Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko mayor PJK (Penyakit
jantung koroner). PJK adalah pembunuh nomor satu di dunia saat ini.1 Penyebab utama
penyakit ini adalah aterosklerosis koroner.1 Aterosklerosis timbul secara perlahan akibat
disfungsi endotel, inflamasi vaskuler, dan tertumpuknya kolesterol pada dinding
pembuluh darah.2 Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi di mana kadar kolesterol
darah melebihi 250 mg/dl (Mahan & Escott-Stump 2008). World Health Organization
(WHO) memperkirakan hiperkolesterolemia berkaitan dengan lebih dari separuh
kejadian penyakit jantung koroner dan lebih dari empat juta kematian tiap tahunnya.3
American Heart Association (AHA) memperkirakan lebih dari 100 juta penduduk
Amerika memiliki kadar kolesterol total >200 mg/dl, yang termasuk kategori cukup
tinggi, dan lebih dari 34 juta penduduk dewasa Amerika memiliki kadar kolesterol >240
mg/dl, yang termasuk tinggi dan membutuhkan terapi.3
Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004,
prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan
meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64
tahun. Hiperkolesterolemia umumnya lebih banyak ditemukan pada wanita (14,5%)
dibandingkan pria (8,6% ).13 Riskesdas menggambarkan proporsi penduduk 15 tahun
dengan kadar kolesterol total di atas nilai normal merujuk nilai yang ditentukan pada
NCEP-ATP III adalah sebesar 35,9%, yang merupakan gabungan penduduk kategori
borderline ( nilai kolesterol total 200-239 mg/dl) dan tinggi (nilai kolesterol total 240
mg/dl).25
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Asli Madupa total kolesterol tinggi
merupakan masalah utama di negara sedang berkembang khususnya di daerah perkotaan.
Di Indonesia, SKRT 2001 ditemukan prevalensi total kolesterol >200mg/dL di Pulau
Jawa-Bali untuk perkotaan (8,9%) lebih tinggi dari pedesaan (5,2%) dan SKRT 2004
ditemukan untuk seluruh Indonesia di perkotaan 14,8% dibandingkan pedesaan.31
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Davies dkk pada tahun 2003
menemukan bahwa komsumsi teh menyebabkan stress oksidatif terhadap kolesterol yang
menyebabkan penurunan kolesterol yang dilakukan laki-laki dan perempuan berusia
diatas 35 tahun dan juga didapatkan bahwa konsumsi teh hitam mengakibatkan
1
penurunan kolesterol total sebesar 3,8 dan 6,5% dibandingkan dengan Plasebo dan
Plasebo yang ditambah caffein.6 Secara tradisional digunakan sebagai pengobatan
berdasarkan pengalaman dimana aktivitas fisiologis dari komponen-komponen di dalam
teh telah digambarkan pada negara-negara Asia terutama Jepang dan Cina dan bahkan
ilmu kedokteran modern mulai mengakui kegunaan teh dengan katekinnya dalam
menangani penyakit-penyakit modern salah satunya adalah kelebihan kolesterol.7 Ratarata konsumsi teh penduduk dunia adalah 120 mL/hari per kapita. Indonesia merupakan
penghasil teh ke enam di dunia dengan tingkat konsumsi teh orang Indonesia mencapai
0,8 kg/kapita/tahun.4,5 Direktur Komoditi Teh PTPN VIII Agus Supriadi mengatakan
bahwa terjadi peningkatan konsumsi teh dalam negeri mulai dirasakan BUMN
perkebunan itu dari pertumbuhan pembelian dalam negeri.
Empat dari 13 studi epidemiologi melaporkan adanya hubungan antara minum teh
dengan kadar kolesterol (McKay dan Blumberg, 2002, Tewari dkk, 2000, Langley
Evans , 2000, Serafini dkk 1996, Vinson dkk, 1995).11
Penelitian ini dilakukan karena disadari tingginya angka kejadian kolesterol serta
terdapatnya kebiasaan minum teh pada masyarakat. Pemilihan puskesmas sebagai tempat
penelitian karena puskesmas merupakan instansi kesehatan masyarakat yang dekat
dengan masyarakat, memiliki rekam medik, dan memiliki jumlah pengunjung yang
cukup banyak. Penelitian ini dilakukan karena belum adanya data tentang sebaran
kolesterol total pada pengunjung Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan dan belum
pernah dilakukannya penelitian tentang pola konsumsi minum teh pada peminum teh
dengan kolesterol total pada pengunjung puskesmas kelurahan Kedoya Selatan.
mengenai
hubungan
pola
konsumsi minum teh pada peminum teh terhadap kadar kolesterol total
serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi sehingga dapat mencegah
penyakit serta komorbid yang berkaitan.
1.5.3
Bagi Peneliti
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1. Teh
2.1.1 Pola minum Teh
Kebiasaan minum teh sudah menjadi budaya bagi penduduk dunia terutama
Indonesia. Selain air putih, teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi
oleh manusia. Rata-rata konsumsi teh penduduk dunia adalah 120 mL/hari per kapita.4
Direktur Komoditi Teh PTPN VIII Agus Supriadi mengatakan bahwa terjadi peningkatan
konsumsi teh dalam negeri mulai dirasakan BUMN perkebunan itu dari pertumbuhan
pembelian dalam negeri. Menurutnya, saat ini tingkat konsumsi teh Indonesia baru di
kisaran 0,2-0,3 kg per kapita per tahun, atau jauh di bawah negara tetangga Malaysia
yang mencapai 1,5 kg per kapita per tahun.
Menurut data Head of Researcher Brand Research, teh merupakan salah satu
minuman yang paling populer di dunia. Indonesia merupakan negara penghasil teh
terbesar keenam di dunia dengan tingkat konsumsi teh orang Indonesia mencapai 0.8
kg/kapita/tahun.5
Jenis teh yang dikonsumsi di dunia adalah 78% teh hitam, 20% teh hijau, dan 2%
teh oolong.Teh hitam banyak dikonsumsi oleh penduduk Eropa, Amerika Utara, dan
Afrika Utara (kecuali Moroko), sementara teh hijau banyak dikonsumsi oleh penduduk
Asia, termasuk Indonesia, sedangkan teh oolong banyak dikonsumsi oleh penduduk Cina
dan Taiwan.6,8
Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia. Teh sudah
diminum sejak 10 abad yang lalu terutama karena alasan kesehatan.10
Tanaman teh
berasal dari keluarga Camellia, yang aslinya terdapat di China, Tibet dan India. Ada dua
jenis varietas utama tanaman teh. Varietas berdaun kecil, dikenal sebagai Camellia
sinensis yang hidup di derah pegunungan tinggi China dan Jepang. Dan varietas berdaun
lebar, dikenal sebagai Camellia assamica, sangat baik tumbuh didaerah beriklim tropis
dan lembab, salah satunya Indonesia.4
Di Indonesia yang paling umum ditanam adalah varietas camellia assamica.
Namun beberapa perkebunan juga memiliki varietas camellia sinensis yang telah
disilang, supaya bisa tumbuh di iklim tropis. 4
kadar
kolesterol
total
dan
LDL
pada
pasien
dewasa
dengan
Tiap hari
kadang-kadang
tidak pernah
teh tersebut adalah teh putih, teh hijau, teh oolong, teh hitam, teh pu erh, dan teh kuning.9
Proses pembuatan teh diatur untuk mencegah atau membiarkan polifenol yang terdapat
dalam teh untuk teroksidasi secara alami oleh polyphenol oxidase yang terdapat pada
daun teh.
Namun ada tiga jenis utama minuman teh yang sering diminum dan populer yaitu
teh hijau, teh hitam dan teh oolong.6,8
Semakin besar tingkat fermentasi daun-daun teh, maka kandungan polifenol- nya
akan semakin sedikit dan kadar kafeinnya akan semakin banyak.4 Sebagai hasil, teh hijau
yang diproses untuk mencegah fermentasi dan oksidasi, mengandung kadar yang lebih
tinggi akan polifenol yang merupakan antioksidan jika dibandingkan dengan teh hitam,
sementara itu teh hitam memiliki kadar kafein 2-3 kali lebih banyak daripada teh hijau. 4
Tanaman teh yang dibudidayakan di Indonesia hampir 100% adalah varietas
assamica. Pucuk teh yang dihasilkan 80% diolah menjadi teh hitam, sedangkan sisanya
diolah menjadi teh hitam.5
secara
berbagai
alamidalam
bahantanaman,memiliki
sifatantioksidanin
Kandungan teh yang paling utama adalah polifenol katekin yaitu epigallocatechin3-gallate
(EGCG).
Epigallocatechin
(EGC),
epicatechin-3-gallate
(ECG)
dan
suatu
percobaan
klinis
yang
melibatkan
240
orang
dengan
11
2.2 Kolesterol
2.2.1 Kolesterol
Kolesterol adalah prazat dari hormon-hormon steroid dan asam-asam empedu
yang merupakan unsur penting membran sel. Kebanyakan sel dalam tubuh dalam tubuh
dapat mensintesis kolesterol, sebagian besar kolesterol disitensis dalam hati. Dari sudut
bikimia senyawa ini mempunyai makna penting karena prekusor sejumlah besar senyawa
steroid yang sama pentingnya. Sebagai contoh, asam empedu, , hormon, korteks adrenal,,
hormon seks, vitamin D, glikosida jantung, sitosterol dalam dunia tumbuhan dan
beberapa alkaloid (Murray, 2003). Kritchevsky (2006) menyatakan bahwa kolesterol
mewakili sekitar 0,2% dari total berat tubuh. Otak dan sistem saraf pusat, jaringan ikat,
otot dan kulit meliputi sekitar 75% kolesterol tubuh.
Lebih dari separuh jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis (sekitar
700mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari. Pada manusia hati
menghasilkan kurang lebih 10% dari total sintesis, sementara usus sekita 10% lainnya.
Almatsier( 2001) menyatakan bahwa konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah <
300mg/ hari.kolesterol memiliki peranan utama dalam proses patologis arteroskelrosis
pada pembuluh arteri yang penting sehingga mengakibatkan penyakit kardiovaskuler,
cerebrovasculer, dan vaskuler perifer (Murray 2003) kadar kolesterol darah merupakan
indikator yang paling baik untuk menentukan apakah seseorang akan menderita penyakit
jantung atau tidak.12
12
serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit ini biasanya tidak disertai
dengan xantoma.12
Peningkatan LDL
< 300mg/ hari.kolesterol memiliki peranan utama dalam proses patologis arteroskelrosis
pada pembuluh arteri yang penting sehingga mengakibatkan penyakit kardiovaskuler,
cerebrovasculer, dan vaskuler perifer (Murray 2003) kadar kolesterol darah merupakan
indikator yang paling baik untuk menentukan apakah seseorang akan menderita penyakit
jantung atau tidak.
Menurut survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi
hiperkolesterolemia pada usia 25-34 tahun sebesar 9,3%, usia 55-64 tahun sebesar
15,5%, jenis kelamin wanita 14,5%, laki-laki sebesar 8,6%,.13
Pemeriksaan kadar
Jenis kelamin
Laki-laki
30,0
Perempuan
39,6
Tempat tinggal
Perkotaan
39,5
Perdesaan
32,1
Indonesia
35,9
Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013
2.2.6 Klasifikasi
Banyak kontroversi mengenai nilai optimal dari kolesterol darah dan beberapa batas
kadar kolesterol agar penyakit kardiovaskuler tidak terjadi. Dalam suatu laporan nilai optimal
14
yaitu dalam batas 130mg%-190mg%. Batas normal tersebut jauh dibawah kadar rata-rata
untuk kebanyakan orang dewasa, lebih dari separuh pria dewasa di Amerika Serikat memilki
nilai kolesterol yang lebih besar dari 200mg% (Hull, 1993)
Tabel 2.
Klasifikasi Kolesterol Total berdasarkan ATP III
(Adult Treatment Panel III)
Total Kolesterol Total
Klasifikasi
< 200
Normal
200-239
Batas tinggi
240
Tinggi
Hubungan kuat terjadi antara perubahan serum kolesterol dengan perubahan berat
badan sejak dewasa muda hingga usia pertengahan. Terjadinya penambahan beratbadan
pada dewasa kebanyakan antara usia 20-50 tahun, pada waktu yang bersamaan, serum
kolesterol juga meningkat.
Setiap peningkatan 1kg /m2 IMT berhubungan dengan peningkatan kolesterol total
plasma sebesar 7,7 mg/dl dan penurunan tingkat HDL sebesar 0.8 mg/dl. Studi-studi
tentang
metabolisme
telah
mendokumentasikan
bahwa
obesitas
menghasilkan
peningkatan angka sintesis kolesterol endogen, yaitu 20 mg setiap hari untuk setiap
kilogram kelebihan berat badan dan peningkatan VLDL serta angka produksi trigliserida.
Morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan kelebihan berat badan atau
obesitas telah dikenal profesi medis selama lebih dari 2000 tahun. Tubuh yang kelebihan
berat telah menjadi masalah utama dalam negara-negara industry dan maju, di mana
telah mencapai proporsi epidemi.Individu dari masyarakat yang kurang beruntung juga
tidak terbebas dan berada pada risiko besar obesitas dan komplikasinya. Prevalensi
obesitas penduduk > 15 tahun berdasarkan IMT adalah 10,3% dimana laki-laki 13,9%
dan perempuan 23,8%.
Sejumlah studi epidemiologi besar telah membuktikan bahwa mortalitas meningkat
sejalan
obesitas.Penderita
kardiovaskular.Metabolisme
obesitas
lemak
rentan
juga
terhadap
banyak
terpengaruh
secara
factor
negatif
resiko
oleh
16
dibandingkan tinggi lemak.Sebab itu menjaga berat badan normal diusahakan agar kalori
yang masuk tidak melebihi kebutuhan tubuh. (Anwar B, 2003).20
makanan biasanya peneliti menggunakan alat bantu berupa food model dan alat ukur
rumah tangga (URT).
Dalam melakukan recall biasanya menggunakan patokan waktu makan agar
dapat membantu responden mengingat makanan yang dikonsumsinya. Patokan waktu
yang digunakan seperti setelah bangun tidur, pada saat sekolah, pulang sekolah, sore
sampai malam hari menjelang tidur. Dengan melakukan beberapa hari maka biasanya
dapat menggambarkan tentang konsumsi sesungguhnya dari orang yang diperiksa.
2. food frequency questionnaire ( FFQ)
Pada metode ini bertujuan untuk mendapatkan data kualitatif yang memberikan
informasi tentang pola daftar pertanyaan berisi tentang 2 komponen, yaitu daftar
makanan dan frekuensi makan dalam periode waktu tertentu seperti hari, minggu, bulan
dan tahun. Kelebihan metode ini adalah daftar pertanyaan dapat diisi sendiri oleh
responden, biaya relatif murah, lebih representatif untuk pola makan dan kebiasaan.
