Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRAKTIKUM COMPOUNDING&DISPENSING
P6 IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Disusun Oleh :
Tika Amaliyah A

1408020154

Dwi Djaka Laksana

1408020170

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014

I.

RESEP ASLI
Resep 1
dr. Iwan Herlambang Spog
SIP : 1234/DU/1990
Jl. Alamanda no.19 Sleman-Yogyakarta
Yogyakarta, 23/11-13

Pro : Ny. Ita

Resep 2

II.

URAIAN PENYAKIT

Resep 1 (Infeksi Saluran Kemih)


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada
perempuan setelah infeksi saluran nafas. Dalam setiap tahun, 15% perempuan
mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan.
Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan
risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya
peningkatan hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan
berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing.
Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua
dan awal trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya
ISK pada kehamilan. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan
kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau
pada perempuan hamil akan mempermudah ISK.
Escherecia coli merupakan bakteri penyebab ISK pada kehamilan yang
ditemukan pada 80-90% kasus. Bakteri ini dapat berasal dari flora usus yang
keluar sewaktu buang air besar, dan jika bakteri berkembang biak akan menjalar
ke saluran kencing dan naik ke kandung kemih dan ginjal, inilah yang
menyebabkan ISK.
Biasanya proses ISK tanpa gejala dan tanda yang spesifik, namun apabila
kandung kemih telah terinfeksi maka mulai timbul gejala seperti nyeri di bawah
perut dan susah kencing atau keluar hanya sedikit. Keadan yang sangat serius
apabila telah terjadi infeksi pada ginjal (pielonefritis), ini sering dijumpai pada
usia kehamilan 20 28 minggu, ditandai dengan gejala demam, lemah, mengigil,
nyeri pinggang, mual dan muntah.
Infeksi pada ginjal merupakan komplikasi ISK pada kehamilan dan
menyebabkan kelainan serius baik pada ibu maupun janin, seperti persalinan
premature, anemia, hipertensi dan preeklamsi. Jika bayi lahir juga bisa membuat
berat badannya rendah. Untuk itu penting bagi perempuan hamil untuk berupaya
menjaga kebersihan alat kelamin luarnya, selain itu perlu segera konsultasi ke
dokter untuk mendapatkan pemeriksaan segera apabila dirasa sulit kencing atau
nyeri di bawah perut.

ISK pada perempuan umumnya karena secara anatomis uretra (saluran


yang membawa air seni dari kandung kemih keluar) pada perempuan lebih pendek
dibandingkan pada laki-laki. Umumnya panjang uretra pada perempuan hanyalah
sekitar 3 cm dengan muara yang relatif terbuka serta sangat berdekatan dengan
vagina dan anus yang banyak mengandung kuman yang akan sangat berpotensi
untuk kuman masuk ke dalam saluran kemih.
Infeksi juga bisa terjadi pada trauma yang kasar misalnya pada sanggama
yang kasar atau pada pemasangan kateter di mana kuman bisa terdorong untuk
masuk ke dalam kandung kemih. Selain juga terjadi perubahan-perubahan
anatomis dan fisiologis dari pada sistem saluran kemih selama masa kehamilan
termasuk juga selama masa nifas. Tidak semua perempuan hamil pasti akan
terserang ISK.
Dari penelitian didapatkan angka kejadian bakteriuria (adanya bakteri dalam
urine atau air seni ) yang tanpa gejala pada orang hamil berkisar 2 11 % (hal ini
tergantung status ekonomi, ras, usia, sudah berapa kali hamil dan lain-lain).
Perempuan hamil terutama yang sudah pernah hamil untuk kesekian kali, lebih
mudah terserang penyakit ISK oleh karena terjadi perubahan alamiah (fisiologis)
yang dramatis selama kehamilan, antara lain terjadi penurunan tonus (ketegangan)
dan aktivitas otot-otot ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih) yang
mengakibatkan terjadinya penurunan kecepatan pengeluaran air seni melalui
sistem pengumpulan urine. Ureter bagian atas dan piala ginjal (pelvis renalis)
mengalami dilatasi (rongganya menjadi bertambah besar) dan mengakibatkan
terjadinya hidronefrosis fisiologis (alamiah) pada kehamilan (yaitu suatu keadaan
di mana piala ginjal menggembung karena saluran ginjal yang tersumbat atau
tertutup sedangkan jaringan ginjal jadi mengisut sehingga ginjal itu menjadi
serupa kantong berisi air).
Hal ini terjadi sebagai akibat pengaruh hormone progesterone terhadap
tonus otot dan peristaltic , dan yang lebih penting lagi adalah akibat penyumbatan
mekanik oleh rahim yang membesar saat hamil.Komplikasi yang sering muncul
akibat infeksi saluran kemih yang parah adalah pielonefritis (radang pada piala
ginjal) , hipertensi ( tekanan darah tinggi ), abortus prematurus , hambatan

