Anda di halaman 1dari 6

PERSALINAN PADA POP DAN POTP

No.Dokumen
RSUDTUB.KEB.G02.028
RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Jl. Indun Suri Simpang Busung No. 1
Telp. ( 0771 ) 482655 ; 482796
Fax. ( 0771 ) 482795

SPO

Tanggal Terbit

November 2013

No Revisi
4

Halaman :
4-4

Ditetapkan :
Direktur RSUD Provinsi KEPRI

dr. Didi Kusmarjadi, Sp OG


NIP.19660731 199902 1 001

Persalinan presentasi belakang kepala dnegan posisi


oksiput posterior dimana oksiput masuk ke atas panggul
posisinya melintang dan pada saat dibidang tengah panggul
oksiput berada dibelakang.
Ubun ubun kecil dibelakang adalah disebabkan karena
kegagalan rotasi interna
Batasan

Pada awal persalinan, posisi oksiput 85% berada di anterior


dan 15% berada di posterior. Sebagian besar posisi oksiput
anterior pada awal persalinan akan mengalami rotasi dan
lahir dengan oksiput anterior, sedangkan 4% akan gagal
mengalami rotasi ke anterior dan lahir dengan posisi oksiput
posterior. 13% posisi oksiput posterior pada awal persalinan
akan tetap lahir dengan posisi tersebut (posisi oksiput
posterior persisten).

Etiologi

Kesempitan diameter transversal bidang tengah panggul.

Kriteria Diagnosis

Kala II ubun ubun kecil dibelakang.

Penyulit

Kepala tidak bias mendilatasi perineum, kompensasi akan


terjadi kaput succedaneum sebagai proses molase
(molding).

Pengelolaan

Kurang lebih 6-10% persalinan ditolong secara operatif.


Partus pervaginam baik spontan maupun buatan
Seksiosesaria bila ada indikasi

PERSALINAN DENGAN
PRESENTASI UBUN UBUN
KECIL DIBELAKANG

Partus pervaginam

Spontan

Ekstraksi forcep
dengan okciput tetap
dibelakang

Buatan

Rotasi manual
hingga okciput
berada di anterior
dan bisa
berlangsung
spontan atau
dengan ekstrkasi
forcep

Rotasi
menggunak
an forsep
sehingga
okciput
berada
diantrior
dan
berakhir
dengan
persalinan

Rotasi interna
Gerakan ini terdiri dari rotasi kepala, dimana oksiput secara
bertahap bergerak ke anterior menuju simfisis pubis dari
posisi sebelumnya ( kanan atau kiri belakang atau lebih
jarang berasal dari posterior pada sacrum). Rotasi interna
adalah penyelesaian proses persalinan kecuali pada bayi
kecil.
Calkins (1939) meneliti lebih dari 5000 persalinan saat
kepala mengalami rotasi interna. Dia menyimpulkan lebih
dari 2/3 rotasi interna terjadi sempurna/ lengkap ketika
kepala mencapai dasar panggul. Seperempatnya rotasi
interna dicapai secara lengkap dalam waktu yang singkat
dan 5% oksiput tidak mengalami rotasi ke anterior. Ketika
kepala gagal berotasi saat mencapai dasar panggul dan

secara spesifik berotasi terjadi dalam 3-5 kontraksi ekstensi.


Setelah rotasi interna gerakan cardinal akan mengikuti
ekstensi, rotasi eksterna dan ekspulsi.
Mekanisme persalinan presentasi oksiput posterior
Pada lebh kurang 20% persalinan fetus akan memasuki
pelvis pada posisi oksiput posterior (OP). pada posisi
oksiput posterior kanan (ROP) sedikit lebih banyak
dibandingkan (LOP). Dari pemeriksaan radiologi, posisi
oksiput posterior biasanya dihubungkan dengan sempitnya
pelvis anterior. Posisi ini juga sering ditemukan dengan
posisi plasenta dengan letak anterior. Kebanyakan
mekanisme persalinan identik seperti yang diamati pada
oksiput anterior dan melintang. Kecuali oksiput mengalami
rotasi interna menuju simfisis pubis berturut turut 1350 ,
bukannya 900 atau 450 . pada kontraksi yang efekttif, fleksi
kepala yang adekuat dan fetus dengan berat badan rata rata
kebanyakan posisi oksiput posterior akan mengalami rotasi
segera sesaat setelah mencapai dasar panggul dan
kelahiran tidak berlangsung lama, lebih kurang 5-10% rotasi
terjadi pada tidak komplit, khususnya bila fetus besar.
Kontraksi fetus dan versi kepala yang tidak adekuat akan
mengalami analgesic epidural yang menghilangkan
dorongan otot abdominal dan relaksasi otot dasar panggul
merupakan predisposisi terjadinya rotasi yang tidak lengkap.
Jika rotasi tidak terjadi lengkap oksiput akan tetap melintang
(transverse arrest). Jika rotasi kea rah simfisis tidak terjadi
oksiput akan tetap diposterior, keadaan ini disebut oksiput
posterior persisten (OPP).
Perubahan bentuk kepala Anak
Persalinan dan kelahiran sebenarnya tidak bisa dibedakan
dengan posisi oksiput anterior kemajuan persalinan
ditentukan dengan menilai dilatasi serviks dan turunnya
kepala kebanyakan persalinan terjadi tanpa kesulitan ketika
kepala mencapai perineum. Kemungkinan persalinan
pervaginam adalah (1) persalinan spontan, (2) ekstraksi
forsep dengan OP, (3) rotasi manual sehingga oksiput
berada di anterior yang diikuti persalinan spontan atau
ekstraksi forceps dan rotasi menggunakan forceps sehingga
oksiput berada di anterior kemudian diakhiri dengan