Sedangkan kelemahannya adalah tidak ada porsi makanan, tidak bisa menilai konsumsi
zat gizi sebenarnya. FFQ sering digunakan untuk studi epidemiologi yang berkaitan
dengan kebiasaan makan dan penyakit (Rahmawati N. Aktivitas fisik dan hubungannya
dengan obesitas. Universitas Indonesia. Jakarta. 2009.)
Pada tabel 3 yang dipublikasi oleh LIPI, kita dapat melihat jenis makanan yang
mengandung kolesterol (mg/10 gr).30 Oleh karena itu kita dapat menghitung jumlah
kolesterol total yang kita makan dalam sehari .Almatsier( 2001) menyatakan bahwa
konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah < 300mg/ hari. Sehingga kita dapat
mengetahui apakah kita telah mengkonsumsi kolesterol sesuai dengan batas kebutuhan
total kolesterol perhari.
Tabel 3. Jumlah Kolesterol pada Makanan
Jenis Makanan
Kolesterol (mg/10 gr)
Kategori
Putih telur ayam
0
Sehat
Teripang
0
Sehat
Susu sapi non fat
0
Sehat
Daging ayam/daging bebek
50
Sehat
pilihan tanpa kulit
Ikan air tawar
55
Sehat
Daging sapi/daging babi
60
Sehat
pilihan tanpa lemak
Daging kelinci
65
Sehat
Daging kambing tanpa lemak 70
Sehat
18
Pola makan berhubungan secara langsung pada kadar kolesterol. Suatu jurnal
penelitian menunjukan kadar kolesterol total dan LDL-C dapat diubah secara substansial
oleh perubahan diet atau pola makan.22 Contoh bahan makanan yang mengandung
kolesterol yaitu produk-produk hewani, susu sapi, daging, serta telur. Namun faktor lain
juga dapat mempengaruhi hal ini. Masih belum jelas berapa banyak variasi antar orang
19
dalam populasi tertentu disebabkan perbedaan diet mereka dan berapa banyak yang
disebabkan faktor lain.
Dalam laporan studi prevalensi sebelumnya dari Lipid Research Clinic(LRC) ,
telah ditentukan hubungan diet dengan high density lipoprotein (HDL-C). Ditemukan
bahwa semakin banyak konsumsi alkohol atau semakin berkurang karbohidrat (pati atau
sukrosa) yang dikonsumsi, semakin tinggi tingkat HDL-C.23
Tidak ada hubungan yang signifikan yang ditemukan antara HDLC dan diet
kolesterol, lemak polyunsaturated asam (PFA), atau asam lemak jenuh (SFA).
Analisis ini memperluas eksplorasi hubungan diet dan lemak untuk LDL-C dan
trigliserida. Karena hipotesis diet lemak klasik dan sebagian besar data penduduk yang
tersedia merujul pada kolesterol total, maka data kolesterol total disertakan. Data pada
VLDL-C, sebuah fraksi lipoprotein yang sangat berkorelasi dengan jumlah plasma
trigliserida, juga disertakan. Laporan ini melengkapi eksplorasi sistematis dari data LRC
dalam hubungan diet untuk semua jenis lipid dan fraksi lipoprotein.
Distribusi tingkat lipid dan lipoprotein di 10 populasi North American Lipid
Researc Center dan distribusi variabel diet telah disusun dan diterbitkan.Dengan
menggunakan data studi prevalensi LRC ditemukan hubungan statistik yang signifikan
bermakna antara diet dengan LDL-C, kolesterol total, trigliserida, dan VLDL-C.
dapat
meningkatkan
risiko
terkena
penyakit
21
Tabel 4.Nilai MET (Metabolic Energy Turnover) dari sejumlah aktivitas pekerjaan
Pekerjaan
Nilai MET
(kkal/menit)
5.5
Tukang kayu,umum
3.5
1.5
yang ringan
Berdiri ringan (penjaga toko,penata rambut dll)
2.5
3.5
Sumber : Royal et all. Phisical activity guidlines for americans. United States Departement of Health and Human Services pg. 54-57
Tabel 5.Nilai MET (Metabolic Energy Turnover) dari sejumlah aktivitas umum
Aktivitas
Nilai MET
(kkal/menit)
Membersihkan,umum
3.5
2.3
Menyeterika
2,3
2,5
Menggosok lantai
5.5
Merawat anak
2,5
Berkebun
5,0
Mengemudikan kendaraan
2,0
1,5
2,5
3,5
Bersepeda
4,0
Sumber : Royal et all. Phisical activity guidlines for americans. United States Departement of Health and Human Services pg. 54-57
22
PAL =
( PAR x w )
24 jam
23
Keterangan :
PAL = Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PAR = Physical activity rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis
kegiatan per satuan waktu tertentu)
W = Alokasi waktu tiap aktivitas (jam)
Nilai PAL
(kkal)
aktivitas ringan
1,40-1,69
aktivitas sedang
1,70-1,99
aktivitas berat
2,00-2,40
2.3.4 Usia
Usia adalah lama hidup seseorang dihitung sejak tanggal bulan tahun kelahiran
sampai tanggal bulan tahun pemeriksaan dilakukan yang dinyatakan dalam tahun. Usia
dapat diukur menggunakan tanda pengenal pasien (KTP, akta kelahiran) dan kalender
untuk menghitung. Dimana cara mengukur usia yaitu dengan tanggal bulan tahun
pemeriksaan dikurangi dengan tanggal bulan tahun dari tanda pengenal.
Usia dibagi berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pembagiannya
yaitu neonatus( 0-1 bulan), infant/bayi (1 bulan 1 tahun), anak (1-12 tahun), remaja
(12-21 tahun), dewasa (21-40 tahun), presenium (40-59 tahun), senium/lansia (>59
tahun).
Presentase penduduk lansia di Indonesia saat ini mencapai 7%, dimana
disimpulkan bahwa Indonesia kini memasuki kelompok negara berstruktur usia tua.
Derajat kesehatan lansia cenderung rendah, dimana tingginya presentase penduduk lansia
yang
mengalami
keluhan
kesehatan
ditemukan
hampir
di
semua
provinsi
(Doewes,2011).27
Pada masa lanjut usia akan terjadi penurunan fisik dan angka kesakitan
cenderung meningkat. Penurunan kekuatan fisik membatasi kegiatan orang usia lanjut,
penyakit yang melemahkan membuat tidak berdaya (Atkinson, 2003).
24
25
Penelitian yang dilakukan oleh Adhiyani (2008) yang dilakukan pada 101 lansia
didapatkan 28 perempuan dengan kadar kolesterol total meningkat dan 2 laki-laki dengan
kadar kolesterol total meningkat. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
Helmizar dkk (2010) mendapatkan dimana rata-rata kadar kolesterol total laki-laki 216,2
+ 49,2 sedangkan pada perempuan 227,1 + 49,8.
