Anda di halaman 1dari 7

Tugas Individu Penyuluhan

Judul topik bahasan:


Analisa Situasi

Oleh:
Basriani Mei Suryanti
NIM. 115050100111184
Kelas A

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

Penyuluh memiliki peran sebagai guru, analisator, penasehat, dan organisator.


Salah satu dari peran-peran tersebut adalah sebagai analisator yang artinya harus
memiliki keahlian untuk melakukan pengamatan terhadap keadaan, masalah, dan
kebutuhan masyarakat sasaran serta mampu memecahkan masalah. Hal-hal yang
dilakukan penyuluh terkait perannya sebagai analisator adalah melakukan analisis
situasi dan masalah untuk menyusun perencanaan program penyuluhan.
Menurut Narso dkk (2012) peran penyuluh pertanian sebagai analisator untuk
membantu petani melakukan analisis usahatani, melakukan analisis masalah yang
dihadapi petani terkait usahatani, melakukan analisis masalah kelembagaan petani.
Analisis kelembagaan meliputi analisis situasi (situation), struktur (structure), prilaku
(behavior), dan kinerja (performance). Ditambahkan oleh pendapat Mutaqin (2013)
analisis situasi mengkaji tentang karakteristik yang melekat pada sumberdaya yang
menyajikan data dan informasi sesuai dengan kondisi nyata masyarakat sasaran.
Sebuah analisis situasi masyarakat, sering disebut juga sebagai penilaian
kebutuhan (need assessment) dilakukan untuk mengidentifikasi masalah masyarakat,
kekuatan (peluang) atau kebutuhan, aset serta menetapkan prioritas untuk program
penyuluhan. Menggambarkan dan memahami situasi masyarakat sebelum program
pembangunan/penyuluhan dijalankan adalah langkah yang paling utama dan mungkin
menggunakan model pendekatan yang logis untuk pengembangan program
penyuluhan (Singletary, 2004).
Payung dkk (2010) menyatakan bahwa penyuluh pertanian dituntut secara efektif
agar mampu melibatkan/menyentuh masyarakat dan mendampingi petani untuk
membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang dihadapi petani dan melakukan
perkiraan kedepan, membantu petani untuk: menemukan masalah, memperoleh
pengetahuan/informasi guna memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan
menghitung besarnya resiko atas keputusan yang diambil.
Menurut Dudi dkk (2005) analisis situasi adalah suatu upaya untuk melihat
permasalahan sasaran, kemudian inventarisasi potensi yang tersedia sehingga
pemecahan masalah didekati dengan potensi lokal dan teknologi tepat guna. Menurut
Mutaqin (2013), untuk dapat menentukan metode penyuluhan yang akan digunakan

dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, maka beberapa hal yang dapat dianalisa,
yaitu:
1. Analisa Keadaan Sasaran dan Sumber Daya:
Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-masing
golongan dan keseluruhan.

Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan.

Bentuk-bentuk usaha tani sasaran.

Kesediaan mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani maju

Penyuluh dan kelengkapannya

Kemampuan penyuluh

Jumlah penyuluh

Pengetahuan dan keterampilan penyuluh.

Materi penyuluhan/pesan

Sarana dan prasarana penyuluhan

Biaya yang dibutuhkan dan biaya yang tersedia.

2. Keadaan daerah dan kebijaksanaan pemerintah :

Musim/iklim.

Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan pertanaman

Perhubungan jalan, listrik dan telepon.

Kebijaksanaan pemerintah pusat, daerah dan setempat. Kegiatan selanjutnya


adalah menetapkan sasaran dengan menganalisa dari sebagaian besar data
dasar tersebut.

Analisis situasi terdiri dari beberapa tahap, menurut Azizah (2010) tahap-tahap
tersebut antaralain:
1. Mengeksplorasi masalah yang akan dipecahkan
Untuk mengetahui sifat dan urgensi dari masalah yang ditemukan, penyebab
langsung dan tidak langsung dari masalah, akibat/dampak dari masalah
tersebut, kelompok/komunitas yang mengalami dampak masalah tersebut, hal
yang perlu dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut, serta hasil dan
pelajaran yang didapat dari masalah.

2. Mempelajari konteks aktifitas


a. Konteks nasional atau keseluruhan: fisik, ekonomi, politik, administrative,
legal.
b. Program pembangunan yang sudah ada.
3. Menganalisa peluang merangkul stakeholder
Seseorang, grup, organisasi, atau sistem yang mempengaruhi, terpengaruh,
atau terkait dengan program.
4. Mengevaluasi sumberdaya komunikasi yang ada
Media dan metode komunikasi, saluran komunikasi, jaringan komunikasi,
bahasa yang digunakan.
Analisis situasi dilakukan berdasarkan data atau situasi dan kondisi terbaru dari
sasaran. Dari analisis situasi tersebut dapat diidentifikasi masalah serta pemecahan
masalah dan identifikasi peluang yang berpotensi untuk menghilangkan hambatan
atau masalah.
Menurut Anonim (2009) permasalahan yang diidentifikasi terkait dengan faktorfaktor yang dinilai dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual) dengan
kondisi yang ingin dicapai. Faktor-faktor tersebut antaralain:
a. Faktor bersifat perilaku: berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan
pelaku usaha terhadap penerapan inovasi.
b. Faktor bersifat non perilaku: berkaitan dengan ketersediaan dan kondisi
sarana dan prasarana pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha.
Kegiatan identifikasi masalah selain merinci suatu kondisi permasalahan,
diperlukan pula pembatasan dari permasalahan di lingkungan tertentu yang dijadikan
fokus dalam pembahasan

untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menurut

Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai metode. Beberapa metode yang
sering digunakan dalam mengidentifikasi permasalahan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat adalah Fishbone Analysis (Analisis Tulang Ikan) dan Lock Frame
Analysis/Problem Tree (Pohon Masalah).
Fishbone analisis merupakan alat sistematis yang menganalisis persoalan dan
faktor-faktor yang menimbulkan persoalan tersebut. Fishbone analysis atau fishbone
3

diagram ini menampilkan keadaan dengan melihat efek dan sebab-sebab yang
berkontribusi pada efek tersebut. Sedangkan analisis pohon masalah merupakan
analisa yang menunjukkan masalah serta akar akibatnya, yang berarti menunjukkan
keadaan sebenarnya atau situasi yang tidak diharapkan. Analisis pohon masalah
membantu untuk menemukan solusi dengan memetakan sebab dan akibat disekitar
masalah utama untuk membentuk pola pikir, tetapi dengan lebih terstruktur
(Sugianto, 2012)
Masalah-masalah yang telah diidentifikasi, kemudian dilakukan penilaian untuk
menentukan masalah yang akan diprioritaskan untuk pemecahan masalah tersebut,
dengan beberapa pertimbangan antaralain: masalah menyangkut mayoritas pelaku
utama dan pelaku usaha; erat kaitannya dengan potensi usaha, produktivitas,
lingkungan usaha, perilaku, kebutuhan, efektivitas dan efisiensi pelaku utama dan
pelaku usaha; ketersediaan biaya, tenaga, teknologi (inovasi) untuk pemecahan
masalah tersebut.
Penetapan masalah dilakukan dengan beberapa tahap, antaralain:

Menetapkan kriteria untuk menetapkan prioritas

Menetapkan skoring/pembobotan untuk setiap kriteria sesuai dengan


kesepakatan

Melakukan penilaian terhadap setiap masalah berdasarkan skoring

Menetapkan prioritas masalah (Anonim, 2009).

Kusmiyati dkk (2010) menyatakan bahwa salah satu tugas pokok dan fungsi
penyuluh pertanian khususnya penyuluh PNS yaitu untuk melakukan bimbingan
pemecahan masalah adalah tugas penyuluh untuk membina dan memfasilitasi
pemecahan masalah yang tidak bisa dilakukan oleh petani/kelompok tani.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2009). Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Peraturan


Menteri Pertanian Nomor: 25/Permentan/OT.140/5/2009 tanggal: 13 Mei
2009.
Azizah, S.2010.Strategi Komunikasi Pembinaan Pembudidayaan Kambing Boer
untuk Meningkatkan Taraf Ekonomi Masyarakat di Desa Wonosari,
Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.Jurnal Ilmu
Komunikasi 7(1):1-128.
Dudi.,Dhalika, T., Indrijani, H., Hernaman, I., dan Rahmat,D.2005.Impah
Keterampilan Metode Seleksi Bibit Ayam Kampung Berbasis Konsep
Pemuliaan Ternak di Desa Gudang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten
Sumedang.Jurnal PKM 13(7):1-6.
Iqbal, M.2007.Analisis Peran Pemangku Kepentingan dan Implementasinya dalam
Pembangunan Pertanian.Jurnal Litbang Pertanian 26(3):98-99.
Kennon, N., Howden, P., and Hartley, M.2007.Who Really Matters? A Stakeholders
Analysis Tool.Extension Farming Systems Journal 5(2):9-17.
Komwihangilo,MD., Jackson, M., Munishi, Y., and Liheta, BS.2012.Situational
Analysis of Smallholder Goat Production and Marketing in Central Tanzania
Point Towards the Establishment of Farmers Groups.Journal of Agricultural
Extension and Rural Development 4(12):356-364.
Kusmiyati., Maryati, A., dan Kusnadi, D.2010.Kinerja Penyuluh Pertanian PNS
dalam Melaksanakan Tupoksi di Kabupaten Bogor.Jurnal Penyuluhan
Pertanian 5(1):87-103.
Muttaqin, Z.2013.Analisis Kelembagaan Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) di
Hulu Das Sekampung (Studi Kasus pada Gapoktan Hijau Makmur).Jurnal
Ilmiah Esai 7(2):1-9.
Narso., Saleh, A., Asngari PS., dan Muljono, P.2012.Persepsi Penyuluh Pertanian
Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi
Banten.Jurnal Penyuluhan 8(1):92-102.

Payung, M., Muhidong, J., dan Daniel.2010.Peranan Sumber Daya Manusia dan
Kelembagaan Penyuluhan dalam Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
untuk Keberlanjutan Ketahanan Pangan Daerah di Merauke. The Role of
Human Resources and Institutional Counseling in Increasing Food Crop
Production for the Sustainability of Local Food Endurance in Merauke
Regency.
Singletary, F.2004.Conducting Community Situational Analysis: A Field Guide to
Dynamic Extension Program.University of Nevada Cooperative Extension.
Sugianto,

A.2012.Metode

Identifikasi

Permasalahan

dan

Kebutuhan

Masyarakat.Paper Pemberdayaan Masyarakat Desa. Program Pascasarjana


Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai