Anda di halaman 1dari 15

1

RIZA ADI SAPUTRA


I1A009028

Pembimbing: dr. Rahmat


ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN
FK UNLAM/RSUD ULIN BANJARMASIN
DESEMBER, 2014

PENDAHULUAN
2
Asfiksia: kumpulan pelbagai
keadaan dimana terjadi
gangguan pertukaran udara
pernafasan yang normal.
Asfiksia yang diakibatkan oleh
karena adanya obstruksi pada
saluran pernafasan disebut
asfiksia mekanik. Asfiksia
inilah yang paling sering
dijumpai dalam kasus tindak
pidana yang menyangkut
tubuh dan nyawa manusia.
pasal 179 KUHAP wajib
memberikan keterangan
yang sebaik-baiknya dan
yang sebenarnya
menurut pengetahuan
di bidang keahliannya
demi keadilan, dokter
perlu mengetahui
dengan seksama perihal
ilmu forensik, salah
satunya asfiksia.

Pencekikan menyebabkan
penekanan dan penutupan
pembuluh darah dan jalan napas
oleh karena tekanan eksternal
(luar) pada leher.
Mengetahui gambaran asfiksia,
khususnya pada postmortem
serta keadaan apa saja yang
dapat menyebabkan asfiksia,
khususnya asfiksia mekanik
mempunyai arti penting
terutama dikaitkan dengan
proses penyidikan.

TINJAUAN PUSTAKA
3

Definisi

Pencekikan adalah penekanan pada leher dengan

tangan atau lengan bawah, yang menyebabkan


dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan
terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara
pernafasan tidak dapat lewat.

Mekanisme Kematian
4

Tangan ditekan
pada bagian
depan larynx

Menutup lumen
dengan
menyempitkan
diameter
anteroposterior

satu atau dua


tangan
menekan
leher

Tertutupnya
jalan nafas
Pangkal lidah
terdorong
kebelakang atas
(seperti pada
hanging)

Glotis tertutup

Penyebab Kematian
5

1. Asfiksia

Frekuensi nafas
meningkat
Kesadaran
menurun
Relaksasi
sfingter

Fase akhir

Fase konvulsi
asfiksia terjadi
kira-kira 2
menit. Awalnya
berupa kejang
klonik lalu
kejang tonik
kemudian
opistotonik.
Kesadaran mulai
hilang, pupil
dilatasi, denyut
jantung lambat,
dan tekanan
darah turun.

Fase apneu :

Frekuensi nadi
meningkat
Frekuensi nafas
meningkat
Suhu tubuh
meningkat
Tanda sianosis

Fase konvulsi

Fase dyspnea :

Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi


gangguan dalam pertukaran udara pernafasan yang normal
Nafas berhenti.
Fase akhir
asfiksia ditandai
oleh adanya
paralisis pusat
pernapasan
lengkap. Denyut
jantung
beberapa saat
masih ada lalu
napas terhenti
kemudian mati.

2. Refleks vagal
6

menyebabkan kematian segera (immediate


death), hal ini dikaitkan dengan terminologi
sudden cardiac arrest.
sebagai akibat rangsangan pada nervus vagus pada
corpus caroticus (carotid body) di percabangan
arteri karotis interna dan eksterna yang akan
menimbulkan bradikardi dan hipotensi. Refleks
vagal ini jarang terjadi.
Iskemia
Gangguan sirkulasi otak dan shock, lebih-lebih
bila korban dalam
pengaruh alkohol.

Cara Kematian
7

Ada 2 cara kematian pada kasus pencekikan yaitu :

Pembunuhan (hampir selalu).


Kecelakaan, biasanya mati karena vagal reflex

Cara Melakukan Pencekikan


8

3 cara melakukan pencekikan (manual strangulasi),

yaitu :
.

Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di


depan korban
Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri
di depan atau di belakang korban.

Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri


di depan atau di belakang korban.

Gambar.1 Contoh manual strangulation


dengan menggunakan 1 tangan dan
pelaku berada dari arah depan korban

Gambar.2 Contoh cara manual


strangulation dengan menggunakan
lengan.

Gambaran Post Mortem Pencekikan


10

Pemeriksaan Luar

Tanda asfiksia.
sianotik
petekie
kongesti daerah kepala,
leher atau otak
Lebam mayat akan
terlihat gelap.

Tanda kekerasan
pada leher.
bekas kuku dan bantalan
jari. dikenali dari adanya
crescent mark, yaitu luka
lecet berbentuk
semilunar/bulan sabit
sidik jari
Tangan yang digunakan
pelaku, (right handed) (left
handed).
Arah pencekikan dan
jumlah bekas kuku

Tanda kekerasan
pada tempat lain
temukan di bibir, lidah,
hidung, dan lain-lain.
Tanda ini dapat menjadi
petunjuk bagi kita bahwa
korban melakukan
perlawanan

11

Gambar. 3 Terdapat luka bekas kuku


atau ujung-ujung jari pada leher
korban

Gambar.4 Terdapat gambaran


bekas jari-jari tangan pada leher
korban

Pemeriksaan Dalam Jenazah


1

Perdarahan atau resapan darah pada12


otot-otot di leher tiroid, kelenjar ludah, serta
mukosa dan submukosa faring atau laring.
Fraktur pada os hyoid, kartilago tiroidea, kartilago krikoidea, dan trakea.

Memar atau robekan membrane hipotiroidea

Luksasi artikulasio krikotiroidea dan robekan ligamentum pada mugging.


Tanda Asfiksia :
Darah lebih gelap & lebih encer
Busa dalam saluran pernafasan
Organ tubuh lebih berat, lebih gelap, pada pengirisan banyak keluar darah
Petekie pada :
mukosa usus halus
epikardium daerah aurikuloventrikular
subpleura viseralis paru terutama pars diafragmatika dan fisura interlobaris
kulit kepala sebelah dalam terutama daerah temporal

ASPEK MEDIKOLEGAL
BAB XIX KUHP

13

Pasal 339

Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja
merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.

Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan
dengan rencana terlebih dahulu
merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan
dengan rencana, dengan pidana rnati
atau pidana penjara seumur hidup
atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun.

Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului


oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan
dengan maksud untuk mempersiapkan atau
mempermudah pelaksanaannya, atau untuk
melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya
dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan barang yang
diperolehnya secara melawan hukum, diancam
dengan pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

Pasal 345
Barang siapa sengaja mendorong
orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu
atau memberi sarana kepadanya
untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun
kalau orang itu jadi bunuh diri.

PENUTUP
14

15

Anda mungkin juga menyukai