Judul
Hari,Tanggal :
Tujuan
Metode
Prinsip
:
a) Pembuatan sediaan tetes tebal
Darah kapiler diambil secara aseptis lalu diteteskan 12 mikron
pada kaca objek. Kemudian darah dibuat melingkar dari luar ke dalam
1x1 cm. Dibiarkan sampai mengering.
b) Pembuatan sediaan tetes tipis
Darah kapiler diambil secara aseptis lalu diteteskan 6 mikron pada
kaca objek. Kemudian darah dihapuskan dengan kaca objek lain hingga
membentuk seperti lidah kucing. Lalu dibiarkan hingga mengering.
c) Pewarnaan sediaan darah tetes tebal dan tipis dengan Giemsa 10 %
Sediaan tetes tebal dihemolisa dengan aquades selama 3 menit.
Sediaan tetes tipis difiksasi dengan metanol p.a selama 3 menit. Lalu
masing-masing ditambahkan giemsa 10 % dan dibiarkan 30 menit.
Kemudian dibilas dengan aquades. Sel eritrosit yang terinfeksi parasit
malaria dapat terlihat kelainan morfologinya.
A. Alat
1. Objek glass
2. Cover glass
3. Rak pewarnaan
4. Auto click
5. Beaker glass 50 mL
6. Pipet tetes
7. Pipet ukur 1 mL dan 10 mL
8. Ball pipet
9. Botol semprot
B. Bahan
1. Larutan warna Giemsa 10%
2. Aquadest
3. Metanol p.a
Hasil Praktikum :
Pembahasan
:
Sebelum pemeriksaan, dilakukan terlebih dahulu pengambilan sampel darah tepi.
Pengambilan sampel darah tepi dilakukan pada jari tengan dan jari manis tangan kiri
karena tangan kiri lebih sedikit bekerja dibandingkan tangan kanan. Sebelum
pengambilan darah, jari yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol 70% atau
dengan alkohol swab agar terbebas dari bakteri. Desinfeksi dilakukan dengan
mengusap/memutar alkohol swab dari dalam ke luar secara searah. Hal ini bertujuan agar
kotoran yang sudah dibersihkan tidak kembali lagi kebagian yang sudah dibersihkan.
Saat pengambilan darah, jari ditekan agar terbendung pada bagian yang akan
ditusuk. Jari ditusuk dengan lanset dengan bantuan autoclick dimana kedalaman
penusukan disesuaikan dengan jari pasien. Darah yang keluar pertama dihapuskan dengan
tissue. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontaminasi oleh alkohol. Darah berikutnya
diteteskan secara terpisah pada kaca objek. Untuk sediaan darah tebal diteteskan 12
mikron darah ( 3 tetes) sedangkan untuk sediaan darah tipis diteteskan 6 mikron darah
( 2 tetes).
Dalam Praktikum ini, pengambilan sampel darah tepi diambil dar pasien Coratry
Shovariah (19 thn). Tetesan darah yang diambil kemudian dihapuskan menjadi sediaan
apus tebal dan apus tipis.
Perbedaan sediaan apus tebal dan tipis :
1. Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda sehingga masih ada
tempat untuk pemberian label
2. Penebalannya nampak berangsur-angsur menipis dari kepala ke ekor
3. Ujung atau ekornya tidak membentuk kepala robek
4. Tidak berlubang-lubang karena bekas lemak masih ada diatas kaca objek
5. Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu
6. Tidak terlalu tebal atau tidak terlalu tipis
Setelah itu apusan darah dikeringkan dalam kamar bebas debu. Setelah kering
sediaan segera diwarnai dengan Giemsa 10%. Prinsip pewarnaan giemsa adalah
presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang
dilarutkan didalam metanol.
Pengecatan Giemsa dilakukan dengan menggunakan Giemsa 10% . Larutan ini
dapat dibuat dengan melarutkan 1 ml Giemsa dengan 9 ml Buffer Phosphat pH 6,8.
Sebaoknya larutan Buffer Phosphat yang digunakan dengan pH 7,2 agar memperoleh
hasil pewarnaan yang baik.
Sediaan darah tipis difiksasi dengan metanol p.a. dengan cara diteteskan dan
dibiarkan 3 menit. Sedangkan sediaan darah tebal dihemolisis dengan aquadest sampai
seluruh hemoglobin hilang ( 3 menit). Setelah itu sediaan ditetesi dengan larutan
Giemsa 10% sampai menutupi seluruh permukaan dan dibiarkan selama 30 menit.
Sediaan darah dibilas dengan aquades yang mengalir sehingga larutan Giemsa turut
mengalir dengan air. Dengan demikian tidak ada sisa cat yang mengendap pada sediaan
darah. Sediaan darah tpis yang difiksasi dengan metanol p.a. bertujuan untuk melekatkan
sel-sel darah dan mikroorganisme pada kaca objek, menon-aktifkan mikroorganisme dan
mengawetkan mikroorganisme pada slide.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan Giemsa adalah
1. Dalam pengeringan sediaan darah tebal tidak boleh dipanasi karena tindakan ini
menyebabkan eritrosit susah dihemolisis pada proses pewarnaan.
2. Pewarnaan tidak boleh >24 jam setelah kering, karena jika terlalu lama didiamkan
eritrosit sukar dihemolisis saat pewarnaan.
3. Metanol tidak boleh menegnai sediaan tetes tebal karena akan membuat bagian
tersebut terfiksasi dan hasil pewarnaan tidak sesuai keinginan.
4. Hati-hati membilas sediaan tetes tebal karena bagian tersebut tidak terfiksasi dan
tidak menempel pada objek gelas
5. Sediaan darah tipis tidak boleh terkena aquades agar sel-sel darah tidak lisis.
Kesimpulan