Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTIKUM SISTEM SUSPENSI DEPAN MOBIL DATSHUN


(SUSPENSI WISHBONE)

Praktikan :
Riyadi
13504244023
Ignasius Kristanto
13504244021
Nur Himawanto

13504244022

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
Semester III
PENYETELAN DAN PEMERIKSAAN
SISTEM REM

100 menit

No. JST/OTO/OTO 313/10

Revisi : 1

9 Desember 2014

BAB I. PENDAHULUAN
A. Judul :
Sistem Suspensi Depan Mobil Datshun (Suspensi Wishbone)
B. Kompetensi :
1. Membongkar dan memasang suspensi depan mobil Datshun dengan langkah
yang tepat.
2. Menganalisa bagaimana keadaan masing-masing komponen Suspensi
Wishbone.
C. Sub Kompetensi :
Setelah selesai praktikum mahasiswa dapat :
1. Melakukan pemeriksaan terhadap sistem Suspensi Wishbone pegas Coil.
2. Menjelaskan bagaimana urutan melaksanakan masing-masing pemeriksaan
suspensi.
3. Menentukan kondisi suatu komponen pada bagian sistem Suspensi
Wishbone pegas Coil.
D. Alat dan Bahan
Alat

Bahan

1. Alat Pengangkat

1. Mobil atau aksel stand

2. Penyangga tiga kaki

2. Vet

3. Kotak alat

3. Lap

4. Kunci shock
5. Alat khusus pembuka ball joint
6. Alat khusus pengepres pegas koil
7. Kunci roda
8. Kunci momen
E. Keselamatan Kerja :
1. Pergunakan alat sesuai dengan fugsinya atau jangan gunakan dengan
sembarangan.
2. Bekerjalah dengan hati-hati dan teliti dengan cara membaca jobsheet dan
juga bertanya kepada dosen pembimbing jika terjadi masalah.
3. Pergunakan jack stand setelah mobil diangkat dengan menggunakan
dongkrak. Usahakan jangan hanya mengandalkan dongkrak saja untuk
menyangga kendaraan.
4. Perhatikan langkah pengecekan atau pemeriksaan sesuai dengan job sheet
yang ada. Jangan sampai ada pengecekan atau pemeriksaan yang tertinggal
agar kesimpulan baik atau sesuai.
5. Jangan melepas mur ball joint lengan atas / bawah suspensi, bila pegas
belum ditahan oleh penyangga atau alat khusus pengepres. Karena pegas bisa
terlempar.
6. Jangan merubah jumlah dan posisi shim penyetel dan mur eksenter lengan
atas/bawah (catat jumlah / ukuran sebelum membongkar).

BAB II. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


A. Dasar Teori
1. Sistem Suspensi

Gambar 1. Suspensi Wishbone pegas Coil


Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang
untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan.
Komponen suspensi terdiri dari pegas, shock absorber, ball joint, stabilizer bar,
strut bar, suspension arm, bumper.

2. Komponen Utama Suspensi


a. Pegas
Gambar 2. Pegas Coil
Pegas terbuat dari baja dan berfungsi untuk menyerap kejutan dari

permukaan jalan dan getaran roda-roda agar tidak ke bodi.


b. Shock Absorber

Gambar 3. Penyerapan Getaran Pegas oleh Shock Absorber


Shock absorber berfungsi untuk meredamoskilasi (gerakan naik-turun)
pegas saat menerima kejutan dari permukaan jalan.
c. Ball Joint

Gambar 4. Ball Joint pada Suspensi Wishbone pegas Coil


Ball joint berfungsi untuk menerima beban vertikal dan lateral, juga sebagai
sumbu putaran roda saat kendaraan membelok.

d. Stabilizer Bar

Gambar 5. Stabillizer Bar


Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat
gaya sentrifugal saat kendaraan membelok. Untuk suspensi depan, stabilizer
bar biasanya dipasang pada ke dua lower arm melalui bantalan karet dan
linkage. Pada bagian tengah ke frame pada dua tempat melalui bushing.
e. Bumper

Gambar 6. Bumper pada Suspensi Wishbone pegas Coil


Bumper berfungsi sebagai pelindung komponen-komponen suspensi
saat pegas mengkerut atau mengembang di luar batas maksimum.
f. Lengan Suspensi

Upper arm

Lower arm

Gambar 7. Lengan Suspensi


Lengan Suspensi menghubungkan kerangka dengan roda. Pada lengan
suspensi terdapat poros lengan yang dipasang pada kerangka dan

ball

jointdi ujung satunya yang disambungkan pada steering knuckle. Dengan


konstruksi seperti itu memungkinkan lengan suspensi untuk bergerak
mengayun vertikal. Selain itu lengan suspensi juga harus dapat menahan
gaya dari arah samping dan bujur.
3. Tujuan
Tujuan utama

dari

sistem

suspensi

yaitu

memberi

kenyamanan

dan

keamanan dalam berkendara. Suatu sistem suspensi harus dapat:


a.