Perempuan memiliki risiko peningkatan kadar kolesterol total. Menurut Djohan
(2004)
hal
tersebut
terjadi
karena
perempuan
mengalami
menopause
yang
mengakibatkan kadar kolesterol meningkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar
kolesterol laki-laki. Pada umumnya aktivitas fisik laki-laki juga lebih tinggi sehingga
asupan kalori dengan penggunaan energi pada laki-laki lebih seimbang dibandingkan
dengan perempuan
2.3.6. Pendidikan
Menurut M.J. LangeveldPendidikan adalah upaya manusia dewasa membimbing
manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak
untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan
bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-dirisusila dan tanggung jawab. Sedangkan mengacu pada peraturan pemerintah Republik
Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikanmembagi pendidikan
formal dan nonformal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Menurut Agustinus dkk,
pendidikan adalah jenjang pendidikan formal dari institusi tertentu yang mencakup
tingkat SD
akademi/ perguruan tinggi atau yang sederajatnya. Dimana tingkat pendidikan rendah
yaitu tidak tamat atau tamat SD/sederajat, tidak tamat atau tamat SMP/sederajat, atau
tidak tamat atau tamat SMA/sederajat. Pendidikan sedang jika tamat SMA/sederajatnya,
tidak tamat akademi atau perguruan tinggi. Pendidikan tinggi jika tamat akademi atau
perguruan tinggi.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa tingkat pendidikan tidak secara langsung
mempengaruhi kadar lipid darah, namun diduga mempengaruhii pemilihan jenis bahan
26
terhadap aktivitas
responden 63,34%.31
Tingkat pendidikan formal dapat diketahui dari ijazah seseorang yang
dikeluarkan oleh lembaga pendidikan resmi yang terkait, namun dalam banyak
penelitian, termaksud penelitian tersebut diatas tingkat pendidikan dapat diketahui dari
wawancara dan kuesioner yang dibuat oleh peneliti.
27
28
POLA KONSUMSI
MINUM TEH PADA
PEMINUM TEH
POLA MAKAN
BMI
AKTIVITAS
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN
USIA
KADAR
KOLESTEROL
TOTAL
29
Bab III
Metode Penelitian
3.3 Populasi
Populasi target berupa semua pengunjung puskesmas yang merupakan peminum teh.
Populasi terjangkau berupa semua pengunjung puskesmas yang merupakan peminum teh
yang berkunjung di kelurahan Kedoya Selatan pada 3 bulan terkahir.
n2 = n1 + (10%. n1)
n1 = jumlah sampel minimal
30
n2 = jumlah sampel ditambah substitusi 10% (substitusi adalah persen responden yang
mungkin drop out)
z = nilai konversi pada tabel kurva normal, dengan nilai
normal = 1,96
p = proporsi dari variabel yang ingin diteliti: Kebiasaan minum teh: 73,8%,5 Usia 15 tahun:
35,9%,13 Jenis kelamin : wanita 14,5 %,13 pendidikan: 9,8%,31 aktivitas 9,98%,31 IMT
23,8%, Pola makan makanan berlemak 36%:29, .Karena yang paling dekat 50% adalah pola
makan, maka P yang dipakai adalah 36%.
)
(
Menghubungi lurah Kedoya Selatan, kepala puskesmas kelurahan Kedoya Selatan, bidan
puskesmas serta kader RW yang menjadi daerah penelitian untuk melaporkan tujuan
diadakannya penelitian tersebut.
Mencari data populasi pengunjung puskesmas yang merupakan peminum teh yang
berusia 15 tahun di kelurahan Kedoya Selatan
Membuat kuesioner,tabel aktivitas kegiatan harian dan menyiapkan alat pengukur kadar
kolesterol sebagai instrumen pengukuran data.
Melakukan pengujian kuesioner dan formulir catatan kegiatan harian yang kedua pada
10 orang responden (10% dari jumlah subjek penelitian yang telah ditentukan) dan uji
pemeriksaan kadar kolesterol di Puskesmas Kelurahan Sumur Batu, Jakarta Pusat.
Melakukan koreksi kuesioner dan catatan kegiatan harian yang telah disebar pada 10
orang responden uji coba.
Melakukan pengolahan, penyajian, analisis, dan interpretasi data dengan program SPSS.
Pelaporan penelitian.
Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan dengan mengukur kadar kolesterol dengan alat digital yaitu
Easy Touch 3in1 , kuesioner dan formulir catatan aktivitas harian.
32
Cara ukur
: wawancara
Alat ukur
: kuesioner
2. Jenis teh apa yang bapak/ibu minum dalam satu bulan terakhir?
3. Apakah Bapak/Ibu minum teh setiap hari dalam satu bulan terakhir?
Ya (5)
Tidak (3)
4. Berapa jumlah teh yang Bapak/Ibu minum dalam satu hari dalam satu bulan terakhir?
: ordinal.
a. Scor tertinggi : 20
b. Scor terendah : 12
c. Scor interval
:7
Pola Minum Teh yang Baik : jika responden minum teh > 1 bulan, frekuensi minum teh
setiap hari, jenis teh yang diminum teh hijau, jumlah teh
yang diminum > 6 cangkir/hari
Score
: > 14
Pola Minum Teh yang Tidak Baik: jika responden minum teh < 1 bulan, frekuensi
minum teh tidak setiap hari, jenis teh yang diminum
teh hitam, jumlah teh yang diminum < 6
cangkir/hari
Score
: < 14
Koding
Kode 1 : Pola Minum Teh yang Baik
Kode 2 : jika Pola Minum Teh yang Tidak baik
34
Kolesterol total
Definisi
:Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang ada dalam darah dimana
kolesterol bukanlah kolesterol puasa melainkan kolesterol sewaktu
yang diambil pada pagi hari dengan harapan pengunjung belum
makan makanan yang akan mengganggu hasil kadar kolesterol yang
diperiksa yang diambil menggunakan alat easy touch yang berfungsi
sebagai alat deteksi bukan untuk diagnosis.17-18
Cara ukur
Alat ukur
Skala
: ordinal
Koding
Kode 1 : tinggi
Kode 2 : batas tinggi
Kode 3 : normal
35
Pendidikan Responden
Definisi
Cara Ukur
: Wawancara
Alat Ukur
: Kuesioner
Skala
: Ordinal
Hasil ukur
Tinggi
Sedang
Rendah
Koding :
Kode 1 = Rendah
Kode 2 = sedang
Kode 3 = Tinggi
Usia
Definisi
:Usia adalah lama hidup seseorang dihitung sejak tanggal bulan tahun
kelahiran sampai tanggal bulan tahun pemeriksaan dilakukan yang
dinyatakan dalam tahun.
Alat ukur
Cara ukur
Skala ukur
: ordinal
Hasil ukur:
15-35 tahun (dewasa awal)
36-55 tahun (dewasa madya)
56-65 tahun (dewasa tua)
Koding
Kode 1: 15-35 tahun (dewasa awal)
Kode 2: 36-55 tahun (dewasa madya)
Kode 3: 56-65 tahun (dewasa tua)
Jenis kelamin
Definisi
Skala ukur
: nominal
Alat ukur
Cara ukur
Kode 1
: laki-laki
Kode 2
: perempuan
Aktivitas fisik
Definisi
2. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam
Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik.
PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
PAL =
( PAR x w )
24 jam
Keterangan :
PAL = Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PAR = Physical activity rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis
kegiatan per satuan waktu tertentu/MET)
W = Alokasi waktu tiap aktivitas (jam)
Nilai PAL
(kkal)
aktivitas ringan
1,40-1,69
aktivitas sedang
1,70-1,99
aktivitas berat
2,00-2,40
38
:Indeks massa tubuh adalah rasio lemak tubuh yang dihitung dengan
cara berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan.19
Alat ukur
Cara ukur
Skala
: Ordinal
Koding :
Kode 1 : Gemuk
Kode 2: Normal
Kode 3: Kurus
Pola Makan
Definisi
dikonsumsi
dalam
satuan
miligram
(Total
Konsumsi
: wawancara
Alat ukur
: kuesioner
Skala
: Ordinal
Koding
1. Kode 1
: tinggi
2. Kode 2
: tidak
40
Bab IV
Hasil Penelitian
4.1. Sebaran Pola Konsumsi Minum Teh pada Peminum Teh Pengunjung Puskesmas
Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014
4.1.1 Sebaran Pola Konsumsi Minum Teh pada Peminum Teh Pengunjung Puskesmas
Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014
Tabel 1. Sebaran Pola Konsumsi Minum Teh pada Peminum Teh Pengunjung Puskesmas
Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014
Kategori
Frekuensi
Persentase
Pola Baik
72
72.0
Pola Buruk
28
28.0
Total
100
100.0
Frekuensi
Persentase
Tinggi
13
13.0
Batas Tinggi
45
45.0
Normal
42
42.0
Total
100
100
41
4.3 Sebaran Usia, Pekerjaan, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pola Makan, IMT, Aktivitas
Fisik, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Kadar Kolesterol Total
Pengunjung Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19
September 2014
Usia
Total
Jumlah
Persen
43
44
13
100
43.0
44.0
13.0
100,0
Tabel 4. Sebaran Jenis Kelamin pada Pengunjung Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan
Periode 9 September 19 September 2014.
Kategori
laki-laki
perempuan
Jenis Kelamin
Total
Jumlah
Persen
47
53
47.0
53.0
100
100
Pendidikan
Total
Jumlah
Persen
26
45
29
100
26.0
45.0
29.0
100
42
Jumlah
Persen
46
54
46.0
54.0
100
100
tinggi kolesterol
rendah kolesterol
Total
Jumlah
Persen
60
33
7
60.0
33.0
7
100
100
Ringan
sedang
Berat
Aktivitas
Fisik
Total
Tabel 8. Sebaran Indek Massa Tubuh (IMT) Pengunjung Puskesmas Kelurahan Kedoya
Selatan periode 9 September 19 September 2014
Kategori
Jumlah
Persen
Kegemukan
53
53.0
Normal
Kurus
42
5
42.0
5
100
100
IMT
Total
43
4.3. Hubungan Antar Pola Konsumsi Minum Teh pada Peminum Teh dengan Kadar
Kolesterol Total Pengunjung Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan periode 9
September 19 September 2014
Tabel 9. Hubungan Pola Konsumsi Minum Teh pada Peminum Teh dengan Kadar Kolesterol
Total Pengunjung Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19
September 2014
df Jenis Uji
Batas
Tinggi
Tinggi
Pola Konsumsi Pola Baik
Minum Teh Pola Buruk
Total
Hasil Uji
Normal Total
72 2
31
34
14
28
13
45
42
100
Chi- 0.139
Square
Ho gagal
ditolak
4.4. Hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, IMT, Aktivitas Fisik, Pola Makan, dan
Pendidikan terhadap Kadar Kolesterol Total Pengunjung Puskesmas Kelurahan
Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014
Tabel 10. Hubungan antara Usia terhadap Kadar Kolesterol Total Pengunjung Puskesmas
Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014
Kadar Kolesterol Total
Kategori
Tinggi
Batas
Tinggi
Normal
Total
15-35
16
23
43
36-55
20
16
44
>56
13
Total
13
45
42
100
Df
Jenis Uji
Hasil Uji
Chi-Square
0.152
Ho gagal ditolak
Usia
44
Tabel 11. Hubungan antara Jenis Kelamin, terhadap Kadar Kolesterol Total Pengunjung
Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014
Kadar Kolesterol Total
Kategori
Tinggi
Jenis
Kelamin
Batas
Tinggi
Normal
Total
Laki-Laki
15
22
41
Perempuan
22
18
49
Perempuan
22
18
49
Df
Jenis Uji
Hasil Uji
Chi-Square
0.228
Ho gagal ditolak
Tabel 12. Hubungan antara IMT terhadap Kadar Kolesterol Total Pengunjung Puskesmas
Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014
Kadar Kolesterol Total
Kategori
Tinggi
IMT
Batas
Tinggi
Normal
Total
Kegemukan
10
28
15
53
Normal*
14
26
42
Kurus *
Df
Jenis Uji
Hasil Uji
Chi-Square
0.009
Ho ditolak
Batas
Tinggi
Normal
Total
Tinggi Kolesterol
16
24
46
Rendah Kolesterol
29
18
54
Total
13
45
42
100
Df
Jenis Uji
Hasil Uji
Chi-Square
0.130
Ho gagal ditolak
45
Tabel 14. Hubungan antara Aktivitas Fisik terhadap Kadar Kolesterol Total Pengunjung
Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014
Kadar Kolesterol Total
Kategori
Tinggi
Aktivitas
Fisik
Batas
Tinggi
Normal
Df
Jenis Uji
Hasil Uji
Chi-Square
0.786
Ho gagal ditolak
Total
Ringan
28
23
60
Sedang*
15
14
33
Berat*
Total
13
45
42
100
Tabel 15. Hubungan antara Pendidikan terhadap Kadar Kolesterol Total Pengunjung
Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September - 19 September 2014
Kadar Kolesterol Total
Kategori
Tinggi
Pendidikan
Batas
Tinggi
Normal
Df
Jenis Uji
Hasil Uji
Total
Rendah
11
12
26
Sedang*
19
18
45
Tinggi*
15
12
29
Total
13
45
42
100
Chi-Square
0.447
Ho gagal ditolak
46
Bab V
Pembahasan
5. 3 Sebaran Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Indeks
Massa Tubuh (IMT)
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa usia terbanyak responden yang
meminum teh yaitu antara 36-55 tahun berjumlah 44 responden (44%). Hasil penelitian
ini berbeda dengan hasil penelitian lain dimana responden berusia 25-35 tahun berjumlah
35,9%, responden berusia 36-45 tahun berjumlah 30,4%, dan responden berusia 46-65
tahun berjumlah 33,7%.23
Berdasarkan tabel 4, sebaran jenis kelamin didapatkan paling banyak yaitu
perempuan berjumlah 53 responden (53%). Hasil penelitian ini serupa dengan hasil
penelitian lain dimana perempuan berjumlah lebih besar, yaitu 52,8%.24
Berdasarkan tabel 5, sebaran pendidikan, didapatkan responden dengan pendidikan
terbanyak adalah pendidikan sedang berjumlah 45 responden (45%). Hal ini serupa
dengan penelitian lain dimana responden dengan pendidikan sedang berjumlah 40%.15
Berdasarkan tabel 6, sebaran pola makan, didapatkan responden dengan pola
rendah kolesterol paling banyak yaitu 54 responden (54%). Hasil penelitian ini berbeda
47
dengan penelitian lain dimana pada penelitian lain didapatkan 72,27% pola makan tinggi
kolesterol dan 22,77% pola makan rendah kolesterol.27
Berdasarkan tabel 7, Sebaran aktivitas fisik didapatkan responden dengan aktivitas
fisik ringan paling banyak, yaitu sebanyak 60 responden (60%),. Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian lain dimana jumlah responden dengan aktivitas
ringan
5.4 Hubungan antara Pola Konsumsi Minum Teh pada Peminum Teh dengan kadar
Kolesterol Total
Berdasarkan tabel 9 didapatkan bahwa hubungan antara pola konsumsi minum
teh dan kadar kolesterol total pada pengunjung Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan
periode September 2014 didapatkan nilai p > 0,05 yaitu p=0,139 yang berarti Ho gagal
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pola
konsumsi minum teh yang baik dengan kadar kolesterol total.