pertumbuhan janin dalam kandungan, kematian janin dalam kandungan dan


anemia.
Yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih adalah terutama kuman
golongan basil gram negatif yang dalam keadaan normal berada di saluran
pencernaan. Umumnya 90% penyebabnya adalah E.Coli, 5% adalah KlebsiellaEnterobacter,dan

5%

lagi

oleh

proteus

mirabilis,

enterococcus

dan

staphylococcus.
Ada 3 cara terjadinya ISK yaitu :
a. Penyebaran melalui aliran darah yang berasal dari usus halus atau organ lain ke
bagian saluran kemih.
b. Penyebaran melalui saluran getah bening yang berasal dari usus besar ke
kandung kencing atau ginjal.
c. Terjadi migrasi kuman secara asenden (dari bawah ke atas) melalui uretra,
kandung kencing (bulibuli) dan ureter ke ginjal
Resep 2 (pendarahan)
Tidak sedikit wanita hamil mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi di
awal masa kehamilan(trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau
bahkan padamasa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan
merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai. Ada beberapa
penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus muncul dalam
fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu segera diperiksa untuk
mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk
menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan diselamatkan, namun tidak
jarang yang gagal.
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut
yang dapat membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian.
sebanyak 20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal kehamilan
dan sebagian mengalami abortus. Hal ini tentu akan menimbulkan ketidak
berdayaan dari wanita sehingga ditinjau dari suatu kesehatan akan sangat
ditanggulangi untuk meningkatkan keberdayaan seorang wanita. Ada beberapa
keadaan yang dapat menimbulkan perdarahan pada awal kehamilan seperti
imlantasi ovum, karsinoma servik, abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik,

menstruasi, kehamilan normal, kelainan lokal pada vagina/servik seperti varises,


perlukaan, erosi dan polip.
Maka semua wanita dengan peradarahan pervagina selama kehamilan
seharusnya perlu penanganan atau pemeriksaan khusus. Pemeriksaan yang
dilakukan

meliputi

pemeriksaan

kandungan

disertai

dengan

pengajuan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya pendarahan.


Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang sepertiultrasonographi (USG) dan
pemeriksaan laboratorium.
Penggunaan Obat Pada Ibu Hamil & Menyusui
FDA membagi tingkat keaman obat tersebut kedalam 5 kategori:
Kategori A:
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko bagi janin
pada trisemester pertama kehamilan. Dan tidak ada bukti mengenai resiko
pada trisemester ke dua dan ketiga. Kemungkinan adanya bahaya terhadap
janin sangat rendah.
Kategori B:
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
resiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil atau
sistem reproduksi binatang percobaan yang menunjukkan efek samping (
selain penurunan tingkat kesuburan), yang juga tidak diperoleh pada studi
terkontrol pada trisemester 1 dan tidak terdapat bukti adanya resiko pada
trisemester selanjutnya.
Kategori C:
Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping pada
janin (teratogenik) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita. Atau studi
pada wanita maupun binatang percobaan tidak tersedia. Obat dalam kategori
ini hanya boleh diberikan kepada ibu hamil jika manfaat yang diperoleh
lebih besar dari resiko yang mungkin terjadi pada janin.
Kategori D:
Terdapat bukti adanya resiko terhadap janin manusia. Obat ini hanya
diberikan bila manfaat pemberian jauh lebih besar dibandingkan resiko yang

