Relevansi
1. Pendidikan
Proses belajar mengajar dibangku perkuliahan, perpustakaan dan tempat lain yang
erat hubungannya dengan proses belajar
1. Penelitian
Ketidak puasan yang telah diperoleh dari proses belajar karena ketidak sinkronnya
antara teori dengan apa yang ada dalam kenyataan, dengan cara melakukan
penelitian guna mencari dan menemukan jaaban dari persoalan-persoalan yang
muncul.
1. Pengabdian kepada Masyarakat
Dari hasil penelitian kita aplikasikan kedalam masyarakat, diantaranya dengan
melakukan penyuluhan hokum, dan sebagainya.
Tugas ILMU dan PENELITIAN
1. Deskripsi (menggambarkan)
Ilmu dan Penelitian mempunyai tugas untuk menggambarkan secra jelas dan
cermat mengenai hal-hal yang dipersoalkan.
1. Eksplanasi (menerangkan)
Ilmu dan Penelitian bertugas untuk menerangkan kondisi-kondisi yang mendasasri
terjadinya peristiwa atau persoalan
1. Menyusun Teori (mengembangkan)
Ilmu dan Penelitian bertugas membuat atau mencari dan merumuskan hukumhukum atau tata mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan kondisi yang
lain atau peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.
1. Estimasi
Ilmu dan Penelitian bertugas membuat ramalan dan proyeksi mengenai peristiwaperistiwa yang kemungkinan akan terjadi atau akan timbul dimasa yang akan
mendatang.
1. Penanggulangan
Ilmu dan Penelitian bertugas untuk melakukan tindakan-tindakan guna
mengendalikan peristiwa atau persoalan tertentu.
Menemukan KEBENARAN
1. Pendekatan Non Ilmiah
Akal sehat (logika)
Yaitu suatu tindakan atau serangkai konsep yang memuaskan untuk penggunaan
praktis bagi kemanusiaan.
Prasangka
Yaitu pencapaian pengetahuan secara akal sehat yang diwarnai oleh kepentingan
orang yang melakukan hal tersebut.
Intuisi (pendekatan a priori)
Yaitu orang yang menentukan pendapatnya mengenai sesuatu berdasarkan atas
pengetahuan yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tidak
disadari atau yang tidak dipikirkan terlebih dahulu.
Penemuan coba-coba
Yaitu penemuan yang diperoleh tanpa kepastian akan diperolehnya suatu kondisi
tertentu akan dipecahkan suatu masalah.
Pada umunya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran pemecahan
permasalahan tertentu, pemecahan permasalahan terjadi secara kebetulan setelah
terjadi serangkaian usaha.
Penemuan coba-coba ini tidak efisien dan tidak terkontrol.
Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis.
Otoritas ilmiah yaitu orang-orang yang biasanya telah memperoleh atau menempuh
pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam
suatu bidang yang cukup.
1. Pendekatan Ilmuah
Metode Ilmiah
Yaitu metode yang didasari dengan teori-teori tertentu dimana teori tadi
berkembang melalui penelitian yang sistematis dan terkontrol berdasarkan data
empiris dan tentunya teori tadi dapat diuji kebenarannya secara obyektif.
Hasrat Ingin Tahu (animal rationalitas)
Untuk mencari kebenaran yang universal atau diakui oleh masyarakat secara umum
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Koheren
2. Koresponden
3. Pragmatis
NORMATIF
Pendekatan
Normatif
Empiris
Kerangka
Peraturan
Teori-teori Sosiologi Hukum
perundang undangan
Pembuktian melalui
Pembuktian melalui masyarakat
pasal
Sumber Data
Data Skunder
Data Primer
Analisis
Logis normatif
Kuantitatif
Silogisme
Kualitatif
Penjelasan Tabel.
Penelitian Normatif
Penelitian Empiris
Analisis
- Obsevasi
- Wawancara
- Kuisioner (kuisioner terbuka atau tertutup, face to
face)
- Sample, dan sebagainya.
1. Data skunder
Yaitu data yang diperoleh melalui study kepustakaan.
Data skunder dibidang Hukum :
- Pancasila
- Traktat
- Yurisprudensi
- UUD 1945
- Doktrin
Merupakan bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hokum primer dan
dapat membantu serta menganalisis.
Contoh :
- RUU
- Jurnal
- Makalah
- Hasil penelitian
- Dan sebagainya
Yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hokum primer dan
skunder.
Contoh : Koran, kliping, majalah, dan sebagainya.
v Data menurut sifatnya
1. Data Kualitatif
Yaitu data yang terbentuk atas suatu penilaian atau ukuran secara tidak langsung
dengan kata lain yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan
tulisan.
Contoh : Berdasarkan penelitian BBM mengalami kenaikan harga
1. Data Kuantitatif
Yaitu data terbentuk secara nomor bilangan yang diperoleh dari hubungan secara
langsung dengan kata lain yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk angka.