Menurut teori kandungan teh yang paling utama adalah polifenol katekin yaitu
epigallocatechin-3-gallate (EGCG). Epigallocatechin (EGC), epicatechin-3-gallate
(ECG) dan epicatechin (EC). Katekin (EGCG) mempunyai efek hipokolesterolemik.4,7
EGCG bekerja dengan menekan absorpsi kolesterol di dalam usus. EGCG merupakan
yang terbanyak yaitu 50 80% dari jumlah total katekin. Dimana teh hijau mengandung
80-90% katekin, sedangkan teh hitam hanya mengandung 20-30% katekin.4,7
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Davies dkk didapatkan bahwa konsumsi
teh hitam mengakibatkan penurunan kolesterol total sebesar 3,8 dan 6,5% dibandingkan
dengan Plasebo dan Plasebo yang ditambah caffein. Data ini sesuai dengan temuan
Stensvold dkk dari studi kohort besar yang mencatat penurunan konsentrasi total
kolesterol dengan meningkatkan konsumsi teh. Pengamatan serupa juga telah dicatat sama
dengan jika mengkonsumsi teh hijau.6
Namun mayoritas penelitian epidemiologi
menunjukkan adanya efek menurunkan kolesterol oleh teh. Hanya 4 dari 13 studi
48
epidemiologi melaporkan adanya hubungan antara minum teh dengan kadar kolesterol
(McKay dan Blumberg, 2002, Tewari dkk, 2000, Langley Evans , 2000, Serafini dkk
1996, Vinson dkk, 1995).11
5.6 Hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, IMT, Aktivitas Fisik, Pola Makan, dan
Pendidikan terhadap Kadar Kolesterol Total
Dari tabel 10-15 didapatkan bahwa hubungan antara usia dengan kadar
kolesterol total memiliki nilai p > 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan yang bermakna
antara usia dengan kadar kolesterol total.
penelitian yang dilakukan oleh Milsa yang berjudul perbandingan kadar kolesterol total
pada masyarakat semi kota dan desa di kabupaten Minahasa Selatan. Dimana pada
penelitian tersebut hubungan usia dengan kadar kolesterol total memiliki nilai p < 0,05
yang berarti terdapat hubungan bermakna antara usia dengan kadar kolesterol, yaitu
semakin tinggi usia maka semakin tinggi pula kadar kolesterol.
Hubungan antara jenis kelamin dengan kadar kolesterol total memiliki nilai p
> 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kadar
kolesterol total. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Milsa
yang berjudul perbandingan kadar kolesterol total pada masyarakat semi kota dan desa di
kabupaten Minahasa Selatan.28 Pada penelitian tersebut, hubungan antara jenis kelamin
dan kadar kolesterol total memiliki nilai p > 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan kadar kolesterol.
Hubungan antara IMT dengan kadar kolesterol total memiliki nilai p < 0,05
yang berarti terdapat hubungan yang bermakna dengan kadar kolesterol total. Hasil
penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihadi yang berjudul risiko
kegemukan terhadap kadar kolesterol. Pada penelitian tersebut didapatkan hubungan
antara berat badan lebih dengan kadar kolesterol tinggi memiliki nilai p < 0,05 yang
berarti terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kadar kolesterol total.
Hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar kolesterol total memiliki nilai p
> 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan
kadar kolesterol total. Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Waloya
dkk yang berjudul hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan kadar
kolesterol darah pria dan wanita dewasa di bogor. Pada penelitian tersebut, hubungan
49
aktivitas fisik dengan kadar kolesterol total memiliki nilai p < 0,05 yang berarti terdapat
hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kadar kolesterol total.24 Dimana
semakin tinggi aktivitas fisik maka semakin rendah kadar kolesterol total.
Hubungan antara pola makan dengan kadar kolesterol total memiliki nilai p >
0,05 yang berarti tidak adanya hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kadar
kolesterol total. Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Waloya dkk
yang berjudul hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan kadar
kolesterol darah pria dan wanita dewasa di bogor. Pada penelitian tersebut, hubungan pola
makan dengan kadar kolesterol total memiliki nilai p < 0,05 yang berarti terdapat
hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kadar kolesterol total. Dimana pola
makan tinggi kolesterol akan meningkatkan kadar kolesterol total.
Hubungan antara pendidikan dengan kadar kolesterol total memiliki nilai p >
0,05 yang berarti tidak adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kadar
kolesterol total. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihadi yang berjudul risiko
kegemukan terhadap kadar kolesterol. Pada penelitian tersebut hubungan antara
pendidikan dan kadar kolesterol memiliki nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan
antara pendidikan dengan kadar kolesterol total.
50
Bab VI
Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan antara pola konsumsi
minum teh pada peminum teh dengan kadar kolesterol total pada pengunjung puskesmas
kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014 adalah sebagai
berikut:
Didapatkan sebaran pola konsumsi minum teh yang baik sebesar 73 responden
(73%) pada pengunjung Puskesmas kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September
19 September 2014.
Didapatkan sebaran kolesterol dengan kadar kolesterol total < 200mg/dL sebanyak
13%, < 200 239 mg/dl sebanyak 45%, > 239 mg/dl sebanyak 42% pengunjung
Puskesmas kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014.
Didapatkan sebaran usia terbanyak yaitu antara 36-55 tahun berjumlah 44 responden
(44%), sebaran jenis kelamin didapatkan paling banyak yaitu perempuan berjumlah
53 responden (53%), sebaran pendidikan, didapatkan responden dengan pendidikan
terbanyak adalah pendidikan sedang berjumlah 45 responden (45%), sebaran pola
makan, didapatkan responden dengan pola rendah kolesterol paling banyak yaitu 54
responden (54%), sebaran aktivitas fisik didapatkan responden dengan aktivitas fisik
ringan paling banyak, yaitu sebanyak 60 responden (60%), sebaran indeks massa
tubuh (IMT) didapatkkan responden dengan IMT kegemukan paling banyak, yaitu
berjumlah 53 responden (53%) pada pengunjung Puskesmas kelurahan Kedoya
Selatan periode 9 September 19 September 2014.
Tidak ada hubungan bermakna antara pola konsumsi minum teh pada peminum teh
dengan kadar kolesterol total dari pengunjung Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan
periode 9 September 19 September 2014 dengan uji Chi-Square didapatkan hasil p
0,139 (p>0,05)
Tidak ada hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, pola makan,
dan pendidikan terhadap kadar kolesterol total dari pengunjung Puskesmas
Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014.
51
Ada hubungan bermakna antara IMT dengan kadar kolesterol total dari pengunjung
Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan periode 9 September 19 September 2014,
dengan uji Chi-Sqare didapatkan hasil p 0,009 (p<0,05).
6.2 Saran
1) Bagi profesi agar dapat mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan
studi prospektif untuk menghindari bias recall dan menggunakan sampel yang lebih
besar agar didapatkan hasil yang lebih signifikan dan representatif pada tahun
berikutnya. Peneliti juga disarankan untuk meneliti tentang pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat terhadap kadar kolesterol dan penyakit yang dapat timbul akibat
hiperkolesterolemia.
2) Bagi Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan Kec. Kebon Jeruk, agar lebih
mensosialisasikan tentang hiperkeolesterolemia dan faktor-faktor yang berhubungan
serta pencegahan dan penanganannya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarkat demi menurunkan kadar kolesterol masyarakat di wilayah kelurahan
Kedoya Selatan. Antaranya adalah melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekeliling
tentang masalah kesehatan ini. Selain itu, pemeriksaan kolesterol disarankan untuk
dimasukan dalam program pencegahan penyakit tidak menular yang dijalankan melalui
kegiatan posbindu dan posyandu lansia untuk mendeteksi faktor resiko dan gejala untuk
penyakit degeneratif yang disebabkan hiperkolesterolemia. Pemeriksaan kadar kolesterol
darah dianjurkan untuk dilakukan pada posbindu dan posyandu lansia setiap bulan bagi
mendeteksi individu dengan hiperkolesterolemia. Penelitian tentang 3 hal tersebut dapat
menjadi umpan balik kepada puskesmas tentang kepekaan masyarakat terhadap masalah
hiperkolesterolemia.