akan terjadi. (terjadi situasi yang dapat mengancam jiwa ibu hamil, dalam
hal mana obat lain tidak dapat digunakan/ tidak efektif).
Kategori X:
Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya
kelainan janin (abnormalitas) atau terbukti beresiko terhadap janin. Resiko
penggunaan obat pada wanita hamil jelas lebih besar dari manfaat yang
diperoleh. Obat kategori X merupakan kontra indikasi bagi wanita hamil
atau memiliki kemungkinan untuk hamil.
Prinsip menggunakan obat kala hamil
1. Pertimbangkan mengatasi penyakit tanpa menggunakan obat, terutama
pada 3 bulan pertama kehamilan.
2. Obat hanya digunakan bila manfaat yang diperoleh ibu lebih besar
dibandingkan kemungkinan resiko yang bakal terjadi pada janin.
3. Apabila harus menggunakan obat, pilihlah obat yang telah dipakai secara
luas selama kehamilan. Hindarilah penggunaan obat yang baru beredar
karena belum cukup waktu untuk mengetahui keamanannya.
4. Hindari penggunaan obat polifarmasi menelan berjenis-jenis obat (4 atau
5 jenis)
5. Cari tahu apakah obat yang akan digunakan aman sesuai kategori dunia
pengobatan

III. URAIAN OBAT


Resep 1
Nama Obat
Komposisi

Indikasi

Opixime
50 mg.; Tiap Tablet opixime 100 mengandung Cefixime
100 mg
Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan
oleh Escherichia coli danProteus mirabilis.
Otitis
media
disebabkan
oleh Haemophilus
influenzae (strain -laktamase positif) danStreptococcus
pyogenes.
Faringitis
dan
tonsilitis
yang
disebabkan
oleh Streptococcus pyogenes.
Bronkitis akut dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi
akut
yang
disebabkan
olehStreptococcus
pneumoniae dan Haemophilus influenzae (strain betalaktamase positif dan negatif).

K. Idikasi
Dosis

Perhatian
Efek Samping
Penyimpanan

Hipersensitifit terhadap sefalosforin


Dewasa dan anak-anak dengan berat badan 30 kg : sehari
2x 50-100 mg dosis dapat ditingkatkan ditingkatkan
sampai sehari 2x 200 mg pada infeksi berat
Gangguan ginjal berat, hamil dan menyusui, anak <6 bln,
hipersensitif terhadap penisilin, riwayat individu atau
keluarga alergi, nutrisi buruk, pasien yang mendapat nutrisi
parenteral
Shock, Hipersensitivitas, Hematologik, Hepatik, renal,
saluran cerna, defisiensi vit-K
Wadah tertutup rapat, pada suhu 15C-30C

Indikasi

Dansera
Serrapeptase, vit B-1, vit B2, Vit B6, Vit B12,
nikotinamida, Vit E
Suplemen makanan

K. Idikasi

Dosis

1 x sehari 1 tablet

Pemakaian
Perhatian
Efek Samping

1 x sehari 1 tablet setelah makan


-

Penyimpanan

Wadah tertutup rapat, simpan pada suhu 15C-30C

Nama Obat
Komposisi

Rofiden
Ketoprofen 100 mg
Untuk mengobati gejala-gejala artritis rematoid,
ankilosing spondilitis, gout akut dan osteoartritis serta
kontrol nyeri dan inflamasi akibat operasi ortopedik.
Hipersensifitas terhadap ketoprofen, peptic ulcer, hamil
dan menyusui, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat.
Dosis awal yang dianjurkan : 75 mg 3 kali sehari atau 50
mg 4 kali sehari.
Dosis maksimum 300 mg sehari.