Menyerap kejutan dari permukaan jalan agar tidak diteruskan ke


kerangka mobil dan penumpang.

b.

Mampu

menahan

efek

gaya

yang

ditimbulkan

pada

saat

pengereman, akselerasi, atau pada saat membelok.


c.

Menjaga ban agar selalu kontak terhadap jalan setiap saat.

B. Langkah Kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan
seefesien mungkin.
b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja
dengan teliti.
c) Kendorkan baut pengikat roda dengan menggunakan kunci roda.
d) Angkat mobil dan beri penyangga tiga kaki pada kerangka dengan
posisi yang benar.
e) Lepas roda depan.
f) Lepas tromol dan plat pembawa (bila rem cakram, lepas kaliper rem).
Catatan: tidak perlu melepas slang rem. Kaliper dan plat pembawa
harus diikat pada rangka.
g) Lepas ball joint tie rod.
h) Lepas peredam getaran.
i) Lepas stabilisator bila ada.

Stabillizer bar

j) Angkat dan tumpu lengan bawah suspensi dengan dongkrak, agar ball
joint bawah bebas.
k) Lepas pin pengunci dan mur, kemudian dengan menggunakan alat
khusus bukalah ball joint bawah.
l) Lepas ball joint atas dengan cara yang sama melepas ball joint bawah.
m) Lepas knuckle arm.
n) Turunkan dongkrak pelan pelanta sampai pegas daun bebas.
o) Longgarkan mur penahan baut bang engsel atas suspensi.
p) Lepas shim
penyetel
camber

caster.
q)

Buatlah

catatancatatan penting
kegiatan praktek secara ringkas.
f) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan
bahan yang telah digunakan kepada petugas.
C. Data Hasil Pengecekan
1. Periksa keausan dan kemacetan ball joint.

Ball joint pada suspensi tersebut sudah mengalami kerusakan dengan


ditandai adanya knucle arm yang tidak terpasang dengan baik.
2. Pemeriksaan kondisi peredam getaran bila peredam getaran sudah dilepas juga
dapat diperiksa kondisinya.

Kondisi peredam getaran sudah mengalami pengerasan yang cukup parah.


3. Pemeriksaan shock absorber.

Kondisi shock absorber pada kendaraan adalah sudah mengalami


kerusakan.
4. Pemeriksaan upper arm dan lower arm.

Kondisi pada upper dan lower arm pada suspensi wishbone tersebut sudah
mengalami kerusakan. Dibuktikan dengan konstruksi yang sudah tidak presisi.
5. Kondidi Pegas Coil

Kondisi pegas Coil dalam kondisi yang tidak baik karena bentuknya sudah
tidak sesuai keadaan semula. Jadi dapat dikatakan bahwa pegas Coil tersebut
sudah rusak karena sudah terdeformasi.
D. Pemasangan
Langkah pemasangan adalah kebalikan dari pembongkaran, adapun hal yang
perlu diperhatikan adalah:
1. Beri semua pelumasan (vet) pada mur, baut batang engsel dan ball joint
2. Jangan sampai tertukar komponen komponen kanan dan kiri (lihat
tanda).
3. Cocokkan dulu baut dan mur (ulir halus / kasar) sebelum memasang.
4. Kembalikan posisi shim penyetel sudut camber & caster seperti semula
5. Momen pengencangan mur bushing

Lengan bawah: 280 320 Nm

Lengan atas: 180 200 Nm


Catatan : Batang engsel harus dapat berputar lembut setelah pengencangan.
6. Momen pengencangan mur ball joint 70 90 Nm, Jangan lupa memasang
pin pengunci. Momen pengencangan baut dan mur :
8 mm = 15 22 Nm
10 mm = 32 52 Nm
12 mm = 80 115 Nm
E. Analisis dan pembahasan
Pada sub bab ini akan dibahas bagaimana kerja suspensi :
Kerja suspensi adalah mengurangi getaran yang ditimbulkan oleh permukaan
jalan yang tidak rata. Getaran yang disebabkan oleh permukaan yang tidak rata
ini, apabila di terima oleh frame secara terus menerus maka frame akan
mengalami kerusakan. Untuk mengurangi risiko akibat getaran ini maka
dibuatkanlah sebuah sistem yang berfungsi mengurangi getaran tersebut.
Dari waktu ke waktu suspensi dilakukan pengembangan demi memperoleh
kenyamanan dan juga keselamatan. Dalam rangka tersebut maka munculah
berbagai macam jenis suspensi yang mempunyai keunggulan dan kekurangan
masing-masing. Selain itu dari konstruksi suspensi juga merupakan suatu sistem
yang bekerja secara kompleks dalam rangka menyerap getaran :
1. Cara kerja Shock Absorber :
Di dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut

minyak shock absorber.


Saat
kompresi ; Katup
terbuka,
dapat

minyak
mengalir

dengan mudah sehingga tidak terjadi peredaman.


Saat
Ekspansi

Katup tertutup,
minyak
mengalir
melalui orifice (lubang kecil) sehingga terjadi peredaman.
2. Stabillizer Bar

Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar (outer
spring mengembang dan pegas roda bagian dalam (inner spring) tertekan

akibatnya stabilizer barakan terpuntir karena ujung satunya bergerak ke atas dan
lainnya ke bawah. Batang stabilizer cenderung menahan terhadap puntiran.
Tahanan ini berfungsi mengurangi body roll dan memelihara bodi dalam
kemiringan yang aman.
Selain itu ada gerakan yang diakibatkan oleh adanya suspensi :
1. Tramping
Tramping
adalah
gerakan
oskilasi turunnaik

pada

arah

yang

berlawanan
pada roda kiri dan kanan. Tramping mudah terjadi pada suspensi tipe rigid.
2. Bouncing
Bouncing
adalah
gerakan
naikturun
kendaraan secara keseluruhan, saat melalui jalan bergelombang dengan kecepatan
tinggi. Disebabkan oleh pegas-pegas lemah.
3. Rolling
Rolling terjadi saat
kendaraan
atau

membelok

melalui

jalan

bergelombang,

salah

satu

pegas

mengembang dan pegas


lain mengkerut.

4. Pitching
Pitching
adalah
oskilasi
turunnaik
bagian depan dan belakang kendaraan terhadap titik tengah (titik berat) kendaraan
dilihat dari samping kendaraan. Disebabkan oleh pegas-pegas lemah.
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan Praktikum
Adapun kesimpulan yang dapat kami berikan setelah melaksanakan praktikum
adalah sebagai berikut :
1. Sistem suspensi merupakan bagian yang penting pada kendaraan untuk
mendukung kerja dari frame. Selain itu suspensi merupakan sistem sendiri
yang membuat kendaraan menjadi nyaman dan aman.
2. Suspensi wishbone ada dua jenis yaitu dengan menggunakan pegas Coil dan
Pegas Torsi. Dari komponenya sendiri suspensi wishbone merupakan suspensi
yang cukup kompleks.
3. Pemasangan suspensi depan sangat mempengaruhi FWA khususnya pada
suspensi Wishbone. Jadi dalam memasang suspensi jangan sembarangan akan
tetapi menggunakan prosedur dengan benar agar memudahkan pengaturan
FWA.
B. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum kali ini kami memberikan sara sebagai berikut :
1. Pada saat melaksanakan praktikum seharusnya Dosen pengawas melakukan
pengawasan terhadap praktikum yang memungkinkan mahasiswa yang kurang
paham, kesalahan dapat diminimalisir.
2. Seharusnya langkah kerja dalam job sheet harus lebih detail, agar menghindari
kesalahan yang fatal seperti membuat pemasangan pegas coil yang tidak tepat.
Yogyakarta, 16 Desember 2014
Praktikan :
1. Riyadi

2. Ignasius Kristanto
3. Nur Himawanto

Sumber Referensi :
http://eprints.uny.ac.id/2885/1/Rekondisi_Sistem_Kemudi_dan_Sistem_Suspensi_Mo
bil_Toyota_Hiace.pdf karya Dimas Arcci di unduh pada tanggal 14 Desember
2014.
http://smkwikapwt.sch.id/download/al10.pdf di unduh pada tanggal 14 Desember
2014.
Buku Manual Training Daihatsu dari Astra Daihatsu Motor.

Anda mungkin juga menyukai