3) Bagi instansi pendidikan, agar memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan dan
penyediaan alat-alat pengukuran dan pendanaan kepada mahasiswa dalam melakukan
suatu penelitian tentang masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat untuk
memudahkan mahasiswa dan meringankan beban biaya untuk suatu penelitian.
52
Daftar Pustaka
1. Debra AK. Medical nutrition therapy in cardiovascular disease.In: Mahan LK, Escott-Stump
S, Editors. Krauses food nutritionand diet therapy. 11th Ed. USA: Saunders; 2004. p. 86091.
2. Antman EM, Braunwald E. Acute myocardial infarction. In: Braunwald E, Editor. Heart
disease: a textbook of cardiovascular medicine. 8th ed. Philadelphia: WB Saunders; 2007. p.
1197- 322.
3. Smith DG. Epidemiology of dyslipidemia and economic burden on the healthcare system.
Am J Manag Care. 2007;13(Suppl):568-71.
4. Somantri Ratna, K Tanti. Kisah dan kasiat teh. PT Gramedia pustaka utama. Jakarta 2011.
Hal 1-17.
5. Bangun EB, Lubis Z, Siagian A. Perilaku minum teh dan kadar hemoglobin (Hb) pada siswasiswi sekolah menengah kejuruan negeri 1 jorlang hataran desa dolok marlawan kecamatan
jorlang kabupaten simalungun tahun 2012. FK USU. 2012
6. Davies MJ, Joseph T, Judd, Baer DJ, Clevidence BA, Paul DR, et all. Black tea
consumptionn reduces total and ldl cholesterol i mildly hypercholesterolemic adults.
American Society for Nutritional Sciences. 2003. Pg 3298-3302
7. Alamsyah Nur Andi. Taklukan Penyakit dengan teh hijau. PT Agromedia pusaka. Depok.
2006. Hal 1-47.
8. Besral, Meilianingsih L, Sahar J, 2007. Pengaruh Minum Teh terhadap Kejadian Anemia
pada Usila di Kota Bandung. Makara, Kesehatan, Vol. 11, No. 1: 38-43.
9. Herawati H, Nurawan A, 2007. Peningkatan Nilai Tambah Produk Teh Hijau Rakyat di
Kecamatan Cikalong Wetan-Kabupaten Bandung. Jurnal Pengkajian dan Pengembagan
Teknologi Pertanian Vol.10, No. 3, November 2007: 241-249.
10. Hartley L, Flowers N, Holmes J, Clarke A, Stranges S, Hooper L, Rees K. Green and black
tea for the primary prevention of cardiovascular disease (Review). UK : John Wiley and
Sons. 2013
11. Brannon CA. Green tea : new benefits from an old favorite? Nutrition Dimension Worlds
Leading Educator. 2011
12. Ganong, W.F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 22. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
2005
53
13. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Status
kesehatan masyarakat Indonesia. In: Soemantri S, Budiarso LR, Sandjaja, editors. Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT); 2004. Volume 2. p. 34-6.
14. Rahajoe AU. Minuman yang bermanfaat untuk kardiovaskular. Jurnal Kardiologi Indonesia
Vol 28 No 2. 2007. Hal. 90-2
15. Helmizar, Jalal F, Liputo I. Hubungan tingkat konsumsi antioksidan dengan profil lipid darah
orang dewasa etnis minangkabau di kota padang. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 60,
No. 8. 2010. Hal. 356 63
16. Maitra A, Kumar V. Penyakit Genetik dan Anak. Dalam: Robbins Buku Ajar Patologi. Edisi
Ke 7. Prasetyo A, Pendit BU, Priliono T, Alih Bahasa. Assroruddin M, Hartanto H,
Darmaniah N, Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC; 2007. Hal. 238-296.
17. Suryaatmaja, Mdkk. Tabel konversi satua SI konvensional dan nilai rujukan dewasa- anak
parameter laboratorium klinik. Perhimpunan dokter spesialis patologi klinik Indonesia.
Jakarta. 2004
18. Wijayati Tuti. Alat pengukur kadar kolesterol. Sekolah tinggi farmasi Indonesia Yayasan
Haznah. 2012
19. Idapole SSJ.Hubungan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah dan profil lipid.FKM UI.
2009
20. Faheem M, Qureshi S, Ali J, Hameed, Zahoor, Abbas F, et all. Does BMI affect cholesterol,
sugar, and blood preasure in general population?. Pakistan. 2010
21. Aurora GR, Sinambela A, Noviyanti CH. Peran konseling berkelanjutan pada penanganan
pasien hiperkolesterolemia. Fakultas kedokteran UI. Jakarta 2012
22. Sediaoetama AD.Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Jakarta: PenerbitDian
Rakyat.2008
23. Anwar B. Manfaat diet pada penanggulangan hiperkolesterolemi. Bagian Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara. 2003
24. Waloya T, Rimbawan, Andarwulan N. Hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik
dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di bogor. IPB. Jurnal Gizi dan Pangan.
2013. Hal. 9-16
25. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas).
CV Kiat Nusantara. Jakarta. 2013
26. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM. 2005. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
54
27. Adhiyani C. Hubungan usia dan konsumsi makanan berlemak dengan kolesterol total pada
lansia kelurahan serengan surakarta. Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta. 2013.
Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 1 : 12-18
28. Mintalangi ME. Perbandingan kadar kolesterol total pada masyarakat semi kota dan desa di
kabupaten minahasa selatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Manado. 2013
29. Sulasti D, dkk. Pola asupan lemak,serat, dan antioksidan serta hubungannya dengan profil
lipid. Majalah kedokteran Indonesia. Volume 55 No 2. Februari 2005.
30. Gaya hidup sehat. UPT Balai informasi teknologi LIPI. 2009. Hal 1-10
31. Madupa A. Faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat total kolesterol orang dewasa
di perkotaan Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2006
55
LAMPIRAN
56
Lampiran 1. Kuesioner
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama :
2. Tanggal Lahir
: Tanggal
Bulan
3. Jenis Kelamin
4. Pendidikan
:- SD
(tamat/tidak tamat)*
- SMP
(tamat/tidak tamat)*
- SMA/SLTA
(tamat/tidak tamat)*
Laki Laki
Tahun
Perempuan
tidak bekerja
buruh
Lain-Lain------------------------
6. Data Antropometri
Tinggi Badan :
cm
Berat Badan :
Kg
57
C. PERTANYAAN
Berilah tanda X atau pada jawaban yang sesuai.
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu meminum teh?
> 1 bulan
< 1 bulan
2. Jenis teh apa yang bapak/ibu minum dalam satu bulan terakhir?
Teh Hijau
Teh hitam/merah
3. Apakah Bapak/Ibu minum teh setiap hari dalam satu bulan terakhir?
Ya
Tidak
4. Berapa jumlah teh yang Bapak/Ibu minum dalam satu hari dalam satu bulan terakhir?
> 6 cangkir/hari
2-6 cangkir/hari
Tulislah jawaban pada bagian Jawab.........
4. Makanan apakah yang sering menjadi sarapan bapak/ibu dalam 24 jam terakhir/kemarin?
Jawab..............................................................................................
5. Makanan apakah yang sering menjadi makan siang bapak/ibu dalam 24 jam
terakhir/kemarin?