Nama Obat
Komposisi

Indikasi

K. Idikasi
Dosis

Pemakaian
Perhatian

Efek Samping

Hati-hati bila diberikan pada penderita hiperasiditas


lambung., Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita
hamil dan menyusui., Hati-hati pada penderita gangguan
fungsi ginjal.
Mual, muntah, diare, dyspepsia, konstipasi, pusing,
sakit kepala, ulkus peptikum hemoragi perforasi,
kemerahan kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati, nyeri
abdomen, konfusi ringan, vertigo, oedema, insomnia.
Reaksi hematologi : trombositopenia.

Penyimpanan

Nama Obat
Komposisi
Indikasi
K. Idikasi
Dosis

Bronkospasma dan anafilaksis jarang terjadi.

Simpan pada suhu kamar (25-30oC), terlindung dari


cahaya.
Laktafit
Ekstrak Plasenta 15 mg, Vitamin B12 20 mcg, Kalsium
Hidrogen
Hipogalaktia (air susu sedikit), menstimulasi aktifitas
kelenjar susu pada ibu
3 kali sehari 1 tablet selama periode menyusui (3 bulan
pertama setelah persalinan).

Pemakaian
Perhatian
Efek Samping

3 x sehari 1 tablet

Penyimpanan

Simpan pada temperatur di bawah 30 derajat C, pada


tempat kering, terlindung dari cahaya.

Resep 2
Nama Obat
Komposisi
Indikasi

K. Idikasi
Dosis
Perhatian
Efek Samping
Penyimpanan
Nama Obat
Komposisi
Indikasi
K. Idikasi
Dosis

Nufapreg
Prometazine theoclate
Pengobatan dan pencegahan pada mual dan muntah yang
disertai dengan gastroenteritis, vertigo karena sindrom
menieres & labyrinthis, mabuk kendaraan & mual pasca
operasi
Asma dan hipersensitif
Setiap malam 1 tablet. Dosis dapat ditingkatkan sampai 23 tablet tiap malam atau sekali sehari jika dibutuhkan
Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau
menjalankan mesin
Mengantuk, sedasi, penglihatan kabur, disorientasi,
peningkatan TD, ruam kulit, fotosensitivitas
Wadah tertutup rapat
Folavit
Folic Acid
Pertumbuhan janin. Defisiensi asam folat, suplemen saat
hamil dan laktasi, kondisi dimana kebutuhan asam folat
meningkat.
Asma dan hipersensitif
400-500 mcg/hari. Defisiensi asam folat : Awal : 0,25-1

Penggunaan
Perhatian

mg/hari. Dosis pemeliharaan : 0,25 mg/hari (ibu hamil dan


menyusui :0,8 mg/hari). Untuk suplemen diet (pada ibu
hamil) : 0,1-1 mg/hari. Untuk kondisi dimana kebutuhan
asam folat meningkat : 0,5-1 mg/hari.
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Tidak untuk sebagai obat tunggal pada terapi anemia
pernisiosa dan defisiensi vit B12.

Efek Samping
Penyimpanan

Wadah tertutup rapat

Nama Obat

Emineton
Ascorbic acid
60 mg
DL-alpha Tocopherol acetate 5 mg
Folic acid
400 mcg
Ferro fumarate
90 mg
Cupri sulphate
0,35 mg
Cobalt sulphate
0,15 mg
Mangan sulphate
0,05 mg
Piridoxin HCl
3 mg
Cyanocobalamine
5 mcg
Calcium phosphate
60 mg
Mencegah dan mengobati anemia
Dewasa : 1 -2 tablet / hari.
Anak-anak : 1 tablet sehari.
Pada waktu atau sesudah makan (untuk mengurangi iritasi
saluran cerna, meskipun absorpsi Fe menjadi berkurang)
Pemakaian berlebihan dapat menimbulkan gangguan
saluran cerna, berupa diare, gastritis, mual, muntah
Wadah tertutup rapat

Komposisi

Indikasi
K. Idikasi
Dosis
Penggunaan
Perhatian
Efek Samping
Penyimpanan
Nama Obat
Komposisi
Indikasi

K. Idikasi
Dosis

Cygest 200
Progesteron
Terapi untuk pendarahan uterus, disfungsional atau untuk
membantu siklus konsepsi pada fase luteal atau fertilisasi
invitro, abortus yang mengancam kehamilan dengan
riwayat abortus habitualis, sindrom pra-menstruasi
Pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
Per-vag atau per-rektal untuk mendukung luteal 400mg
2x/hari, Sindrom PMS 200mg/hari s/d 400mg 2x/hari,
awali terapi pada hari ke-14 siklus menstruasi & lanjutkan
sampai terjadi menstruasi. Jika gejala pms terjadi pada
saat ovulasi, terapi dimulai pada hari ke-12 siklus
menstruasi

Penggunaan

Perhatian

Efek Samping
Penyimpanan
Nama Obat
Komposisi
Indikasi

K. Idikasi

Dosis

Penggunaan

Perhatian

Efek Samping

Penyimpanan

Berikan perektal jika digunakan metode kontrasepsi


barier, infeksi vagina (terutama moniliasis) atau sisitis
rekuren, atau baru saja melahirkan. Berikan per vag jika
pasien mengalami kolitis atau inkontinensia fekal,
gangguan fungsi hati, hamil
Menstruasi datang lebih awal atau sebaliknya
(terlambat). Tukak GI, diare, kembung, (pada pemberian
rektal)
Wadah tertutup rapat
Farmasal
asetosal 100 mg
Untuk meringankan rasa nyeri seperti : pada sakit kepala,
sakit gigi, sakit waktu menstruasi, sakit otot dan untuk
menurunkan demam.
Penderita tukak lambung
Penderita yang hipersensitif terhadap salisilat, dapat
juga hipersensitif terhadap aspirin
Penderita yang sedang terapi dengan anti-koagulan.
Penderita hemifilia
Kehamilan 3 bulan terakhir.
Sehari, 3 - 4 kali
Usia : 1 - 3 tahun : 1- 2 tablet
3 - 6 tahun : 2 - 3 tablet
6 - 12 tahun : 3 - 5 tablet
Diatas 12 tahun : 6 - 8 tablet
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Hati-hati pemakaian pada wanita hamil dan menyusui
Pemakaian pada orang tua harus hati-hati (dosis
diturunkan ), karena orang tua lebih peka terhadap
efek toksik salisilat, mungkin karena kemunduran
fungsi ginjalnya.
Pemakaian pada anak-anak usia kurang dari 1 tahun
harus menurut petunjuk dokter.
Dianjurkan untuk membatasi penggunaan obat ini
pada anak-anak yang menderita demam.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi
hati dan ginjal.
Agak sering terjadi : mual, muntah, sakit lambung
(iritasi saluran cerna )
Aspirin dapat menginduksi bronkhospasm (asma
alergik)
Pada pemakaian lama dapat menimbulkan pendarahan
lambung, tkak lambung, tinitus dan ketulian.
Wadah tertutup rapat

IV. PERMASALAHAN RESEP


RESEP 1
1. SKRINING ADMINISTRATIF

dr. Iwan Herlambang Spog


SIP : 1234/DU/1990

Pada Resep
No

Uraian

Ada

Tida

Jl. Alamanda no.19 Sleman-Yogyakarta


Yogyakarta, 23/11-13
R/ Opixime 100 mg X
S 2 dd 1
Dansera

S 3 dd 1
Rofiden

XV

S 2 dd 1
Laktafit

XV

S 3 dd 1

k
1 Nama Dokter

2 SIP dokter

3 Alamat dokter

4 Tanggal penulisan resep

5 Paraf / tanda tangan dokter

6 Nama pasien

7 Alamat pasien

8 Umur pasien

9 Jenis kelamin pasien

10 Berat badan

Pro : Ny.ita

11 Nama obat

12 Potensi obat

13 Jumlah yang diminta dokter

14 Petunjuk / aturan pemakaian

Kesimpulan : Resep tersebut (Lengkap/Tidak Lengkap),


karena belum mencantumkan informasi mengenai berat
badan pasien dan potensi obat.