Contoh : Berdasarkan penelitian BBM mengalami kenaikan 30 %.
v Data menurut peranan
1. Data utama
Yaitu data yang langsung berhubungan dengan masalah penelitian.
Contoh : Wawancara
1. Data tambahan
Yaitu data yang merupakan data pelengkap.
Contoh : Observasi.
Macam-macam Penelitian HUKUM NORMATIF
1. Penelitian Inventaris Hukum Positif
Yaitu merupakan kegiatan mengkritisi yang bersifat mendasar untuk melakukan
penelitian hukum dari tipe-tipe yang lain.
Ada 3 (tiga) kegiatan pokok dalam melakukan penelitian inventrisasi hukum positif
tersebut, yaitu :
1. Penetapan kriteria identifikasi untuk menyeleksi norma-norma yang
dimasukan sebagai norma hukum positif dan norma yang dianggap norma
sosial yang bukan hukum.
Penelitian Sinkronisasi
Horizontal
1. Eksplanatoris (membuktikan)
Penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesa terhadap suatu masalah yang
sudah lengkap.
Ciri
Bentuk penlitian
Diagnostic
Deskriptif
Evaluatif
Penelitian dilakukan bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap programprogram yang sudah dilakukan.
Tujuan penelitian
Fact finding
Problem finding
Problem identification
Penelitian murni
Bertujuan untuk pengembangan ilmu itu sendiri atau bersifat teori maupun untuk
perkembangan metode penelitian.
Penelitian terapan
Bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul atau yang ada dalam
masyarakat.
Pemikiran
- Deduktif
Yaitu cara pengambilan kesimpulan yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat
khusus.
- Induktif
Yaitu cara pengambilan kesimpulan yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat
umum.
Sistematika penulisan Tugas Akhir
- Legal Memorandum
Penelitian yang dilakukan terhadap peristiwa atau masalah-masalah hukum yang
belum mempunyai kekuatan hukum yang inkrah.
- Study Kasus
Penelitian yang dilakukan terhadap putusan pengadilan yang sudah mempunyai
ketetapan hukum.
- Skripsi
Penelitian yang dilakukan terhadap peristiwa atau masalah-masalah hukum yang
terjadi di masyarakat.
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
Pengertian
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian yang membahas
masalah dalam bidang hukum.
Sistematika
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Keaslian
Halaman Pengesahan/persetujuan
Halaman Abstrak
Halaman Kata Pengantar
Halaman Daftar Isi
Halaman Daftar Lampiran
Halaman Daftar Singkatan
Halaman Daftar Tabel (bila ada)
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latarbelakang Masalah
Bagian ini berisi uraian mengenai masalah hukum yang menarik minat peneliti
1. Identifikasi Masalah
Disusun dalam bentuk pertanyaan atau kalimat pertanyaan yang menunjukkan
permasalahan yang akan diteliti.
1. Tujuan Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan tujuan yang ingin dicapai oleh enulis terhadap masalah
hukum yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalah.
1. Kegunaan Penelitian
Penelitianbyang dilakukan hendaknya berguna baik secara teoritis dan praktis
1. Kerangka Pemikiran
Berisi uraian tentang teori yang akan digunakan sebagai ladasan untuk penelitian
yang relevan dengan masalah hukum yang diteliti.
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan yuridis normative dengan
spesifikasi deskriptif.
1. Tahap penelitian dan bahan penelitian
Tahap penelitian terdiri atas penelitian kepustakaan dalam upaya mencari data
sekunder dengan menggunakan bahan hukum primer.
1. Analisis data
Analisis data yang dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif yaitu analisis yang
terbentuk atas suatu penilaian atau ukuran secara tidak langsung yang dituangkan
dalam bentuk pernyataan dan tulisan.
1. Sistematika Penulisan
Berisi uraian mengenai susunan tiap-tiap bab secara teratur untuk memudahkan
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Berisi uraian teori, konsep, asas, norma, doktrin yang relevan dengan masalah
hukum yang diteliti baik dari buku,jurnal ilmiah, yurisprudensi maupun perundangundangan dan sumber data lainnya.
BAB 3 OBYEK PENELITIAN
Berisi uraian mengenai gambaran singkat obyek penelitian yang diuraikan secara
deskriptif
BAB 4 PEMBAHASAN
Bagian ini memuat analisis atau pembahasan terhadap identifikasi masalah
BAB 5 PENUTUP
Bagian ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban atas
identifikasi masalah. Saran merupakan usulan yang menyangkut aspek operasional
onkret dan praktis.