Jawab..............................................................................................
6. Makanan apakah yang sering menjadi makan malam bapak/ibu dalam 24 jam
terakhir/kemarin?
Jawab..............................................................................................
7. Makanan apakah yang sering menjadi camilan bapak/ibu dalam 24 jam terakhir/kemarin?
Jawab .............................................................................................
58
Kegiatan
Durasi
Pagi
Siang
Malam
59
Percent
Valid Percent
Percent
Pola Baik
72
72.0
72.0
72.0
Pola Buruk
28
28.0
28.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Percent
Valid Percent
Percent
setiap hari
54
54.0
54.0
54.0
46
46.0
46.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Percent
Valid Percent
Percent
Tinggi
13
13.0
13.0
13.0
Batas Tinggi
45
45.0
45.0
58.0
Normal
42
42.0
42.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Jenis Teh
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
teh hitam/merah
76
76.0
76.0
76.0
teh hijau
24
24.0
24.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
60
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
laki-laki
47
47.0
47.0
47.0
perempuan
53
53.0
53.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Pendidikan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
26
26.0
26.0
26.0
Sedang
45
45.0
45.0
71.0
Tinggi
29
29.0
29.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Aktivitas Fisik
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Ringan
60
60.0
60.0
60.0
Sedang
33
33.0
33.0
93.0
Berat
7.0
7.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Percent
tinggi kolesterol
46
46.0
46.0
46.0
rendah kolesterol
54
54.0
54.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
61
Usia
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
15-35
43
43.0
43.0
43.0
36-55
44
44.0
44.0
87.0
>56
13
13.0
13.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Pola Baik
Count
Total
Total
31
34
72
9.4
32.4
30.2
72.0
14
28
Expected Count
3.6
12.6
11.8
28.0
Count
13
45
42
100
13.0
45.0
42.0
100.0
Expected Count
Pola Buruk
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
.135
Likelihood Ratio
3.946
.139
Linear-by-Linear Association
3.948
.047
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
4.011
100
62
Crosstab
Kadar Kolesterol Total
Tinggi
Usia
15-35
Count
Total
Total
16
23
43
5.6
19.4
18.1
43.0
20
16
44
5.7
19.8
18.5
44.0
13
Expected Count
1.7
5.8
5.5
13.0
Count
13
45
42
100
13.0
45.0
42.0
100.0
Count
Expected Count
>56
Normal
Expected Count
36-55
Batas Tinggi
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
.152
Likelihood Ratio
6.632
.157
Linear-by-Linear Association
3.115
.078
Pearson Chi-Square
6.713
N of Valid Cases
100
Crosstab
Kadar Kolesterol Total
Tinggi
IMT
Kegemukan
Normal
Total
Normal
Total
Count
10
28
15
53
Expected Count
6.9
23.8
22.3
53.0
14
26
42
5.5
18.9
17.6
42.0
Count
Expected Count
.6
2.2
2.1
5.0
Count
13
45
42
100
13.0
45.0
42.0
100.0
Count
Expected Count
Kurus
Batas Tinggi
Expected Count
63
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
sided)
.012
13.447
.009
4.836
.028
12.933
Likelihood Ratio
df
100
Crosstab
Kadar Kolesterol Total
Tinggi
Pola Makan Kolesterol
tinggi kolesterol
Count
Total
Normal
Total
16
24
46
6.0
20.7
19.3
46.0
29
18
54
Expected Count
7.0
24.3
22.7
54.0
Count
13
45
42
100
13.0
45.0
42.0
100.0
Expected Count
rendah kolesterol
Batas Tinggi
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
.130
Likelihood Ratio
4.106
.128
Linear-by-Linear Association
1.858
.173
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
4.076
100
64
Crosstab
Kadar Kolesterol Total
Tinggi
Aktivitas Fisik
ringan
Batas Tinggi
Count
28
23
60
7.8
27.0
25.2
60.0
15
14
33
4.3
14.8
13.9
33.0
Count
Expected Count
.9
3.2
2.9
7.0
Count
13
45
42
100
13.0
45.0
42.0
100.0
Count
Expected Count
berat
Total
Total
Expected Count
sedang
Normal
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
.523
Likelihood Ratio
3.927
.416
Linear-by-Linear Association
2.216
.137
Pearson Chi-Square
3.209
N of Valid Cases
100
Crosstab
Kadar Kolesterol Total
Tinggi
Pendidikan
rendah
Count
Total
Total
11
12
26
3.4
11.7
10.9
26.0
19
18
45
5.8
20.2
18.9
45.0
15
12
29
Expected Count
3.8
13.0
12.2
29.0
Count
13
45
42
100
13.0
45.0
42.0
100.0
Count
Expected Count
tinggi
Normal
Expected Count
sedang
Batas Tinggi
Count
Expected Count
65
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
.694
2.306
.680
Linear-by-Linear Association
.001
.980
N of Valid Cases
100
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
2.227
66
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
usia
64
52
48
62
20
41
32
60
58
58
47
50
45
48
55
45
41
57
76
48
41
34
56
29
27
43
22
56
33
38
30
52
34
44
32
34
25
59
36
44
37
39
39
51
38
57
54
59
54
42
39
27
23
50
52
31
25
24
32
31
34
41
48
26
55
24
28
23
47
23
24
31
41
33
27
54
45
23
22
23
25
41
36
30
25
44
34
27
34
32
Pendidikan
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Aktivitas Fisik
Sedang
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
Berat
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Ringan
Sedang
Berat
Sedang
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Berat
Sedang
Sedang
Sedang
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Berat
Ringan
Ringan
Ringan
Sedang
Sedang
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
Sedang
Ringan
Sedang
Ringan
Sedang
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Berat
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Ringan
Sedang
Ringan
Ringan
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Ringan
Sedang
Ringan
IMT
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Normal
Kurus
Kegemukan
Kurus
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Normal
Kegemukan
Normal
Kegemukan
Normal
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Normal
Kurus
Normal
Kegemukan
Kurus
Normal
Kegemukan
Normal
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Normal
Normal
Kegemukan
Normal
Normal
Normal
Normal
Kegemukan
Kegemukan
Kegemukan
Jenis Teh
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hijau
Teh Hijau
Teh Hijau
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hijau
Teh Hijau
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Pola Makan
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
kolesterol
227
190
207
225
166
178
176
264
200
189
157
218
204
300
287
186
233
215
238
230
159
247
199
205
237
201
191
234
167
224
241
223
186
189
280
191
210
221
225
188
245
212
263
234
220
230
235
207
247
186
183
224
193
242
221
161
237
177
197
161
243
184
196
201
175
211
172
182
255
221
165
213
155
210
172
231
215
235
220
178
196
201
280
165
192
210
211
180
234
171
Frekuensi Minum
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
2-6 cangkir
2-6 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
>6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
67
No
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
usia
44
33
23
55
55
54
32
46
61
26
Pendidikan
Rendah
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Aktivitas Fisik
Ringan
Sedang
Ringan
Berat
Sedang
Sedang
Ringan
Sedang
Berat
Sedang
IMT
Normal
Normal
Kegemukan
Normal
Normal
Kegemukan
Normal
Normal
Normal
Normal
Jenis Teh
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Teh Hijau
Teh Hitam/Merah
Teh Hijau
Pola Makan
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
Tinggi Kolesterol
Rendah Kolesterol
kolesterol
220
210
176
160
189
234
201
190
170
165
Frekuensi Minum
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
2-6 cangkir
2-6 cangkir
<2 cangkir
<2 cangkir
68