Anda di halaman 1dari 6

JOURNAL READING

Upper Airway Stimulation for Obstructive Sleep Apnea


Abstrak
Latar Belakang
Obstructive sleep apnea dikaitkan dengan resiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Meskipun
CPAP dapat mengurangi reriko, tetapi efektivitasnya akan berkurang seiring dengan
kepatuhan yang kurang dalam pengobatan ini. Kami mengevaluasi keamanan klinikal dan
keefektivitasan dari upper-airway stimulation selama 12 bulan untuk keadaan obstructive
sleep apnea dari yang sedang hingga berat.
Metode
Menggunakan sistem multicentre, rospective,single-group, cohort design, kita mengimplan
alat upper-airway stimulation pada pasien dengan obstruktive sleep apnea yag mengalami
kesulitan dalam mengikuti terapi CPAP. Dengan penilaian primer apnea-hypopnea index
(AHI; ukuran kejadian apnea atau hiponea dinilai dalam waktu setiap jam, dengan skor 15
mengindikasikan ringan sampai berat apnea) dan oxygen desaturatin index ( ODI ; penilaian
level oxygen dalam darah 4 ). Penilaian sekunder adalah dengan menggunakan penilaian
Epworth Sleepiness Scale, the Fungtional Outcomes of Sleep Questionnare (FSOQ), dan
presentasi tidur dengan denagn saturasi oksigen kurang dari 90%.

Hasil
Penelitian ini terdiri dari 126 pasien, 83% laki-laki. Rata-rata usia adalah 54,5 tahun. BMI
28,4. Nilai tengah AHI pada bulan ke 12 adalah menurun 68%, dari 29,3 kejadian perjam
menjadi 9 kejadian perjam (P < 0.001); skor ODI menurun 70% dari 25.4 kejadian perjuam
menjadi 7,4 kejadian per jam (P<0.001). hasil dari penilaian kedua menunjukan penurunan
efek dari sleep apnea dan peningkatan dari kualitas hidup. Pada tahap acak nilai rata-rata dari
AHI tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dari tahap non-acak yang terdiri dari 23
pasien terapi (8.9 menjadi 7.2 kejadian per jama. AHI skor secara signifikan lebih tinggi
9mengindikasikan apneu yang lebih berat) diantara 23 pasien pada therapi withdrawal group (
25.8 vs 7.8 kejadian perjam , P< 0.001). HASIL DARI odi mengikuti hasil dari AHI.

Metode
Peserta
Peserta dengan obstructive sleep apnea yang tidak dapat menerima terapi CPAP. Kriteria
ekslusinya adalah BMI yang lebih dari 32, penyakit neuromuscular, hipoglossal nerve palsy,
penyakit obstruktif paru berat,artery pulmonary hipertensi sedang sampai berat, penyakit
katup jantung, NYHA derajat III atau IV untuk gagal jantung, miokardial infark, aritmia,
hipertensi yang tidak terkontrol, penggunaan obat psikiatrik, dan penyakit nonrespiratory
yang dapat menyebabkan kelainan dari penilaian fungsi tidur.

Desain dan Pengawasan Penelitian


Penelitian ini dirancang oleh sponsor (inspire medical system). Meliputi pasien yang gagal
dalam terapi dengan menggunaka CPAP selanjutnya di skrining dengan kriteria eksklusi.
Selanjutnya pasien yang berespon terhadap terapi upper-airway stimulation diuji kembali
dengan maintenance terapi dan withdrawal terapi untuk dilihat kembali respon terhadap
terapi.
Skrining dan Implantasi
Pasien kemudian di skrining kembali, pasien dengan Hasil polisomnografi, skor AHI kurang
dari 20 atau lebih dari 50 per jam, atau nilai AHI kurang dari 10 pada saat pasien tidur bukan
posisi supine, kelainan anatomi, ukuran tonsil T3/T4, kolaps retropalatal pada Pemeriksaan
endoskop pada saat tidur tidak diikutsertakan
Pasin yang memenuhi kriteria selanjutnya dilakukan pemasangan implan, Elektroda stimulasi
ditempatkan di nervus hipoglosus untuk mengatur fungsi otot di lidah, sensing lead
ditempatkan di diantara otot interkosta interna dan eksterna untuk mendeteksi upaya ventilasi,
neurostimulator ditempatkan di ipsilateral mid infraclavicular kanan
Satu bulan setelah pemasangan kemudian peserta dilakukan pemeriksaan polisomnografi
kembali kemudian selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang polisomnografi pada bulan ke 2,
3, 6, 9 dan 12.
Hasil Penilaian
Hasil utama adalah perubahan dalam derajat keparahan dari obstructive sleep apnea dalam
populasi penelitian, sebagaimana dinilai dengan cara AHI dan ODI.

Hasil primer adalah proporsi hasil penelitian dengan menggunakan AHI dan ODI sejak awal
penelitian sampai dengan 12 bulan. Sebuah respon yang diukur dengan cara AHI
didefinisikan sebagai penurunan setidaknya 50 % dari skor awal AHI pada polisomnography
dalam 12 bulan dari 20 kejadian per jam.
Sebuah respon yang diukur dengan cara ODI didefinisikan sebagai penurunan setidaknya
25% dari skor awal ODI. Efikasi primer yang ditentukan secara objektif dengan tingkat
respon minimal 50%, sebagaimana yang telah diuji dengan AHI dan ODI. Semua peserta
yang menerima implan akan dimasukan dalam analisis hasil primer, peserta yang tidak
menyelesaikan kunjungan 12 bulan dianggap tidak memiliki respon.
Ukuran hasil sekunder termasuk laporan diri kantuk dan penyakit tertentu yang dinilai dengan
epworth sleepiness scale ( dengan kisaran score antara 0.0 sampai 24 dengan skor yang lebih
tinggi mengindikasikan lebih banyak mengantuk di siang hari. Penyakit yang mengganggu
kualitas hidup di uji menggunakan fungtional outcome of sleep questionnire ( kisaran skor
dari 5 hingga 20, dengan nilai yang lebih besar mengindikasikan fungsi yang lebih baik). Dan
persentase saturasi oksigen saat tidur tidur kurang dari 90%.
Efek Samping
Efek samping dilaporkan dan dikaji oleh komite klinik

Hasil Penelitian
Karakteristik Peserta
Berikut diuraikan karakteristik dari peserta yang diteliti.

Implantasi
Dilakukan pada 126 peserta dimana rata-rata lama operasi adalah 140 menit (65-360 menit)

Hasil Penilaian
Berikut ini (pada tabel 2) disajikan hasil dari penelitian selama 12 bulan yang terdiri dari
hasil primer yakni AHI skor dan ODI skor, kemudian hasil sekunder yang meliputi FOSQ
SKOR, Epworth Sleepiness Scale Score, dan persentase saturasi oksigen di bawah 90% pada
saat tidur

Kemudian dari sini diambil secara acak 46 pasien untuk diuji kembali terhadap
keefektivitasan alat, dibagi menjadi 2 grup dengan ratio 1:1 :
1. Therapy-maintenance group
2. Therapy-withdrawal group
Selanjutnya didapatkan hasil seperti yang di sajikan pada grafik di bawah ini.

Kesimpulan
Pada penelitian ini, terapi upper-airway stimulation memberikan perbaikan yang signifikan
terhadap pasien dengan obstructive sleep apnea, penilaian berdasarkan perbaikan secara
objektif dan subjektif pada pasien OSA dengan berbagai tingkat keparahan.

Anda mungkin juga menyukai