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
PEDOMAN PENULISAN LEGAL MEMORANDUM
Pengertian
Sistematika
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Keaslian
Halaman Pengesahan/persetujuan
Halaman Memorandum
Halaman Abstrak
Halaman Kata Pengantar
Halaman Daftar Isi
BAB 1. KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM
1. Kasus Posisi
Kasus Posisi berisi uraian tentang pihak-pihak yang terkait peristiwa hukum atau
perbuatan hukum atau hubungan hukum yang terjadi yang menjadi objek
penelitian.
1. Permasalahan Hukum
Permasalahan hukum disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan atau kalimat
pernyataan yang menunjukan permasalahan yang akan diteliti berdasarkan kasus
posisi.
BAB 2. PEMERIKSAAN DOKUMEN
Berisi uraian dokumen-dokumen hukum yang terkait dan relevan untuk diteliti
sesuai dengan masalah hukum yang dikaji. Pada umumnya dokumen hukum yang
dimaksud berupa bahan hukum primer (peraturan perundang-undangan) dan bahan
hukum sekunder (rancangan peraturan perundang-undangan, kontrak dan putusan
pengadilan yang belum memiliki kekuatan hukum tetap).
BAB 3. TINJAUAN TEORI
Berisi uraian asas, teori, doktrin, konsep yang relevan dengan masalah hukum yang
diteliti baik dari buku, jurnal ilmiah dan sumber data lainnya.
BAB 4. PENDAPAT HUKUM
Bagian ini memuat analisis atau pembahasan terhadap permasalahan hukum yang
diteliti.
BAB 5. PENUTUP
Bagian ini memuat kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan jawaban
atas permasalahan hukum yang diteliti. Rekomendasi merupakan usulan yang
menyangkut aspek operasional, konkret dan praktis terkait dengan kasus yang
diteliti.
Halaman Daftar Pustaka
Halaman Lampiran
Halaman Daftar Riwayat Hidup
PEDOMAN PENULISAN STUDI KASUS
Pengertian
Studi kasus adalah penulisan tugas akhir untuk menyusun analisis terhadap suatu
putusan pengadilan yang tel;ah memiliki kekuatan hukum yang tetap.
Sistematika
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Keaslian
Halaman Pengesahan/persetujuan
Halaman Abstrak
Halaman Kata Pengantar
Halaman Daftar Isi
Halaman Daftar Lampiran
BAB 1. LATARBELAKANG PEMILIHAN KASUS DAN KASUS POSISI
1. Latarbelakang Pemilihan Kasus
Berisi uraian tentang latarbelakang mengapa kasus tersebut dipilih.
Hendaknya kasus atau putusan yang menjadi obyek kajian adalah yang menarik,
misalnya : penemuan hukum baru, penyimpangan terhadap asas hukum yang ada,
terdapat kesalahan formal dan lain sebagainya.
1. Kasus Posisi
Kasus Posisi berisi uraian tentang pihak-pihak yang terkait peristiwa hukum atau
perbuatan hukum atau hubungan hukum yang terjadi yang menjadi objek
penelitian.
BAB 2. MASALAH HUKUM DAN TINJAUAN TEORITIK
1. Masalah Hukum
Permasalahan hukum disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan atau kalimat
pernyataan yang menunjukan permasalahan yang akan diteliti berdasarkan kasus
posisi.
1. Tinjauan teoritik
Berisi uraian asas, teori, doktrin, konsep yang relevan dengan masalah hukum yang
diteliti baik dari buku, jurnal ilmiah dan sumber data lainnya.
BAB 3. RINGKASAN PERTIMBANGAN HUKUM DAN PUTUSAN
1. Ringkasan Pertimbangan Hukum
Berisi uraian tentang ringkasan pertimbangan hukum yang digunakan hakim dalam
menetapkan putusan
1. Putusan
Berisi uraian tentang putusan hakim berdasarkan pertimbangan hukumnya.
Bab 4. ANALISIS KASUS
Bagian ini memuat analisis atau pembahasan terhadap permasalahan hukum yang
diteliti erutama terhadap pertimbangan hukum dan putusan hakim dari kasus
tersebut.
Bab 5. KESIMPULAN
Bagian ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan hukum
yang diteliti.
Halaman Daftar Pustaka
Halaman Lampiran
Halaman Daftar Riwayat Hidup
Tata Cara Dan Teknik Penulisan
1. 1. Ukuran Kertas, Spasi Penulisan, Bentuk Dan Ukuran Huruf
1. a. Ukuran Kertas
Kertas yang digunakan adalah kertas A4. Untuk penulisan dalam bentuk konsep
(masih perbaikan) tidak ditentukan ukuran berat kertas, sedangkan untuk penulisan
yang sudah jadi (siap di jilid) digunakan kertas ukuran 80 gram.
