PENDAHULUAN
2
Asfiksia: kumpulan pelbagai
keadaan dimana terjadi
gangguan pertukaran udara
pernafasan yang normal.
Asfiksia yang diakibatkan oleh
karena adanya obstruksi pada
saluran pernafasan disebut
asfiksia mekanik. Asfiksia
inilah yang paling sering
dijumpai dalam kasus tindak
pidana yang menyangkut
tubuh dan nyawa manusia.
pasal 179 KUHAP wajib
memberikan keterangan
yang sebaik-baiknya dan
yang sebenarnya
menurut pengetahuan
di bidang keahliannya
demi keadilan, dokter
perlu mengetahui
dengan seksama perihal
ilmu forensik, salah
satunya asfiksia.
Pencekikan menyebabkan
penekanan dan penutupan
pembuluh darah dan jalan napas
oleh karena tekanan eksternal
(luar) pada leher.
Mengetahui gambaran asfiksia,
khususnya pada postmortem
serta keadaan apa saja yang
dapat menyebabkan asfiksia,
khususnya asfiksia mekanik
mempunyai arti penting
terutama dikaitkan dengan
proses penyidikan.
TINJAUAN PUSTAKA
3
Definisi
Mekanisme Kematian
4
Tangan ditekan
pada bagian
depan larynx
Menutup lumen
dengan
menyempitkan
diameter
anteroposterior
Tertutupnya
jalan nafas
Pangkal lidah
terdorong
kebelakang atas
(seperti pada
hanging)
Glotis tertutup
Penyebab Kematian
5
1. Asfiksia
Frekuensi nafas
meningkat
Kesadaran
menurun
Relaksasi
sfingter
Fase akhir
Fase konvulsi
asfiksia terjadi
kira-kira 2
menit. Awalnya
berupa kejang
klonik lalu
kejang tonik
kemudian
opistotonik.
Kesadaran mulai
hilang, pupil
dilatasi, denyut
jantung lambat,
dan tekanan
darah turun.
Fase apneu :
Frekuensi nadi
meningkat
Frekuensi nafas
meningkat
Suhu tubuh
meningkat
Tanda sianosis
Fase konvulsi
Fase dyspnea :
2. Refleks vagal
6
Cara Kematian
7
yaitu :
.
Pemeriksaan Luar
Tanda asfiksia.
sianotik
petekie
kongesti daerah kepala,
leher atau otak
Lebam mayat akan
terlihat gelap.
Tanda kekerasan
pada leher.
bekas kuku dan bantalan
jari. dikenali dari adanya
crescent mark, yaitu luka
lecet berbentuk
semilunar/bulan sabit
sidik jari
Tangan yang digunakan
pelaku, (right handed) (left
handed).
Arah pencekikan dan
jumlah bekas kuku
Tanda kekerasan
pada tempat lain
temukan di bibir, lidah,
hidung, dan lain-lain.
Tanda ini dapat menjadi
petunjuk bagi kita bahwa
korban melakukan
perlawanan
11
ASPEK MEDIKOLEGAL
BAB XIX KUHP
13
Pasal 339
Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja
merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan
dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan
dengan rencana, dengan pidana rnati
atau pidana penjara seumur hidup
atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun.
Pasal 345
Barang siapa sengaja mendorong
orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu
atau memberi sarana kepadanya
untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun
kalau orang itu jadi bunuh diri.
PENUTUP
14
15