peta generalisasi peta
merupakan pekerjaan penting dalam pembuatan
peta dasar.
Penggambaran informasi tematik ke dalam peta
dasar akan lebih jelas ketika semua informasi
sudah adan dan komplit.

6. DESAIN TATA LETAK PETA (lay Out).


Semua informasi yang terkandung d alam peta, baik
yang berupa elemen muka peta ataupun
elemen tepi peta harus diletakkan secara tepat
dalam suatu lembar peta dengan tata letak mudah
dan enak / nyaman untuk dibaca.

7. MEMBUAT MODEL WARNA.


Langkah terakhir dalam pembuatan petayang dapat
dipertimbangkan adalah membuat suatu model
warna yang lengkap.
Model warna ini adalah pemeriksaan terakhir bagi
editor dan akan menjadi guide / petunjuk yang
penting bagi tukang gambar (draughtsman).
Kesalahan dapat dihindari kalau model warna yang
tepat tersedia.

Sebaiknya model warna jugadiikuti dengan


daftar nama-nama.

Model nama-nama yang menunjukkan


posisi yang tepat dalam menempatkan
nama-nama geografis di dalam peta,
termasuk juga ukurannya, type huruf dan
ejaannya.

Anda mungkin juga menyukai