Ukuran batas-batas lay out (page set up) adalah, untuk margin kiri dan atas 4
(empat) centimeter dan untuk margin kanan dan bawah 3 (tiga) centimeter
1. b. Spasi Penulisan
Ukuran spasi penulisan adalah sebagai berikut :
1)
Penulisan uraian biasa dan kutipan yang jumlah barisnya kurang dari 4
(empat) baris menggunakan ukuran 2 (dua) spasi.
2)
Penulisan uraian biasa dan kutipan yang jumlah barisnya lebih dari 4 (empat)
barismenggunakan ukuran 1 (satu) spasi.
3)
4)
Bentuk huruf yang digunakan adalah arial dengan ukuran 12 (dua belas), judul bab
ditulis dalam huruf capital (UPPERCASE) dan ditebalkan (bold). Sedangkan sub bab
ditulis secara (Title Case) dengan format ditebalkan (bold). Untuk kutipan ditulis
dengan huruf arial ukuran 12 (dua belas). Sedangkan untuk footnote huruf yang
digunakan adalah arial dengan ukuran 10 (sepuluh).
1. 2. Abstrak
Abstrak adalah deskripsi singka atau kondensasi suatu karangan yang memuat
ringkasan kasus posisi dan tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan
serta ringkasan hasil hasil penelitian.
1. 3. Tata Cara Pengutipan
Sistem pengutipan yang digunakan adalah sistem footnote bukan running note atau
endnote. Footnote adalah catatan kaki halaman untuk menyatakan sumber suatu
kutipan, buah pikiran, fakta-fakta atau ikhtisar. Footnote juga dapat berupa
komentar atas suatu teks yang dikemukakan.
Nomor footnote harus diberi jarak dengan garis margin teks sebelah kiri. Jika
footnote lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya dimulai pada
margin teks.
Penulisan footnote dengan urutan sebagai berikut :
1. a. Sumber Buku
Penullisannya sebagai berikut : nama pengarang (tanpa gelar), judul buku (cetak
miring), nama penerbit, kota terbit, tahun terbitan, halaman yang dikutif (disingkat :
hlm).
Dalam pencantuman nama pengarang jika pengarangnya sbanyak 3 (tiga) orang
atau kurang maka nama pengarang ditulis seluruhnya. Sedangkan jika
pengarangnya lebih dari 3 (tiga) orang maka cukup dicantumkan nama pengarang
pertama dan dibelakangnya ditulis dalam kurung kata-kata et al (et al), singkatan
dari et alii yang artinya dengan orang lain.
Untuk kumpulan karangan, yang ditulis cukup nama editornya saja dan
dibelakangnya ditulis dalam kurung kata-kata ed (ed).
Bila bukunya merupakan terjemahan, nama pengarang asli harus dicantumkan
pertama kali, kemudian dibelakangnya ditulis nama penerjemahnya.
1. b. Sumber Artikel
Penulisannya sebagai berikut :
1)
Artikel dalam majalah, Koran, jurnal : nama penulis (tanpa gelar), judul
artikel (dalam tanda kutif), nama majalah/jurnal (cetak miring), nama penerbit,
kota penerbit, tahun terbitan, halam yang dikutif (disingkat : hlm).
2)
Artikel dalam seminar: nama penulis (tanpa gelar), judul artikel (dalam
tanda kutif), nama seminar (cetak miring), tempat tahun, halaman yang dikutif
(disingkat : hlm).
3)
Artikel dari internet : nama penulis, judul artikel (dalam tanda kutif),
alamat web site, waktu men download (tanggal dan jam).
1. 4. Beberapa Istilah Yang Sering Digunakan Dalam Penulisan
Footnote.
1. a. Pemakaian Ibid
Ibid kependekan dari ibidem yang artinya pada tepat yang sama, dipakai apabila
suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang mendahuluinya, yang
tidak disela oleh sumber atau footnote lain.
1. b. Pemakaian Op Cit
Op Cit singkatan dari opera citato yang artinya dalam karangan yang telah
disebut, dipakai untuk menunjuk pada suatu buku atau sumber yang telah disebut
sebelumnya lengkap pada halaman lain dan telah diselingi oleh sumber lain.
Apabila nama pengarang sama dan buku yang dikutif lebih dari satu, untuk
menghindari kesalahan sebaiknya disebutkan sebagian dari judul buku atau sumber
tersebut.
1. c. Pemakaian Loc Cit
Loc Cit singkatan dari loco citato yang artinya pada tempat yang telah disebut,
digunakan untuk menunjuk kepada halaman yang sama atau persoalan yang sama
dari suatu sumber yang telah disebut tetapi telah diselingi oleh sumber lain.
Contoh pengutifan:
1)
23.
Robert dan Donald. Hukum Pidana Indonesia, Armico, Bandung, 1990, hlm.
2)
3)
23.
4)
Penomoran bab dan sub-sub bab dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
sebagai berikut :
A.
1.
a.
1).
a).
(1).
(a).