2. KESESUAIAN FARMASETIS
No

Kriteria

Permasalahan

Penanganan

1.

Bentuk Sediaan

2.

Stabilitas

3.

Inkompatibilitas

4.

Cara Pemberian

5.

Dosis

Permasalahan

Penanganan

3. PERTIMBANGAN KLINIS
No

Kriteria

1.

Indikasi

2.

Kontraindikasi

3.

Interaksi

4.

Duplikasi

5.

Alergi

6.

Efek Samping

Opixime kontra indikasi Opixime di ganti


dengan ibu menyusui.
antibiotik lain yaitu
Amoxicillin.
Rofiden tidak boleh untuk Diganti
dengan
ibu menyusui
paracetamol

RESEP 2
dr. Anton Hilman Spog

1. SKRINING ADMINISTRATIF

SIP : 1234/DU/1994
Jl. Pahlawan no 10 Surabaya

Pada Resep
No

Uraian

Ada

Surabaya, 12/11-13

R/ Nufapreg

no VII

S 1 dd 1
Folavit

no XXX

S 1 dd 1
Emineton

no XXX

S 1 dd 1
Cygest 200

no XV

S 1 dd 1
Farmasal
S 1 dd 1

Pro : Ny.yeni
Umur : 25 th

no VII

Tid
ak

1 Nama Dokter

2 SIP dokter

3 Alamat dokter

4 Tanggal penulisan resep

5 Paraf / tanda tangan dokter

6 Nama pasien

7 Alamat pasien
8 Umur pasien

9 Jenis kelamin pasien

10 Berat badan
11 Nama obat

12 Potensi obat

13 Jumlah yang diminta dokter

14 Petunjuk / aturan pemakaian

Kesimpulan : Resep tersebut (Lengkap/Tidak Lengkap),


karena belum mencantumkan informasi mengenai berat
badan pasien dan potensi obat.

2. KESESUAIAN FARMASETIS
No

Kriteria

Permasalahan

Penanganan

1.

Bentuk Sediaan

2.

Stabilitas

3.

Inkompatibilitas

4.

Cara Pemberian

5.

Dosis

Permasalahan

Penanganan

Cygest 200 kontraindikasi


dengan wanita hamil yang
mengalami
pendarahan
yang
tidak
diketahui
penyebabnya
Farmasal
kontraindikasi
dengan wanita hamil

Diganti dengan terapi


farmakologi
yaitu
dengan mengurangi
aktifitas berat

3. PERTIMBANGAN KLINIS
No

Kriteria

1.

Indikasi

2.

Kontraindikasi

3.

Interaksi

4.

Duplikasi

Farmasal
diganti
dengan parasetamol
yang lebih aman
untuk wanita hamil
Farmasal dapat berinteraksi Farmasal
diganti
dengan obat antikoagulan dengan parasetamol
yaitu dapat memperparah
pendarahan
Folavit dan emineton sama- Dipilih emineton dan
sama mengandung asam folavit tidak
folat
diberikan

5.

Alergi

6.

Efek Samping

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. ISO Informasi Spesialite Obat. PT ISFI Jakarta
Anonim. 2010. IONI Informasi Obat Nasional Indonesia. Dirjen POM Depkes RI.
Jakarta
DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta. DepKes RI
Http://bidanku.com/infeksi-saluran-kemih-pada-kehamilan

Anda mungkin juga menyukai