persalinan.
Persalinan Spontan pada OPP
Jika pelvic outlet lapang dan vaginal outlet serta perineum
lemas (karena sudah terenggang saat persalinan
sebelumnya), persalinan spontan dengan mudah terjadi. Jika
vaginal outlet kaku dan perineum tebal, mungkin terjadi
pemanjangan kala I lanjut atau pemanjangan kala II. Selama
ekspulsi, kepala anak bergerak melawan perineum lebih
kuat dibandingkan posisi oksiput anterior oleh karena itu
mungkin terjadi persalinan dengan ekstraksi forceps.
Episiotomy lebar mungkin diperlukan.
Persalinan dengan Ekstraksi Forcep pada OPP
Traksi yang lebih kuat bisa diperkecil dengan membuat
episiotomy lebar jarang terjadi penonjolon kulit kepala di
introitus diakibatkan elongasi akibat molding dengan formasi
kaput succedaneum yang besar. Pada banyak kasus,kepala
tidak enganged artinya diameter biparietal tidak dapat
melalui Pelvic Inlet (PAP). Pada keadaan ini persalinan
ditandai dengan lambatnya turunnya kepala dan persalinan
berlangsung lama. Dengan palpasi secara hati hati, di atas
simfisis, mungkin terungkap bahwa kepala anak tidak masuk
PAP sehingga diperlukan persalinan perabdominal.
Rotasi Manual
Rotasi secara manual dilakukan sebelum melakukan rotasi
forsep, ketika tangan dalam mencari telinga belakang untuk
mengkonfirmasi posisi oksiput posterior, oksiput seringkali
secara spontan memutar ke anterior. Jika tidak terjadi,
kepala dipegang dengan jari jari tangan diatas telinga dan
ibu jari di bagian lainnya kemudian mencoba melakukan
rotasi kepala sehingga oksiput berada di anterior Shaffer dkk
(2006) meniliti rotasi manual 742 wanita dengan fetus OP
dan TA , dilaporkan hanya 2% yang memerlukan persalinan
seksio sesarea.
Rotasi Forsep
Jika kepala enganged, pembukaan servik lengkap dan pelvic

baik, bisa dicoba rotasi menggunakan forsep.Tindakan ini


dapat dilakukan jika tenaga mendorong ibu pada kala II tidak
efektif. Peneliti meriview terjadi 15 bayi baru lahir dengan
trauma spinal didaerah servikal pada rotasi forceps yang
dilakukan > 900. Mereka memperkirakan komplikasi ini terjadi
kurang dari1 per 1000.
Fetal Outcome
Tidak ada perbedaan tercatat antara outcome POP dan
oksiput anterior (OA). Penelitian 2591 kelahiran dnegan POP
dan 28801 kelahiran dengan OA (2006), dilaporkan
komplikasi lebih sering ditemukan pada POP hanya 46%
persalinan terjadi spontan dan 90% persalinan terjadi
dnegan seksio sesarea.dilaporkan terjadi efek samping
komplikasi yang terjadi sementara pada outcome neonates
aterm. Keadaan serupa dilaporkan juga oleh 2 peneliti
lainnya (2001 dan 2003)
Posisi Oksiput Transverse Persisten
Biasanya, posisi oksiput transverse (POT) terjadi sementara
dan persalinan terjadi secara spontan. Kejadian ini
diakibatkan oleh tenaga mendorong kurang adekuat
(panggul normal). Persalinan pervaginam dilakukan dengan
berbagai cara, paling mudah merubah oksiput kearah
anterior atau posterior secara manual. Jika berhasil peneliti
melaporkan (2007) hanya 4% bayi lahir secara seksio
sesarea dibandingkan 60% bayi lahir dengan seksio sesarea
akibat gagal dilakukan rotasi manual. Beberapa klinis
menggunakan forceps Kielland untuk memutar oksiput ke
anterior dan bayi lahir menggunakan forceps tersebut atau
forsep lainnya.
Distosia karena Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah makrosefal karena akumulasi
berlebihan cairan serebrospinal. Normal lengkaran kepala
fetus berkisar antara 32-38 cm. pada hidrosefalus, lingkaran
tersebut dapat mencapai 50-80 cm. cairan yang terkumpul
berkisar 500-1500 cc, bahkan hingga mencapai 5 liter.
Sepertiga fetus akan berada pada presentasi sungsang.
Pengelolaan

Bila diameter biparietal (BPD) 10 cm atau lingkaran kepala

36cm, maka persalinan pervaginam bisa terjadi. Pada


banyak kasus, makrosefal harus dikurangi ukurannya untuk
dilahirkan, bahkan untuk persalinan seksio sesarea. Peneliti
merekomendasikan dilakukan sefalosintesis sebelum
melahirkan bayi baik melalui vaginal maupun abdominal.
Unit Terkait

Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai